Anda di halaman 1dari 50

1

BAB 3

TINJAUAN LAHAN

3.1 Profil/Gambaran Umum Rumah Sakit dan Ruang Praktek

3.1.1 Sejarah Singkat

Perkembangan RSUD dr Doris Sylvanus dimulai pada tahun 1959 dengan


adanya kegiatan klinik di rumah bapak Abdul Gapar Aden, Jl. Suta Negara
Nomor 447 yang dikelolanya sendiri dibantu oleh isterinya, ibu Lamus
Lamon. Nama dr. Doris Sylvanus sendiri diambil nama seorang dokter
pertama asli Kalimantan Tengah.
Pada tahun 1960 Klinik pindah ke Jl. Suprapto (rumah mantan Kepala Dinas
Kesehatan Provinsi Kalimantan Tengah) dan pada tahun 1961 pindah lagi di Jl
Bahutai Dereh (sekarang Jl. Dr Sutomo Nomor 9) dan berubah menjadi rumah
sakit kecil berkapasitas 16 tempat tidur yang dilengkapi dengan peralatan
kesehatan beserta laboratorium.
Sampai dengan tahun 1973 Rumah Sakit Palangka Raya masih dibawah
pengelolaan/milik Pemerintah Dati II Kodya Palangka Raya dan selanjutnya
dialihkan pengelolaannya/menjadi milik Pemerintah Provinsi Dati I
Kalimantan Tengah.
Rumah sakit terus dikembangkan menjadi 67 tempat tidur dan pada tahun
1977 secara resmi menjadi rumah sakit kelas D (sesuai dengan klasifikasi
Departemen Kesehatan RI). Kapasitas terus meningkat menjadi 100 tempat
tidur pada tahun 1978 .
Pada tahun 1980 kelas rumah sakit ditingkatkan menjadi kelas C sesuai
dengan kriteria Departemen Kesehatan RI dan SK Gubernur Kalimantan
Tengah Nomor 641/ KPTS/ 1980 dengan kapasitas 162 tempat tidur.
Sembilan belas tahun kemudian pada tahun 1999 sesuai Perda Nomor 11
tahun 1999 RSUD dr. Doris Sylvanus kelasnya ditingkatkan menjadi kelas B
non pendidikan walaupun belum diterapkan secara operasional karena
pejabatnya belum dilantik. Dengan dilantiknya pejabat pengelola pada 1 Mei
2001, maka kelas B non pendidikan mulai diberlakukan secara operasional.
Pada Tahun 2011 RSUD dr. Doris Sylvanus terakreditasi 12 pelayanan dan
menjadi Badan Layanan Umum Daerah.

91
2

Pada tahun 2014 Rumah Sakit dr. Doris Sylvanus sudah menjadi Rumah Sakit
Pendidikan sesuai dengan SK Menteri Kesehatan RI Nomor HK
02.03/I/0115/2014 Tentang penetapan RSUD dr. Doris Sylavnus sebagai
Rumah Sakit Pendidikan. Dan pada tahun 2015 Rumah Sakit dr. Doris
Sylvanus sudah memiliki 306 tempat tidur.

3.1.2 Falsafah, Motto, Visi, Misi dan Tujuan

1). Visi
Menjadi Rumah Sakit Unggulan di Kalimantan.
2). Misi
 Meningkatkan pelayanan yang bermutu prima dan berbasis Ilmu
Pengetahuan dan Teknologi Kedokteran (IPTEKDOK)
 Meningkatkan Sumber Daya Manusia yang profesional dan berkomitmen
tinggi
 Meningkatkan prasarana dan sarana yang modern
 Meningkatkan manajemen yang efektif dan efisien
 Meningkatkan kualitas pendidikan dan penelitian di bidang kedokteran
dan kesehatan
3). Motto
“ BAJENTA BAJORAH “
Memberikan pelayanan dan pertolongan kepada semua orang dengan ramah
tamah, tulus hati dan kasih sayang.
4). Tujuan
Menjadi rumah sakit pendidikan unggulan di Kalimantan dalam pelayanan
medis khususnya bidang Kebidanan dan Kandungan serta dalam bidang
Service Excellence.

3.1.3 Kedudukan, Tugas dan Fungsi

3.1.3.1 Kepala Instalasi Rawat Inap

1. Nama Jabatan : Kepala Instalasi Rawat Inap


2. Pengertian : Seorang tenaga keperawatan yang diberi
tanggung jawab dan wewenang dalam
mengatur dan mengendalikan kegiatan
pelayanan di instalasi rawat inap.
3. Persyaratan :
3

a. Pendidikan : S1 Keperawatan + Ners


b. Kursus/Pelatiha : - Manajemen Pelayanan Keperawatan
n Ruang/Bangsal
- BHD
c. Pengalaman : - Sebagai Perawat Pelaksana 3-5 tahun
Kerja - Pengalaman kerja lebih dari 10 tahun
- Memiliki kemampuan manajerial
keperawatan
- Pernah memimpin ruangan rawat inap
- Mampu menjalin hubungan
interpersonal yang baik.
d. Kondisi Fisik : - Sehat Jasmani dan Rohani
4. Tanggung Jawab :
Dalam melaksanakan tugasnya Kepala Instalasi Rawat Inap
bertanggung jawab kepada Direktur melalui Wadir Pelayanan
terhadap hal-hal :
a. Kebenaran dan ketepatan rencana kebutuhan tenaga keperawatan
b. Kebenaran dan ketepatan program pengembangan pelayanan
keperawatan
c. Keobyektifan dan kebenaran penilaian kinerja tenaga
keperawatan
d. Kelancaran kegiatan orientasi perawat baru
e. Kebenaran dan ketepatan Protap/SOP pelayanan Keperawatan
f. Kebenaran dan ketepatan laporan berkala pelaksanaan pelayanan
Instalasi Rawat Inap
g. Kebenaran dan ketepatan kebutuhan dan penggunaan alat
h. Kebenaran dan ketepatan pelaksanaan program bimbingan
mahasiswa/mahasiswa institusi pendidikan keperawatan
5. Wewenang :
a. Meminta informasi dan petunjuk kepada atasan
b. Memberikan petunjuk dan bimbingan pelaksana tugas bawahan di
lingkungan Instalasi Rawat Inap
c. Mengkoordinasikan, mengendalikan dan memantau penggunaan
fasilitas dan kegiatan pelayanan keperawatan
d. Menandatangani surat dan dokumen yang ditetapkan menjadi
wewenang kepala Instalasi Rawat Inap
e. Memberi saran dan pertimbanagn kepada atasan
f. Menilai kinerja semua tenaga yang bekerja di Instalasi rawat inap
4

yang di koordinasi dengan kepala ruangan


g. Menegur bawahan bila melanggar disiplin kerja
6. Uraian Tugas
a. Perencanaan
- Mempelajari program Rumah Sakit, kebijakan Direktur
Rumah Sakit sebagai pedoman dalam pelaksanaan tugas
- Menyusun rencana operasional Instalasi Rawat Inap dengan
menganalisis berdasarkan rencana kerja tahun sebelumnya,
proyeksi kegiatan yang akan datang, berdasarkan arahan dari
atasan agar pelaksanaan pelayanan di Instalasi Rawat Inap
dapat dilaksanakan dengan efektif dan efisien
- Membuat rencana kebutuhan rutin obat-obatan, alat
kesehatan, alat tulis kantor, alat rumah tangga dengan
menginventarisasi dan mengoreksi daftar kebutuhan yang
diajukan bawahan, guna di usulkan ebagai rencana kebutuhan
Instalasi Rawat Inap
- Merencanakan dan menyusun falsafah dan tujuan pelayanan
keperawatan di Instalasi Rawat Inap
b. Pelaksanaan
- Menyusun tata cara kerja Instalasi Rawat Inap yang meliputi
cara pelaksanaan tugas, pendistribusian tugas, penentuan
target kerja serta bimbingan dan pengendalian
pelaksanaannya
- Mengkoordinasikan dan mengendalikan penggunaan fasilitas
dan pelaksanaan kegiatan layanan rawat inap bagi pasien
serta pengadministrasiannya, agar terjalin kerja sama untuk
meningkatkan mutu pelayanan Instalasi Rawat Inap
- Mengadakan rapat koordinasi dengan unit kerja yang berada
di lingkungan rawat inap dan antar bidang
- Melakukan koordinasi dengan satuan kerja terkait mengenai
hal yang berhubungan dengan pelayanan di Instalasi Rawat
Inap sesuai dengan permasalahannya agar pelaksanaan
pelayanan dapat berjalan efektif dan efisien
- Membuat laporan berkala dan laporan khusu Instalasi Rawat
Inap dengan menganalisa data pelaksaan, informasi, dokumen
dan laporan yang dibuat oleh bawahan untuk disampaikan ke
5

Kepala Bidang Keperawatan


- Membuat ususlan tenaga medis, tenaga keperawatan, dan
tenaga lainnya sesuai kebutuhan berdasarkan beban dan bobot
kerja, untuk diajukan kebutuhannya sesuai prosedur yang
berlaku
- Memberi bimbingan langsung kepada kepla ruangan dan
membantumenyelesaikan permasalahan yang timbul di ruang
rawat tentang pelaksanaan pelayanan keperawatan, sesuai
kebijakan bidang keperawatan
- Mengadakan pertemuan secara berkala di Ruang Rawat inap
- Meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan di Bidang
Keprawatan melalui pertemuan ilmiah dan
seminar/symposium
c. Pengawasan
- Membimbing dan menilai mutu pelayanan Instalasi Rawat
Inap yang berkaitan dengan SDM dan fasilitas agar kegiatan
berjalan dengan lancar
- Memantau dan menilai mekanisme kerja tugas bawahan
melalui laporan atau memeriksa langsung hasil kerja bawahan
untuk mengetahui adanya permasalahan dan memberi
petunjuk cara penyelesaiannnya
d. Evaluasi
- Membuat analisa staf yang berkaitan denganPelayanan
Instalasi Rawat Inap dengan menganalisa data, permasalahan
yang ada, alternatif pemecahan masalah sebagai bahan
masukan dalam pengambilan keputusan Direktur Rumah
Sakit

3.1.3.2 Kepala Ruang Pelayanan Rawat Inap

1. Nama Jabatan : Kepala Ruangan


2. Pengertian : Seorang tenaga keperawatan yang diberi
tanggung jawab dan wewenang dalam
mengatur dan mengendalikan pelayanan
6

keperawatan di Ruang Rawat Inap


3. Persyaratan :
a. Pendidikan : S1 Keperawatan + Ners
b. Kursus/Pelatihan : - Manajemen Pelayanan Keperawatan
Ruang/Bangsal
c. Pengalaman : - Sebagai Perawat Pelaksana 3-5 tahun
Kerja
d. Kondisi Fisik : - Sehat Jasmani dan Rohani
4. Tanggung Jawab :
Dalam melaksanakan tugasnya Kepala Ruangan bertanggung jawab
kepada Kepala Instalasi Rawat Inap terhadap hal-hal :
a. Kebenaran dan ketepatan rencana kebutuhan tenaga keperawatan
b. Kebenaran dan ketepatan program pengembangan pelayanan
keperawatan
c. Keobyektifan dan kebenaran penilaian kinerja tenaga
keperawatan
d. Kelancaran kegiatan orientasi perawat baru
e. Kebenaran dan ketepatan Protap/SOP pelayanan Keperawatan
f. Kebenaran dan ketepatan laporan berkala pelaksanaan pelayanan
keperawatan
g. Kebenaran dan ketepatan kebutuhan dan penggunaan alat
h. Kebenaran dan ketepatan pelaksanaan program bimbingan
mahasiswa/mahasiswi institusi pendidikan keperawatan
5. Wewenang :
a. Meminta informasi dan petunjuk kepada atasan
b. Memberikan petunjuk dan bimbingan pelaksana tugas staf
keperawatan
c. Mengawasi, mengendalikan dan menilai pendayagunaan tenaga
keperawatan, peralatan dan mutu Asuhan Keperawatan di Ruang
Rawat Inap
d. Menandatangani surat dan dokumen yang di tetapkan menjadi
wewenang Kepala Ruangan
e. Menghadiri rapat berkala dengan Kepala Instalasi/Kasub
bid/Kepala Rumah Sakit untuk kelancaran pelaksanaan pelayanan
keperawatan
6. Uraian Tugas
a. Menyusun rencana kerja (harian, bulanan dan tahunan) kepala
ruangan
b. Berperan serta menyusun falsafah dan tujuan pelayanan
7

