Anda di halaman 1dari 32

ASUHAN KEPERAWATAN INTRANATAL

Disususn oleh :

DESI KEREN TOPORUNDENG


POLIKTENIK KESEHATAN KEMENKES MANADO

DIPLOMA III JURUSAN KEPERAWATAN

T.A 2019/2020

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga saya dapat menyelesaikan tugas Asuhan keperawatan Intranatal ini tepat pada
waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan ini adalah untuk memenuhi tugas  pada Mata kuliah
Keperawatan Maternitas. Selain itu, juga bertujuan untuk menambah wawasan
tentang Asuhan keperawatan intranatal bagi para pembaca dan juga bagi penulis.

Saya mengucapkan terima kasih kepada ibu dosen, selaku dosen Keperawatan


maternitas yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan
wawasan sesuai dengan bidang studi yang saya tekuni.

Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian
pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan Asuhan keperawatan ini.

Saya menyadari, yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik
dan saran yang membangun akan saya nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

Manado, April 2020

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

Intranatal adalah serangkaian kejadian yang berakhir dengan pengeluaran bayi cukup
bulan/hampir cukup bulan, disertai dengan pengeluaran plasenta dan selaput janin dari tubuh
ibu.

Persalinan adalah suatu proses alamiah yang ditandai dengan terjadinya kontraksi uterus
yang menyebabkan pendataran dan dilatasi serviks yang nyata serta diikuti dengan
pengeluaran janin dan plasenta dari tubuh ibu (Sarwono, 2010). Proses persalinan terdiri dari
empat kala yaitu kala I sampai kala IV. Kala I persalinan dimulai sejak adanya kontraksi
uterus yang teratur hingga serviks membuka lengkap. Kala I terdiri dari dua fase yaitu fase
laten dan fase aktif. Ada tiga faktor utama yang mempengaruhi proses persalinan yaitu
power, passage, pasanger, psikologis dan penolong, (Sarwono,2010). Di negara berkembang,
saat melahirkan dan minggu pertama setelah melahirkan merupakan periode kritis bagi ibu
dan bayinya. Sekitar seperempat hingga separuh kematian bayi berumur kurang dari satu
tahun terjadi dalam minggu pertama.Seorang ibu harus memasuki proses persalinan dan
melahirkan dengan pengetahuan cukup mengenai tahap – tahap persalinan, cara mengatasi
rasa sakit tanpa obat – obatan, dan efek samping yang mungkin timbul karena pemakaian
obat – obatan untuk persalinan.

Selama persalinan rahim berkontraksi leher rahim menjadi tipis (penipisan) dan membuka
(melebar), bayi berotasi dan bergerak kebawah kejalan lahir dan Anda melahirkan bayi,
plasenta, tali pusat, serta ketuban. Seluruh proses ini yang biasanya berlangsung beberapa
jam atau satu atau beberapa hari, adalah suatu periode peralihan untuk menjadi orang tua dan
peralihan menjadi makhluk yang mandiri bagi bayi anda.Persalinan adalah klimaks dari
kehamilan, dimana berbagai sistem yang tampaknya tidak saling berhubung bekerja dalam
keharmonisan untuk melahirkan bayi. Kesiapan bayi Anda untuk hidup diluar tubuh Anda
bertepatan dengan kemampuannya memproduksi berbagai substansi yang akan memberi
umpan balik pada peredaran darah Anda dan memainkan peran penting dalam memicu
perubahan yang mengawali persalinan. Kesiapan diri sendiri baik secara & fisik maupun
emosional untuk menghadapi persalinan juga penting. Biasanya, saat waktu yang tepat untuk
Anda maupun bayi tiba, persalinan akan dimulai. Intranatal adalah rangkaian proses yang
berakhir dengan pengeluaran hasil konsepsi oleh ibu. Proses ini dimulai dengan kontraksi
persalinan sejati, yang ditandai oleh perubahan progresi & pada serviks, dan diakhiri dengan
pelahiran plasenta. Penyebaba dari persalinan spontan tidak diketahui, walaupun sejumlah
teori menarik telah dikembangkan dan profesional perawatan kesehatan mengetahui cara
menginduksi persalinan pada kondisi tertentu.Tanda dan gejala menjelang persalinan, ada
sejumlah tanda dan gejala peringatan yang akan meningkatkan kesiagaan bahwa seseorang
wanita sedang mendekati berbagai kondisi berikut, mungkin semua, atau malah tidak sama
sekali. Dengan mengingat tanda dan gejala tersebut terbantu ketika menangani wanita yang
sedang hamil tua sehingga anda dapat memeberikan konseling dan bimbingan antisipasi yang
tepat.
BAB II

TINJAUAN TEORITIS

A. DEFINISI INTRANATAL
Intranatal adalah rangkaian proses yang berakhir dengan pengeluaran hasil konsepsi oleh
ibu. Proses ini dimulai dengan kontraksi persalinan sejati, yang ditandai oleh perubahan
progresi & pada serviks, dan diakhiri dengan pelahiran plasenta. Penyebab persalinan
spontan tidak diketahui, walaupun sejumlah teori menarik telah dikembangkan dan
profesional perawatan kesehatan mengetahui cara menginduksi persalinan padakondisi
tertentu.

B. PENGERTIAN PERSALINAN

Persalinan ialah serangkaian kejadian yang berakhir dengan pengeluaran bayi yang
cukup bulan atau hampir cukup bulan, disusul dengan pengeluaran placenta dan selaput
janin dari tubuh ibu. ( UNPAD, 1983 : 221 ).

Persalinan adalah proses keluarnya bayi dari uterus ke dunia luar pada saat kelahiran.
(Hamilton, 1995 : 125 )

Jadi, persalinan adalah serangkaian kejadian yang merupakan proses keluarnya bayi dari
uterus ke dunia luar yang cukup bulan atau hampir cukup bulan, disusul dengan
pengeluaran placenta dan selaput janin dari tubuh ibu.

