Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PENDAHULUAN

I. KONSEP LANSIA
A. Definisi Lansia
Lansia atau menua adalah suatu keadaan yang terjadi di dalam
kehidupan manusia. Menua merupakan proses sepanjang hidup, tidak
hanya dimulai dari suatu waktu tertentu, tetapi dimulai sejak permulaan
kehidupan. Menjadi tua merupakan proses alamiah, yang berarti
seseorang telah memalui tiga tahap kehidupannya, yaitu anak, dewasa
dan tua. Tiga tahap ini berbeda baik secara biologis, maupun psikologis.
Memasuki usia tua berarti mengalami kemunduran, misalnya
kemunduran fisik, yang ditandai dengan kulit yang mengendur, rambut
memutih, gigi mulai ompong, pendengaran kurang jelas, penglihatan
semakin memburuk, gerakan lambat dan figure tubuh yang tidak
proporsional.(Nasrullah, 2016)
B. Batasan-Batasan Lanjut Usia
Menurut WHO lanjut usia meliputi :
1. Usia pertengahan (middle age)adalah kelompok usia (45-59 tahun)
2. Lanjut usia (eldery) antara (60-74tahun)
3. Lanjut usia (old) antara (75-90 tahun)
4. Usia sangat tua (very old) diatas 90 tahun
Perkembangan manusia dibagi sebagai berikut :
1. Usia 0-1 tahun (masa bayi)
2. Usia 1-6 tahun (masa prasekolah)
3. Usia 6-10 tahun (masa sekolah)
4. Usia 10-20 tahun (masa pubertas)
5. Usia 40-65 tahun (masa setangah umur, prasenium)
6. Usia 65 tahun keatas (masa lanjut usia, senium) (Nasrullah, 2016)
C. Teori-Teori Proses Menua
1. Teori biologi
a. Teori genetic clock
Teori ini menyatakan bahwa proses menua terjadi akibat
adanya program genetic di dalam nuclei. Jam ini berputar
dalam jangka waktu tertentu dan jika ini sudah habis
putarannya maka akan menyebabkan berhentinya proses
miosis.
b. Teori error
Menurut teori ini menua diakibatkan oleh penumpukan
berbagai macam kesalahan sepanjang kehidupan manusia
akibat kesalahan tersebut akan berakibat kerusakan metabolism
yang dapat mengakibatkan kerusakan sel dan fungsi sel secara
perlahan
c. Teori autoimun
Proses menua dapat terjadi akibat perubahan protein pasca
translasi yang dapat mengakibatkan kurangnya kemampuan
system imun tubuh mengenali dirinya sendiri.
d. Teori free radikal
Penuaan dapat terjadi akibat interaksi dari komponen radikal
bebas dalam tubuh manusia. Radikal bebas berupa suproksida.
e. Teori kolagen
Kelebihan usaha dan stress menyebabkan sel tubuh rusak.
Peningkatan jumlah kolagen dalam jaringan menyebabkan
kecepatan kerusakan jaringan dan melambatnya perbaikan sel
jaringan
2. Teori psikologi
a. Activity theory
Penuaan mengakibatkan penurunan jumlah kegiatan secara
langsung
b. Continitas theory
adanya suatu kepribadian berlanjut yang menyebabkan adanya
suatu perilaku yang meningkatkan stress
c. Dissaggement theory
Putusnya hubungan dengan luar seperti dengan masyarakat,
hubungan demngan individu lain
d. Theory stratifikasi usia
Karena orang digolongkan dalam usia tua dan mempercepat
proses penuaan
e. Theory kebutuhan manusia
Orang yang bisa mencapai aktualisasi menurut penelitian 5 %
dan tidak semua mencapai kebutuhan yang sempurna
f. Jung theory
Terdapat tingkatan hidup yang mempunyai tugas dalam
perkembangan kehidupan
g. Cause of human life theory
Seseorang dalam hubungan dengan lingkungan ada tingkat
maksimum
h. Development task theory
Tiap tingkat kehidupan mempunyai tugas perkembangan
sesuai dengan usianya
3. Teori sosiologis
a. Teori interaksi social
Teori ini menjelaskan mengapa lanjut usia bertindak pada
suatu situasi tertentu, yang asa dasar hal-hal yang dihargai
masyarakat
b. Teori aktivitas atau kegiatan
c. Teori kepribadian berlanjut
Dasar kepribadian atau tingkah laku berubah pada lanjut usia.