keperaatan di ruang rawat yang bersangkutan


c. Menyusun rencana kebutuhan tenaga keperawatan dari segi
jumlah maupun kualifikasi untuk ruang rawat, koordinasi dengan
Kepala Instalasi
d. Mengatur dan mengkoordinasikan seluruh kegiatan pelayanan di
ruang rawat, melalui kerjasama dengan petugas lain yang
bertugas di ruang rawatnya
e. Menyusun jadwal/daftar dinas bulanan dan cuti tahunan tenaga
keperawatan dan tenaga lain sesuia kebutuhan pelayanan dan
peraturan yang berlaku di RS
f. Melaksanakan orientasi kepada tenaga keperawatan baru/tenaga
lain yang akan bekerja diruang rawat
g. Membimbing tenaga keperawatan untuk melaksanakan
pelayanan/Asuhan Keperawatan sesuai standar
h. Mengadakan pertemuan berkala/sewaktu-waktu dengan staf
keperawatan dan petugas lain yang bertugas di ruang rawatnya
i. Memberi kesempatan/ijin kepada staf keperawatan untuk
mengikuti kegiatan ilmiah dengan koordinasi Kepala
Instalasi/Kepala Bidang Keperawatan
j. Mengupayakan pengadaan peralatan sesuai kebutuhan berdaarkan
ketentuan/kebijakan rumah sakit
k. Mengatur dan mengkoordinasikan pemeliharaan alat agar selalu
dalam keadaan siap pakai
l. Mengelompokkan pasien dan mengatur penempatannya di ruang
rawat menurut tingkat kegawatan, infeksi/non infeksi, untuk
kelancaran pemberian Asuhan Keperawatan
m. Mengendalikan kualitas sistem pencatatan dan pelaporan Asuhan
n. Melaksanakan supervisi asuhan keperawatan secara teratur
kepada ketua tim dan perawat pelaksana
o. Melaksanakan pengendalian mutu pelayanan dan asuhan
keperawatan dari pengumpulan data sampai dengan menyusun
rencana tindak lanjut baik secara mandiri atau koordinasi dengan
tim terkait sesuai dengan indikator mutu yang di tetapkan
p. Melakukan penilaian kinerja tenaga keperawatan yang berada di
bawah tanggung jawabnya
8

3.1.3.3 Uraian Tugas Ketua Tim

1. Nama Jabatan : Ketua TIM di Ruang Rawat


2. Pengertian : Seorang tenaga keperawatan yang diberi
wewenang untuk memimpin tim dalam
memberikan asuhan keperawatan di ruang
rawat
3. Persyaratan :
a. Pendidikan : Berijazah pendidikan formal
dan keperawatan/kebidanan yang disahkan oleh
pengalaman pemerintah/ yang dari semua jenjang
pendidikan berwenang
b. Kondisi Fisik : Sehat Jasmani dan Rohani
4. Tanggung Jawab :
Dalam melaksanakan tugasnya Ketua Tim bertanggung jawab kepada
Kepala Ruang Rawat Inap terhadap hal-hal :
a. Kebenaran dan ketepatan dalam Asuhan Keperawatan pada setiap
pasien
b. Kebenaran dan ketepatan dalam mendokumentasikan pelaksana
Asuhan Keperawatan/kegiatan lain yang dilakukan
c. Memimpin tim dalam memberikan asuhan keperawatan pada
pasien dalam tim yang di pimpin
5. Wewenang :
a. Meminta informasi dan petunjuk kepada atasan
b. Memberikan Asuhan Keperawatan kepada pasien/keluarga pasien
sesuai kemampuan dan batas kewenangannya
6. Uraian Tugas
a. Menjamin ketepatan proses keperawatan (pengkajian, diagnosa,
intervensi, implementasi, evaluasi dan dokumentasi) seluruh
asuhan keperawatan pasien yang dikelola oleh tim
b. Berperan serta dengan anggota tim kesehatan membahas kasus
dan upaya meningkatkan mutu Asuhan Keperawatan
c. Melaksanakan tugas pagi-sore malam dan hari libur secara
bergiliran sesuai jadwal dinas
d. Meningkatkan pengetahuan danj keterampilan di bidang
keperawatan yang tepat antara lain melalui pertemuan ilmiah atas
ijin/persetujuan atasan
e. Melaksanakan serah terima tugas kepada petugas pengganti
secara lisan maupun tertulis pada saat pergantian dinas
9

3.1.3.4 Perawat Pelaksana di Ruang Rawat Inap

1. Nama Jabatan : Perawat Pelaksana di Ruang Rawat


2. Pengertian : Seorang tenaga keperawatan yang diberi
tanggung jawab dan wewenang dalam
melaksanakan pelayanan/asihan keperawatan
di Ruang Rawat Inap
3. Persyaratan :
e. Pendidikan : S1 Keperawatan + Ners
f. Kondisi Fisik : Sehat Jasmani dan Rohani
4. Tanggung Jawab :
Dalam melaksanakan tugasnya Perawat Pelaksana bertanggung
jawab kepada Ketua Tim terhadap hal-hal :
a. Kebenaran dan ketepatan dalam Asuhan Keperawatan pada setiap
pasien
b. Kebenaran dan ketepatan dalam mendokumentasikan pelaksana
Asuhan Keperawatan/kegiatan lain yang dilakukan
5. Wewenang :
a. Meminta informasi dan petunjuk kepada atasan
b. Memberikan Asuhan Keperawatan kepada pasien/keluarga pasien
sesuai kemampuan dan batas kewenangannya

6. Uraian Tugas
a. Menyusun rencana Keperawatan atas persetujuan ketua tim
sesuai dengan kemampuannya
b. Melakukan tindakan keperawatan pada pasien sesuai kompetensi
c. Melakukan evaluasi asuhan keperawatan sesuai kompetensi
d. Berperan serta dengan anggota tim kesehatan membahas kasus
dan upaya meningkatkan mutu asuhan keperawatan
e. Melaksanakan tugas pagi, sore, malam dan hari libur secara
bergantian sesuai jadwal dinas
f. Mengikuti pertemuan berkala yang diadakan oleh kepala ruang
rawat
g. Meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan di bidang
keperawatan yang tepat antara lain melalui pertemuan ilmiah atas
ijin/persetujuan atasan
h. Melaksanakan serah terima tugas kepada petugas pengganti
secara lisan maupun tulis, pada saat pergantian dinas

3.1.3.5 Pelaksana Administrasi dan Pelaporan


10

Persyaratan Jabatan :
1) Pendidikan : D III / SMA / Sederajat
2) Berkepribadian dan berakhlak baik
3) Berkemampuan untuk memahami petunjuk dan berkomunikasi dengan orang
lain
4) Sehat jasmani, rohani dan social
Tugas Pokok :
Menyelenggarakan sistem administrasi yang teratur dan melaksanakan
kegiatan administrasi umum, kepegawaian dan pelaporan serta pengelolaan
arsip yang tertib dan rapi di instalasi Rawat Inap
Bertanggung jawab kepada : Kepala Instalasi Rawat Inap
Wewenang :
1. Merencanakan dan meminta kebutuhan logistik penunjang alat tulis untuk
keperluan di instalasi Rawat Inap
2. Mengkompilasi semua laporan instalasi Rawat Inap

Uraian Tugas :
1. Merencanakan kebutuhan logistik pendukung untuk keperluan instalasi
Rawat Inap
2. Merencanakan sistem administrasi yang teratur, tertib dan efisien
3. Melakukan kegiatan administrasi dan pengelolaan arsip yang tertib, rapi
terhadap seluruh kegiatan ke Rawat Inap meliputi:
1) Administrasi surat menyurat
2) Administrasi keuangan
3) Administrasi kegiatan dan kinerja
4) Administrasi sumber daya manusia
5) Laporan perbekalan Rawat Inap setiap bulan
6) Administrasi hasil audit mutu
4. Menyiapkan semua data informasi yang diperlukan Kepala Instalasi Rawat
Inap
5. Memberikan data dan informasi yang dibutuhkan oleh kepala ruang
perawatan/ supervisor
6. Membantu supervisor dalam pengelolaan data kegiatan
11

7. Mengumpulkan laporan kegiatan dari tiap unit/ruang rawat setiap bulan


sebelum tanggal 10 (sepuluh).
8. Melakukan tugas lain yang diberikan oleh atasan.

Uraian Tugas Administrasi Rawat Inap :


1) Ikut merencanakan persiapan alat dan bahan untuk kebutuhan pelayanan
unit/ruang rawat inap
2) Melakukan tugas lain yang diberikan oleh koordinator rawat jalan

3.1.4 Jenis-Jenis Pelayanan Kesehatan


a. Pelayanan di Instalasi Rawat Jalan
1. Klinik Penyakit Dalam
2. Klinik Kebidanan dan Kandungan
3. Klinik Bedah
4. Klinik Jantung dan Pembuluh Darah
5. Klinik Mata
6. Klinik THT (Telinga-Hidung-Tenggorok)
7. Klinik Saraf
8. Klinik Gigi dan Mulut
9. Klinik Kulit dan Kelamin
10. Instalasi Rehabilitasi Medis / Fisioterapi
11. Klinik Anak
12. Klinik Tumbuh Kembang
13. Klinik VCT
14. Klinik Bedah Urologi (Bedah Saluran Kemih)
15. Klinik Bedah Orthopedi ( Bedah Tulang dan Trauma)
16. Klinik Paru
17. Klinik Jiwa
18. Klinik Gizi
19. Klinik Bedah Syaraf
20. Klinik Patologi Anatomi
21. Hemodialisa
Jam Pelayanan Loket :
Senin – Kamis : 06:30 – 12:00 WIB
Jumat : 06:30 – 09:30 WIB
12

Sabtu : 06:30 – 11:00 WIB


b. Pelayanan di Instalasi Rawat Inap
Berdasarkan SK Direktur RSUD dr. Doris Sylvanus No. 6369/KH-
HK/RSUD/102015 Tentang Jumlah Tempat Tidur di RSUD dr.Doris
Sylvanus maka dalam melaksanakan pelayanan rawat inap RSUD dr. Doris
Sylvanus menyediakan 306 tempat tidur untuk memenuhi kebutuhan
masyarakat dari pelayanan rawat inap kelas III sampai VIP. Karena RSUD
dr.Doris Sylvanus merupakan rumah sakit pemerintah daerah Provinsi
Kalimantan Tengah dengan salah satu tujuan memberikan pelayanan kepada
masyarakat tidak mampu, maka pelayanan rawat inap kelas III untuk
memenuhi kebutuhan masyarakat kurang mampu disediakan 110 tempat tidur
atau sebanyak 35,94 % dari seluruh tempat tidur yang ada.
Untuk pasien yang memilih pelayanan VIP disediakan 52 tempat tidur. Untuk
pelayanan VIP pasien dapat memilih dokter spesialis sesuai yang diinginkan.
Untuk informasi mengenai tarif dan fasilitas rawat inap, pihak rumah sakit
menyediakan papan informasi yang dapat dilihat pada poliklinik rawat jalan
dan pada Instalasi rawat inap RSUD dr.Doris Sylvanus.

3.2 Input
3.2.1 Ketenagaan (Man)
Tenaga perawat di Ruang Bougenville berjumlah 17 orang, sudah termasuk
Kepala Ruangan, Katim, Supervisor dan Perawat Pelaksana.
1) Jumlah perawat yang berada di Ruang Bougenville berdasarkan tingkat
pendidikan meliputi:
Magister : 0 orang
Sarjana Keperawatan Ners : 3 orang
Sarjana Keperawatan : 0 orang
DIV Keperawatan : 0 orang
D III Keperawatan : 14 orang
2) Jumlah perawat yang berada di Ruang Bougenville berdasarkan status
kepegawaian meliputi:
PNS : 13 orang
Non PNS : 4 orang
3) Jumlah tenaga kerja di Ruang Bougenville RSUD dr. Doris sylvanus
Palangka Raya
13

No
Jenis Tenaga Kerja Jumlah (orang)
.
1. Tenaga Keperawatan 17
2. Tenaga Non Keperawatan 3
3. Tenaga Medis 6
Jumlah 26
4) 10 Penyakit Terbanyak
No. Nama Penyakit Jumlah %
1 CRF 28.42%
272
2 DM 17.76%
170
3 DHF 10.87%
104
4 GASTRITIS 11.08%
106
5 ANEMIA 8.25%
79
6 GEA 7.42%
71
7 ISK 6.17%
59
8 HIPOKALEMIA 3.87%
37
9 DISPEPSIA 3.66%
35
10 MELENA 2.19%
21
Total 100.00%
957
Dari 10 penyakit terbanyak yang tertinggi pada tahun 2018 adalah CRF
dengan jumlah 275 orang (28,42%) dan paling sedikit adalah Melena
dengan jumlah 21 orang (2,19%).