Bentuk Persalinan :

1. Persalinan Spontan : Persalinan yang berlangsung dengan kekuatan ibu sendiri, dan
melalui jalan lahir.
2. Persalinan Bantuan : Persalinan dengan rangsangan yang dibantu dengan tenaga dari
luar, ekstraksi dengan forcep atau dengan dilakukan sectio sesario.
3. Persalinan Anjuran : Persalinan yang tidak dimulai dengan sendirinya, baru
berlangsung setelah pemecahan ketuban.
4. Fisiologi Persalinan Normal : Kehamilan secara umum ditandai dengan aktivitas otot
polos miometrium yang relative tenang yang memungkinkan pertumbuhan dan
perkembangan janin intrauterine sampai dengan kehamilan aterm. Menjelang
persalinan otot polos uterus mulai menunjukkan aktivitas kontraksi secara
terkoordinasi diselingi dengan suatu periode relaksasi, dan mencapai puncaknya
menjelang persalinan, serta secara berangsur-angsur menghilang pada periode
postpartum. Mekanisme regulasi yang mengatur aktivitas kontraksi miometrium
selama kehamilan, persalinan, kelahiran, sampai saat ini masih belum jelas benar
(Sarwono, 2009).

C. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERSALINAN (Sarwono,2010).


1. Power / Tenaga
Power utama pada persalinan adalah tenaga/kekuatan yang dihasilkan oleh
kontraksi dan retraksi otot-otot rahim. Gerakan memendek dan menebalotot-otot
rahim yang terjadi sementara waktu disebut kontraksi. Kontraksi ini terjadi diluar
sadar sedangkan retraksi mengejan adalah tenaga kedua (otot-otot perut dan
diafragma) digunakan dalam kala II persalinan. Tenaga dipakai untuk mendorong
bayi keluar dan merupakan kekuatan ekspulsi yang dihasilkan oleh otot-otot
volunter ibu.

2. Passages/Lintasan
Janin harus berjalan lewat rongga panggul atau serviks dan vagina sebelum
dilahirkan untuk dapat dilahirkan, janin harus mengatasi pula tahanan atau
resisten yang ditimbulkan oleh struktur dasar panggul dan sekitarnya.

3. Passanger
Passenger utama lewat jalan lahir adalah janin dan bagian janin yang paling
penting (karena ukurannya paling besar) adalah kepala janin selain itu disertai
dengan plasenta selaput dan cairan ketuban atau amnion.

4.  Psikologis
Dalam persalinan terdapat kebutuhan emosional jika kebutuhan tidak tepenuhi
paling tidak sama seperti kebutuhan jasmaninya. Prognosis keseluruhan wanita
tersebut yang berkenan dengan kehadiran anaknya terkena akibat yang
merugikan.

5. Penolong
Dasar Asuhan persalinan normal adalah asuhan yang bersih dan aman selama
persalinan dan setelah bayi lahir, upaya pencegahan komplikasi terutama
perdarahan pasca persalinan, hipotermi dan asfiksia. Terdapat lima aspek dasar
yang penting dilaksanakan oleh seorang   pengelola persalinan dalam asuhan
persalinan yang bersih dan aman. Aspek tersebut adalah sebagai berikut :
pengambilan keputusan klinik, asuhan sayang ibu dan sayang bayi, pencegahan
infeksi, dokumentasi dan rujukan.

D. TANDA-TANDA PERSALINAN
Sebelum persalinan mulai, saat mendekati akhir kehamilanklien mungkin lihat
perubahan tertentu atau ada tanda-tanda bahwa persalinan terjadi tidak lama lagi
sekitar 2-4 minggu sebelum persalinan. Kepal janin mulai menetap lebih jauh
kedalam pelviks. Tekanan pada diafragma berkurang seperti memperingan berat
badan bayi dan memungkinkan ibu untuk bernapas lebih mudah, akan lebih sering
berkemih, dan akan lebih bertekan pada pelviks karena bayi lebih rendah dalam
pelviknya.
1. Persalinan Palsu
Terjadi lightening
Menjelang minggu ke – 36 pada primigravida terjadi penurunan fundus uteri
karena kepala bayi sudah masuk pintu atas panggul yang disebabkan :
a) Kontraksi Braxton hicks
b) Ketegangan dinding perut\Ketegangan ligamentum rotandum
c) Gaya berat janin dimana kepala kearah bawah
2. Masuknya kepala bayi kepintu atas panggul dirasakan ibu hamil :
a) Terasa ringan dibagian atas, rasa sesaknya berkurang
b) Dibagian bawah terasa sesak
c) Terjadi kesulitan saat berjalan
d) Sering miksi ( beser kencing )
3. Terjadinya His permulaan
Pada saat hamil muda sering terjadi kontraksi Braxton hicks dikemukan sebagi
keluhan karena dirasakan sakit dan mengganggu  terjadi karena perubahan
keseimbangan estrogen,progesterone, dan memberikan kesempatan rangsangan
oksitosin.
Dengan makin tua hamil, pengeluaran estrogen dan progesterone makin berkurang
sehingga oksitosin dapat menimbulkan kontraksi yang lebih seringb sebagai his
palsu.
a. Sifat his permulaan ( palsu )
1) Rasa nyeri ringan di bagian bawah
2) Datangnya tidak teratur
3) Tidak ada perubahan pada serviks atau pembawa tanda
4) Durasinya pendek
5) Tidak bertambah bila beraktifitas
b. Persalinan Sejati
Terjadinya His persalinan , His persalinan mempunyai sifat :
1) Pinggang terasa sakit yang menjalar ke bagian depan
2) Sifatnya teratur,interval makin  pendek, dan kekuatannya makin besar
3) Mempunyai pengaruh terhadap perubahan serviks
4) Makin beraktifitas ( jalan ) kekuatan makin bertambah 
 
Pengeluaran Lendir dan darah ( pembawa tanda ), Dengan his persalinan terjadi
perubahan pada serviks yang menimbulkan :
- Pendataran dan pembukaan
- Pembukaan menyebabkan lender yang terdapat pada kanalis servikalis
lepas
- Terjadi perdarahan karena kapiler pembuluh darah pecah
c. Pengeluaran Cairan
Pada beberapa kasus terjadi ketuban pecah yang menimbulkan pengeluaran
cairan . Sebagian ketuban baru pecah menjelang pembukaan lengkap. Dengan
pecahnya ketuban diharapkan persalinan berlangsung dalam waktu 24 jam.

E. FAKTOR ESENSIAL PERSALINAN


1. Power
Kontraksi uterus dinding perut dan daya meneran Ibu melakukan kontraksi
involunter dan volunter secara bersamaan untuk mengeluarkan janin dan plasenta
dari uterus.
2. Passagewa
Jalan lahir terdiri panggul ibu yakni bagian tulang yang padat dasar panggul
vagina dan introitus (lubang luar vagina) janin harus dapat menyesuaikan diri
dengan jalan lahir tersebut.
3. Passanger
Cara penumpang (passanger) atau janin bergerak disepanjang jalan lahir
merupakan akibat interaksi beberapa factor yakni : ukuran kepala janin presentasi
letak kepala,letak,sikap dan posisi janin.
4. Psikologikal respon
Penampilan dan perilaku wanita serta pasangannya secara keseluruhan merupakan
petunjuk yang berharga tentang jenis dukungan yang ia akan perlukan.
5. Posisi ibu
Posisi ibu mempengaruhi adaptasi anatomi dan fisiologi persalinan.Posisi tegak
memberikan sejumlah keuntungan. Mengubah posisi membuat rasa letih hilang
memberi rasa nyaman dan memperbaiki sirkulasi. Posisi tegak meliputi posisi
berdiri, berjalan duduk dan jongkok.

