BAB 3
TINJAUAN LAHAN
91
2
Pada tahun 2014 Rumah Sakit dr. Doris Sylvanus sudah menjadi Rumah Sakit
Pendidikan sesuai dengan SK Menteri Kesehatan RI Nomor HK
02.03/I/0115/2014 Tentang penetapan RSUD dr. Doris Sylavnus sebagai
Rumah Sakit Pendidikan. Dan pada tahun 2015 Rumah Sakit dr. Doris
Sylvanus sudah memiliki 306 tempat tidur.
1). Visi
Menjadi Rumah Sakit Unggulan di Kalimantan.
2). Misi
Meningkatkan pelayanan yang bermutu prima dan berbasis Ilmu
Pengetahuan dan Teknologi Kedokteran (IPTEKDOK)
Meningkatkan Sumber Daya Manusia yang profesional dan berkomitmen
tinggi
Meningkatkan prasarana dan sarana yang modern
Meningkatkan manajemen yang efektif dan efisien
Meningkatkan kualitas pendidikan dan penelitian di bidang kedokteran
dan kesehatan
3). Motto
“ BAJENTA BAJORAH “
Memberikan pelayanan dan pertolongan kepada semua orang dengan ramah
tamah, tulus hati dan kasih sayang.
4). Tujuan
Menjadi rumah sakit pendidikan unggulan di Kalimantan dalam pelayanan
medis khususnya bidang Kebidanan dan Kandungan serta dalam bidang
Service Excellence.
6. Uraian Tugas
a. Menyusun rencana Keperawatan atas persetujuan ketua tim
sesuai dengan kemampuannya
b. Melakukan tindakan keperawatan pada pasien sesuai kompetensi
c. Melakukan evaluasi asuhan keperawatan sesuai kompetensi
d. Berperan serta dengan anggota tim kesehatan membahas kasus
dan upaya meningkatkan mutu asuhan keperawatan
e. Melaksanakan tugas pagi, sore, malam dan hari libur secara
bergantian sesuai jadwal dinas
f. Mengikuti pertemuan berkala yang diadakan oleh kepala ruang
rawat
g. Meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan di bidang
keperawatan yang tepat antara lain melalui pertemuan ilmiah atas
ijin/persetujuan atasan
h. Melaksanakan serah terima tugas kepada petugas pengganti
secara lisan maupun tulis, pada saat pergantian dinas
Persyaratan Jabatan :
1) Pendidikan : D III / SMA / Sederajat
2) Berkepribadian dan berakhlak baik
3) Berkemampuan untuk memahami petunjuk dan berkomunikasi dengan orang
lain
4) Sehat jasmani, rohani dan social
Tugas Pokok :
Menyelenggarakan sistem administrasi yang teratur dan melaksanakan
kegiatan administrasi umum, kepegawaian dan pelaporan serta pengelolaan
arsip yang tertib dan rapi di instalasi Rawat Inap
Bertanggung jawab kepada : Kepala Instalasi Rawat Inap
Wewenang :
1. Merencanakan dan meminta kebutuhan logistik penunjang alat tulis untuk
keperluan di instalasi Rawat Inap
2. Mengkompilasi semua laporan instalasi Rawat Inap
Uraian Tugas :
1. Merencanakan kebutuhan logistik pendukung untuk keperluan instalasi
Rawat Inap
2. Merencanakan sistem administrasi yang teratur, tertib dan efisien
3. Melakukan kegiatan administrasi dan pengelolaan arsip yang tertib, rapi
terhadap seluruh kegiatan ke Rawat Inap meliputi:
1) Administrasi surat menyurat
2) Administrasi keuangan
3) Administrasi kegiatan dan kinerja
4) Administrasi sumber daya manusia
5) Laporan perbekalan Rawat Inap setiap bulan
6) Administrasi hasil audit mutu
4. Menyiapkan semua data informasi yang diperlukan Kepala Instalasi Rawat
Inap
5. Memberikan data dan informasi yang dibutuhkan oleh kepala ruang
perawatan/ supervisor
6. Membantu supervisor dalam pengelolaan data kegiatan
11
3.2 Input
3.2.1 Ketenagaan (Man)
Tenaga perawat di Ruang Bougenville berjumlah 17 orang, sudah termasuk
Kepala Ruangan, Katim, Supervisor dan Perawat Pelaksana.