3.2.2 Sarana dan Prasarana (Material)


1) Material
Berdasarkan hasil observasi pada tanggal 31 Desember 2019, didapatkan
bahwa lingkungan Ruang Bougenville RSUD dr. Doris sylvanus Palangka
Raya bisa dikategorikan bersih dan rapi.
2) Kapasitas Unit Ruangan
Gambaran umum jumlah tempat tidur di Ruang Bougenville dijabarkan
sebagai berikut :
1. Ruang HCU : 3 HCU, 2 observasi
2. Ruang B2 : 3 bed (Kelas 1)
3. Ruang B3 : 4 bed (Kelas 2)
4. Ruang B5 : 10 bed (Kelas 3)
3) Daftar alat linen
No Nama Barang Jumlah Alat Ratio Ideal
14

1 Gorden 160
2 Seprai 43
3 Selimut 13
4 Sarung bantal 43
4) Fasilitas dan alat kesehatan di Ruang Bougenville RSUD dr. Doris sylvanus
Palangka Raya
Keadaan Barang
No. Jenis Barang Jumlah Kurang
Baik Rusak
Baik
1. Ranjang Pasien 23 Buah
2. Kasur Pasien 23 Buah
3. Kasur Decubitus 1 Buah
4. Suction 1 Buah
5. EKG 2 Buah
7. Lampu Baca Rontgen 1 Buah
8. Glucotest 1 Buah
9. Blood Pressure 17 Buah
10. Regulator 8 Buah
12. Kursi Roda 2 Buah
13. Brankard Pasien 1 Buah
14. Tiang Infus 23 Buah
15. Nebulizer 2 Buah
16. Ambu Bag Adult 1 Buah
17. Bed Side Cabinat 23 Buah
18. Lemari Obat Emergency 1 Buah
19. Komputer Set + Printer 1 Buah
20. Meja Kerja 2 Buah
21. Kursi Besi Lipat 13 Buah
22. Kursi Busa Berputar 2 Buah
5) Daftar alat rumah tangga

No Nama Barang Jumlah Ratio


1 Printer 1 /Ruangan
2 Kipas angin 1
4 Kulkas 2 /Ruangan
6) 5 Komputer PC 1 /Ruangan Daftar
6 Monitor PC 1 /Ruangan
7 TV 1
alat
8 Jam Dinding 1 kantor
11 AC 7
No
12 RakNama
TempatBarang
Obat Klien Jumlah
1 Alat Ratio Ideal
/Ruangan
1
13 Loker perawat
Wastafel 11 / Ruangan
/Ruangan
2
14 LemariLinen
Lemari arsip besi 1 / Ruangan
/Ruangan
3
15 Lemari
Bak obatbesar
sampah 43 / Ruangan
/ Ruangan
16
4 Bak sampah
Lemari RMmedis 43 /Ruangan
/Ruangan
17
4 APAR
Telepon 21 /Ruangan
/ Ruangan
18
5 Brankar
Papan tulis putih 11 /Ruangan
/ Ruangan
19
6 Kursi roda
Lemari kayu 21 / Ruangan
/ Ruangan
18 Standar infuse 23 /Ruangan
7 Meja kerja 2 / Ruangan
20 Lemari Obat High Alert 1 /Ruangan
8
21
Printer
Lemari Pasien
1
23
/ Ruangan
/Ruangan
9
22 Komputer
Safety box 21 / Ruangan
/Ruangan
23 Lampu rontgen 1 /Ruangan
24 Lemari loker 1 /Ruangan
25 Kotak saran /Ruangan
26 Troli Dresing 2 / Ruangan
27 Troli Injeksi 1 / Ruangan
15

7) Adminitrasi Penunjang
Berdasarkan hasil observasi pada tanggal 31 Desember 2019, diketahui
bahwa sarana dan prasarana di Daftar Alat Rumah Tangga Ruang
Bougenville sudah cukup baik. Fasilitas penunjang seperti kamar mandi/WC
kondisinya cukup baik terdapat pegangan untuk pasien. Setiap pagi ruangan
dibersikan oleh petugas CS dan kondisi ruangan cukup tenang. Kondisi
administrasi penunjang cukup baik, terdiri atas : 1 buku laporan harian, 1
buku tanda-tanda vital, 1 buku visit dokter, 1 buku konsul, 1 buku injeksi
dan obat oral.
Status pasien ditempatkan dengan menggunakan map besar berpenjepit yang
di dalamnya berisikan lembar-lembar catatan medis penyakit pasien, dan
hasil-hasil pemeriksaan selama perawatan. Status pasien tersebut disimpan di
atas meja nurse station, dan cara menyimpanannya di urutkan berdasarkan
ruangan di mulai dari kamar 2 di ikuti kamar berikutnya, sehingga mudah
untuk dicari jika di butuhkan untuk keperluan visite dokter dan lainnya. Pada
map tersebut diberikan nama pasien, TTL/umur, agama, pekerjaan, jaminan,
no. RM, diagnosa dan DPJP.
Formulir pemeriksaan yang dibutuhkan untuk pasien untuk pasien disimpan
di dalam lemari yang terbuat dari kayu yang disusun secara rapi sehingga
mudah untuk di ambil jika di perlukan.
8) Denah Ruangan
1. Ruang Bougenville merupakan bangunan lama yang bertempat
digedung bagian belakang memiliki 7 kamar bangsal yang terdiri dari
23 bed, 1 ruang ners station dan administrasi, 1 kamar perawat, 1
kamar obat, 1 wc untuk karyawan, dan 1 wc untuk pasien per ruangan.
Denah Ruangan Bougenville :

Kelas III HCU Ruang Obat R. Case


Manager

Selasar Ruang
Tunggu
Kantor Kelas II Gudang Kela Nursestation
Karu Alat sI

Pintu masuk
16

3.2.3 Bagan Organisasi Ruang Bougenville RSUD dr. Doris Sylvanus Palangka
Raya
DIREKTUR
drg. Yayu Indriaty, Sp. KGA

WAKIL DIREKTUR PELAYANAN MEDIK


KEPERAWATAN DAN PENUNJANG

KEPALA INSTALASI RAWAT INAP ZONA A


Aster, S. Kep., Ners

KEPALA RUANGN BOUGENVILLE


Marjawatie, S. Kep., Ners

CI : Marjawatie, S. Kep., Ners


Hayatun, A.Md.Kep
Fransisca Yuli A, A.Md.Kep

PERAWAT PRIMER I PERAWAT PRIMER II


Een Zubaidah, A.Md.Kep Cyntia Cici Wastira, A.Md.Kep
17

PERAWAT ASOSIET : PERAWAT ASOSIET :


1. Hayatun Nisa, A.Md.Kep 1. Lely Hayatie, A.Md.Kep
2. Makdalena Rutsi, S.kep., Ners 2. Rabiatul Adawiah, A.Md.Kep
3. Putri Rahmasari, A.Md.Kep 3. Fransisca Yuli, A.Md.Kep
4. Hana Mustika, A.Md.Kep 4. Selvia Widianti, A.Md.Kep
5. Agustina Selviana, A.Md.Kep 5. Yesika Dehati. D, S. Kep., Ners
6. Rini Oktaviani, A.Md.Kep 6. Nurlatifah, S.Kep., Ners
7. Dewi Ratnawatie, A.Md.Kep 7. Tina Aprilia, A.Md.Kep

PJ. Askep & Dok PJ. Inventaris PJ. Obat- PJ. Sterilisasi PJ. Pencatatan PJ. SIMRS
& Mutu Ruangan obatan ABHP & Kebersihan & Pelaporan 1. Tina
Keperawatan 1. Lena 1. Rabiatul 1. Lely 1. Latifah 2. Selvia
1. Nisa 2. Dewi 2. Hana 2. Putri 2. Rini 3. Agustina
2. Yesika

3.2.4 Metode Pemberian Asuhan (Methode)


Metode Asuhan Keperawatan yang digunakan di ruang ini menggunakan
model SP2KP dengan kombinasi modifikasi tim yang membawahi dua ruang
perawatan yaitu Tim 1 dan Tim 2.
Hasil wawancara dengan perawat diruang Bougenville, perawat mengatakan
selalu ada perencanaan pasien pulang. Sehingga tersedianya leaflet di ruangan
Bougenville.

3.2.5 Pembiayaan (Money)


Hasil wawancara dengan Kepala Ruangan, terkait pemeliharaan seperti sarana
atau prasarana dan alat kesehatan serta perbaikan, pengadaan dana bagi
ruangan biasanya diperoleh dari penghasilan yang dikelola sendiri oleh rumah
sakit (BLUD) dan dari anggaran pertahun oleh APBD. Prosedur pengadaan
barang dan jasa belanja langsung yang dananya bersumber dari RSUD dr.
Doris sylvanus Palangka Raya.
18

Berdasarkan kajian data diatas bahwa diruangan Bougenville untuk


pengeluaran dana dan pengelolaan dana juga sudah tersistem dengan baik
dimana mereka mengikuti alur dan sudah sesuai dengan prosedur kerja,
sehingga semuanya sudah terstruktur dengan sangat baik.

3.2.6 Pemasaran (Marketing)


Keselamatan Pasien
a. Sasaran I : Ketetapan Identifikasi Pasien
Kajian data
Diruangan Bougenville pasien menggunakan nomor bed pasien masing-
masing, pasien menggunakan identitas yang berisi nama pasien, tanggal
dan nomor RM yang ditulis pada gelang identitas pasien. Perawat
memastikan kembali identitas pasien saat perawat akan memberikan obat
oral, obat suntikan intra vena, mengambil darah dan melakukan tindakan
perawat terlebih dahulu menanyakan identitas pasien untuk pencocokan
data. Namun ketika diobservasi masih ada sebagian yang hanya
mengedintifikasi pasien berdasarkan nama.
b. Sasaran II : Peningkatan Komunikasi Yang Efektif
Kajian data
Perawat diruang Bougenville sebagian besar sudah melakukan
komunikasi kepada pasien saat akan melakukan tindakan keperawatan,
seperti memasang infus dan tindakan yang lainnya yang berhubungan
langsung dengan pasien. Perawat diruang Bougenville melakukan
komunikasi dengan rekan perawat lain saat melakukan timbang terima
setiap pergantian shif.
c. Sasaran III : Peningkatan Keamaanan Obat Yang Perlu Diwaspadai
Kajian data
Pada ruang Bougenville penyimpanan obat injeksi dan oral sudah
disediakan ditempat penyimpanan tersendiri, dengan kondisi tempat
penyimpanan obat yang dingin dan berAC. Perawat sudah berhati-hati
dalam memberikan obat-obatan yaitu memvalidasi kembali obat yang
diberikan untuk pasien, namun tempat penyimpanan obat oral sendiri-
sendiri.
Obat Look Alike Sound Alike (LASA)
19

LASA -> kesalahan obat yang terjadi karena kebingungan terhadap nama
obat, kemasan dan etiket/labeling. Tahun 2005, terdapat lebih dari 33.000
obat nama dagang dan 9.000 obat dengan nama generik.
 AHFS Drug Information
Lebih dari 3.000 pasang obat memiliki LASA.
 USP DI
Penyebab : order tidak jelas, tulisan dokter yang buruk, ada order lisan
yang tidak tepat, kurangnya pemeriksaan/verifikasi kembali, banyaknya
jumlah jenis obat, lingkungan kerja yang buruk.
 AHFS Drug Information

Contoh LASA

Golongan Nama Dagang Nama Dagang Golongan

Antiulcer LOSEC (omeprazol) LASIX (furosemid) Diuretik


MEFINTER (As. METIFER Nootropic-
Analgetik
mefenamat) (mecobalamin) neurotonic
LESCHOL LESICHOL (lecithin,
Antikolesterol Fosfolipid esensial
(fluvastatin) vitamin)
Antiemetik,
antivertigo, CHLORPROMAZIN CHLORPROPAMID Antidiabetes
antipsikosis
Antiemetic,
Antihistamin DIPHENHYRAMINE DIMENHYDRINAT
antivertigo

d. Sasaran IV : Kepastian tepat lokasi, tepat prosedur, tepat pasien.