F. PATOFISIOLOGI
1. Kala I

Dimulai dari saat persalinan sampai pembukaan lengkap (10cm). Proses ini
berlangsung antara 18-24 jam terbagi dalam 2 fase yaitu:

a. fase laten : berlangsung selama 8 jam Pembukaan terjadi sangat lambat sampai
mencapai ukuran diameter 3cm
b. fase aktif dibagi dalam 3 fase yaitu :
1) fase akselerasi: dalam waktu 3 jam pembukaan 3 cm tersebut menjadi 4cm
2) fase dilatasi maksimal : dalam waktu 2 jam pembukaan berlangsung sangat
cepat dari 4cm menjadi 9cm
3) fase deselerasi : pembukaan menjadi lambat kembali) dalam waktu 2 jam
pembukaan dari 9cm menjadi lengka.
Fase-fase tersebut dijumpai pada primigravida. Pada multi gravid pun terjadi
demikian akan tetapi fase laten,fase aktif dan fase deselerasi terjadi lebih
pendek. Mekanisme membukanya serviks berbeda antara pada primigravida
dan multigravida pada yang pertama ostium uteri eksternum akan membuka
terlebih dahulu sehingga serviks akan mendatar dan menipis. Baru kemudian
osteum uteri eksternum membuka. Pada multigravida osteum uteri internum
sudah sedikit terbuka. Osteum uteri internum dan eksternum serta penipisan
dan pendataran serviks terjadi dalam saat yang sama.
Ketuban akan pecah dengan sendiri ketika pembukaan hampir atau sudah
lengkap. Tidak jarang ketuban harus dipecahkan ketika pembukaan hampir
lengkap atau telah lengkap. Bila ketuban telah pecah sebelum pembukaan
mencapai 5 cm, disebut ketuban pecah dini. Kala I selesai apabila
pembukaan seviks uteri telah lengkap. Pada primigravida kala I berlangsung
kira-kira 13 jam, sedangkan pada multigravida kira-kira 7 jam.

2. Kala II
Pada kala II his menjadi lebih kuat dan lebih cepat, kira-kira 2 sampai 3 menit
sekali. Karena biasanya dalam hal ini janin sudah masuk ruang panggul, maka
pada his dirasakan tekanan pada otot-otot dasar panggul, yang secara reflektoris
menimbulkan rasa mengedan. Wanita merasa pula tekanan pada rectum dan
hendak buang air besar. Kemudian perineum mulai menonjol dan menjadi lebar
dengan anus membuka, labia mulai membuka dan tidak lama kemudian kepala
janin tampak dalam vulva pada waktu his. Bila dasar panggul sudah lebih
berelaksasi, kepala tidak masuk lagi di luar his, dengan his dan kekuatan
mengedan maksimal kepala janin dilahirkan dengan suboksiput di bawah simfisis
dan dahi, muka, dan dagu melewati perineum. Setelah istirahat sebentar, his
mulai lagi untuk mengeluarkan badan dan anggota bayi. Pada primi gravida kala
II berlangsung rata-rata 1,5 jam dan pada multipara rata-rata 0,5 jam.
3. Kala III
Setelah bayi lahir, uterus teraba keras dengan fundus uteri agak diatas pusat.
Beberapa menit kemudian uterus kontraksi lagi untuk melepas plasenta dari
dindingnya. Biasanya plasenta lepas dalam 6 sampai 15 menit setelah bayi lahir
dan keluar spontan atau dengan tekanan pada fundus uteri. Pengeluaran plasenta
disertai dengan pengeluaran darah.
4. Kala IV
Dimulai saat plasenta lahir sampai 2 jam pertama post partum. Keduanya baru
saja mengalami perubahan fisik yang luar biasa. Rata-rata perdarahan normal
adalah 250 cc. Perdarahan persalinan yang lebih dari 500cc adalah perdarahan
abnormal. (Prawirohardjo,2007)

G. Mekanisme persalinan normal


1. Engagement
Bila diameter biparietal kepala melewati pintu atas panggul, kepala dikatakan
telah menancap ( engaged ) pada pintu atas panggul.
2. Penurunan
Penurunan adalah gerakan bagian presentasi melewati panggul. Penurunan terjadi
akibat tiga kekuatan yaitu tekanan dari cairan amnion, tekanan langsung kontraksi
fundus pada janin, dan kontraksi diafragma serta otot-otot abdomen ibu pada
tahap kedua persalinan.
3. Fleksi
Segera setelah kepala yang turun tertahan oleh serviks, dinding panggul, atau
dasar panggul, dalam keadaan normal fleksi terjadi dan dagu didekatkan kearah
dada janin.
4. Putaran paksi dalam
Putaran paksi dalam dimulai pada bidang setinggi spina iskiadika. Setiap kali
terjadi kontraksi kepala janin diarahkan ke bawah lengkung pubis, dan kepala
hampir selalu berputar saat mencapai otot panggul.
5. Ekstensi
Saat kepala janin mancapai perineum, kepala akan defleksi ke arah anterior oleh
perineum. Mula-mula oksiput melewati permukaan bawah simfisis pubis,
kemudian kepala muncul keluar akibat ekstensi.
6. Restitusi dan putaran paksi luar
Restitusi adalah gerakan berputar setelah kepala bayi lahir hingga mencapai posisi
yang sama dengan saat ia memasuki pintu atas. Putaran paksi luar terjadi saat
bahu engaged dan turun dengan gerakan mirip dengan gerakan kepala.
7. Ekspulsi
Setelah bahu keluar, kepala dan bahu diangkat ke atas tulang pubis ibu dan badan
bayi di keluarkan dengan gerakan fleksi lateral kearah simfisis pubis.
BAB III
TINJAUAN KASUS