1) Jumlah perawat yang berada di Ruang Bougenville berdasarkan tingkat
pendidikan meliputi:
Magister : 0 orang
Sarjana Keperawatan Ners : 3 orang
Sarjana Keperawatan : 0 orang
DIV Keperawatan : 0 orang
D III Keperawatan : 14 orang
2) Jumlah perawat yang berada di Ruang Bougenville berdasarkan status
kepegawaian meliputi:
PNS : 13 orang
Non PNS : 4 orang
3) Jumlah tenaga kerja di Ruang Bougenville RSUD dr. Doris sylvanus
Palangka Raya
13
No
Jenis Tenaga Kerja Jumlah (orang)
.
1. Tenaga Keperawatan 17
2. Tenaga Non Keperawatan 3
3. Tenaga Medis 6
Jumlah 26
4) 10 Penyakit Terbanyak
No. Nama Penyakit Jumlah %
1 CRF 28.42%
272
2 DM 17.76%
170
3 DHF 10.87%
104
4 GASTRITIS 11.08%
106
5 ANEMIA 8.25%
79
6 GEA 7.42%
71
7 ISK 6.17%
59
8 HIPOKALEMIA 3.87%
37
9 DISPEPSIA 3.66%
35
10 MELENA 2.19%
21
Total 100.00%
957
Dari 10 penyakit terbanyak yang tertinggi pada tahun 2018 adalah CRF
dengan jumlah 275 orang (28,42%) dan paling sedikit adalah Melena
dengan jumlah 21 orang (2,19%).
1 Gorden 160
2 Seprai 43
3 Selimut 13
4 Sarung bantal 43
4) Fasilitas dan alat kesehatan di Ruang Bougenville RSUD dr. Doris sylvanus
Palangka Raya
Keadaan Barang
No. Jenis Barang Jumlah Kurang
Baik Rusak
Baik
1. Ranjang Pasien 23 Buah
2. Kasur Pasien 23 Buah
3. Kasur Decubitus 1 Buah
4. Suction 1 Buah
5. EKG 2 Buah
7. Lampu Baca Rontgen 1 Buah
8. Glucotest 1 Buah
9. Blood Pressure 17 Buah
10. Regulator 8 Buah
12. Kursi Roda 2 Buah
13. Brankard Pasien 1 Buah
14. Tiang Infus 23 Buah
15. Nebulizer 2 Buah
16. Ambu Bag Adult 1 Buah
17. Bed Side Cabinat 23 Buah
18. Lemari Obat Emergency 1 Buah
19. Komputer Set + Printer 1 Buah
20. Meja Kerja 2 Buah
21. Kursi Besi Lipat 13 Buah
22. Kursi Busa Berputar 2 Buah
5) Daftar alat rumah tangga
7) Adminitrasi Penunjang
Berdasarkan hasil observasi pada tanggal 31 Desember 2019, diketahui
bahwa sarana dan prasarana di Daftar Alat Rumah Tangga Ruang
Bougenville sudah cukup baik. Fasilitas penunjang seperti kamar mandi/WC
kondisinya cukup baik terdapat pegangan untuk pasien. Setiap pagi ruangan
dibersikan oleh petugas CS dan kondisi ruangan cukup tenang. Kondisi
administrasi penunjang cukup baik, terdiri atas : 1 buku laporan harian, 1
buku tanda-tanda vital, 1 buku visit dokter, 1 buku konsul, 1 buku injeksi
dan obat oral.
Status pasien ditempatkan dengan menggunakan map besar berpenjepit yang
di dalamnya berisikan lembar-lembar catatan medis penyakit pasien, dan
hasil-hasil pemeriksaan selama perawatan. Status pasien tersebut disimpan di
atas meja nurse station, dan cara menyimpanannya di urutkan berdasarkan
ruangan di mulai dari kamar 2 di ikuti kamar berikutnya, sehingga mudah
untuk dicari jika di butuhkan untuk keperluan visite dokter dan lainnya. Pada
map tersebut diberikan nama pasien, TTL/umur, agama, pekerjaan, jaminan,
no. RM, diagnosa dan DPJP.
Formulir pemeriksaan yang dibutuhkan untuk pasien untuk pasien disimpan
di dalam lemari yang terbuat dari kayu yang disusun secara rapi sehingga
mudah untuk di ambil jika di perlukan.