Teori ini menyatakan bahwa perubahan yang terjadi pada
saeorang lanjut usia sangat dipengaruhi oleh tipe personalitas
yang dimilikinya
d. Teori pembebasan/penarikan diri
Teori ini membahas putusnya pergaulan atau hubungan dengan
masyarakat dan kemunduran individu dengan individu
lainnya(Nasrullah, 2016)
D. Tipe Lanjut Usia
1. Tipe arif bijaksana
Lanjut usia ini kaya dengan hikma, pengalaman, menyesuaikan diri
dengan perubahan zaman, mempunyai kesibukan, bersikap ramah,
rendah hati, sederhana, dermawan, memenuhi undang-undang dan
menjadi panutan
2. Tipe mandiri
Lanjut usia ini senang mengganti kegiatan yang hilang dengan
kegiatan baru, selektif dan mencari pekerjaan dan teman pergaulan,
serta memenuhi undangan
3. Tipe tidak puas
Lanjut usia yang selalu mengalami konflik lahir batin, menentang
proses penuaan yang menyebabkan kehilangan kecantikan,
kehilangan daya tarik jasmani, kehilangan kekuasaan, status, teman
yang disayangi, pemarah, tidak sabar, mudah tersinggung,
menuntut
4. Tipe pasrah
Lanjut usia yang selalu menerima dan menunggu nasib baik,
mempunyai konsep habis, mengikuti kegiatan beribadat, ringan
kaki, pekerjaan apa saja dilakukan
5. Tipe bingung
Lanjut usia yang kagetan, kehilangan kepribadian, mengasingkan
diri, merasa minder, menyesal, pasif dan acuh tak acuh(Nasrullah,
2016)
E. Perubahan Fisik dan Fungsi Akibat Proses Menua
1. Sel
a. Jumlah sel menurun
b. Ukuran sel lebih besar
c. Jumlah sel otak menurun
2. System persyarafan
a. Kurang sensitive terhadap sentuhan
b. Menurun hubungan persyarafan
3. System pendengaran
a. Gangguan pendengaran
b. Tinnitus
c. Vertigo
4. System penglihatan
a. Kornea lebih berbentuk bola
b. Lensa lebih suram
c. Lapang pandang menurun
5. System kardiovaskuler
a. Curah jantung menurun
b. Tekanan darah meninggi
c. Kemampuan jantung memompa darah menurun
6. System pengaturan suhu tubuh
a. Temperature tubuh menurun
b. Lanjut usia akan mengalami kedinginan
c. Keterbatasan reflex menggigil
7. System pernafasan
a. Paru kehilangan elastic
b. Oksigen pada arteri menurun
c. Kemampuan untuk batuk berkurang
8. System pencernaan
a. Kehilangan gigi
b. Indra pengecap berkurang
c. Rasa lapar menurun
9. System reproduksi
a. Vagina mengalami kontraktur
b. Atrofi payudara
c. Atrivi vulva
10. System genitourinaria
a. Kebutuhan seksual menurun
11. System endokrin
a. Hormone reproduksi mengalami penurunan
b. Produksi hampir semua hormone menurun
12. System integument
a. Kulit mengerut
b. Permukaan kulit cenderung kusam
c. Timbul bercak pigmentasi
13. System musculoskeletal
a. Tulang kehilangan densitas
b. Gangguan gaya berjalan
c. Kekakuan jaringan penghubung(Nasrullah, 2016)
F. Perubahan Mental
Di bidang mental atau psikis pada lanjut usia, perubahan dapat
sikap yang semakin egosentrik, mudah curiga, bertambah pelit atau
tamak bila memiliki sesuatu. Yang perlu dimengerti adalah sikap umum
yang ditemukan pada hampir setiap lanjut usia, yakni keinginan
berumur panjang, tenaganya sedapat mungkin dihemat. Mengharapkan
tetap diberi peran dalam masyarakat. Ingin mempertahankan hak dan
hartanya, serta ingin tetap berwibawa. Jika meninggal pun mereka ingin
meninggal secara terhormat dan masuk surge.
Faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan mental :
1. Perubahan fisik
2. Kesehatan umum
3. Tingkat pendidikan
4. Keturunan
5. Lingkungan(Nasrullah, 2016)
G. Perubahan Psikososial
1. Kehilangan financial
2. Kehilangan status
3. Kehilangan teman/kenalan/relasi
4. Kehilangan pekerjaan/kegiatan
5. Merasakan atau sadar terhadap kematian, perubahan cara hidup
6. Kemampuan ekonomi akibat pemberhentian dari jabatan
7. Adanya penyakit kronis dan ketidakmampuan
8. Timbul kesepian akibat pengasingan dari lingkungan social
9. Adanya gangguan saraf panca indra, timbul kebutaan
10. Gangguan gizi akibat kehilangan jabatan
11. Rangkaian kehilangan yaitu kehilanagn hubungan dengan teman
dan family
12. Hilangnya kekuatan dan ketegapan fisik(Nasrullah, 2016)
H. Perubahan Spiritual
1. Agama/kepercayaan semakin terintegrasi dalam kehidupan
2. Lanjut usia semakin matur dalam kehidupan keagamaannya
3. Perkembangan spiritual pada usia 70 tahun , perkembangan yang
dicapai pada tahap ini adalah berpikir dan bertindak dengan
member contoh cara mencintai dan keadilan(Nasrullah, 2016)

II. KONSEP MEDIS


A. Pengertian
Asam urat adalah artritis yang sangat menyakitkan yang disebabkan
oleh penumpukan kristal pada persendian, akibat tingginya kadar asam
urat di dalam tubuh. Sendi-sendi yang di serang terutama adalah jari-jari
kaki, dengkul, tumit, pergelangan tangan, jari tangan dan siku.Selain nyeri,
penyakit asam urat juga dapat membuat persendian membengkak,
meradang, panas dan kaku (Nurhayati, 2018).
Asam urat adalah penyakit dimana terjadinya penumpukan asam urat
dalam tubuh secara berlebih, baik akibat produksi yang meningkat,
pembuangan melalui ginjal yang menurun atau akibat peningkatan asupan
makanan tinggi purin (Fitriani et al., 2021)
Asam urat merupakan hasil dari sisa pengahancuran purin, dimana
sumber utama purin dalam tubuh berasal dari makanan dan dari hasil
metabolisme DNA tubuh. Purin berasal dari makanan merupakan hasil
dari pemecahan nukleoprotein makanan yang dilakukan oleh dinding
saluran cerna. Sehingga peningkatan kadar asam urat darah diakibatkan
oleh seseorang mengkonsumsi makanan yang mengandung tinggi purin
(Sueni et al., 2021).
B. Klasifikasi
1. Gout Arthritis Akut
Gout Arthritis Akut biasanya bersifat Monoartikular dan
ditemukan pada sendi MTP ibu jari kaki, pergelangan kaki dan jari
tangan. Nyeri sendi hebat yang terjadi mendadak merupakan ciri khas
yang ditemukan pada Gout Arthritis Akut. Biasanya, sendi yang
terkena tampak merah, licin, dan bengkak. Klien juga menderita
demam dan jumlah sel darah putih meningkat. Serangan Akut dapat
diakibatkan oleh tindakan pembedahan, trauma lokal, obat, alkohol
dan stres emosional serangan Gout Arthritis Akut biasanya dapat
sembuh sendiri. Sebagian besar gejala serangan Akut akan berulang
setelah 10-14 hari walaupun tanpa pengobatan.