A. PENGKAJIAN
Hari, tanggal : Senin, 24 November 2019
Pukul : 09.00 WIB

1. Identitas
a. Pasien
Nama : Ny. F
Tanggal lahir : 10 Februari 1995
Umur : 19 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Status perkawinan : Menikah
Pendidikan : SMK
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Suku : Amurang
Alamat : Amurang, Kab. Minahasa Selatan
Tanggal Masuk : 24 November 2019 pukul 08.45 WIB
Diagnosa Medis : G1P0A0Ah0 UK 46+4 mg post date dengan kala 1 fase
laten
b. Penanggung jawab
Nama : Tn. R
Umur : 20 tahun
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Karyawan swasta
Alamat : Amurang, Kab. Minahasa Selatan
Hubungan dengan pasien : Suami

2. Riwayat Kesehatan
a. Kesehatan pasien
1) Riwayat kesehatan sekarang
a) Alasan masuk RS
Pasien mengeluhkan kencang-kencang sejak pukul 22.00 WIB tanggal 23
ovember 2019. Pasien kemudian dibawa ke Puskesmas. Pasien kemudian
dirujuk ke RSUD dengan keterangan G1P0A0Ah0 UK 46+4 mg post date
dengan kala 1 fase laten untuk dilakukan penanganan lebih lanjut
b) Keluhan utama
Pasien mengeluhkan kencang-kencang seperti mau melahirkan tetapi belum
teratur. Kontraksi sudah dirasakan sejak tadi malam jam 22.00 WIB sebelum
masuk RSUD.
c) Riwayat kehamilan
Ini adalah kehamilan pasien yang pertama. Pasien menyatakan melakukan
ANC secara teratur di puskesmas sebanyak 8 kali. Pasien menyatakan
mengalami keluhan mual pada awal kehamilan. Usia kehamilan sekarang 46
minggu 4 hari.
2) Riwayat Kesehatan dulu
a) Riwayat Penyakit
Pasien mengatakan tidak mempunyai riwayat penyakit tekanan darah tinggi,
diabetes mellitus, penyakit menular, penyakit menurun atau keganasan
lainnya. Pasien mengatakan alergi pada makanan telur.
b) Riwayat Reproduksi
(1) Riwayat menstruasi
Pasien menarche pada usia 12 tahun, dengan siklus 30 hari dan lama rata-
rata 5 hari. Tidak ada keluhan selama haid.
HPHT : 02 Januari 2019
HPL : 09 Oktober 2019
(2) Riwayat pernikahan
Pasien menikah bulan Agustus 2019, usia pernikahan 3 bulan. Pasien
menikah pada umur 19 tahun dan suaminya 20 tahun. Pasien menikah saat
usia kehamilan 6 bulan. Pasien mengatakan hamil di luar nikah.
(3) Riwayat Persalinan sebelumnya
Pasien belum pernah melahirkan sebelumnya.
(4) Riwayat KB
Pasien belum pernah menggunakan KB
(5) Riwayat gangguan reproduksi
Pasien menyatakan tidak memiliki riwayat gangguan reproduksi.
b. Kesehatan keluarga
1) Genogram

Pasien

Keterangan:

= perempuan

= laki-laki

= garis pernikahan

= garis keturunan
= tinggal serumah
2) Riwayat kesehatan keluarga
Pasien mengatakan keluarga tidak memiliki riwayat penyakit tekanan darah
tinggi, DM, penyakit menular, menurun dan keganasan lainnya.
3. Pola Kebiasaan
a. Aspek fisik biologis
1) Pola nutrisi
Pasien mengatakan nafsu makan meningkat, ± 5 kali sehari dengan nasi, sayur dan
lauk. Pasien mengatakan minum ± 8-10 gelas per hari. Selama masa kehamilan
pasien lebih sering minum air putih. Pasien alergi makan telur.
2) Pola eliminasi
Pasien mengatakan frekuensi b.a.k di rumah meningkat pada akhir kehamilan dan
pasien mengalami susah BAB, pasien BAB 2 hari sekali.
3) Pola aktivitas-istirahat
Pasien mengatakan ketika di rumah aktivitas pasien seperti biasa akan tetapi,
pasien membatasi aktivitas dengan melakukan aktivitas yang berat-berat. Ketika
pasien berada di puskesmas, pasien masih dapat berjalan ke kamar mandi secara
mandiri.
Pasien mengatakan sejak tanggal 23 November 2019 pasien sulit tidur karena
merasakan sakit ketika bayinya bergerak dan kenceng-kenceng
4) Kebersihan diri
Pasien menyatakan mandi dua kali sehari. Keramas dengan menggunakan shampo
2 hari sekali.
b. Aspek mental-intelektual-sosial-spiritual
1) Konsep diri
a) Gambaran diri : Pasien menerima kehamilan dan kehadiran bayinya sebagai
anggota keluarga baru.
b) Identitas diri : Pasien menyadari dirinya sebagai calon ibu. Selama kehamilan
sampai setelah persalinan pasien tidak memiliki gangguan dan perubahan
identitas diri.
c) Harga diri : harga diri pasien meningkat telah hamil dan akan melahirkan anak
pertamanya.
d) Peran diri : peran pasien bertambah yaitu menjadi calon ibu bagi bayinya.
e) Ideal diri : Pasien mengatakan berharap anaknya menjadi anak yang sholeh,
berbakti kepada orang tua.
2) Intelektual
Pasien mengetahui bahwa kesehatan kehamilannya sangat penting sehingga pasien
kontrol kehamilan rutin sesuai jadwal di KIA. Pasien selalu bertanya-tanya kapan
bayinya akan lahir. Pasien mengatakan kurang mengetahui tentang bagaimana
proses melahirkan. Pasien juga mengatakan tidak tahu bagaimana proses mengejan
yang efektif dan efisien.
3) Hubungan interpersonal
Hubungan pasien dengan keluarga, teman dan lingkungannya tidak ada masalah.
4) Mekanisme koping
Pasien mengatakan jika ia memiliki masalah, ia akan bercerita kepada suami. Saat
persalinan pasien merasa tenang ketika ditemani suaminya.
5) Support system
Selama proses persalinan, suami mendukung pasien. Suami pasien menunggui
selama proses persalinan.
6) Pola kepercayaan-nilai
Pasien mengatakan melaksanakan shalat wajib 5 waktu. Pasien percaya bahwa jika
ia berdoa maka akan diberi kemudahan dan kelancaran dalam proses persalinannya
4. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan umum : Baik
b. Status gizi
Berat badan saat ini : 56 kg
Tinggi badan : 155 cm
IMT : 56/(1,55)2 = 23,01 kg/m2 (Normal)
c. Tanda-tanda vital
Tekanan darah :110/600 mmHg
Nadi : 97 x/menit
Suhu : 36,5º C
Respirasi : 23 x/menit
5. Pemeriksaan Cephalokaudal
a. Kepala
Bentuk kepala mesochepal, warna rambut hitam dan lurus. Rambut bersih.
b. Mata
Mata bersih, konjungtiva merah muda dan sklera tidak ikterik..
c. Telinga
Bentuk telinga simetris, tidak ada cairan keluar dari telinga, tidak menggunakan alat
bantu pendengaran.
d. Hidung
Hidung tidak ada luka, tidak ada cairan keluar dari hidung.
e. Leher
Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, tidak ada peningkatan JVP
f. Kulit dan kuku
Kuku bersih, pendek, tidak memakai cat kuku. Turgor kulit elastis, capillary refill
time <2 detik.
g. Dada
Bentuk dada simetris, ekspansi dada simetris, warna kulit sama dengan sekitarnya,
tidak ada lesi, tidak ada oedem.
h. Payudara
Puting menonjol, areola warna kehitaman, ASI keluar.
i. Abdomen
Inspeksi : Warna kulit merata, tidak ada luka
Palpasi : Janin tunggal memanjang.
Leopold I : TFU=29 cm
Leopold II : punggung di sebelah kiri
Leopold III : presentasi kepala
Leopold IV : kepala sudah masuk panggul
His 3x10’/35’’/sedang
Auskultasi: DJJ 136x/menit
j. Genetalia
Bersih, tidak ada varises, tidak ada luka parut perineum.
Pemeriksaan dalam :
Vagina uretra tenang, dinding vagina licin, serviks tipis, lunak, pembukaan 3-4 cm,
selaput ketuban belum pecah, terdapat lendir darah pada sarung tangan.
k. Ekstremitas
Ekstremitas atas dan bawah pasien dapat digerakkan secara normal. Tidak dapat
kelainan maupun udema pada ekstremitas pasien
6. Pertolongan Persalinan
a. Pengkajian Kala I
Tanggal : 24 November 2019
Jam : 09.05 WIB