Kajian data
Ruang Bougenville sudah menggunakan tanda identitas ruangan untuk
wanita dalam melakukan tindakan keperawatan dan tindakan kolaboratif
perawat melakukan sesuai prosedur. Dalam pemberian obat oral dan obat
injeksi sudah melakukan tindakan dengan benar, memberikan obat sesuai
dosis dan sesuai jam pemberian.
e. Sasaran V : Pengurangan resiko infeksi terkait pelayanan kesehatan.
Kajian data
Perawat menggunakan APD seperti handscone saat memberikan tindakan
keperawatan. Di Ruang Bougenville, wastafel tidak ditemukan disetiap
ruangan namun hand srub diletakkan disetiap depan pintu ruang kamar
pasien dan juga sudah terpampang cara cuci tangan 6 langkah dan
petunjuk 5 momen, perawat ruangan terlihat melakukan cuci tangan
namun untuk 5 momen yang sering terlupakan adalah saat sebelum
kontak dengan pasien.
f. Sasaran VI : Pengurangan resiko pasien jatuh
20

Kajian data
Saat dilakukan wawancara, perawat mengatakan pengkajian penilaian
resiko jatuh sudah dilakukan di ruang IGD dan dilanjutkan di ruang
Bougenville sehinga tersedia penandaan resiko jatuh.
Saat dilakukan observasi pada pasien, semua terpasang pagar pengaman
pada tempat tidur. Tampak tidak ada penandaan resiko jatuh/pemasangan
gelang resiko jatuh.
Berdasarkan hasil kuesioner dengan perawat tentang audit mutu kejadian
pasien resiko jatuh, 3 perawat (37,5%) menyatakan jarang dilakukan audit
mutu kejadian resiko jatuh, 3 perawat (37,5%) menyatakan kadang-
kadang.
g. Sasaran VII : Tenaga Kesehatan/Keunggulan RS
Kajian data
Dari segi tenaga keperawatan secara umum perawat sudah mengikuti
pelatihan-pelatihan khusus tentang neurologi. Pelatihan-pelatihan tersebut
diikuti untuk menambah pengetahuan tentang penyakit syaraf dan juga
untuk memenuhi syarat memperpanjang STR (surat tanda registrasi).
Untuk prestasi yang pernah diraih, sampai saat ini ruang Bougenville
meraih piagam “Ruang Terbersih” dari tahun 2003, 2006, 2012 dan 2014
yang di raih oleh Bougenville. Dan ruang Bougenville mempunyi
keunggulan seperti klinikal pahtway, salah satunya menerapkan standar
yang diharapkan mengenai lama perawatan dan penggunaan prosedur
klinik yang seharusnya, dengan menetapkan lama perawatan selama 5-6
hari per pasien di Ruang Bougenville.

3.3 Proses
3.3.1 Fungsi Perencanaan
3.3.1.1 Visi, Misi Ruang Bougenville
1) Visi
Terwujudnya pelayanan rawat inap yang prima dan pilihan utama
masyarakat
2) Misi
 Memberikan asuhan keperawatan yang prima dan sesuai standar
untuk memenuhi kebutuhan bio, psiko, sosio dan spiritual pasien
21

 Meberikan kenyamanan dan kepuasan pelayanan kepada pasien dan


keluarganya
 Meningkatkan SDM yang profesional dan berintegritas tinggi
 Mewujudkan dan meningkatkan suasana lingkungan kerja yang
nyaman dan harmonis
 Menjadikan keselamatan pasien sebagai budaya di ruang bougenville
 Melindungi klien, pengunjung dan tenaga medis dari resiko infeksi
nosokomial (INOS)
3) Tujuan
Tujuan Perawatan Ruang Bougenville
Meminimalkan terjadinya kacacatan fisik akibat dari kerusakan pada
sistem saraf sensorik maupun motorik dan mengembalikan fungsi
seoptimal mungkin.
Tujuan Khusus Keperawatan
 Memberikan pelayanan yang sesuai dengan SOP
 Memberikan pelayanan cepat dan tepat
 Meminimalkan infeksi nasokomial
 Mencegah terjadinya decubitus
 Mencegah terjadinya kontraktur
 Mempertahankan kepatenan jalan napas
 Menurunkan angka kematian
 Mempersiapkan pasien terminal dengan tenang dan damai
 Memberikan pendidikan kesehatan pasca rawat inap
Berdasarkan hasil observasi didapatkan bahwa visi, misi dan tujuan
perawatan belum terpampang dengan tulisan yang jelas di dinding di ners
station.
4) SOP dan SAK
1) Cuci tangan bedah
2) Dekontaminasi tumpahan darah (cairan tubuh) pada lantai atau
lingkungan
3) Etika batuk
4) Kebersihan tangan dengan cairan antiseptik (handscrub berbasis
alkohol)
5) Keersihan tangan dengan sabun dan air mengalir (hanwash)
6) Pelaksanaan handscrub bedah
22

7) Pemakaian APD : gaun atau apron


8) Pemakaian APD : kacamata pelindung
9) Pemakaian APD : masker biasa
10) Pemakaian APD : masker N95
11) Pemakaian APD : pelindung kaki
12) Pemakaian APD : penutup kepala
13) Pemakaian APD : sarung tangan
14) Penanganan pegawai terinfeksi
15) Penatalaksanaan tertusuk jarumatau benda tajam
16) Pencegahan dan pengendalian infeksi aliran darah primer (IADP)
17) Pencegahan dan pengendalian infeksi daerah operasi (IDO)
18) Pencegahan dan pengendalian infeksi hospitas asquired pneumonia
(HAP) dan ventilator asossted pneoumonia (VAP)
19) Pencegahan dan pengendalian infeksi saluran kemih
20) Pencegahan dekubitus
21) Pencegahan phlebitis
22) Praktik menyuntik yang aman
23) Surveilands infeksi RS
24) Transport pasien infeksius
25) Audit pencegahan dan pengendalian infeksi
26) Penempatan pasien dengan penyakit menular atau suspek
27) Penempatan pasien dengan daya tahan tubuh menurun
28) Skrining MRSA dan penanganan MRSA
29) Edukasi bagi pasien dan pengunjung
30) Edukasi bagi pegawai baru dan peserta didik
31) Infection control risk assessment
32) Infection control risk assessment renovasi
33) Penanganan kejadian luar biasa HAIs
34) Prosedur tindakan lumbal fungsi
35) Pencatatan dan pelaporan pencegahan dan pengendalian infeksi
36) Pengambilan spesimen darah pada pasien dugaan infeksi akibat
CPL
37) Pengambilan spesimen sputum pada pasien dugaan infeski akibat
ventilasi mekanik atau tirah baring total
23

38) Pengambilan spesimen urine pada pasien dugaan infeksi


pemasangan kateter urine menetap
39) Pengambilan spesimen pada pasien dugaan infeksi darah operasi
40) Prosedur alur pelaporan data VCT
41) Prosedur alur VCT RSUD dr. Doris Sylvanus
42) Prosedur ASKEP ODHA dengan anemia
43) Prosedur ASKEP ODHA dengan infeksi saluran nafas atas/ISPA
44) Prosedur ASKEP ODHA dengan kandidiasis
45) Prosedur ASKEP ODHA dengan kondilama ajuminata (jeger ayam)
46) Prosedur ASKEP ODHA dengan konjunktivitis
47) Prosedur ASKEP ODHA dengan korio tetinitis CMV
48) Prosedur ASKEP ODHA dengan korio retinitis CMV
49) Prosedur ASKEP ODHA dengan HNL (Non hodgin limphoma)
50) Prosedur ASKEP ODHA dengan PCP
51) Prosedur ASKEP ODHA dengan sepsis
52) Prosedur ASKEP ODHA dengan Steven johnson sindrom
53) Prosedur ASKEP ODHA dengan TB paru
54) Prosedur ASKEP ODHA dengan Toxoplasmosis
55) Prosedur ASKEP ODHA dengan jerekronis
56) Prosedur cara memakai dan melepas alat pelindung diri atau APD
57) Prosesdur cara pengambilan darah
58) Prosedur dekontiminasi tumpahan darah
59) Pembinaan pelanggaran kode etik
60) Pengaduan pelanggaran kode etik
61) Pengembalian nama baik
62) Memberikan terapi oksigen
63) Menyiapkan pasien dan alat untuk DC Shock
64) Pemeliharaan tabung Humidifier Oksigen
65) Pengambilan darah arteri untuk pemerikasaan AGD
66) Persiapan pemasangan ventilator
67) Resusitasi jantung paru (RJP)
68) Alur masuk pasien keruang perinatologi
69) Memberikan obat dengan sublingual
70) Memberikan pelayanan mental kepada pasien spritual yang
menghadapi sakaratul maut
24

71) Membersikan mulut


72) Menggunakan infus pump
73) Menghisap sekresi (saction)
74) Pengukuran TTV
75) Pemasangan alat rekam jantung (EKG)
76) Perawatan jenazah
77) Terapi inhaler nebulezer
78) Amniotomi
79) Episiotomi
80) Memberikan huknah rendah
81) Memberikan obat melalui suntikan IM
82) Pemberian obat injeksi IC
83) Pemberian injeksi SC
84) Melaksanakan komunikasi langsung
85) Melakukan bilas lambung
86) Melakukan fisioterapi dada
87) Melakukan irigasi luka
88) Melakukan irigasi mata
89) Melakukan irigasi telinga
90) Melakukan persiapan pasien pre operasi
91) Melatih pasien dengan nafas dalam
92) Melepas kateter menetap
93) Memandikan atau menyeka pasien ditempat tidur
94) Memandikan pasien dalam posisi duduk
95) Memasang bidai
96) Memotong kuku
97) Menjaga keselamatan pasien selama dirawat
98) Menyisir rambut pasien
99) Pasien pindah kerungan inap yang lain
100) Pasien pulang
101) Menghitung tetesan infus
102) Mengukur intake dan output cairan
103) Menimbang berat badan pasien dewasa
104) Pemberian obat tetes hidung
105) Pemberian obat lewat NGT
25

106) Pemberian obat nelalui sub lingual


107) Pemberian obat oral
108) Menyiapkan obat dari ampul
109) Menyiapkan obat dari vial
110) Pemberian injeksi dari IV
111) Menjahit luka
112) Perawatan luka bakar
113) Perawatan luka basah
114) Perawatan luka dengan drain
115) Perawatan luka dengan WDS
116) Perawatan luka ganggren dan ulkus
117) Perawatan luka lecet
118) Perawatan luka kering
119) Perawatan luka post operasi bersih
Berdasarkan hasil wawancara kepada Kepala Ruang Bougenville pada
tanggal 31 Desember 2019, bahwa ruang Bougenville sudah mempunyai
SOP dan SAK. Ruang Bougenville sudah memiliki SOP dan SAK
berjumlah 3 buah yang digabung. Persepsi perawat pelaksana tentang
SOP dan SAK sudah cukup baik.
Hasil observasi langsung terhadap perawat pelaksana yang betugas
didapatkan dimana moment mencuci tangan yang kurang tepat sesuai
dengan SOP 5 moment.
5) Standar Kinerja
Menurut wawancara pada tanggal 31 Desember 2019 kepada Kepala
Ruangan diruang Bougenville tidak memiliki kebijakan toleransi untuk
kehadiran apabila ada kejadian yang tidak di inginkan. Karena melalui
finger print sehingga pihak rumah sakit yang memberikan sanksi oleh
komisi disiplin, dan yang disiplin diberikan reward oleh pihak rumah
sakit.
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan dari tanggal 31 Desember
2019 diruang Bougenville tidak mempunyai kebijakan khusus untuk
perawat yang tidak disiplin. Namun hanya peraturan yang sudah di
tetapkan oleh rumah sakit, misalnya seperti pengaturan jam kerja,
pengaturan penggunaan pakaian dinas harian, namun belum adanya
sanksi keterlambatan jam dinas.
26

Berdasarkan hasil observasi dari ruang bougenville tanggal 31 Desember


2019 - 01 Januari 2020 didapatkan 4 dari 6 pegawai yang berdinas selalu
datang tepat waktu.

