GLOMERULONEFRITIS
Glomerulonefritis
Infeksi streptococcus
Timbul lesi/nekrosisginjal
Gangguan filtrasi
asites
5. Klasifikasi
- Glomerulonefritis ringan (terjadi setelah infeksi akut biasanya
di dapatkan protein uria, hematuria, makroskopik komplemen
serum sedikit menurun, lesi yang reversible, fungsi ginjal
normal)
- Glomerulonefritis persisten (terjadi setelah infeksi kronis,
lesinya irreversible, tidak ada hematuria makroskopik, sudah
mencapai gagal ginjal)
6. Gejala klinis
- Hematuria
- Poliguria
- Proteinuria
- Terjadinya udim
- Muntah
- Edema pada wajah
- Hipokalsemia
- Anoreksia
- Oliguria
- Hipertensi
7. Pemeriksaan fisik
Inspeksi
- Edema pada wajah
- Hematuria
- Asites
- Lemas
Palpasi
- Nyeri tekan
- Distensi abdomen
- Denyut nadi meningkat
- Asites
- Demam
Aukskultasi
- Detak jantung meningkat
- Frekuensi nafas cepat
Perkusi
- Suara pekak pada thoraks
8. Pemeriksaan diagnostik/penunjang
a. pemeriksaan laboratorium
- Urinalisa (protein uria, hematuria, torak granula, torak
eritrosit)
- Darah (BUN, ASTO, C3, hipergama globulinimea (IgG), pH,
Hb, pemeriksaan elektrolit)
- Biakan kuman : swab dari tenggorokan dan titer
antistreptolisin (ASO)
b. Radiology
- Foto thorak (Adanya bendungan pembuluh darah paru, cairan
dalam rongga pleura dan cardiomegal)
9. Diagnosis/Kriteria diagnosis
- Sindrom nefritik akut pada orang dewasa
- Hematuria mikroskopik yang berat pada sindrom nefritik akut
- Proteinuria berat pada sindrom nefritik akut
- Oliguria berat atau anauria
- Penurunan laju filtrasi glomerulus
- Adanya penyakit sistemik
- kolaborasi
1.Gangguan fungsi
ginjal pada pasien
dengan saluran usus
meningkatkan risiko
beratnya masalah
elektrolit. Peningkatan
kalsium meningkatkan
risiko pembentukan
kristal/batu,
mempengaruhi aliran
urine dan integritas
jaringan.
2.Membantu
mempertahankan
hidrasi/sirkulasi volume
adekuat dan aliran urine.