1) Keluhan utama
Pasien datang pukul 09.00 dengan keluhan kenceng-kenceng sejak pukul 22.00 WIB.
Pasien mengeluh kenceng-kenceng lebih teratur. Pasien mengatakan perutnya sakit dan
kencang, keluar keringat di sekitar wajah pasien. Pasien mengatakan sudah tidak kuat
lagi dengan sakit perut yang dirasakan, ingin cepat-cepat segera melahirkan. Pasien
tampak tidak bisa tenang dan berkali-kali melakukan nafas dalam untuk mengurangi rasa
sakit yang dialaminya. Pasien menangis dan memeluk suaminya.
2) Nyeri :
P : nyeri karena adanya kontraksi uterus
Q : nyeri kenceng-kenceng, tegang
R : nyeri terjadi di daerah abdomen menjalar ke pinggang
S : Skala nyeri 10
T : nyeri hilang timbul
3) Keadaan Psikologis Ibu

PENGKAJIAN HASIL
TD 110/60 mmHg
Nadi 90 x/menit
Suhu 37o C
Aktivitas Rahim Adanya gerakan janin, ibu merasakan kontraksi
pada perutnya.
Masukan dan haluaran Pasien minum air mineral ± 200 cc saat akan
melahirkan dan pasien belum b.a.k
Distensi kandung kemih Terdapat distensi kandung kemih
Show Adanya lendir bercampur darah dengan jumlah
sedikit.
Pemeriksaan Leopold a. TFU 31 cm, presentasi kepala
b. Punggung sebelah kiri ibu
c. Presentasi kepala
d. Kepala janin sudah masuk pintu atas panggul
DJJ 136 x/menit
HIS 3x/10’/30’’/sedang
Genetalia eksternal tidak ada luka parut, tidak ada varises
Pemeriksaan dalam Vaginal uretra tenang, dinding vagina licin, servix
tipis, lunak, pembukaan 5 cm, presentasi kepala,
selaput ketuban belum pecah, terdapat lendir darah
pada sarung tangan setelah pemeriksaan dalam.
Pasien mengatakan ingin segera melahirkan karena tidak tahan dengan sakitnya. Sepanjang
kala 1 berlangsung pasien selalu ditemani oleh suaminya. Pasien tampak cemas dan tidak bisa
tenang.

b. Pengkajian kala II
Hari, tanggal : Senin, 24 November 2019
Jam : 11.45 WIB
1) Keluhan utama
Pasien mengeluh kenceng-kenceng makin sering dan pasien menyatakan ingin
mengejan. Pasien mengatakan merasa sangat kesakitan dan tidak tahan lagi untuk
mengejan. Pasien berulang kali melakukan nafas dalam untuk mengurangi rasa
sakitnya.
2) Nyeri
P : nyeri karena adanya kontraksi uterus dan distensi perineum
Q : nyeri kenceng-kenceng
R : nyeri terjadi di daerah abdomen, pinggang dan perineum
S : Skala nyeri tak terhingga
T : nyeri terus menerus
PENGKAJIAN HASIL
Letak kepala janin Presentasi kepala
Kondisi ibu Ibu sudah ingin mengejan, adanya tekanan pada
rektum sehingga ibu merasa seperti ingin BAB, ibu
mengungkapkan rasa tidak nyaman dengan menangis,
muncul keringat di sekitar wajah pasien. Pasien belum
bisa mengejan dengan benar.
Presentasi jalan lahir Kepala janin sudah masuk PAP, pembukaan lengkap,
vulva dan anus membuka, perinium tampak kaku,
selaput ketuban menonjol.
Show Adanya lendir bercampur darah
DJJ 142 x/menit
Dukungan psikologis Suami pasien berdoa saat istrinya melahirkan.