Perkembangan serangan Gout Arthritis Akut biasanya
merupakan kelanjutan dari suatu rangkaian kejadian. Pertama,
biasanya terdapat Supersaturasi Urat dalam plasma dan cairan tubuh.
Hal ini diikuti dengan pengendapan Kristal Asam Urat. Serangan Gout
Artritis yang berulang juga dapat merupakan kelanjutan trauma lokal
atau ruptur Tofi (endapan natrium urat). Kristalisasi dan endapan
Asam Urat merangsang serangan Gout Arthritis. Kristal Asam Urat ini
merangsang respon fagositosis oleh leukosit dan saat leukosit
memakan Kristal Urat tersebut, makarespon mekanisme peradangan
lain akan terangsang. Respon peradangan dipengaruhi oleh letak dan
besar endapan Kristal Asam Urat. Reaksi peradangan yang terjadi
merupakan proses yang berkembang dan memperbesar akibat endapan
tambahan Kristal dari serum. Periode tenang antara serangan Gout
Arthritis Akut dikenal dengan nama Gout Interkritikal.
2. Gout Arthritis Kronik
Serangan Gout Arthritis Akut yang berulang dapat menyebabkan
Gout Arthritis Kronis yang bersifat Poliartikular. Erosi sendi akibat
Gout Arthitis Kronis menyebabkan nyeri kronis, kaku dan Deformitas.
Akibat adanya Kristal Urat, maka terjadi peradangan Kronis. Sendi
yang membengkak akibat Gout Arthritis Kronis seringkali membesar
dan membentuk Nodular. Serangan Gout Arthritis Akut dapat terjadi
secara simultan disertai dengan gejala Gout Arthritis Kronis. Pada
Gout Arthritis Kronis sering kali ditemukan Tofi. Tofi merupakan
kumpulan Kristal Urat pada jaringan lunak. Tofi dapat ditemukan di
bursa olecranon, tendon achilles, permukaan ekstensor dari lengan
bawah, bursa infrapatella dan helix telinga

C. Etiologi
Berdasarkan penyebabnya, penyakit asam urat digolongkan menjadi 2,
yaitu:
1. Gout Primer
Penyebab kebanyakan belum diketahui (idiopatik). Hal ini diduga
berkaitan dengan kombinasi faktor genetik dan faktor hormonal yang
menyebabkan gangguan metabolisme yang dapat mengakibatkan
meningkatnya produksi asam urat. Hiperurisemia atau berkurangnya
pengeluaran asam urat dari tubuh dikatakan dapat menyebabkan
terjadinya gout primer. Hiperurisemia primer adalah kelainan
molekular yang masih belum jelas diketahui.
2. Gout sekunder
Gout sekunder dibagi menjadi beberapa kelompok yaitu kelainan yang
menyebabkan peningkatan biosintesis de novo, kelainan yang
menyebabkan peningkatan degradasi ATP atau pemecahan asam
nukleat dan kelainan yang menyebabkan sekresi menurun.
Hiperurisemia sekunder karena peningkatan biosintesis de novo terdiri
dari kelainan karena kekurangan menyeluruh enzim HPRT pada
syndome Lesh-Nyhan, kekurangan enzim glukosa-6 phosphate pada
glycogen storage disease dan kelainan karena kekurangan enzim
fructose-1 phosphate aldolase melalui glikolisis anaerob.
Hiperurisemia sekunder karena produksi berlebih dapat disebabkan
karena keadaan yang menyebabkan peningkatan pemecahan ATP atau
pemecahan asam nukleat dari dari intisel. Peningkatan pemecahan
ATP akan membentuk AMP dan berlanjut membentuk IMP atau
purine nucleotide dalam metabolism purin, sedangkan hiperurisemia
akibat penurunan ekskresi dikelompokkan dalam beberapa kelompok
yaitu karena penurunan masa ginjal, penurunan filtrasi glomerulus,
penurunan fractional uric acid clearence dan pemakaian obat-obatan.

