Anda di halaman 1dari 5

LAPORAN PENDAHULUAN

HARGA DIRI RENDAH


RUMAH SAKIT JIWA KALAWA ATEI

Di susun oleh :

Apriliani Widyastuti
(2020-01-14901-009)

YAYASAN EKA HARAP PALANGKA RAYA


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI NERS
TAHUN 2020
I. Pengertian
Harga diri rendah adalah perasaan tidak berharga, tidak berarti dan rendah diri yang
berkepanjangan akibat evaluasi negative terhadap diri sendiri dan kemampuan diri.
(Budi Ana Keliat, 2010).
II. RentangRespon
Respon Adaptif Respon Maladaptif

Aktualisasi diri Konsep diri Harga diri rendah Kerancuan Depersonalisasi


Positif identitas (Keliat, 1999 dalam Fitria, 2014)
III. Faktor predisposisi menurut Fitria (2014)
Faktor predisposisi terjadinya harga diri rendah adalah penolakan orang tua yang
tidak realistis, kegagalan berulang kali, kurang mempunyai tanggung jawab personal,
ketergantungan pada orang lain, ideal diri yang tidak realistis.
IV. Faktorpresipitasimenurut Fitria (2014)
1. Trauma :Masalah khusus tentang konsep diri disebabakan oleh setiap situasi
dimana individu tidak mampu menyesuaikan. Situasi dapat mempengaruhi
konsep diri dan komponennya. Situasi dan stressor yang dapat mempengaruhi
gambaran diri dan hilangnya bagian badan, tindakan operasi, proses patologi
penyakit, perubahan struktur dan fungsi tubuh, proses tumbuh kembang, dan
prosedur tindakan dan pengobatan.
2. Ketegangan peran :Ketegangan peran adalah stres yang berhubungan dengan
frustasi yang dialami individu dalam peran.
3. Transisi perkembangan :Transisi perkembangan adalah perubahan normative
berhubungan dengan pertumbuhan. Setiap perkembangan dapat menimbulkan
ancaman pada identitas. Setiap tahap perkembangan harus dilakukan inidividu
dengan menyelesaikan tugas perkembangan yang berbeda-beda. Hal ini dapat
merupakan stressor bagi konsep diri.
4. Transisisituasi :Transisi situasi terjadi sepanjang daur kehidupan. Transisi situasi
merupakan bertambah atau berkurangnya orang yang penting dalam kehidupan
individu melalui kelahiran atau kematian orang yang berarti, misalnya status
sendiri menjadi berdua atau menjadi orang tua.
5. Transisi sehat sakit :Transisi sehat sakit berkembang berubah dari tahap sehat
ketahap sakit. Beberapa stressor pada tubuh dapat menyebabakan gangguan
gambaran diri dan berakibat perubahan konsep diri. Perubahan tubuh dapat
mempengaruhi semua komponen konsep diri yaitu gambaran diri, peran ,dan
harga diri. Masalah konsep diri dapat dicetuskan oleh factor psikologis,
sossiologis, atau fisiologis, namun yang lebih penting adalah persepsi klien
terhadap ancaman perilaku.
V. Manifestasi klinis / tanda gejala
Data Subjektif: Mengkritik diri sendiri atau orang lain, Perasaan tidak mampu,
Pandangan hidup yang pesimis, Perasaan lemah dan takut, Penolakan terhadap
kemampuan diri sendiri, Pengurangan diri/mengejek diri sendiri, Hidup yang
berpolarisasi, Ketidak mampuan menentukan tujuan, Mengungkapkan kegagalan
pribadi, Merasionalisasi penolakan
Data Objektif:Produktivitas menurun, Perilaku destruktiv pada diri sendiri dan orang
lain, Penyalahgunaan zat, Menarik diri dari hubungan social, Ekspresi wajah malu
dan rasa bersalah, Menunjukkan tanda depresi (suka tidur dan suka rmakan), Tampak
mudah tersinggung /mudah marah.
VI. Pohon Masalah / Patway
Resiko Tinggi Perilaku Kekerasan
Perubahan Persepsi Sensori : Halusinasi
Isolasi Sosial
Harga Diri Rendah Kronis
Koping Individu Tidak Efektif
(Fitria, 2014)
VII. Proses Keperawatan
7.1 Pengkajian
1. Subjektif :Mengungkapkan diri nya merasa tidak berguna, dirinya merasa
tidak mampu, dirinya tidak semangat untuk beraktivitas atau bekerja,
dirinya malas melakukan perawatan diri (mandi, berhias, makan atau
toileting).
2. Objektif : Mengkritikdirisendiri, perasaan tidak mampu, pandangan hidup
yang pesimis, tidak menerima pujian, penurunan produktifitas, penolakan
terhadap kemampuan diri, kurang memperhatikan perawatan diri,
berpakaian tidak rapi, berkurang slera makan, tidak berani menatap lawan
bicara, lebih banyak menunduk, bicara lambat dengan nada suara lemah
7.2 Diagnosa Keperawatan : Harga diri rendah
7.3 Rencana tindakan keperawatan : melaksanakan SP HDR
VIII. StrategiPelaksanaanTindakan
a. SP 1 pada klien
a. Mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki klien.
b. Membantu klien menilai kemampuan yang masih dapat dilakukan.
c. Membantu klien menentukan kegiatan yang akan dilatih sesuai
dengan kemampuan klien.
d. Melatih klien sesuai dengan kemampuan yang dipilih.
e. Memberikan pujian yang wajar terhadap keberhasilan klien.
f. Menganjurkan klien memasukan dalam jadwal kegiatan harian.

SP 2
a. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian klien.
b. Melatih kemampuan kedua.
c. Menganjurkan klien memasukan dalam jadwal kegiatan harian.

b. SP 1 untuk keluarga
a. Mendiskusikan masalah yang dirasakan keluarga dalam merawat
klien.
b. Menjelaskan pengertian, tanda dan gejala harga diri rendah yang
dialami klien beserta proses terjadinya.

SP 2
a. Melatih keluarga mempraktikan cara merawat klien harga diri rendah
b. Melatih keluarga melakukan cara merawat langsung pada klien harga
diri rendah.

SP 3
a. Membantu keluarga membuat jadwal di rumah termasuk minum obat.
b. Menjelaskan follow up klien setelah pulang.

IX. Daftar Pustaka


Fitria,Nita.2014.Prinsip Dasar dan Aplikasi Penulisan Laporan Pendahuluan dan
stretegi pelaksanaan Tindakan Keperawatan (LP dan SP) untuk 7 Diagnosis
Keperawatan Jiwa Berat bagi program S1 keperawatan. Jakarta: Salemba
Medika.
Keliat, B.A. 2010. Model Praktik Keperawatan Profesional Jiwa. Jakarta: EGC.
Palangka Raya, Mei 2021
Mahasiswa,

(Apriliani Widyastuti)

Preseptor Akademik, Mengetahui,


Preseptor Klinik RSJ Kalawa Atei

( ) ( )

Anda mungkin juga menyukai