3) Injeksi oksitosin 10 IU
4) Pertolongan pertama pada bayi baru lahir
Jam 11.55 WIB bayi Ny. F menangis spontan segara setelah lahir, bayi dibersihkan,
memotong dan merawat tali pusat, mempertahankan suhu tubuh bayi dengan cara
diberi selimut dalam dekapan ibu. Bayi di timbang BB 2800gr.
APGAR score
N KARAKTERISTIK 1 MENIT 5 MENIT
O PENILAIAN
1. Denyut jantung 2 2
2. Pernapasan 2 2
3. Refleks 1 2
4. Tonus otot 1 1
5. Warna kulit 1 2
Total 7 9

c. Pengkajian Kala III


Hari, tanggal : Senin, 24 November 2019
Jam : 11.55 WIB
1) Keluhan utama
Pasien mengatakan merasa masih kesakitan. Pasien terlihat masih kesakitan setelah
proses kelahiran bayi. Keluar banyak keringat di sekitar wajah pasien. Pasien
menyatakan perutnya masih kenceng-kenceng dan mules.
2) Nyeri
P : nyeri karena adanya luka akibat proses kelahiran bayi dan luka episiotomi
Q : nyeri terasa perih di daerah jalan lahir
R : nyeri pada daerah jalan lahir
S : Skala nyeri 7
T : nyeri hilang timbul
3) Pengkajian fokus
PENGKAJIAN HASIL
TTV TD : 110/70 mmHg
N: 88 x/menit
RR : 23 x/menit
S: 37oC
Uterus Uterus teraba keras, kontraksi kuat
Jalan lahir Terdapat luka episiotomi mediolateral grade II.
Perdarahan Keluar darah dari jalan lahir sebelum pengeluaran plasenta.
Perdarahan ±100cc
Intake cairan Intake cairan 100 cc.
4) Injeksi methergin 0,2 mg per IM

d. Pengkajian Kala IV
Hari, Tanggal : Senin, 24 November 2019
Jam : 12.20 WIB
1) Keluhan utama
Pasien mengatakan masih merasa sakit di bagian jalan lahir. Wajah terlihat keluar
keringat di wajah pasien. Pasien terlihat kesakitan saat dilakukan penjahitan di
daerah luka episiotomi. Pasien mengatakan merasa masih kesakitan di daerah luka
jahitan
2) Nyeri :
P : nyeri terjadi karena adanya luka akibat proses kelahiran bayi dan luka
episiotomi
Q : nyeri terasa perih didaerah jalan lahir
R : nyeri terjadi di daerah jalan lahir
S : skala nyeri 5
T : nyeri hilang timbul
PENGKAJIAN HASIL
Tanda-tanda vital TD : 100/70 mmHg
Suhu : 36,5o C
N : 70 x/menit
Kontraksi uterus Kontraksi uterus baik (kenceng) TFU 2 jari dibawah
pusat
Sumber perdarahan Berasal dari jalan lahir sebanyak 100 cc
Distensi kandung kemih Pasien sudah BAK
Kondisi jalan lahir Terdapat luka episiotomi mediolateral grade II bagian
dalam sehingga dilakukan tindakan jahitan jelujur pada
bagian dalam dan jahitan satu-satu di bagian luar.
Terdapat lokea rubra.
Kondisi psikologis ibu Pasien ingin selalu ditemani oleh suaminya.
Pengetahuan ibu Pasien mengatakan baru pertama kali melahirkan
sehingga pasien bingung dan tidak tahu cara merawat
luka jahitan. Pasien menyatakan ASI belum lancar,
menanyakan cara memperlancar ASI

7.Analisa Data
DATA MASALAH ETIOLOGI
KALA I
DS : Pasien mengatakan: Nyeri akut Kontraksi
1. Kenceng-kenceng lebih teratur uterus
2. Perutnya sakit dan kencang,
3. Sudah tidak kuat lagi dengan sakit perut yang
dirasakan, ingin cepat-cepat segera melahirkan
4. P : nyeri karena adanya kontraksi uterus
Q : nyeri kenceng-kenceng, tegang
R : nyeri terjadi di daerah abdomen menjalar ke
pinggang
S : Skala nyeri 9
T : nyeri hilang timbul
DO:
1. Keluar keringat di sekitar wajah pasien
2. DJJ : 136 x/menit
3. HIS : 3x/10’/30’’/sedang
4. Pembukaan 5 cm
5. TTV
TD : 110/60 mmHg
Nadi : 90 x/menit
Suhu : 37o C
KALA II
DS : Pasien mengatakan: Kurang Kurang
1. Ingin segera melahirkan karena tidak tahan pengetahuan terpapar
dengan sakitnya. informasi
2. Kapan bayinya akan lahir
3. Kurang mengetahui tentang bagaimana proses
melahirkan.
4. Tidak tahu bagaimana proses mengejan yang
efektif dan efisien
DO:
Pasien tampak cemas dan tidak bisa tenang
KALA III
DO : Risiko defisit Penurunan
1. Keluar darah dari jalan lahir sebelum pengeluaran volume intake cairan
plasenta cairan dan
2. Perdarahan ±100cc pengeluaran
3. Intake cairan 100 cc darah
4. TTV :
TD : 110/70 mmHg
N: 88 x/menit
RR : 23 x/menit
S: 37oC
DS : -
KALA IV
DS : Risiko infeksi Pertahanan
Pasien mengeluh perih pada jalan lahir tubuh primer
DO : tidak adekuat
1. Adanya luka jahitan jalan lahir bagian dalam (luka jahitan
dengan jahitan jelujur di bagian dalam dan jahitan episiotomi)
satu- satu di bagian luar.
2. P1A0Ah1 hari ke-0
3. Terdapat lokea rubra

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri akut berhubungan dengan Kontraksi uterus
2. Defisit pengetahuan berhubungan dengan Kurang terpapar informasi
3. Risiko hipovolemia berhubungan denganPenurunan intake cairan dan pengeluaran darah
4. Risiko infeksi berhubungan dengan Pertahanan tubuh primer tidak adekuat (luka jahitan
episiotomi)