3.3.1.2 Fungsi Pengorganisasian (Organizing)


a) Struktur Organisasi
Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala ruangan, didapatkan bahwa
sudah terdapat struktur organisasi yang di buat meliputi, Kepala Ruangan,
Supervisor, Katim dan perawat pelaksana
Dari hasil observasi didapatkan kalau struktur organisasi diruang
Bougenville sudah terpampang dalam bentuk tulisan dan berada di ners
station.
b) Pembagian Tugas
Dari hasil wawancara dengan kepala ruangan, di ketahui bahwa
pembagian tugas ruangan berdasarkan dengan jenjang karir dan uraian
tugas yang dibuat oleh Rumah Sakit dan ruangan secara tertulis.
Dari hasil observasi didapatkan kalau pembagian tugas di ruang Seruni
sesuai dengan status dan jabatan yang dimiliki perawat dan sudah
terdokumentasi dengan baik dalam uraian tugas.
c) Pengaturan pengorganisasian pasien
Berdasarkan wawancara tanggal 31 Desember 2019 dengan kepala
ruangan, pengaturan pengorganisasian pasien diruang Bougenville
berdasarakan jenis kelas BPJS karena ruang Bougenville adalah ruang
penyakit dalam wanita. Kelas 3 berada di ruang B4, kelas 2 berada di
ruang 3 dan 5, kelas 1 berada di ruang 1 dan 2 dan HCU ada 5 bed, 3 bed
khusus untuk HCU dan 2 bed untuk observasi.

3.3.1.3 Fungsi Pengaturan (Staffing)


a) Berdasarkan jenis dan tingkat pendidikan
TK Jumla
No Jenis Tenaga PNS %
K h
Medis
1 Dokter Spesialis penyakit dalam : 5 6 - 6 23%
Dokter Umum : 1
2 Keperawatan
15.38
a. Perawat Profesional (Ners) 4 - 4
%
b. Perawat Profesional (S.Kep) - - -
c. Perawat Mahir (DIII-SKM) - - -
27

d. Perawat Mahir (DIII) 9 4 13 50%


e. Perawat Kesehatan (SPK-SKM) - - -
f. Perawat Kesehatan (SPK) - - -
g. Bidan - - -
h. Perawat Gigi - - -
Non Keperawatan
11.54
3 Administrasi : 1 - 3 3
%
Cleaning Service : 2
Total 26 100%

b) Berdasarkan jenjang karir


No Jenis Tenaga Jumlah %
1 Perawat Klinis 0 3 21,43%
2 Perawat Klinis I -
3 Perawat Klinis II 6 42,86%
4 Perawat Klinis III 4 28,57%
5 Perawat Klinis IV 4 28,57%
Total 14 100%

c) Berdasarkan pelatihan yang diikuti


No Jenis Pelatihan Jumlah %
1 BHD 20 37,04%
2 PPI 17 31.48%
4 Pelatihan Keselamatan Pasien 17 31.48%
5 pelatihan asesor -
TOTAL 54 100%

d) Orientasi Staf yang Baru


Menurut informasi dari kepala ruangan, perawat baru perlu menjalani
orientasi selama 3 bulan sebagai persiapan melaksanakan tugas. Di RSUD
dr. Doris Sylvanus khususnya diruang Bougenville setiap perawat baru
diorientasi selama kurang lebih 1 Bulan. Selama 3 bulan itu, 1 bulan
menetap di 1 ruang bangsal, 2 bulan selanjutnya rolling 1-3 hari /ruangan
yang ada di RSUD dr. Doris Sylvanus. Selama diorentasi di ruangan ada
lembar penilaian khususnya yang menyangkut etik dan skill. Hasil dari
nilai tersebut dijadikan acuan dasar kridensial dan penempatan tiap
ruangan.
Observasi : tidak dapat dikaji dikarenakan tidak ada staf baru diruang
Bougenville pada saat pengkajian.
e) Pengaturan Jadwal Dinas
28

Di Ruangan Bougenville, pengaturan jadwal dinas dilakukan oleh


Supervisi dengan menempatkan Kepala ruangan, katim pada shift pagi
dan perawat pelaksana paling banyak yang dinas pada shift pagi.
Pembagian perawat yang berdinas setiap harinya seimbang anatara shift
pagi, siang, dan malam, selalu ada perawat penanggung jawab disetiap
shift. Apabila shift pagi, maka perawat penanggung jawab adalah katim,
dan untuk shift siang dan malam yang bertanggung jawab adalah perawat
yang berdinas dan diserahi tanggung jawab oleh katim.
Dari hasil observasi didapatkan bahwa jadwal dinas perawat dibuat secara
bergantian antara ruang Bougenville.
f) Perhitungan Jumlah Tenaga di Ruangan
Pada saat pengkajian dan wawancara dengan kepala ruangan tanggal 31
Desember 2019 di dapatkan keterangan bahwa jumlah perhitungan tenaga
di ruang masih belum mencukupi dikarenakan tenaga perawat yang ada
sekarang masih dan harus dibagi secara bergantian antara Bougenville.
Dari hasil observasi didapatkan bahwa jumlah perawat yang bekerja pagi
hanya 6 orang yaitu kepala ruangan, ka Tim, perawat pelaksana dan 3
orang perawat, shif sore ada 2 orang dan shif malam juga 2 orang.
Menurut hasil kuisioner dari 17 perawat tentang perhitungan tenaga
perawat oleh kepala ruangan sudah Sesuai standar 4 orang, kurang 8
orang, sering 8 orang.
Tenaga perawat di Ruang Bougenville RSUD dr. Doris sylvanus Palangka Raya
tanggal 31 Desember 2019 - 01 Januari 2020.

Tingkat Jumlah Jumlah Kebutuhan Tenaga Total


Ketergantunga pasien Tanggal 31 Desember 2019
n Pagi Siang Malam
Partial 19 19x0,27=5,1 19x0,15= 2,85 19x0,07= 1,33 9,31
3
Jumlah 19 5,13 2,85 1,33 9,31
Jumlah keseluruhan perawat dalam perhari adalah 11 orang

Jumlah kebutuhan pegawai perawat perhari berdasarkan tingkat


ketergantungan klien menurut teori Douglas perhitungan tanggal 31
Desember 2019 :

1. Pagi sebanyak 5,31 = 6 orang perawat


2. Siang sebanyak 2,85 = 3 orang perawat
3. Malam sebanyak 1,33 = 2 orang perawat

Tingkat Jumla Jumlah Kebutuhan Tenaga Total


29

Ketergantungan h Tanggal 01 Januari 2020


pasien Pagi Siang Malam
Partial 16 16x0,27= 4,32 16x0,15= 2,4 16x0,07= 1,12 7,84
Total 1 1x0,36= 0,36 1x0,30= 0,3 1x0,20= 0,2 0,86
Jumlah 17 4,68 2,7 1,32 8,7
Jumlah keseluruhan perawat dalam perhari adalah 6 orang

Jumlah kebutuhan pegawai perawat perhari berdasarkan tingkat


ketergantungan klien menurut teori Douglas perhitungan tanggal 01
Januari 2019 :

1. Pagi sebanyak
= 2 orang
perawat
2. Siang
sebanyak 4,2 = 2 orang
perawat
3. Malam
sebanyak = 2 orang
perawat
Sehingga total rata-rata keseluruhan perawat yang dinas perhari
berjumlah yaitu (11+6) : 2 = 9 orang/hari. Jadi, rata-rata tingkat
kebutuhan tenaga perawat diruang Bougenville RSUD dr. Doris
Sylvanus selama 2 hari yaitu tanggal 31 Desember 2019 dan 01 Januari
2020 berjumlah 9 orang.

Menurut Lokakarya Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI)


Dalam lokakarya PPNI penentuan kebutuhan tenaga dihitung dengan
mengubah satuan hari dengan minggu. Jumlah hari kerja efektif dihitung
dalam minggu sebanyak 41 minggu dan jumlah kerja perhari selama 40 jam
per minggu. PPNI berusaha menyesuaikan lama kerja dan libur yang berlaku
di Indonesia:
Rawat Inap :

 Bangsal Ruang Bougenville = 8 jam

( A x 52 mg) x 7 hr (TT x BOR)


Tenaga Perawat
Keterangan : = + 25%
41 mg x 40 jam
TT : Tempat Tidur
A : Jumlah jam perawatan/24 jam

Perhitungan BOR Bulan Oktober-Desember 2019

No Bulan Jumlah bulan Tempat Lama hari


lama hari dalam 1 tidur rawat
periode
1 Oktober 31 23 728
2 November 30 23 806
3 Desember 31 23 780
30

Jumlah 92 69 2312

BOR (Bed Oucupancy Rate)

x 100%

2312
BOR= x 100 %
23 x 92

BOR=91,52 %

(3,4 x 52 ) x 7 hari(23 x 91,52 %)


tenaga perawat = +25 %
41 x 40
228,8 x 7 x 27,45
+25 %
1640

176,8 x 7 x 21,1
¿ + 25 %
1640

26.113,4
¿ +25 %
1640

¿ 15,92+25 %

¿ 19,9 Orang

Berdasarkan perhitungan tersebut tenaga perawat yang dibutuhkan di


ruang Bougenville sebanyak 20 orang perawat, sedangkan tenaga
perawat di ruang Bougenville saat ini ada 17 orang perawat.

Dari perhitungan di atas mulai tanggal 31 Desember 2019 – 01 Januari


2020, dapat disimpulkan perhitungan tenaga perawat menurut Douglas
untuk kebutuhan tenaga perawat diruang Bougenville sesuai dengan
kebutuhan pasien saat ini. Sedangkan, menurut lokakarya Persatuan
Perawat Nasional Indonesia (PPNI) perhitungan tenaga perawat di
ruang Bougenville tersebut tenaga perawat yang dibutuhkan di ruangan
sebanyak 20 orang perawat, sedangkan tenaga perawat di ruang
Bougenville saat ini ada 17 orang perawat dan masih belum terpenuhi
sesuai dengan perhitungan tenaga keperawatan PPNI.

3.3.1.4 Fungsi Pengarahan (Actuating)


a) Timbang terima (Hand Over)
Berdasarkan hasil wawancara kepada kepala ruangan, tanggal 31 Desemb
er 2019 timbang terima dilakukan pada pergantian shift dinas malam ke
dinas pagi yang dipimpin oleh kepala ruangan dengan metode komunikasi
SBAR, sedangkan pergantian shift dari pagi ke sore dipimpin oleh ketua
tim. Kemudian untuk timbang terima pada pergantian dinas sore ke dinas
31

malam dilakukan oleh perawat pelaksana yang berdinas. Timbang terima


pada shift dinas malam ke dinas pagi dilakukan di nurse station,
kemudian dilakukan dengan melihat langsung kondisi pasien namun
perawat tidak ada menyebutkan nama/memperkenalkan diri dengan
pasien nama perawat yang betanggung jawab berikutnya, setelah itu
perawat kembali ke nurse station untuk mendiskusikan hasil validasi data
atau terkait hal-hal yang hendak diklarifikasi ulang secara langsung. Pada
timbang terima dari shift pagi ke shif sore dan shif sore ke shif malam
hanya dilakukan di nurse station saja tanpa keliling ke ruangan pasien.
Hasil observasi tanggal 31 Desember 2019 – 01 Januari 2019, timbang
terima di Ruang Bougenville dilakukan setiap pergantian shift malam ke
pagi (pukul jam 07.00 WIB) yang diikuti oleh perawat shif malam dan
shif pagi. Beberapa kelebihan pelaksanaan timbang terima di Ruang
Bougenville adalah timbang terima dipimpin langsung oleh kepala
ruangan. Isi timbang terima sudah meliputi S-BAR, meliputi nama dan
ruang pasien, diagnosa medis dan kondisi pasien. Untuk masalah
keperawatan, intervensi yang telah dan belum dilakukan sudah dilaporkan
secara detail. Timbang terima dari shif malam ke shif pagi dilakukan di
nurse station dan dilanjutkan keliling ke ruangan pasien namun perawat
tidak ada menyebutkan nama/memperkenalkan diri dengan pasien,
perawat yang bertanggung jawab berikutnya. Pada shif pagi ke shif sore
dan shif sore ke shif malam hanya dilakukan di nurse station.
Berdasarkan hasil kuesioner yang dibagikan kepada 16 orang perawat
yang menjawab Selalu mengikuti kegiatan timbang terima 4 orang
(50,0%),selalu 1 orang, Sering 9 orang (25,0%), Kadang-kadang 6 orang
(25,0%).

