Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PENDAHULUAN

HARGA DIRI RENDAH

Disusun Dalam Rangka Memenuhi Tugas


State Keperawatan Jiwa

Disusun Oleh :
NURUL AENA ROSTAM
A1C121017

PRESEPTOR LAHAN PRESEPTOR INSTITUSI

(……………...……………) (…..…………………...…....)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS


FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
UNIVERSITAS MEGAREZKY
MAKASSAR
2022
A. KASUS ( MASALAH UTAMA)
Harga diri rendah
B. PROSES TERJADINYA MASALAH
1. Pengertian
Harga diri rendah merupakan perasaan negatif terhadap diri sendiri
termasuk kehilangan rasa percaya diri, tidak berharga, tidak berguna, pesimis,
tidak ada harapan dan putus asa (Stuart g.w, 2019)..

Harga diri rendah adalah perasaan tidak berharga, tidak berarti dan rendah
diri yang berkepanjangan akibat evaluasi yang negatif terhadap diri sendiri dan
kemampuan diri. Adanya perasaan hilang percaya diri, merasa gagal karena tidak
mampu mencapai keinginan sesuai ideal diri ( Stuart g.w, 2019)..

2. Etiologi
Harga diri rendah disebabkan karena adanya koping individu yang tidak
efektif akibat adanya kurang umpan balik positif, kurangnya system pendukung
kemunduran perkembangan ego, pengulangan umpan balik yang negative,
difungsi system keluarga serta terinfeksi pada tahap perkembangan awal
(Dermawan, D., & Rusdi. 2020).

Harga diri rendah muncul saat lingkungan cenderung mengucilkan dan


menuntut lebih dari kemampuannya.

a. Faktor Predisposisi
1) faktor Biologis
a) Kerusakan lobus frontal
b) Kerusakan hipotalamus
c) Kerusakan system limbic
d) Kerusakan neurotransmitter
2) Faktor psikologis
a) Penolakan orang tua
b) Harapan orang tua tidak realistis
c) Orang tua yang tidak percaya pada anak
d) Tekanan teman sebaya
e) Kurang reward system
f) Dampak penyakit kronik
3) Faktor sosial
a) Kemiskinan
b) Terisolasi dari lingkungan
c) Interaksi kurang baik dalam keluarga
4) Faktor Kultural
a) Tuntutan peran
b) Perubahan kultur
Faktor predisposisi terjadinya harga diri rendah adalah penolakan
orang tua yang tidak realistis, kegagalan berulang kali, kurang
mempunyai tanggu jawab personal, ketergantungan pada orang lain,
ideal diri yang tidak realistis.
b. Faktor Presipitasi
Adalah kehilangan bagian tubuh, perubahan penampilan/bentuk
tubuh, kegagalan atau produktivitas yang menurun. Secara umum gangguan
konsep diri harga diri rendah ini dapat terjadi secara situasional atau kronik.
Secara situasional misalnya karena trauma yang muncul secara tiba-tiba
misalnya harus di operasi, kecelakaan, pemerkosaan atau dipenjara
termasuk dirawat di rumah sakit bias menyebabkan harga diri rendah di
sebabkan karena penyakit fisik atau pemasangan alat bantu yang membuat
klien tidak nyaman. Penyebab lainnya adalah harapan fungsi tubuh yang
tidak tercapai serta perlakuan petugas kesehatan yang kurang menghargai
klien dan keluarga
3. Tanda dan Gejala
a) Perasaan malu terhadap diri sendiri akibat penyakit dan akibat tindakan
terhadap penyakit
b) Rasa bersalah terhadap diri sendiri
c) Merendahkan martabat
d) Percaya diri kurang
e) Ekspresi malu atau merasa bersalah dan khawatir, menolak diri sendiri
f) Perasaan tidak mampu
g) Pandangan hidup yang pesimitis
h) Tidak berani menatap lawan bicara
i) Lebih banyak mengamuk
j) Penolakan terhadap kemampuan diri
k) Kurang memperhatiakan perawatan diri
(Lilik & Azizah dkk, 2019).
4. Rentang respon HDR
Individu dengan kepribadian sehat akan terdapat citra tubuh yang
positif/sesuai, ideal diri yang realistic, konsep diri positif, harga diri tinggi,
penampilan peran yang memuaskan dan identitas yang jelas.

Respons Respons

Adaptif Maladaptif

Akualisasi Konsep diri Harga diri Keracunan depersonalisasi


positif
diri identitas

Keterangan :

1. Respon adaptif adalah respon yang dihadapi klien bila klien menghadapi
suatu masalah dapat menyelesaikannya secara baik antara lain :
a. Aktualisasi diri
b. Konsep diri positif
2. Respon mal-adaptif individu akan sukses dalam menghadapi masalah.
Respon maladaptive gangguan konsep diri adalah :

a. Harga diri rendah


b. Kekacauan identitas
c. Depersonalisasi (tidak mengenal diri)
(Amin Huda dkk, 2019)
C. POHON MASALAH

Risiko isolasi social :


menarik diri Resiko perilaku
kekerasan

Gangguan konsep diri :