D. Patofisiologi
Dalam keadaan normal, kadar asam urat di dalam darah pada pria dewasa
kurang dari 7 mg/dl dan pada wanita kurang dari 6 mg/dl. Dan apabila
konsentrasi kadar asam urat dalam serum lebih besar dari 7,0 mg/dl dapat
menyebabkan penumpukan kristal monosodium. Serangan Artritis Gout
tampaknya berhubungan dengan peningkatan atau penurunan secara
mendadak kadar asam urat dalam serum. Jika kristal asam urat mengendap
dalam sendi, akan terjadi respons inflamasi dan diteruskan dengan
terjadinya serangan Artritis Gout. Dengan adanya serangan yang berulang-
ulang, penumpukan kristal monosodium urat yang dinamakan tofi akan
mengendap dibagian perifer tubuh seperti ibu jari kaki, tangan dan telinga.
Akibat penumpukan asam urat yang terjadi secara sekunder dapat
menimbulkan Nefrolitiasis urat (batu ginjal) dengan disertai penyakit
ginjal kronis. Gambaran kristal urat dalam cairan sinovial sendi yang
asimtomatik, menunjukkan bahwa faktor-faktor non-kristal mungkin
berhubungan dengan reaksi inflamasi. Kristal monosodium urat yang
ditemukan tersalut dengan immunoglobulin yang terutama berupa 1gG.
Dimana IgG akan meningkatkan fagositosis kristal dan dengan demikian
dapat memperlihatkan aktifitas imunologik (Putri & Lucia Firsty Puspita
Krishna, 2021).

E. Tanda dan gejala


Gout arthritis terjadi dalam empat tahap. Tidak semua kasus berkembang
menjadi tahap akhir. Perjalanan penyakit asam urat mempunyai 4 tahapan,
yaitu:
1. Tahap 1
Serangan pertama biasanya terjadi antara umur 40-60 tahun pada
lakilaki, dan setelah 60 tahun pada perempuan. Onset sebelum 25
tahun merupakan bentuk tidak lazim gout artritis, yang mungkin
merupakan manifestasi adanya gangguan enzimatik spesifik, penyakit
ginjal atau penggunaan siklosporin. Pada 85-90% kasus, serangan
berupa arthritis monoartikuler dengan predileksi MTP-1 yang biasa
disebut podagra. Gejala yang muncul sangat khas, yaitu radang sendi
yang sangat akut dan timbul sangat cepat dalam waktu singkat. Pasien
tidur tanpa ada gejala apapun, kemudian bangun tidur terasa sakit yang
hebat dan tidak dapat berjalan. Keluhan monoartikuler berupa nyeri,
bengkak, merah dan hangat, disertai keluhan sistemik berupa demam,
menggigil dan merasa lelah, disertai lekositosis dan peningkatan endap
darah. Sedangkan gambaran radiologis hanya didapatkan
pembengkakan pada jaringan lunak periartikuler. Keluhan cepat
membaik setelah beberapa jam bahkan tanpa terapi sekalipun. Pada
perjalanan penyakit selanjutnya, terutama jika tanpa terapi yang
adekuat, serangan dapat mengenai sendi-sendi yang lain seperti
pergelangan tangan/kaki, jari tangan/kaki, lutut dan siku, atau bahkan
beberapa sendi sekaligus. Serangan menjadi lebih lama durasinya,
dengan interval serangan yang lebih singkat, dan masa penyembuhan
yang lama
2. Tahap 2
Pada tahap ini penderita dalam keadaan sehat selama rentang waktu
tertentu. Rentang waktu setiap penderita berbeda-beda. Dari rentang
waktu 1- 10 tahun. Namun rata-rata rentang waktunya antara 1-2
tahun. Panjangnya rentang waktu pada tahap ini menyebabkan
seseorang lupa bahwa dirinya pernah menderita serangan gout arthritis
akut. Atau menyangka serangan pertama kali yang dialami tidak ada
hubungannya dengan penyakit gout arthritis.
