Anda di halaman 1dari 5

HARGA DIRI SENDIRI

A. Definisi
Menurut Nanda (2015), harga diri rendah adalah berkembangnya persepsi diri yang
negatif dalam berespon terhadap situasi yang sedang terjadi.
Sedangkam menurut CMHN (2016), harga diri rendah adalah perasaan tidak berharga,
tidak berarti dan rendah diri yang berkepanjangan akibat evaluasi negatif terhadap diri
sendiri dan kemampuan diri. Harga diri rendah adalah suatu kondisi dimana individu
menilai dirinya atau kemampuan dirinya negatif atau suatu perasaan menganggap dirinya
sebagai seseorang yang tidak berharga dan tidak dapat bertanggung jawab atas
kehidupannya sendiri.

B. Penyebab
Proses terjadinya harga diri rendah dijelaskan oleh Stuarat dan Laraia (2008) dalam
konsep stress adapatasi yang teridiri dari faktor predisposisi dan presipitasi.
1. Faktor Predisposisi yang menyebabkan timbulnya harga diri rendah meliputi:
a. Biologis
Faktor heriditer (keturunan) seperti adanya riwayat anggota keluarga yang mengalami
gangguan jiwa Selain itu adanya riwayat penyakit kronis atau trauma kepala merupakan
merupakan salah satu faktor penyebab gangguan jiwa
b. Psikologis
Masalah psikologis yang dapat menyebabkan timbulnya harga diri rendah adalah
pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan, penolakan dari lingkungan dan orang
terdekat serta harapan yang tidak realistis
c. Faktor Sosial Budaya
Pengaruh sosial budaya yang dapat menimbulkan harga diri rendah adalah adanya
penilaian negatif dari lingkungan terhadap klien, sosial ekonomi rendah, pendidikan yang
rendah serta adanya riwayat penolakan lingkungan pada tahap tumbuh kembang anak.

2. FaktorPresipitasi
Faktor presipitasi yang menimbulkan harga diri rendah antara lain:
Riwayat trauma seperti adanya penganiayaan seksual dan pengalaman psikologis yang
tidak menyenangkan, menyaksikan peristiwa yang mengancam kehidupan, menjadi
pelaku, korban maupun saksi dari perilaku kekerasan.
Ketegangan peran :Ketegangan peran dapat disebabkan karena
a. Transisi peran perkembangan
b. Transisi peran situasi
c. Transisi peran sehat-sakit
C. Tanda dan Gejala
Data subjectif:
1. Perasaan malu terhadap diri sendiri akibat penyakit dan akibat tindakan terhadap
penyakit
2. Rasa bersalah terhadap diri sendiri
3. Merendahkan martabat diri sendiri
4. Percaya diri kurang
5. Ekspresi malu atau merasa bersalah dan khawatir,menolak diri sendiri
6. Perasaan tidak mampu.
7. Tidak berani menatap lawan bicara.
8. Pandangan hidup yang pesimistis.
9. Lebih banyak menunduk
10. Penolakan terhadap kemampuan diri.
11. Kurang memperhatikan perawatan diri

Data objectif :

2. Data Obyektif

1. Produktivitas menjadi menurun.

2. Perilaku distruktif yang terjadi pada diri sendiri dan orang lain.

3. Penyalahgunaan suatu zat.

4. Tindakan menarik diri dari hubungan sosial.

5. Mengungkapkan perasaan bersalah dan malu.

6. Muncul tanda depresi seperti sukar tidur dan makan.

7. Gampang tersinggung dan mudah marah.

D. Rentang Respon
Tindakan keperawatan

Pengkajian

Harga diri

Faktor predisposisi

a. Penolakan.

b. Kurang penghargaan.

c. Pola asuh overprotektif, otoriter, tidak konsisten, terlalu dituruti, terlalu dituntut.

d. Persaingan antara keluarga.

e. Kesalahan dan kegagalan berulang.

f. Tidak mampu mencapai standar.