C. INTERVENSI KEPERAWATAN
No Diagnosa keperawatan Tujuan dan KH INTERVENSI

1. Nyeri akut berhubungan Setelah dilakukan 1. Identifikasi lokasi


dengan Kontraksi uterus tindakan karakteristik,durasi,frekuensi,kualitas
keperawatan 1 x intensitas nyeri
24 jam 2.Identifikasi skala nyeri
diharapkan 3.Identifikasi respon nyeri nonverbal
tingkat infeksi 4.Identifikasi faktor yang
menurun dengan memperberat dan memperingan nyeri
kriteria hasil 5.Identifikasi pengetahuan dan
1. Kebersihan keyakinan tentang nyeri
badan meningkat 6.Identifikasi pengaruh budaya
2. nyeri menurun terhadap respon nyeri
7.Identifikasi pengaruh nyeri pada
1. kualitas hidup
8.Monitor keberhasilan terapi
komplementer yang sudah diberikan
9.Monitor efek samping penggunaan
analgetik
10.Berikan teknik nonfarmakologis
untuk mengurangi rasa nyeri
11.Kontrol lingkungan yang
memperberat rasa nyeri
12.Fasilitasi istirahat dan tidur
13.Pertimbangkan jenis dan sumber
nyeri dalam pemilihan strategi
meredakan nyeri
14. Jelaskan penyebab,periode, dan
pemicu nyeri
15.Jelaskan strategi meredakan nyeri
16.Anjurkan memonitor nyeri secara
mandiri
17.Anjurkan menggunakan analgetik
secara tepat
18.Ajarkan teknik nonfarmakologis
untuk mengurangi rasa nyeri
19.Kolaborasi pemberian
analgetik,jika perluh
2. Defisit pengetahuan Setelah dilakukan 1.Identifikasi kesiapan dan
berhubungan dengan tindakan kemampuan menerima informasi
Kurang terpapar keperawatan 2.Identifikasi faktor-faktor yang
informasi selama 1 x 24 jam dapat meningkatkan dan menurunkan
di harapkan motivasi perilaku hidup bersih dan
tingkat sehat
pengetahuan 3.Sediakan materi dan media
meningkat pendidikan kesehatan
dengan kriteria 4.Jadwalkan pendidikan kesehatan
hasil sesuai kesepakatan
1. Perilaku sesuai 5.Berikan kesempatan untuk
anjuran bertanya
meningkat 6.Jelaskan faktor resiko yang dapat
2.Perilaku sesuai mempengaruhi kesehatan
dengan 7.Ajarkan perilaku hidup bersih dan
pengetahuan sehat
meningkat 8.Ajarkan strategi yang dapat
3.Persepsi yang digunakan untuk meningkatkan
keliru terhadap perilaku hidup bersih dan sehat
masalah menurun
3. Risiko hipovolemia Setelah dilakukan 1.Periksa tanda dan gejala
berhubungan dengan tindakan 1x24 hipovolemia
Penurunan intake cairan jam diharapkan 2.Monitor intake dan output cairan
dan pengeluaran darah status cairan 3.Hitung kebutuhan cairan
membaik dengan 4. Berikan posisi modified
kriteria hasil trendelenburg
1.output urine 5.Berikan asupan cairan oral
meningkat 6.Anjurkan memperbanyak asupan
2.kadar hb cairan oral
membaik 7. Anjurkan menghindari perubahan
3.Tekanan nadi posisi mendadak
membaik 8. Kolaborasi pemberian IV isotonis
9. Kolaborasi pemberian cairan IV
hipotonis
10. Kolaborasi pemberian cairan
koloid
11. Kolaborasi pemberian produk
darah
4. Risiko infeksi Setelah dilakukan 1.Monitor tanda dan gejala infeksi
berhubungan dengan tindakan lokal dan sistemik
Pertahanan tubuh primer keperawatan 1 x 2.Batasi jumlah pengunjung
tidak adekuat (luka 24 jam di 3.Berikan perawatan kulit pada area
jahitan episiotomi) harapkan tingkat edema
infeksi menurun 4.Cuci tangan sebelum dan sesudah
dengan kriteria kontak dengan pasien dan
hasil lingkungan pasien
1.Kebersihan 5. Pertahankan teknik aseptik pada
tangan meningkat pasien berisiko tinggi
2.Kebersihan 6. Jelaskan tanda dan gejala infeksi
badan meningkat 7. Ajarkan cara mencuci tangan
3.nyeri menurun dengan benar
8. Ajarkan etika batuk
9. Ajarkan cara memeriksa kondisi
luka atau luka operasi
10. Anjurkan meningkatkan asupan
nutrisi
11. Anjurkan meningkatkan asupan
cairan
12. Kolaborasi pemberian
imunisasi,jika perluh

D. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN

No Diagnosa Implementasi
.
1. Nyeri akut berhubungan 1. Identifikasi lokasi
karakteristik,durasi,frekuensi,kualitas intensitas
dengan Kontraksi uterus
nyeri
H : P : nyeri karena adanya kontraksi uterus
Q : nyeri kenceng-kenceng, tegang
R : nyeri terjadi di daerah abdomen menjalar ke
pinggang
S : Skala nyeri 9
T : nyeri hilang timbul