3. Tahap 3
Setelah melewati masa Gout Interkritikal selama bertahun-tahun tanpa
gejala, maka penderita akan memasuki tahap ini yang ditandai dengan
serangan artritis yang khas seperti diatas. Selanjutnya penderita akan
sering mendapat serangan (kambuh) yang jarak antara serangan yang
satu dengan serangan berikutnya makin lama makin rapat dan lama
serangan makin lama makin panjang, dan jumlah sendi yang terserang
makin banyak. Misalnya seseorang yang semula hanya kambuh setiap
setahun sekali, namun bila tidak berobat dengan benar dan teratur,
maka serangan akan makin sering terjadi biasanya tiap 6 bulan, tiap 3
bulan dan seterusnya, hingga pada suatu saat penderita akan mendapat
serangan setiap hari dan semakin banyak sendi yang terserang
4. Tahap 4
Tahap ini terjadi bila penderita telah menderita sakit selama 10 tahun
atau lebih. Pada tahap ini akan terbentuk benjolan-benjolan disekitar
sendi yang sering meradang yang disebut sebagai Thopi. Thopi ini
berupa benjolan keras yang berisi serbuk seperti kapur yang
merupakan deposit dari kristal monosodium urat. Thopi ini akan
mengakibatkan kerusakan pada sendi dan tulang disekitarnya. Bila
ukuran thopi semakin besar dan banyak akan mengakibatkan penderita
tidak dapat menggunakan sepatu lagi

F. Pemeriksaan penunjang
Menurut Putri & Lucia Firsty Puspita Krishna (2021) Pemeriksaan
diagnostik yang dapat dilakukan untuk Artritis Gout adalah :
1. Pemeriksaan cairan sendi
2. Ekskresi (keluarnya) kadar asam urat dalam urin 24 jam
3. Pemeriksaan dengan rontgen
4. Kadar Artritis Gout darah (Serum)
G. Komplikasi
Komplikasi dari gout arthritis meliputi severe degenerative arthritis,
infeksi sekunder, batu ginjal dan fraktur pada sendi. Sitokin, kemokin,
protease, dan oksidan yang berperan dalam proses inflamasi akut juga
berperan pada proses inflamasi kronis sehingga menyebabkan sinovitis
kronis, dekstruksi kartilago, dan erosi tulang. Kristal monosodium urat
dapat mengaktifkan kondrosit untuk mengeluarkan Interleukin-1,
merangsang sintesis nitric oxide dan matriks metaloproteinase yang
nantinya menyebabkan dekstruksi kartilago. Kristal monosodium urat
mengaktivasi osteoblas sehingga mengeluarkan sitokin dan menurunkan
fungsi anabolik yang nantinya berkontribusi terhadap kerusakan juxta
artikular tulang. gout arthritis telah lama diasosiasikan dengan peningkatan
resiko terjadinya batu ginjal. Penderita dengan gout arthritis membentuk
batu ginjal karena urin memilki pH rendah yang mendukung terjadinya
asam urat yang tidak terlarut

H. Penatalsanaan
Secara umum, penanganan gout artritis adalah memberikan edukasi,
pengaturan diet, istirahat sendi dan pengobatan. Pengobatan dilakukan
secara dini agar tidak terjadi kerusakan sendi ataupun komplikasi lain.
Pengobatan gout arthritis akut bertujuan menghilangkan keluhan nyeri
sendi dan 14 peradangan dengan obat-obat, antara lain: kolkisin, obat
antiinflamasi nonsteroid (OAINS), kortikosteroid atau hormon ACTH.