b) Preconferent
Berdasarakan wawancara dengan kepala ruangan pada tanggal 31 Desem
ber 2019 Preconference sudah dilakukan apabila memang ada hal yang
perlu disampaikan.
32

Berdasarkan hasil observasi, kepala ruangan dan perawat melakukan


preconference di Ruang Bougenville apabila memang ada hal yang perlu
disampaikan.
Hasil kuesioner dari 17 orang perawat tentang pre konferen yang
menyatakan selalu 1 orang, Sering dilakukan 7 orang (37,5%), Kadang-
kadang 8 orang (50,0%).
c) Postconferen
Berdasarkan wawancara dengan kepala ruangan pada tanggal 31 Desemb
er 2019 Postconferens hanya kadang-kadang bisa dilakukan
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan pada tanggal 31 Desember
2019, didapatkan bahwa post conference sudah dilakukan namun tidak
optimal.
Hasil kuesioner dari 17 orang perawat tentang post conferen yang
menyatakan Sering dilakukan 5 orang , Kadang-kadang 7 orang (62,5%),
Jarang 4 orang (12,5%). Masalahnya yaitu Post conferen belum dilakukan
secara optimal.
d) Motivasi
Berdasarkan wawancara dengan kepala ruangan pada tanggal 31 Desemb
er 2019 motivasi kepada perawat sudah dilakukan namun hanya secara
lisan saja dan peningkatan motivasi sebenarnya sudah dilakukan oleh
rumah sakit baik secara langsung maupun tidak langsung. Misalnya,
adanya pelatihan-pelatihan yang diikuti dan pemberian reward kepada
perawat teladan setiap tahunnya untuk memotivasi perawat untuk
memberikan pelayanan kepada pasien dengan lebih baik.
Berdasarkan hasil observasi pada tanggal 31 Desember 2019, didapatkan
bahwa motivasi selalu dilakukan oleh kepala ruangan dan ketua tim
secara lisan.
e) Pendelegasian
Berdasarkan wawancara dengan kepala ruangan pada tanggal 31
Desember 2019 pendelegasian dari kepala ruangan berjenjang kepada
supervisior kepada staf diruang Bougenville hanya secara lisan dan tidak
tertulis.
Berdasarkan hasil observasi pada tanggal 31 Desember 2019, format
pendelegasian secara khusus belum ada.
f) Supervisi
33

Berdasarkan hasil wawancara dengan Kepala Ruang Bougenville pada


tanggal 31 Desember 2019, diruang Bougenville sudah ada supervisi
sendiri yang dilaksanakan oleh supervisor ruangan dan ada juga supervisi
harian dari perawat-perawat senior yang di tunjuk secara resmi oleh pihak
rumah sakit.
Dari hasil obsevasi didapatkan bahwa kegiatan supervisi ruangan
dilakukan setiap hari oleh supervisor ruangan tetapi hanya secara in
formal dan langsung ke ketua tim atau pun perawat pelaksana yang
berdinas
g) Ronde keperawatan
Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala ruangan pada tanggal 31
Desemer 2019, pelaksanaan ronde keperawatan hanya kadang-kadang dan
tidak terjadwal dengan baik.
Hasil observasi tanggal 31 Desember 2019 bahwa hanya timbang terima
antara kepala ruangan dengan perawat jaga setiap pagi yang dilakukan,
selebihnya visite bersama dokter spesialis, dan belum ada kegiatan ronde
keperawatan yang dilakukan
Berdasarkan hasil kuesioner dari 17 orang perawat tentang kegiatan ronde
keperawatan, perawat yang menyatakan Kadang-kadang 9 orang (75%),
Jarang 7 orang (12,5%).

3.3.1.5 Fungsi Pengendalian (Controlling)


a) Indikator Mutu
Berdasarkan wawancara dengan kepala ruangan pada tanggal 02 Januari
2019, menurut kepala ruang Bougenville untuk indikator mutu seperti
pasien infeksi nosokomial, kejadian dekubitus dan kejadian jatuh sebagai
tolak ukur untuk meningkatkan mutu pelayanan ruangan Bougenville
sudah berjalan dengan baik.
Berdasarkan hasil observasi, 16 orang, sering 2 orang, kadang kadang 6,
jarang 8 orang.
Belum ada sistem pelaporan, format pengendalian dan pencacatan
kegiatan pengendalian mutu di ruangan, juga belum terdapat indikator
mutu yang di tempel di ruangan.
b) Audit Dokumentasi Keperawatan
34

Berdasarkan wawancara dengan kepala ruangan pada tanggal 31


Desember 2019, menurut kepala ruang Bougenville sosialisasi audit
dokumentasi keperawatan sudah terlaksana oleh komite keperawatan.
Berdasarkan hasil observasi pada tanggal 31 Desember 2019, didapatkan
bahwa dokumentasi keperawatan diruang Bougenville meliputi
pengkajian, penetapan diagnosa keperawatan, intervensi, implementasi,
dan evaluasi keperawatan sudah terdokumentasi.
c) Survey Kepuasan Pasien
1. Pre Role Play
Berdasarkan hasil evaluasi melalui kuesioner yang telah dilakukan pada
tanggal 31 Desember 2019 dari 16 responden didapatkan kesimpulan
bahwa pasien merasa Sangat Puas sebanyak 83%, pada pasien Cukup
Puas sebanyak 17% dan 0% pasien menyatakan Tidak Puas.
2. Post Role Play
Berdasarkan hasil evaluasi melalui kuesioner degan jumlah kuesioner 21
buah dengan 25 item pertanyaan yang telah dilakukan pada tanggal 20
Januari 2020 didapatkan dari 21 kuisioner yang diberikan didapatkan
hasil 85,7% pasien menyatakan Sangat Puas dengan pelayanan dan
perawatan selama di rawat di Ruang Bougenville, 14,3% pasien
menyatakan Cukup Puas dan 0% pasien menyatakan Tidak Puas.
d) Rekapitulasi Komplain Pasien
Berdasarkan wawancara dengan kepala ruangan pada tanggal Januari
2018, rumah sakit sudah memiliki tim untuk rekapitulasi tentang
pelayanan di rumah sakit, pada ruang Bougenville belum memiliki
rekapitulasi komplain pasien, menurut kepala ruang Bougenville
rekapitulasi komplain pasien dilakukan 6 bulan sekali oleh bagian
pelayanan.
Berdasarkan hasil observasi pada bulan Januari 2019, didapatkan bahwa
rekapitulasi komplain pasien khusus untuk ruang Bougenville belum ada.

3.4 Output
3.4.1 Indicator Pelayanan Efisiensi Ruangan
a) BOR (Bed Oucupancy Rate)

x 100%
35

2312
BOR= x 100 %
23 x 92
BOR=91,52 %
Tahun 2019 BOR = 91,52%

Dari hasil perhitungan BOR di ruang Bougenville selama 3 bulan


(Oktober-Desember) 2019 didapatkan hasil 76.40%. Standar ideal
menurut Depkes 2005 yaitu 60-85% sehingga hasil perhitungan BOR
diruang Bougenville memasuki standar ideal.

b) AVLOS
ALOS (Average Leng Of Stay)

2312
ALOS=
663
ALOS=3,48

Tahun 2019 ALOS = 3 Hari

Dari hasil perhitungan LOS (rata-rata lama rawat pasien) di ruang


Bougenville selama 3 bulan (Oktober-Desember) 2019 didapatkan
hasil 3 hari. Standar ideal menurut Depkes 2005 yaitu 6-9 hari
sehingga hasil perhitungan ALOS diruang Bougenville tidak
memasuki standar ideal.

c) TOI
TOI (Turn Over Intval)

( 23 x 92 ) −2312
TOI=
663
2116−2312
TOI=
663
TOI=−0,295 atau6 jam

Tahun 2019 TOI = 6 jam

TOI merupakan indikator yang memberikan gambaran tingkat


efesiensi penggunaan tempat tidur. Idealnya tempat tidur kosong
36

tidak terisi pada kisaran 1-3 hari (Depkes, 2005). Berdasarkan data
ruangan Bougenville RSUD dr. Doris Sylvanus Palangka Raya
didapat nilai TOI 1 hari yang artinya tidak ideal.
d) BTO
BTO (Bed Turn Over)

663
BTO=
23
BTO=28,8 atau 29 kali
e)
Tahun 2019 BTO = 29 Kali f)
Dari hasil perhitungan
BTO di ruang Bougenville RSUD dr. Doris Sylvanus Palangka Raya
selama 1 Tahun didapatkan hasil BTO 29 kali. menurut Depkes 2005
idealnya dalam satu tahun, satu tempat tidur rata-rata dipakai 40-50 kali
sehingga masih kurang dari standar depkes.

e) NDR
jumlah pasien mati>48 jam
NDR= x 1000/ mil
jumlah pasienkeluar ( hidup+ mati )
1
NDR= x 1000 permil
663
NDR=1,50 permil

Dari hasil perhitungan NDR (angkat kematian > 48 jam setelah dirawat) di
ruang Bougenville RSUD dr. Doris Sylvanus Palangka Raya selama 3
bulan (Oktober-Desember) 2019 didapatkan hasil 1,50.

f) GDR
jumlah pasien(hidupmati) seluruhnya
GOR= x 1000 /mil
jumlah pasienkeluar

1
GOR= x 1000/mil
663

GOR=1,50/m

Dari hasil perhitungan GDR (angka kematian) di ruang Bougenville RSUD


dr. Doris Sylvanus Palangka Raya selama 3 bulan (Oktober-Desember)
2019 didapatkan hasil 1,50 permil.

1. Hasil Evaluasi Penerapan PAK (Instrumen ABC)


37

a) Instrumen A
Studi dokumentasi pada pengkajian tanggal 33 Desember 2019 – 01
Januari 2019, ada terdapat 7 status pasien diruang Bougenville.
Berdasarkan tabel dibawah ini tentang hasil status pasien terhadap format
evaluasi standar Asuhan Keperawatan dengan instrument A diketahui
bahwa Asuhan Keperawatan diruang di Ruang Bougenville RSUD dr.
Doris Sylvanus Palangka Raya didapatkan hasil evaluasi
pendokumentasian baik pada pengkajian, dan sangat baik pada diagnosa
keperawatan, perencanaan, implementasi dan catatan keperawatan.