 Harga diri rendah : kronis


 Gangguan citra tubuh
 Penampilan peran

Koping keluarga tak efektif

D. DIAGNOSIS KEPERAWATAN
1. Gangguan konsep diri: harga diri rendah
2. Isolasi sosial: menarik diri
3. Koping individu tidak efektif

E. RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN

No Pasien Keluarga
SP1P SP1K
1 Identifikasi kemampuan melakukan Diskusikan masalah yang diasakan dalam
kegiatan dan aspek positif pasien (buat merawat pasien
daftar kegiatan)
2 Bantu pasien menilai kegiatan yang Jelaskan pengertian, tanda & gejala, dan
dapat dilakukan saat ini (pilih dari proses terjadinya harga diri rendah
daftar kegiatan): buat daftar kegiatan (gunakan booklet)
yang dapat dilakukan saat ini
3 Bantu pasien memilih salah satu Diskusikan kemampuan atau aspek positif
kegiatan yang dapat dilakukan saat ini
pasien yang pernah dimiliki sebelum dan
untuk dilatih setelah sakit
4 Latih kegiatan yang dipilih (alat dan
Jelaskan cara merawat harga diri rendah
cara melakukannya) terutama memberikan pujin semua hal
yang positf pada pasien
5 Masukkan pada jadwal kegiatan untuk Latih keluarga memberi tanggung jawab
latihan dua kali/ hari kegiatan pertama yang dipilih pasien:
bombing dan beri pujian
6 Anjurkan membantu pasien sesuai jadwal
dan memberikan pujian
SPIIp SPIIk
1 Evaluasi kegiatan pertama yang telah Evaluasi kegiatan keluarga dalam
dilatih dan berikan pujian membimbing pasien melaksanakan
kegiatan pertama yang dipilih dan dilatih
pasien. Beri pujian
2 Bantu pasien memilih kegiatan kedua Bersama keluarga melatih pasien dalam
yang akan dilatih melakukan kegiatan kedua yang diilih
pasien
3 Latih kegiatan kedua (alat dan cara) Anjurkan membantu pasien sesuai jadwal
dan memberi pujian
4 Masukkan pada jadwal kegiatan untuk
latihan: dua kegiatan masng-masing dua
kali/ hari
SPIIIp SPIIIk
1 Evaluasi kegiatan pertama dan kedua Evaluasi kegiatan keluarga dalam
yang telah dilatih dan berikan pujian membimbing pasien melaksanakan
kegiatan petama dan kedua yang telah
dilatih. Beri pujian
2 Bantu pasien memilih kegiatan ketiga Bersama keluarga melatih pasien
yang akan dilatih melakukan kegiatan ketiga yang dipilih
3 Latih kegiatan kedua (alat dan cara) Anjurkan membantu pasien sesuai jadwal
dan berikan pujian
4 Masukkan pada jadwal kegiatan untuk
latihan: tiga kegiatan, masing-masing
dua kali/ hari
SPIVp SPIVk
1 Evaluasi kegiatan pertama, kedua, dan Evaluasi kegiatan keluarga dalam
ketiga yang telah dilatih dan berikan membimbing pasien melaksanakan
pujin kegiatan pertama, kedua dan ketiga. Beri
pujian
2 Bantu pasien memilih kegiatan keempat Bersama keluarga melatih pasien
yang akan dilatih melakukan kegiatan keempat yang dipilih
rujukan
3 Latih kegiatan keempat (alat dan cara) Jelaskan follow up ke RSJ/ PKM, tanda
kambuh
4 Masukkan pada jadwal kegiatan untuk Anjurkan membantu pasien sesuai jadwal
latihan: empat kegiatan masing-masing dan memberikan pujian
dua kali/ hari
SPVp SPVk
1 Evaluasi kegiatan latihan dan berikan Evaluasi kegiatan dalam membimbing
pujian pasien melakukan kegiatan yang dipilih
oleh pasien. Beri pujian
2 Latih kegiatan dilanjutkan sampai tak Nilai kemampuan keluarga
terhingga
3 Nilai kemampuan yang telah mandiri Nilai kemampuan keluarga membimbing
pasien melakukan kontol ke RSJ/ PKM
4 Nilai apakah harga diri pasien
meningkat
DAFTAR PUSTAKA

Amin Huda Nur Arif & Hardhi Kusuma.(2019).Aplikasi Askep Berdasarkan Diagnosa Medis
dan Nanda Nic Noc Edisi 2.Jogjakarta : Media Action.
Dermawan, D., & Rusdi. (2020). Keperawatan Jiwa; Konsep dan Kerangka Kerja Asuhan
Keperawatan Jiwa. Yogyakarta: Gosyen Publishin
Lilik M, Azizah, dkk. (2019). Buku Ajar Keperawatan Kesehatan Jiwa -Teori dan Aplikasi
Praktik Klinik. Yokyakarta : Indomedia Pustaka
Stuart g.w. (2019). Buku Saku Keperawatan Jiwa Edisi 5. Jakarta :EGC
Yusuf,Ah, Fitryani, R dan Nihayati, H.E (2018). Buku Ajar Keperawatan Kesehatan Jiwa.
Jakaerta: Salemba Medika

Anda mungkin juga menyukai