Faktor Presipitasi

1. Trauma.

2. Ketegangan peran.

3. Transisi peran perkembangan.

4. Transisi peran situasi.

5. Transisi peran sehat-sakit.

Perilaku

a. Mengkritik diri sendiri/orang lain.

b. Produktivitas menurun.

c. Gangguan berhubungan.

d. Merasa diri paling penting.

e. Destruktif pada orang lain.

f. Merasa tidak mampu.

g. Merasa bersalah dan khawatir.

h. Mudah tersinggung/marah.
i. Perasaan negatif terhadap tubuh.

j. Ketegangan peran.

k. Pesimis menghadapi hidup.

l. Keluhan fisik.

m. Penolakan kemampuan diri.

n. Pandangan hidup bertentangan.

o. Destruktif terhadap diri.

p. Menarik diri secara sosial.

q. Penyalahgunaan zat.

r. Menarik diri dari realitas.

Tindakan keperawatan

a. Mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang masih dimiliki pasien.

1) Mendiskusikan bahwa pasien masih memiliki sejumlah kemampuan dan aspek positif seperti
kegiatan pasien di rumah, serta adanya keluarga dan lingkungan terdekat pasien.

2) Beri pujian yang realistik/nyata dan hindarkan setiap kali bertemu dengan pasien penilaian
yang negatif.

b. Membantu pasien dapat menilai kemampuan yang dapat digunakan.

1) Mendiskusikan dengan pasien kemampuan yang masih dapat digunakan saat ini setelah
mengalami bencana.

2) Bantu pasien menyebutkannya dan memberi penguatan terhadap kemampuan diri yang
diungkapkan pasien.

3) Perlihatkan respons yang kondusif dan menjadi pendengar yang aktif.

c. Membantu pasien dapat memilih/menetapkan kegiatan sesuai dengan kemampuan.

1) Mendiskusikan dengan pasien beberapa aktivitas yang dapat dilakukan dan dipilih sebagai
kegiatan yang akan pasien lakukan sehari-hari.

2) Bantu pasien menetapkan aktivitas yang dapat pasien lakukan secara mandiri, aktivitas yang
memerlukan bantuan minimal dari keluarga, dan aktivitas yang perlu bantuan penuh dari
keluarga atau lingkungan terdekat pasien. Berikan contoh cara pelaksanaan aktivitas yang dapat
dilakukan pasien. Susun bersama pasien dan buat daftar aktivitas atau kegiatan sehari-hari
pasien.

d. Melatih kegiatan pasien yang sudah dipilih sesuai kemampuan.

1) Mendiskusikan dengan pasien untuk menetapkan urutan kegiatan (yang sudah dipilih pasien)
yang akan dilatihkan.

2) Bersama pasien dan keluarga memperagakan beberapa kegiatan yang akan dilakukan pasien.

3) Berikan dukungan dan pujian yang nyata setiap kemajuan yang diperlihatkan pasien.

e. Membantu pasien dapat merencanakan kegiatan sesuai kemampuannya.

1) Memberi kesempatan pada pasien untuk mencoba kegiatan yang telah dilatihkan.

2) Beri pujian atas aktivitas/kegiatan yang dapat dilakukan pasien setiap hari.

3) Tingkatkan kegiatan sesuai dengan tingkat toleransi dan perubahan setiap aktivitas.

4) Susun daftar aktivitas yang sudah dilatihkan bersama pasien dan keluarga.

5) Berikan kesempatan mengungkapkan perasaanya setelah pelaksanaan kegiatan.

6) Yakinkan bahwa keluarga mendukung setiap aktivitas yang dilakukan pasien.

Tindakan Keperawatan pada Keluarga

a. Diskusi dengan keluarga kemampuan yang dimiliki pasien.

b. Anjurkan memotivasi pasien agar menunjukkan kemampuan yang dimiliki.

c. Anjurkan keluarga untuk memotivasi pasien dalam melakukan kegiatan yang sudah dilatihkan
pasien dengan perawat.

d. Ajarkan keluarga cara mengamati perkembangan perubahan perilaku pasien

Anda mungkin juga menyukai