Disusun oleh:
Nesi Heryani
NIM: KHGD21025
2021
ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA KLIEN DENGAN
A. Pengertian
Harga diri rendah adalah perasaan tidak berharga, tidak berarti dan rendah
diri yang berkepanjangan akibat evaluasi yang negatif terhadap diri sendiri
dan kemampuan diri. Adanya perasaan hilang percaya diri, merasa gagal
karena karena tidak mampu mencapai keinginan sesuai ideal diri (Keliat,
2001). Sedangkan menurut Stuart dan Sundeen, 2005, harga diri rendah adalah
menolak dirinya sebagai sesuatu yang berharga dan tidak dapat
bertanggungjawab pada kehidupannya sendiri.
Proses terjadinya harga diri rendah dijelaskan oleh Stuart dan Lariaa
(2008) dalam konsp stress adaptasi yang terdiri dari faktor predisposisi dan
presipitasi.
1. Faktor predisposisi
a. Biologis
Faktor heriditer (keturunan) adanya riwayat anggota keluarga yang
mengalami gangguan jiwa ,riwayat penyakit kronis atau tarauma kepala
b. Psikologis
c. Sosial Budaya
2. Faktor Presipitasi
Gangguan harga diri dapat terjadi secara situasional, maturasional dan kronik,
yang dijelaskan sebagai berikut:
3. Kronik, yaitu perasaan negatif terhadap diri telah berlangsung lama. Pada
pasien yang dirawat yang mempunyai cara berpikir yang negatif kejadian sakit
dan dirawat akan menambah persepsi negatif terhadap dirinya. Kondisi ini
mengakibatkan respons yang maladaptif, kondisi ini dapat ditemukan pada
pasien gangguan fisik yang kronis atau pada pasien gangguan jiwa.
2. Data Objektif
a. Penurunan prodiktivitas, pasien lebih banyak berdiam diri tanpa
melakukan kegiataan apapun.
b. Tidak berani menatap lawan bicara
c. Lebih banyak menundukan kepala saat berinteraksi
d. Mengespresikan tidak berdaya dan tidak berguna
e. Kurang memperhatikan perawatan diri
f. Perilaku distruktif pada diri sendiri
g. Menarik diri dari hubungan sosial
h. Menunjukkan tanda depresi (sukar tidur dan sukar makan)
D. Diagnosa Keperawatan
b. Tindakan Keperawatan
1) Diskusi dengan keluarga kemampuan yang dimiliki pasien.
2) Anjurkan memotivasi pasien agar menunjukkan kemampuan yang
dimiliki.
3) Anjurkan keluarga untuk memotivasi pasien dalam melakukan
kegiatan yang sudah dilatihkan pasien dengan perawat.
4) Ajarkan keluarga cara mengamati perkembangan perubahan
perilaku pasien.
2) Evaluasi
3) Kontrak
“Bapak, saya bertugas disini untuk merawat Bapak dari hari Senin
sampai Sabtu mulai dari jam 08.00 sampai dengan 14.00 apabila dinas
pagi, dan juga dari jam 14.00-20.00 WIB apabila dinas sore, saya
harap selama saya merawat Bapak, saya dapat memberikan pelayanan
yang terbaik.”
b. Kerja
“Bapak, tadi sudah menyebutkan nama Bapak, lalu berapa umur Bapak
sekarang?”
“Wah bagus sekali Bapak bisa menyapu, Bapak harus rutin melakukan
semua itu ya. Pagi setelah bangun tidur harus merapikan tempat tidur,
menyapu dan mencuci piring setelah makan ya!”
c. Terminasi
1) Mengakhiri kontrak
“Sekarang Bapak bisa istirahat. Kalau nanti ada yang mau diceritakan
atau ditanyakan, Bapak bisa sampaikan saat bertemu lagi dengan
saya.”
2) Evaluasi
“Bagaimana perasaan Bapak saat ini?”
3) Kontrak
b. Kerja
“Pada pertemuan sebelumnya, kita telah membahas tentang
kegiatan/kemampuan yang Bapak kerjakan atau miliki. Bapak bisa
menyapu, namun terkadang Bapak tidak mau menyapu, namun bapak
harus terus berlatih agar rutin menyapu”.
Nah, selain menyapu apakah ada kegiatan/ kemampuan lain yang
masih dapat dikerjakan di rumah sakit?”
“Bagus sekali Bapak, apakah setiap pagi Bapak membersihkan
tempat tidur?”
Bapak seharusnya setiap pagi harus mau menyapu, merapikan
tempat tidur dan mencuci piring setelah makan. Apakah Bapak mau?”
“Bagus sekali kalau Bapak mau mencoba, nanti saya kenalkan
dengan teman saya. Apakah Bapak bersedia?”
c. Terminasi
1) Mengakhiri kontrak
2) Evaluasi
Subjektif : “Bagaimana perasaan Bapak setelah kita
mengobroltadi?”
Objektif : Klien mau menjawab pertanyaan perawat dan
kontak mata mulai bagus. Klien juga mau berbicara dengan
perawat.
3) Rencana tindak lanjut