2.Identifikasi skala nyeri


H:9
3.Identifikasi respon nyeri nonverbal
H : Pasien tampak meringis
4.Identifikasi faktor yang memperberat dan
memperingan nyeri
H : Pasien mengatakan pada saat terjadi kontraksi
5.Identifikasi pengetahuan dan keyakinan tentang
nyeri
H : Pasien mengatakan merasakan nyeri karena
masa melahirkan akan tiba
6.Identifikasi pengaruh budaya terhadap respon
nyeri
H : tidak ada
7.Identifikasi pengaruh nyeri pada kualitas hidup
H:-
8.Monitor keberhasilan terapi komplementer yang
sudah diberikan
H:-
9.Monitor efek samping penggunaan analgetik
H:-
10.Berikan teknik nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
H : melakukan pengalihan dengan berbicara
dengan pasien atau melakukan sesuatu
11.Kontrol lingkungan yang memperberat rasa
nyeri
H : memperhatikan lingkungan yang baik bagi
pasien
12.Fasilitasi istirahat dan tidur
H : memfasilitasi pasien dengan tempat
tiduryang nyaman dan aman bagi pasien
13.Pertimbangkan jenis dan sumber nyeri dalam
pemilihan strategi meredakan nyeri
H : memposisikan pasien sesuai dengan
kenyamanan pasien
14. Jelaskan penyebab,periode, dan pemicu nyeri
H : menjelaskan bahwa pasien merasakan nyeri
saat perut pasien berkontraksi, dengan waktu yang
tidak menentu
15.Jelaskan strategi meredakan nyeri
H : menjelaskan untuk pasien bisa memposisikan
tubuh dengan senyaman pasien
16.Anjurkan memonitor nyeri secara mandiri
H : menganjurkan pasien untuk monitor nyeri
17.Anjurkan menggunakan analgetik secara tepat
H:-
18.Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
H : Mengalihkan pasien dengan berbicara
sehinnga nyeri teralihkan
19.Kolaborasi pemberian analgetik,jika perluh
H:-
2 Defisit pengetahuan 1.Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima
informasi
berhubungan dengan Kurang
H : pasien Mampu menerima informasi yang
terpapar informasi akan diberikan
2.Identifikasi faktor-faktor yang dapat
meningkatkan dan menurunkan motivasi perilaku
hidup bersih dan sehat
H :pasien dapat melakukan hidup bersih dengan
bantuan keluarga jika tidak ada keluarga yang
membantu pasien tidak bisa melakukannya
3.Sediakan materi dan media pendidikan kesehatan
H : menyediakan materi untu pasien baik melalui
leaflet atau dengan berbicara langsung
4.Jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai
kesepakatan
H:-
5.Berikan kesempatan untuk bertanya
H : memberikan kesempatan untuk pasien atau
keluarga yang ingin bertanya
6.Jelaskan faktor resiko yang dapat mempengaruhi
kesehatan
H : menjelaskan apa yang mempengaruhi
kesehatan yaitu dengan hidup bersih,makan sehat
dan bervitamin
7.Ajarkan perilaku hidup bersih dan sehat
H : mengajarkan pasien untuk sebelum makan
atau sesudah makan harus cuci tangan, mengganti
pakaian jika sudah basah dengan keringat atau
kotor karena terkena sesuatu yang kotor
8.Ajarkan strategi yang dapat digunakan untuk
meningkatkan perilaku hidup bersih dan sehat
H : Mengingatkan untuk berperilaku hidup bersih
dan sehat dan masalah – masalah yang akan terjadi
jika tidak dilakukan
3 Risiko hipovolemia 1.Periksa tanda dan gejala hipovolemia
H : memeriksa tanda an gejala hipovolemia
berhubungan dengan
dengan nadi teraba tidak stabil
Penurunan intake cairan dan 2.Monitor intake dan output cairan
H : memonitor cairan intake dan output pasien
pengeluaran darah
3.Hitung kebutuhan cairan
H : 20 gtt permenit
4. Berikan posisi modified trendelenburg
H : posisi sesuai dengan nyamannya pasien
5.Berikan asupan cairan oral
H : memberikan asupan oral berupa air dan susu
6.Anjurkan memperbanyak asupan cairan oral
H : menganjurkan pasien mengonsumsi cairan
yang banyak
7. Anjurkan menghindari perubahan posisi
mendadak
H : Mengajarkan pasien untuk menghindari
perubahan posisi mendadak
8. Kolaborasi pemberian IV isotonis
9. Kolaborasi pemberian cairan IV hipotonis
10. Kolaborasi pemberian cairan koloid
11. Kolaborasi pemberian produk darah
4 Risiko infeksi berhubungan 1.Monitor tanda dan gejala infeksi lokal dan
sistemik
dengan Pertahanan tubuh
H : memonitor tanda dan gejala infeksi
primer tidak adekuat (luka 2.Batasi jumlah pengunjung
H : membatasi pengunjung yang datang pada
jahitan episiotomi)
pasien
3.Berikan perawatan kulit pada area edema
H : Memberikan perawatan kulit pada area luka
4.Cuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan
pasien dan lingkungan pasien
H : mencuci tangan sebelum dan sesudah kontak
dengan pasien dan lingkungan pasien
5. Pertahankan teknik aseptik pada pasien berisiko
tinggi
H:-
6. Jelaskan tanda dan gejala infeksi
H : menjelaskan tanda dan gejala infeksi seperti
kemerahan bengkak
7. Ajarkan cara mencuci tangan dengan benar
H : Mengajarkan teknik mencuci tangan dengan
benar yaitu dengan 6 langkah cuci tangan
8. Ajarkan etika batuk
H : mengajarkan etika batuk seperti ketika ingin
batuk tutp dengan menggunakan tisu atau dengan
dengan siku lengan
9. Ajarkan cara memeriksa kondisi luka atau luka
operasi
H : mengajarkan cara memeriksa kondisi luka
10. Anjurkan meningkatkan asupan nutrisi
H : menganjurkan untuk meningkatkan asupan
nutri atau makanan yang bergizi
11. Anjurkan meningkatkan asupan cairan
H : Menganjurkan pasien untuk banyak minum
air
12. Kolaborasi pemberian imunisasi,jika perluh

E. EVALUASI

No Diagnosa Evaluasi
1 Nyeri akut berhubungan S : pasien mengatakan nyeri tidak berkurang
dengan Kontraksi uterus O : pasien tampak meringis
Skala nyeri 9
Nyeri hilang timbul
A : Masalah belum teratasi
P : Intervensi di lanjutkan
2 Defisit pengetahuan S : Pasien mengatakan banyak mengetahui
berhubungan dengan Kurang informasi
terpapar informasi O : Pasien tampak mengerti dan melakukan sesuai
informasi
A : Masalah teratasi
P : intervensi di pertahankan
3 Risiko hipovolemia S : Pasien mengatakan tidak mual dan tidak
berhubungan dengan muntah
Penurunan intake cairan dan O : TD : 110/70 mmHg
pengeluaran darah N : 88 x / menit
RR : 23x/menit
SB : 37 c
Plasenta keluar utuh, wajah pasien berkeringat
A : Masalah teratasi
P : Intervensi dipertahankan
4 Risiko infeksi berhubungan S : pasien mengatakan mengerti untuk merawat
dengan Pertahanan tubuh luka perineum setiap selesai mandi, dan tetap
primer tidak adekuat (luka menjaga kebersihan
jahitan episiotomi) O : tidak ada tanda dan gejala infeksi, pasien
mengonsumsi diet yang diberikan rs
A : masalah teratasi
P : intervensi dipertahankan

BAB IV
KESIMPULAN

Diagnosa keperawatan yang muncul selama dilakukan asuhan keperawatan intranatal kala
1-4 pada Ny. F :
1. Nyeri akut berhubungan dengan Kontraksi uterus
2. Defisit pengetahuan berhubungan dengan Kurang terpapar informasi
3. Risiko hipovolemia berhubungan denganPenurunan intake cairan dan pengeluaran
darah
4. Risiko infeksi berhubungan dengan Pertahanan tubuh primer tidak adekuat (luka
jahitan episiotomi)
Pada umumnya, tujuan dari setiap diagnosa keperawatan dapat tercapai, faktor pendorong
dan penghambatnya adalah :
1. faktor pendorong
a. Pasien yang kooperatif
b. Tidak terjadi komplikasi persalinan pada pasien
2. Faktor penghambat
a. Pasien primipara
b. Nyeri pada persalinan merupakan nyeri fisiologis yang sulit untuk dikontrol

DAFTAR PUSTAKA

https://www.academia.edu/11159997/Askep_INTRANATAL

https://www.scribd.com/doc/255056374/ASUHAN-KEPERAWATAN-PADA-Ny-F-G1P0A0-DENGAN-
INTRAPARTUM-SPONTAN-PERVAGINAM

https://www.academia.edu/12974464/asuhan_keperawatan_pada_masa_intranatal

https://www.scribd.com/doc/204295675/ASUHAN-KEPERAWATAN-INTRANATAL-doc

Anda mungkin juga menyukai