8) Denah Ruangan
1. Ruang Bougenville merupakan bangunan lama yang bertempat
digedung bagian belakang memiliki 7 kamar bangsal yang terdiri dari
23 bed, 1 ruang ners station dan administrasi, 1 kamar perawat, 1
kamar obat, 1 wc untuk karyawan, dan 1 wc untuk pasien per ruangan.
Denah Ruangan Bougenville :
Selasar Ruang
Tunggu
Kantor Kelas II Gudang Kela Nursestation
Karu Alat sI
Pintu masuk
16
3.2.3 Bagan Organisasi Ruang Bougenville RSUD dr. Doris Sylvanus Palangka
Raya
DIREKTUR
drg. Yayu Indriaty, Sp. KGA
PJ. Askep & Dok PJ. Inventaris PJ. Obat- PJ. Sterilisasi PJ. Pencatatan PJ. SIMRS
& Mutu Ruangan obatan ABHP & Kebersihan & Pelaporan 1. Tina
Keperawatan 1. Lena 1. Rabiatul 1. Lely 1. Latifah 2. Selvia
1. Nisa 2. Dewi 2. Hana 2. Putri 2. Rini 3. Agustina
2. Yesika
LASA -> kesalahan obat yang terjadi karena kebingungan terhadap nama
obat, kemasan dan etiket/labeling. Tahun 2005, terdapat lebih dari 33.000
obat nama dagang dan 9.000 obat dengan nama generik.
AHFS Drug Information
Lebih dari 3.000 pasang obat memiliki LASA.
USP DI
Penyebab : order tidak jelas, tulisan dokter yang buruk, ada order lisan
yang tidak tepat, kurangnya pemeriksaan/verifikasi kembali, banyaknya
jumlah jenis obat, lingkungan kerja yang buruk.
AHFS Drug Information
Contoh LASA
Kajian data
Saat dilakukan wawancara, perawat mengatakan pengkajian penilaian
resiko jatuh sudah dilakukan di ruang IGD dan dilanjutkan di ruang
Bougenville sehinga tersedia penandaan resiko jatuh.
Saat dilakukan observasi pada pasien, semua terpasang pagar pengaman
pada tempat tidur. Tampak tidak ada penandaan resiko jatuh/pemasangan
gelang resiko jatuh.
Berdasarkan hasil kuesioner dengan perawat tentang audit mutu kejadian
pasien resiko jatuh, 3 perawat (37,5%) menyatakan jarang dilakukan audit
mutu kejadian resiko jatuh, 3 perawat (37,5%) menyatakan kadang-
kadang.
g. Sasaran VII : Tenaga Kesehatan/Keunggulan RS
Kajian data
Dari segi tenaga keperawatan secara umum perawat sudah mengikuti
pelatihan-pelatihan khusus tentang neurologi. Pelatihan-pelatihan tersebut
diikuti untuk menambah pengetahuan tentang penyakit syaraf dan juga
untuk memenuhi syarat memperpanjang STR (surat tanda registrasi).
Untuk prestasi yang pernah diraih, sampai saat ini ruang Bougenville
meraih piagam “Ruang Terbersih” dari tahun 2003, 2006, 2012 dan 2014
yang di raih oleh Bougenville. Dan ruang Bougenville mempunyi
keunggulan seperti klinikal pahtway, salah satunya menerapkan standar
yang diharapkan mengenai lama perawatan dan penggunaan prosedur
klinik yang seharusnya, dengan menetapkan lama perawatan selama 5-6
hari per pasien di Ruang Bougenville.
3.3 Proses
3.3.1 Fungsi Perencanaan
3.3.1.1 Visi, Misi Ruang Bougenville
1) Visi
Terwujudnya pelayanan rawat inap yang prima dan pilihan utama
masyarakat
2) Misi
Memberikan asuhan keperawatan yang prima dan sesuai standar
untuk memenuhi kebutuhan bio, psiko, sosio dan spiritual pasien
21
1. Pagi sebanyak
= 2 orang
perawat
2. Siang
sebanyak 4,2 = 2 orang
perawat
3. Malam
sebanyak = 2 orang
perawat
Sehingga total rata-rata keseluruhan perawat yang dinas perhari
berjumlah yaitu (11+6) : 2 = 9 orang/hari. Jadi, rata-rata tingkat
kebutuhan tenaga perawat diruang Bougenville RSUD dr. Doris
Sylvanus selama 2 hari yaitu tanggal 31 Desember 2019 dan 01 Januari
2020 berjumlah 9 orang.