Status 1 Status 2 Status 3 Status 4 Status 5 Status 6 Status 7


No Item Penilaian %
(%) (%) (%) (%) (%) (%) (%)
1 Pengkajian √ √ √ √ √ √ √ 100
2 Diagnosa √ √ √ √ √ √ √ 100
Keperawatan
3 Perencanaan √ √ √ √ √ √ √ 100
4 Implementasi √ √ √ √ √ √ √ 100
5 Evaluasi √ √ √ √ √ √ √ 100
6 Catatan √ √ √ √ √ √ √ 100
Keperawatan
Total 100 100 100 100 100 100 100 100

b) Instrumen B
Kepuasan Pasien
Jawaban
No Pertanyaan
Ya Tidak

1 Apakah perawat selalu memperkenalkan diri 12.5% 87.5%

2 Apakah perawat melarang anda/pengunjung 100% 0%


merokok di ruangan

3 Apakah perawat selalu menanyakan bagaimana 100% 0%


nafsu makan anda

4 Apakah perawat pernah menanyakan pantangan 100% 0%


dalam hal makanan kepada anda

5 Apakah perawat menanyakan atau 100% 0%


memperhatikan berapa jumlah makanan dan
makanan yang anda habiskan

6 Apabila anda/keluarga anda tidak mampu makan 87.5% 12.5%


sendiri apakah keluarga membantu menyuapi

7 Pada saat anda/keluarga anda dipasang infuse, 100% 0%


apakah perawat selalu memeriksa cairan
infuse/tetesannya dan area sekita pemasangan
jarum infuse
38

8 Apabila anda/keluarga anda mengalami kesulitan 100% 0%


buang air besar apakah perawat menganjurkan
makan buah-buahan, sayuran, minum yang cukup
dan banyak bergerak

9 Pada saat perawat membantu anda/keluaga anda 100% 0%


buang air besar/buang air kecil, apakah perawat
memasang sampiran/selimut, menutup
pintu/jendela. Mempersilahkan pengunjung
keluar ruangan

10 Apakah ruangan tidur anda/keluarga anda selalu 100% 0%


dijaga kebersihannya dengan disapu/dipel setiap
hari

11 Apakah lantai kamar mandi/wc selalu bersih, 100% 0%


tidak licin, tidak berbau dan cukup terang

12 Selama anda/keluarga anda belum mampu mandi 12.5% 87.5%


dalam keadaan istirahat total apakah
dimandikan/diseka oleh perawat

13 Apakah anda/keluarga anda dibantu oleh perawat 12.5% 87.5%


jika tidak mampu mengosok gigi, membersihkan
mulut atau mengganti pakaian atau menyisir
rambut

14 Apakah alat tenun seperti seprei, selimut diganti 100% 0%


setiap kotor

15 Apakah perawat memberikan penjelasan akibat 100% 0%


dari kurang bergerak, atau berbaring terlalu lama

16 Pada saat anda/keluarga anda masuk rumah sakit, 25% 75%


apakah perawat memberikan penjelasan tetang
fasilitas yang tersedia dan cara penggunaanya.
Peraturan/tata tertib yang berlaku di rumah sakit

17 Selama anda/keluarga anda dalam perawatan 100% 0%


apakah perawat memanggil nama dengan benar

18 Selama anda/keluarga anda dalam perawatan 100% 0%


apakah perawat mengawasi keadaan anda secara
teratur pada pagi sore maupun malam hari

19 Selama anda/keluarga anda dalam perawatan 100% 0%


apakah perawat memberi bantuan bila diperlukan.

20 Apakah perawat bersikap sopan, ramah 100% 0%

21 Apakah anda/keluarga anda mengetahui perawat 25% 75 %


yang bertanggung jawab setiap kali pergantian
dinas

22 Apakah perawat selalu memberi penjelasan 100% 0%


sebelum melakukan tindakan perawatan /
pengobatan

23 Apakah perawat selalu bersedia mendengarkan 100% 0%


dan memperhatikan setiap keluhan anda/keluarga
anda

24 Dalam hal memberikan obat apakah perawat 100% 0%


39

membantu menyiapkan/meminumkan obat

25 Selama anda/keluarga anda dirawat apakah 100% 0%


diberikan penjelasan tentang perawatan /
pengobatan / pemeriksaan lanjutan setelah
andakeluarga anda diperbolehkan pulang

TOTAL 83% 17%

Keterangan : 80 % – 100 % = Puas, < 80 % = Kurang Puas.

Berdasarkan hasil evaluasi melalui kuesioner yang telah dilakukan


pada tanggal 31 Desember 2019 dari 16 responden didapatkan
kesimpulan bahwa pasien merasa puas sebanyak 83%, dan pasien
kurang puas sebanyak 17%. Pasien merasa puas pada item pertanyaan
2 – 11,14-15, 17-20,22-25.
Dari item pertanyaan no 6 “Apabila anda/keluarga anda tidak mampu
makan sendiri apakah keluarga membantu menyuapi “ terdapat
sebanyak 87,5% pasien merasa tidak puas, item pertanyaan no 12
“Selama anda/keluarga anda belum mampu mandi dalam keadaan
istirahat total apakah dimandikan/diseka oleh keluarga” sebanyak
87,5% merasa tidak puas dan item pertanyaan no 13 “Apakah
anda/keluarga anda dibantu oleh perawat jika tidak mampu mengosok
gigi, membersihkan mulut atau mengganti pakaian atau menyisir
rambut” terdapat 87,5% pasien merasa tidak puas dikarena semua
pasien yang dirawat di Ruang Bougenville termasuk dalam kategori
parcial care.

Kepuasan Perawat
SP: Sangat Puas P:Puas CP: Cukup Puas TP:Tidak Puas STP: Sangat Tidak Puas

No Pertanyaan SP P CP TP STP

Jumlah gaji yang diterima


1 dibandingkan pekerjaan yang 1 (15,7%) 16 (84,2%) 2(10,5%) 0% 0%
saudara lakukan

Sistem pengkajiaan yang dilakukan


2 1(15,7%) 18(94,7%) 0% 0% 0%
institusi tempat saudara bekerja

Jumlah gaji yang diterima


3 1(15,7%) 11(57,8%) 5(26,3%) 2(10,5%) 0%
dibandingkan pendidikan saudara

Pemberian insentif tambahan atas


4 1(5,2%) 0% 15(78,9 %) 3(15,7%) 0%
suatu prestasi atau kerja ekstra

Tersedianya peralatan dan


5 perlengkapan yang mendukung 1(5,2%) 13(68,4%) 4(21,0%) 1(5,2%) 0%
pekerjaan

Tersedianya fasilitas penunjang


6 1(5,2%) 12(63,1%) 6(31,5%) 0% 0%
seperti kamar mandi, kantin, parker
40

Kondisi ruangan kerja terutama


7 berkaitan dengan ventilasi udara, 1(5,2%) 10(52,6%) 8(42% ) 0% 0%
kebersihan dan kebisingan

Adanya jaminan atas kesehatan atau


8 1(5,2%) 10(52,6%) 5(26,3%) 3(15,7%) 0(%)
keselamatan kerja

Perhatian institusi rumah sakit


9 1(5,2%) 12(63,1%) 5(26,3%) 1(5,2%) 0%
terhadap saudara

Hubungan antara karyawan dalam


10 13(68,4%) 5(26,3%) 1(5,2%) 0% 0%
kelompok kerja

Kemampuan dalam bekerja sama


11 17(89%) 1(5,2%) 1(5,2%) 0% 0%
antar karyawan

Sikap teman-teman sekerja


12 15(78,9%) 4(21,0%) 0% 0% 0%
terhadap saudara

Kesesuaian antara pekerjaan dan


13 1(5,2%) 14(73,6%) 4(21,0%) 0% 0%
latar belakang pendidikan saudara

Kemampuan dalam menggunakan


14 waktu bekerja dengan penugasan 2(10,5%) 17(89%) 0% 0% 0%
yang diberikan

Kemampuan supervise/pengawas
15 2(10,5%) 16(84%) 1(5,2%) 0% 0%
dalam membuat keputusan

Perlakuan atasan selama bekerja di


16 7(36,8%) 11(57,8%) 1(5,2%) 0% 0%
sini

Kebebasan dalam melakukan suatu


17 metode sendiri dalam 1(5,2%) 17(89%) 1(5,2%) 0% 0%
menyelesaikan pekerjaan

Kesempatan untuk meningkatkan


18 kemampuan kerja melalui pelatihan 1(5,2%) 14(73,6%) 3(15,7%) 1(5,2%) 0%
atau pendidikan tambahan

Kesempatan untuk mendapatkan


19 1(5,2%) 15(78,9%) 3(15,7%) 0% 0%
posisi lebih tinggi

Kesempatan membuat suatu


20 prestasi dan mendapatkan kenaikan 1(5,2%) 18(94,7%) 0% 0% 0%
pangkat

Total 70 234 65 11 0

Persentase 18,4% 61,5% 17,1% 2,9% 0%

Berdasarkan pengumpulan data kuesioner pada tanggal tanggal 31


Desember 2019 dari data pertanyaan instrumen B yang menyatakan
Sangat Puas sebanyak 18,4%, Puas 61,5 %, Cukup Puas 17,1 %, Tidak
Puas 2,9%, dan Sangat Tidak Puas 0%.

Instrumen C Kepatuhan Sesuai SOP


a. Cuci tangan
41

No Prosedur P1 P2 P3 P4 P5
1. Persiapan Alat:
a. Bak cuci dan air mengalir √ _ _ _ √

b. Sabun atau antiseptic _ √ √ √ √

c. Handuk atau pengering _ _ _ √ √

2. Tahap Pra Interaksi:


Kuku dalam keadaan pendek
3. Tahap Kerja :
a. Lepaskan asesoris yang √ √ √ √ √
melekat pada kedua tangan dan
lengan
b. Basahi kedua tangan dengan √ √ √ √ √
air yang mengalir
c. Gunakan sabun cair _ √ _ _ _
secukupnya sampai
keseluruhan permukaan tangan
d. Saat membasuh tangan dengan
sabun, terapkan 6 prinsip √ √ √ √ √
utama :
1. Gosokkan kedua telapak √ √ √ √ √
tangan
2. Gosok punggung tangan √ √ √ √ √
dan sela-sela jari bagian
luar dengan berlawanan
arah secara bergantian
3. Gosok sela-sela jari bagian √ √ √ √ √
dalam secara bergantian
4. Gosok punggung jari √ √ √ √ _
dengan gerakan setengah
memutar bolak-balik
5. Gosok ibu jari dan sela jari √ √ √ √ _
telunjuk dengan gerakan
melingkar secara
bergantian
6. Bersihkan ujung jari √ √ √ √ _
dengan menggosokkan ke
telapak tangan secara
melingkar.
e. Bilas tangan dengan air √ √ √ √ √
f. Keringkan dengan handuk _ _ _ _ _
sekali pakai
g. Menutup kran dengan _ _ _ _ _
menggunakan handuki
h. Waktu cuci 40-60 detik _ _ _ _ _

Keterangan : P = Perawat
42

Berdasarkan hasil observasi untuk 5 orang perawat dari SPO cuci


tangan, pada poin 3 F (100%) tidak ada handuk atau pengering
diruangan karena keterbatasan alat. Pada poin 3 G (100%) tidak
menutup kran menggunakan handuk, karena ketidakadaan barang.
Pada poin 3 H (100%) waktu cuci 40-60 detik yang tidak optimal.

b. Pemasangan infus
No Prosedur P1 P2 P3 P4 P5
1. Persiapan Alat:
a. Seperangkat infus √ √ √ √ √
set steril
b. Cairan infus yang √ √ √ √ √
akan diberikan
c. Kapas alcohol, √ √ √ √ √
sarung tangan dalam
tempatnya
d. Kanul IV
(jarum/wing √ √ √ √ √
needle/abocath/surfl
o) dengan nomor
yang sesuai
e. Standar infus √ √ √ √ √
f. Bidai dan pembalut √ √ √ √ √
bila perlu
g. Plester, gunting
verban, pembalut, √ √ √ √ √
pengikat pembedung
(tourniquet)
h. Plester plastic steril √ √ √ √ √
transparans/hypafix
2. Persiapan pasien:
a. Memberitahu pasien √ √ √ √ √
tentang tindakan
yang akan dilakukan
b. Menyiapkan √ √ √ √ √
lingkungan
c. Tempat pemasangan √ √ √ √ √
pada lengan tangan
dalam, telapak
tangan bagian atas,
bagian kaki,
kepala/dahi (anak-
anak)
3. Tatalaksana:
a. Melakukan hand √ √ √ √ √
hygiene
b. Membuka pakaian √ √ √ √ √
pada daerah yang
dipasang infuse
c. Membentangkan _ _ _ _ _
43

pengalas dibawah
anggota badan yang
akan dipasang infuse
d. Mengandung botol √ √ √ √ √
cairan infus pada
standar infuse
e. Membuka perangkat √ √ √ √ √
infus, mengeluarkan
pipa/jarum udara,
memasukkan jarum
udara ke dalam
tutup botol infuse
f. Memasukkan jarum √ √ √ √ √
infus kedalam tutup
botol, membuka
penjepit (klem),
mengalirkan cairan
untuk mengeluarkan
udara dan mengisi
pipa infus sampai
tidak tersisa udara di
selang), kemudian
pipa infus dijepit
kembali (diklem).
g. Posisikan pengatur √ √ √ √ √
tetesan dengan
jaraknya 2-4 cm
dibawah tempat
tetesan.
h. Mencari daerah vena √ √ √ √ √
yang akan dipasangi
kanul IV
i. Lakukan disinfektan √ √ √ √ √
pada area yang akan
dilakukan vena
punksi dengan
menggunakan kapas
alkohol
j. Melakukan vena √ √ √ √ √
punksi
k. Sambungkan set √ √ √ √ √
infuse dengan kanul
IV, lalu alirkan
cairan infuse sesuai
kebutuhan
l. Menilai √ √ √ √ √
ada/tidaknya
pembengkakan
m. Merekatkan pangkal √ √ √ √ √
kanul IV dan tempat
tusukan dengan
plester pada kulit
n. Lakukan fiksasi
44

dengan plester √ √ √ √ √
secukupnya,bila
perlu pasang bidai
o. Berikan tanggal √ √ √ √ √
pemasangan kanul
IV
p. Membereskan alat
dan mengembalikan √ √ √ √ √
ketempat semula
q. Melakukan hand
hygine