Obat penurun gout arthritis seperti alupurinol atau obat urikosurik tidak
dapat diberikan pada stadium akut. Namun, pada pasien yang secara rutin
telah mengkonsumsi obat penurun gout arthritis, sebaiknya tetap
diberikan. Pada stadium interkritik dan menahun, tujuan pengobatan
adalah menurunkan kadar asam urat, sampai kadar normal, guna mencegah
kekambuhan. Penurunan kadar asam urat dilakukan dengan pemberian diet
rendah purin dan pemakaian obat alupurinol bersama obat urikosurik yang
lain.
III. KONSEP KEPERAWATAN
A. Pengkajian
1. Anamnesa
a. Identitas diri pasien dan penanggung jawab
Yang terdiri dari nama pasien, umur, jenis kelamin, agama dan
lain-lain
b. Keluhan utama
Keluhan utama pada masalah hipertensi yaitu nyeri pada lutut atau
kaki.
1) Proboking insiden : apa ada peristiwa faktor nyeri
2) Quality of pain : bagaimana rasanya nyeri saat dirasakan
pasien. Apakah panas, berdenyut / menusuk
3) Region Radiation of pain : apakah sakitbisa reda dalam
sekejap, apa terasa sakit menjalar, dan dimana posisi sakitnya.
4) Severity/scale of pain : seberapa jauh rasa nyeri yang dirasakan
pasien berdasarkan skala nyeri
5) Time : berapakah waktu nyeri berlangsung, apa bertambah
buruk pada waktu malam hari atau pagi hari.
2. Riwayat Kesehatan
a. Riwayat Kesehatan sekarang
Pengkajian yang mendukung keluhan utama dengan memberikan
pertanyaan tentang kronologi keluhan utama. Keluhan lain yang
menyerta biasanya : nyeri pada lutut seperti tertusuk-tusuk,
bengkak, susah melakukan aktivitas.
b. Riwayat Kesehatan Dahulu
Kaji adanya riwayat penyakit hipertensi ,penyakit jantung,
penyakit ginjal, diabetes, stroke. Penting untuk mengkaji mengenai
riwayat pemakaian obat-obatan masa lalu dan adanya riwayat
alergi terhadap jenis obat.
c. Riwayat Kesehatan Keluarga
Adakah penyakit yang diderita oleh anggota keluarga yang lalu
yang mungkin ada hubungannya dengan penyakit klien
sekarang yaitu riwayat keluarga dengan asam urat.
3. Pemeriksaan Fisik
4. Pemeriksaan Pola Fungsi Kesehatan
5. Sosial Ekonomi
6. Spritual
7. Psikososial
B. Diagnosa Keperawatan
C. Intervensi
D. Implementasi
E. Evaluasi
DAFTAR PUSTAKA

Fitriani, R., Azzahri, L. M., & Nurman, M. (2021). Hubungan Pola Makan
Dengan Kadar Asam Urat (Gout Artritis) Pada Usia Dewasa 35-49 Tahun.
Jurnal Ners, 5(1), 20–27.
http://journal.universitaspahlawan.ac.id/index.php/ners
Nasrullah, D. (2016). Buku Ajar Keperawatan Gerontik. CV.TRANS INFO
MEDIA.
Nurhayati. (2018). Hubungan Pola Makan Dengan Terjadinya Penyakit Gout
(Asam Urat) Di Desa Limran Kelurahan Pantoloan Boya Kecamatan Taweli.
Kesmas, 7(6).
Putri, M. A., & Lucia Firsty Puspita Krishna. (2021). Asuhan Keperawatan
Keluarga Dengan Artritis Gout. Buletin Kesehatan, 5(1), 31–43.
https://akper-pasarrebo.e-journal.id/nurs/article/view/54
Sueni, Haniarti, & Rusman, A. D. P. (2021). Analisis Penyebab Faktor Resiko
terhadap Peningkatan Penderita Gout (Asam Urat) di Wilayah Kerja
Puskesmas Suppa Kecamatan Suppa Kabupaten Pinrang. Jurnal Ilmiah
Manusia Dan Kesehatan, 4(1), 1–9.

Anda mungkin juga menyukai