Jumlah 92 69 2312
x 100%
2312
BOR= x 100 %
23 x 92
BOR=91,52 %
176,8 x 7 x 21,1
¿ + 25 %
1640
26.113,4
¿ +25 %
1640
¿ 15,92+25 %
¿ 19,9 Orang
b) Preconferent
Berdasarakan wawancara dengan kepala ruangan pada tanggal 31 Desem
ber 2019 Preconference sudah dilakukan apabila memang ada hal yang
perlu disampaikan.
32
3.4 Output
3.4.1 Indicator Pelayanan Efisiensi Ruangan
a) BOR (Bed Oucupancy Rate)
x 100%
35
2312
BOR= x 100 %
23 x 92
BOR=91,52 %
Tahun 2019 BOR = 91,52%
b) AVLOS
ALOS (Average Leng Of Stay)
2312
ALOS=
663
ALOS=3,48
c) TOI
TOI (Turn Over Intval)
( 23 x 92 ) −2312
TOI=
663
2116−2312
TOI=
663
TOI=−0,295 atau6 jam
tidak terisi pada kisaran 1-3 hari (Depkes, 2005). Berdasarkan data
ruangan Bougenville RSUD dr. Doris Sylvanus Palangka Raya
didapat nilai TOI 1 hari yang artinya tidak ideal.
d) BTO
BTO (Bed Turn Over)
663
BTO=
23
BTO=28,8 atau 29 kali
e)
Tahun 2019 BTO = 29 Kali f)
Dari hasil perhitungan
BTO di ruang Bougenville RSUD dr. Doris Sylvanus Palangka Raya
selama 1 Tahun didapatkan hasil BTO 29 kali. menurut Depkes 2005
idealnya dalam satu tahun, satu tempat tidur rata-rata dipakai 40-50 kali
sehingga masih kurang dari standar depkes.
e) NDR
jumlah pasien mati>48 jam
NDR= x 1000/ mil
jumlah pasienkeluar ( hidup+ mati )
1
NDR= x 1000 permil
663
NDR=1,50 permil
Dari hasil perhitungan NDR (angkat kematian > 48 jam setelah dirawat) di
ruang Bougenville RSUD dr. Doris Sylvanus Palangka Raya selama 3
bulan (Oktober-Desember) 2019 didapatkan hasil 1,50.
f) GDR
jumlah pasien(hidupmati) seluruhnya
GOR= x 1000 /mil
jumlah pasienkeluar
1
GOR= x 1000/mil
663
GOR=1,50/m
a) Instrumen A
Studi dokumentasi pada pengkajian tanggal 33 Desember 2019 – 01
Januari 2019, ada terdapat 7 status pasien diruang Bougenville.
Berdasarkan tabel dibawah ini tentang hasil status pasien terhadap format
evaluasi standar Asuhan Keperawatan dengan instrument A diketahui
bahwa Asuhan Keperawatan diruang di Ruang Bougenville RSUD dr.
Doris Sylvanus Palangka Raya didapatkan hasil evaluasi
pendokumentasian baik pada pengkajian, dan sangat baik pada diagnosa
keperawatan, perencanaan, implementasi dan catatan keperawatan.