Keterangan : P = Perawat

Berdasarkan hasil observasi untuk 5 orang perawat dari SPO pemasangan


infus, pada poin 3 C (100%) tidak ada membentangkan pengalas dibawah
anggota badan yang akan dipasang infuse karena keterbatasan alat.

c. Pemberian obat injeksi IV


No Prosedur P1 P2 P3 P4 P5
1. 1. Cuci tangan dan _ _ _ _ _
gunakan sarung
tangan
2. Cek nama pasien
dengan melakukan
identifikasi pasien _ _ _ _ _
minimal dua
identitas yaitu
menanyakan nama
dan nomor rekam
medik pasien
3. Jelaskan pada
pasien tujuan _ _ _ _ _
pemberian injeksi,
efek samping obat
dan lokasi
pemberian obat
4. Cek nama obat √ √ √ _ √
yang akan diberikn
(lyst pasien,CM,
obat, bungkus obat)
dengan didampingi
saksi
5. Cek dosis obat (lyst √ √ √ _ √
pasien,CM
obat,sediaan obat)
dengan didampingi
saksi
6. Cek tanggal _ _ _ _ _
kadaluwarsa pada
45

label obat/bungkus
obat pasien dengan
didampingi saksi
7. Cek waktu √ √ √ √ √
pemberian obat
(lyst pasien,CM
obat,Label sediaan
obat) dengan
didampingi saksi
8. Cek cara √ √ √ √ √
pemberian obat
(lyst pasien,Cm
obat,label sediaan
obat) dengan
didampingi saksi
9. Berikan posisi yang √ √ √ √ √
nyaman
(berbaring/miring/
tengkurap/duduk)
a. Perhatikan
tindakan asepsis
b. Perhatikan
aliran tetesan
infus (jika
pasien
menggunakan
infus)
c. Injeksikan obat
sesuai dengan
lokasi
penyuntikan
secara perlahan
10. Awasi adanya √ √ √ √ √
tanda-tanda reaksi
alergi pasien
11. Rapikan pasien dan √ √ √ √ √
alat-alat
12. Mencuci tangan _ _ _ _ _

13. Catat dan √ √ √ √ √


dokumentasikan
pemberian obat
pasien dan berikan
paraf dan nama
terang pemberi
obat

Keterangan : P = Perawat

Berdasarkan hasil observasi untuk 5 orang perawat dari SPO pemberian


obat injeksi IV, pada poin 1 yaitu mencuci tangan dan menggunakan
46

sarung tangan yang paling banyak tidak dilakukan (100%). Perawat tidak
mencuci tangan pada saat pemberian injeksi IV ini di karenakan tempat
mencuci tangan di ruangan yang belum optimal dan perawat tidak
menggunakan sarung tangan saat melakukan pemberian injeksi IV karena
keterbatasan alat yang tersedia diruangan, dan pada poin 3 yaitu perawat
banyak tidak menjelaskan tujuan pemberian injeksi, efek samping obat,
dan lokasi pemberian obat yaitu sebanyak (100%)

d. Pemasangan tranfusi darah


No Prosedur P1 P2 P3 P4 P5
1. Persiapan Alat:
1. Cairan NaCl 0,9% √ √ √ √ √
100@500cc
2. Komponen darah √ √ √ √ √
(PRC/TC)
3. Blood set / Platelet √ √ √ √ √
set
4. Sarung tangan √ √ √ √ √
5. Formulir √ √ √ √ √
pengambilan darah

2. Tatalaksana:
1. Jelaskan prosedur - - - - -
yang akan
dilakukan
2. Sebelum √ √ √ √ √
melakukan
transfusi darah,
terlebih dahulu
memeriksa
identifikasi
kebenaran produk
darah: periksa
kompatidilitas
dalam kantong
darah, periksa
kesesuaian dengan
identifikasi pasien,
periksa kadaluarsa
dan periksa adanya
bekuan
3. Cuci tangan dan - - - - -
gunakan sarung
tangan
4. Gunakan blood set/ √ √ √ √ √
transfusi set
5. Lakukan pemberian √ √ √ √ √
infus NaCl 0,9%
selama 15 menit
47

dengan 20 tpm
(baca : prosedur
pemasangan infus)
terlebih dahulu
sebelum pemberian
transfusi darah
6. Buka set pemberian √ √ √ √ √
darah
7. Masukkan darah, √ √ √ √ √
atur tetesan (sesuai
indikasi)
8. Setelah darah √ √ √ √ √
habis, bilas dengan
NaCl 0,9%, ganti
dengan blod set
yang baru bila tidak
indikasi pemberian
darah berikutnya
9. Rapikan alat dan √ √ √ √ √
klien
10. Cuci tangan - - - - -
11. Dokumentasi √ √ √ √ √

Keterangan : P = Perawat

Berdasarkan hasil observasi untuk 5 orang perawat dari SPO pemasangan


transfusi darah, pada poin 2 no 1 perawat tidak menjelaskan prosedur yang
akan dilakukan (100%), dan pada poin 2 no 3 perawat tidak menggunakan
sarung tangan saat melakukan transfuse darah (100%). Hal ini mungkin
disebabkan karena perawat yang jaga sedikit sedangkan jumlah pasien yang
banyak sehingga menyebabkan tidak optimalnya pemberian asuhan
keperawatan.

3.5 Analisa Masalah


No Data Masalah

1 DS : Tidak optimalnya hand hygien


5 momen sebelum kontak
- Perawat mengatakan kurangnya dengan pasien
kesadaran tenaga kerja dalam melakukan
hand hygine 5 moment
- Seringnya melupakan hand hygine 5
momen yaitu poin pertama sebelum
kontak dengan pasien

DO :

- Hasil observasi dari 5 perawat yang


48

melakukan hand hygien 5 momen 3 di


antaranya tidak melakukan hand hygien
sebelum kontak dengan pasien

2 DS : Tidak optimalnya sasaran


keselamatan pasien resiko
- Perawat mengatakan pengkajian penilaian jatuh
resiko jatuh tidak dilanjutkan di ruang
perawatan
- Perawat mengatakan tidak tersedianya
penandaan resiko jatuh
- Keluarga pasien mengatakan tidak ada
dijelaskan mengenai resiko jatuh

DO :

- Saat dilakukan pengkajian dari 7 pasien


yang dilakukan observasi, sebagian besar
tidak terpasang pagar pengaman pada
tempat tidur.
- Tampak tidakada penandaan resiko
jatuh/pemasangan gelang resiko jatuh
- Berdasarkan hasil kuesioner dengan
perawat tentang audit mutu kejadian
pasien resiko jatuh, 3 perawat (37,5%)
menyatakan jarang dilakukan audit mutu
kejadian resiko jatuh, 3 perawat (37,5%)
menyatakan kadang-kadang.

3 DS : Kurang optimalnya timbang


terima di Ruang Bougenville
DO :
- Berdasarkan hasil kuesioner, 5 keluarga
pasien (87.5%) menyatakan tidak ada
perawat yang memperkenalkan diri
- Berdasarkan hasil kuesioner, 6 keluarga
pasien (85,7%) menyatakan tidak
mengetahui perawat yang bertanggung
jawab setiap kali pergantian dinas.
- Berdasarkan observasi, pada setiap
operan di ruangan pasien jarang
dilakukan perkenalan diri oleh perawat

3.6 Prioritas Masalah


Prioritas masalah dilakukan dengan teknik kriteria matriks dengan memperhatikan
aspek-aspek sebagai berikut :
1. Magnitude (Mg), yaitu kecenderungan dan seringnya masalah terjadi.
2. Severity (Sv), yaitu besarnya kerugian yang ditimbulkan.
3. Manage ability (Mn), yaitu kemampuan menyelesaikan masalah –masalah.
4. Nursing Concern (Nc), yaitu focus pada keperawatan.
49

5. Affordabilility (Af), yaitu ke tersedian sumber daya.

Setiap masalah diberikan nilai dengan rentang 1-5 dengan kriteria sebagai berikut :
5= sangat penting,
4 = penting,
3 = cukup penting,
2 = kurang penting,
1 = sangat kurang penting.
Prioritas Masalah Manajemen Keperawatan diruang di Ruang Bougenville RSUD dr.
Doris Sylvanus Palangka Raya.
No Masalah Mg Sv Mn Nc Af Prioritas
1 Tidak optimalnya hand hygine 5
5 5 5 5 5 3125
momen di ruang bougenville
2 Tidak optimalnya sasaran keselamatan
5 5 5 5 5 3125
pasien resiko jatuh
3 Kurang optimalnya timbang terima di
Ruang Bougenville 4 4 4 4 4 1024

Catatan: Dimana yang menjadi prioritas adalah masalah dengan jumlah nilai/
skor paling besar.

3.7 Analisis Fish Bone (Masalah Prioritas/Hanya Satu Masalah Utama)


Identifikasi penyebab terjadinya masalah pada masalah yang prioritas ialah :

Tidak Optimalnya Hand Hygine 5 Momen Sebelum Kontak Dengan Pasien

M4 (Machine) M5 (Market)
Alkohol swab di Ruang Bougenville
kamar pasien

M3 (Material)
Terbatasnya Tidak optimalnya
sarana dan hand hygine 5
prasarana momen sebelum
kontak dengan
pasien

M2 (Money) M1 (Man)
Anggaran didapat dari pihak Kurangnya kesadaran perawat
RS dengan pengajuan pada momen 1 untuk melakukam
proposal hand hygien
50

3.8 Planning Of Action


Dengan adanya berbagai macam masalah yang muncul dari hasil pengkajian yang dilakukan, maka kelompok membuat perencanaan untuk pemecahan
masalah sesuai dengan prioritas masalah sebagai berikut :
PENANGGUNG
No MASALAH KEGIATAN INDIKATOR KEBERHASILAN WAKTU
JAWAB
1. Tidak optimalnya hand hygine 1. Lakukan hand hygien 5 momen 1. Semua perawat melakukan hand hygine 5
5 momen sebelum kontak 2. Selalu mengingatkan perawat yang akan moment terutama sebelum kontak dengan pasien
dengan pasien berdinas selanjutnya 2. Keluarga pasien mengetahui pentingnya 5
06 – 18
3. Lakukan penjelasan kepada keluarga tentang momen
Januari
hand hygine 5 momen Kelompok 1
2020
4. Lakukan kolaborasi bersama kepala ruangan
untuk riview kepada perawat pengkajian
resiko jatuh yang sudah ada di lembar status

2. Tidak optimalnya sasaran 1. Lakukan penilaian resiko jatuh setiap hari 1. Semua perawat melakukan pengkajian resiko 06 – 18
keselamatan pasien resiko 2. Sediakan alat penandaan resiko jatuh jatuh Januari
jatuh 3. Lakukan pemasangan penandaan resiko jatuh 2. Pasien tidak ada yang terjatuh 2020
baik gelang maupun penandaan yang
tergantung seluruh bed pasien
4. Lakukan penjelasan kepada keluarga tentang Kelompok 1
nilai resiko jatuh dan penandaan yang dipasang
5. Lakukan kolaborasi bersama kepala ruangan
untuk riview kepada perawat pengkajian resiko
jatuh yang sudah ada di lembar status

3. Kurang optimalnya timbang 1. Lakukan sosialisasi proses timbang terima 1. Meminimalkan kejadian yang tidak diharapkan 06 – 18
terima di Ruang Bougenville lanjutan di ruang pasien 2. Memanfaatkan sarana yang sudah tersedia Januari
2. Lakukan perkenalan diri saat penerimaan pasien dengan Memotivasi dan menginformasikan 2020
Kelompok 1
baru dan saat timbang terima di ruang pasien keluarga dan perawat untuk menggunakan
fasilitas yang ada dengan baik.

Anda mungkin juga menyukai