b) Instrumen B
Kepuasan Pasien
Jawaban
No Pertanyaan
Ya Tidak
Kepuasan Perawat
SP: Sangat Puas P:Puas CP: Cukup Puas TP:Tidak Puas STP: Sangat Tidak Puas
No Pertanyaan SP P CP TP STP
Kemampuan supervise/pengawas
15 2(10,5%) 16(84%) 1(5,2%) 0% 0%
dalam membuat keputusan
Total 70 234 65 11 0
No Prosedur P1 P2 P3 P4 P5
1. Persiapan Alat:
a. Bak cuci dan air mengalir √ _ _ _ √
Keterangan : P = Perawat
42
b. Pemasangan infus
No Prosedur P1 P2 P3 P4 P5
1. Persiapan Alat:
a. Seperangkat infus √ √ √ √ √
set steril
b. Cairan infus yang √ √ √ √ √
akan diberikan
c. Kapas alcohol, √ √ √ √ √
sarung tangan dalam
tempatnya
d. Kanul IV
(jarum/wing √ √ √ √ √
needle/abocath/surfl
o) dengan nomor
yang sesuai
e. Standar infus √ √ √ √ √
f. Bidai dan pembalut √ √ √ √ √
bila perlu
g. Plester, gunting
verban, pembalut, √ √ √ √ √
pengikat pembedung
(tourniquet)
h. Plester plastic steril √ √ √ √ √
transparans/hypafix
2. Persiapan pasien:
a. Memberitahu pasien √ √ √ √ √
tentang tindakan
yang akan dilakukan
b. Menyiapkan √ √ √ √ √
lingkungan
c. Tempat pemasangan √ √ √ √ √
pada lengan tangan
dalam, telapak
tangan bagian atas,
bagian kaki,
kepala/dahi (anak-
anak)
3. Tatalaksana:
a. Melakukan hand √ √ √ √ √
hygiene
b. Membuka pakaian √ √ √ √ √
pada daerah yang
dipasang infuse
c. Membentangkan _ _ _ _ _
43
pengalas dibawah
anggota badan yang
akan dipasang infuse
d. Mengandung botol √ √ √ √ √
cairan infus pada
standar infuse
e. Membuka perangkat √ √ √ √ √
infus, mengeluarkan
pipa/jarum udara,
memasukkan jarum
udara ke dalam
tutup botol infuse
f. Memasukkan jarum √ √ √ √ √
infus kedalam tutup
botol, membuka
penjepit (klem),
mengalirkan cairan
untuk mengeluarkan
udara dan mengisi
pipa infus sampai
tidak tersisa udara di
selang), kemudian
pipa infus dijepit
kembali (diklem).
g. Posisikan pengatur √ √ √ √ √
tetesan dengan
jaraknya 2-4 cm
dibawah tempat
tetesan.
h. Mencari daerah vena √ √ √ √ √
yang akan dipasangi
kanul IV
i. Lakukan disinfektan √ √ √ √ √
pada area yang akan
dilakukan vena
punksi dengan
menggunakan kapas
alkohol
j. Melakukan vena √ √ √ √ √
punksi
k. Sambungkan set √ √ √ √ √
infuse dengan kanul
IV, lalu alirkan
cairan infuse sesuai
kebutuhan
l. Menilai √ √ √ √ √
ada/tidaknya
pembengkakan
m. Merekatkan pangkal √ √ √ √ √
kanul IV dan tempat
tusukan dengan
plester pada kulit
n. Lakukan fiksasi
44
dengan plester √ √ √ √ √
secukupnya,bila
perlu pasang bidai
o. Berikan tanggal √ √ √ √ √
pemasangan kanul
IV
p. Membereskan alat
dan mengembalikan √ √ √ √ √
ketempat semula
q. Melakukan hand
hygine
Keterangan : P = Perawat
label obat/bungkus
obat pasien dengan
didampingi saksi
7. Cek waktu √ √ √ √ √
pemberian obat
(lyst pasien,CM
obat,Label sediaan
obat) dengan
didampingi saksi
8. Cek cara √ √ √ √ √
pemberian obat
(lyst pasien,Cm
obat,label sediaan
obat) dengan
didampingi saksi
9. Berikan posisi yang √ √ √ √ √
nyaman
(berbaring/miring/
tengkurap/duduk)
a. Perhatikan
tindakan asepsis
b. Perhatikan
aliran tetesan
infus (jika
pasien
menggunakan
infus)
c. Injeksikan obat
sesuai dengan
lokasi
penyuntikan
secara perlahan
10. Awasi adanya √ √ √ √ √
tanda-tanda reaksi
alergi pasien
11. Rapikan pasien dan √ √ √ √ √
alat-alat
12. Mencuci tangan _ _ _ _ _
Keterangan : P = Perawat
sarung tangan yang paling banyak tidak dilakukan (100%). Perawat tidak
mencuci tangan pada saat pemberian injeksi IV ini di karenakan tempat
mencuci tangan di ruangan yang belum optimal dan perawat tidak
menggunakan sarung tangan saat melakukan pemberian injeksi IV karena
keterbatasan alat yang tersedia diruangan, dan pada poin 3 yaitu perawat
banyak tidak menjelaskan tujuan pemberian injeksi, efek samping obat,
dan lokasi pemberian obat yaitu sebanyak (100%)
2. Tatalaksana:
1. Jelaskan prosedur - - - - -
yang akan
dilakukan
2. Sebelum √ √ √ √ √
melakukan
transfusi darah,
terlebih dahulu
memeriksa
identifikasi
kebenaran produk
darah: periksa
kompatidilitas
dalam kantong
darah, periksa
kesesuaian dengan
identifikasi pasien,
periksa kadaluarsa
dan periksa adanya
bekuan
3. Cuci tangan dan - - - - -
gunakan sarung
tangan
4. Gunakan blood set/ √ √ √ √ √
transfusi set
5. Lakukan pemberian √ √ √ √ √
infus NaCl 0,9%
selama 15 menit
47
dengan 20 tpm
(baca : prosedur
pemasangan infus)
terlebih dahulu
sebelum pemberian
transfusi darah
6. Buka set pemberian √ √ √ √ √
darah
7. Masukkan darah, √ √ √ √ √
atur tetesan (sesuai
indikasi)
8. Setelah darah √ √ √ √ √
habis, bilas dengan
NaCl 0,9%, ganti
dengan blod set
yang baru bila tidak
indikasi pemberian
darah berikutnya
9. Rapikan alat dan √ √ √ √ √
klien
10. Cuci tangan - - - - -
11. Dokumentasi √ √ √ √ √
Keterangan : P = Perawat
DO :
DO :
Setiap masalah diberikan nilai dengan rentang 1-5 dengan kriteria sebagai berikut :
5= sangat penting,
4 = penting,
3 = cukup penting,
2 = kurang penting,
1 = sangat kurang penting.
Prioritas Masalah Manajemen Keperawatan diruang di Ruang Bougenville RSUD dr.
Doris Sylvanus Palangka Raya.
No Masalah Mg Sv Mn Nc Af Prioritas
1 Tidak optimalnya hand hygine 5
5 5 5 5 5 3125
momen di ruang bougenville
2 Tidak optimalnya sasaran keselamatan
5 5 5 5 5 3125
pasien resiko jatuh
3 Kurang optimalnya timbang terima di
Ruang Bougenville 4 4 4 4 4 1024
Catatan: Dimana yang menjadi prioritas adalah masalah dengan jumlah nilai/
skor paling besar.
M4 (Machine) M5 (Market)
Alkohol swab di Ruang Bougenville
kamar pasien
M3 (Material)
Terbatasnya Tidak optimalnya
sarana dan hand hygine 5
prasarana momen sebelum
kontak dengan
pasien
M2 (Money) M1 (Man)
Anggaran didapat dari pihak Kurangnya kesadaran perawat
RS dengan pengajuan pada momen 1 untuk melakukam
proposal hand hygien
50
2. Tidak optimalnya sasaran 1. Lakukan penilaian resiko jatuh setiap hari 1. Semua perawat melakukan pengkajian resiko 06 – 18
keselamatan pasien resiko 2. Sediakan alat penandaan resiko jatuh jatuh Januari
jatuh 3. Lakukan pemasangan penandaan resiko jatuh 2. Pasien tidak ada yang terjatuh 2020
baik gelang maupun penandaan yang
tergantung seluruh bed pasien
4. Lakukan penjelasan kepada keluarga tentang Kelompok 1
nilai resiko jatuh dan penandaan yang dipasang
5. Lakukan kolaborasi bersama kepala ruangan
untuk riview kepada perawat pengkajian resiko
jatuh yang sudah ada di lembar status
3. Kurang optimalnya timbang 1. Lakukan sosialisasi proses timbang terima 1. Meminimalkan kejadian yang tidak diharapkan 06 – 18
terima di Ruang Bougenville lanjutan di ruang pasien 2. Memanfaatkan sarana yang sudah tersedia Januari
2. Lakukan perkenalan diri saat penerimaan pasien dengan Memotivasi dan menginformasikan 2020
Kelompok 1
baru dan saat timbang terima di ruang pasien keluarga dan perawat untuk menggunakan
fasilitas yang ada dengan baik.