Anda di halaman 1dari 2

Nama: Gabriela Febriadum Randa

NIM: PO714241181017

Kelas: D.IV A tk. II

TUGAS PENGUKURAN RANGE OF MOTION (ROM)


1. Materi penulisan ROM secara ISOM
 Cara penulisan ROM menggunakan penulisan ISOM:
a. Semua gerakan ditulis dalam 3 kelompok angka.
b. Ekstensi dan semua gerakan yang menjauhi tubuh ditulis pertama.
c. Fleksi dan semua gerakan yang mendekati tubuh ditulis terakhir.
d. Posisi awal dituliskan di tengah.
e. Lateral fleksi/rotasi spine ke kiri ditulis pertama, ke kanan ditulis terakhir.
f. Semua gerakan diukur dan posisi awal netral atau posisi anatomis
g. Posisi awal normal ditulis dengan 0, tetapi dalam keadaan patologis berubah
h. Semua posisi yan mengunci atau tidak ada gerakan sama sekali (ankylosis) hanya ditulis
dengan 2 kelompok angka.
 Metode Pencatatan:
PICTORIAL CHART
Sagital – Frontal – Tranversal – Rotation
 Dikembangkan oleh Gerhart dan Russe yang dilakukan dengan melakukan pencatatan
awal gerak pada suatu bidang untuk dua gerakan yang berlawanan. 
 Penulisan 2 kelompok angka pada sistem SFTR yang menunjukkan sendi dalam keadaan
terkunci.
 Posisi deformitas dengan mudah digambarkan melalui penulisan tersebut.
 Jika angka di tengah tidak 0 ˚ berarti ada kekakuan sendi di awal gerakan.

2. Interpretasikan penulisan ROM sebagai berikut:


 Shoulder (S) 45 – 0 – 180
(F) 180 – 0 – 45
(T) 45 – 0 – 135
(R)(F90)90 – 0 – 90
 Shoulder R(F90) : 0 – 0 – 90
R(F90) : 0 – 45 – 90
R(F90) : 0 – 45
S : 0 – 45
 Elbow F : 0 – 20 Cubital Varus
F : 20 – 0 Cubital Valgus
Interpretasi ROM:

 Shoulder
(S) 45 – 0 – 180
Pada regio shoulder pada bidang gerak sagital terjadi gerakan ekstensi shoulder dengan ROM
45˚, dapat kembali ke posisi zero atau 0, dan gerak fleksi dengan ROM 180˚. Dari hal tersebut
berarti ROM ekstensi dan ROM fleksi (elevasi) pada shouldernya normal (tidak ada keterbatasan
gerak).
(F) 180 – 0 – 45
Pada regio shoulder pada bidang frontal terjadi gerakan abduksi dengan ROM 180˚, bisa
kembali ke posisi zero atau 0, dan gerak adduksi dengan ROM 45˚. Dari hal tersebut berarti
ROM abduksi dan ROM adduksi pada shouldernya normal (tidak ada keterbatasan gerak).
(T) 45 – 0– 135
Pada regio shoulder pada bidang transversal terjadi gerakan horizontal abduksi dengan ROM
45˚, bisa kembali ke posisi zero atau 0, dan gerak horizontal adduksi dengan ROM 135˚. Dari hal
tersebut berarti ROM horizontal abduksi dan ROM horizontal adduksi pada shouldernya normal
(tidak ada keterbatasan gerak).
(R) (F90) 90 – 0 – 90
Pada regio shoulder pada rotasi terjadi gerakan external rotasi dengan ROM 90˚, bisa kembali
ke posisi zero atau 0, dan gerak internal rotasi dengan ROM 90˚, elbow flexi 90˚. Dari hal
tersebut berarti ROM external rotasi dan ROM internal rotasi pada shouldernya normal (tidak
ada keterbatasan gerak).

 Shoulder
(F) 180 – 0 – 45
Pada regio shoulder pada bidang gerak frontal terjadi gerak gerak abduksi dengan ROM 180˚,
bisa kembali ke posisi zero atau 0, dan gerak adduksi dengan ROM 45˚. Dari hal tersebut berarti
ROM abduksi dan ROM adduksi pada shouldernya normal (tidak ada keterbatasan gerak).
(R) (F90) : 0 – 45 – 90
Pada regio shoulder pada rotasi dengan elbow fleksi 90˚ terjadi kekakuan sendi pada 45˚ ke
arah fleksi 90˚.
(R) (F90) : 0 – 45
Pada regio shoulder pada rotasi dengan elbow flexi 90˚, posisi awal 0˚ dan sendi terkunci pada
45˚ internal rotasi.
(S) : 0 – 45
Pada regio shoulder pada bidang sagital dengan posisi awal 0˚ dan sendi terkunci pada 45˚
fleksi.

 Elbow
F : 0 – 20 Cubital Varus
Pada regio elbow pada bidang frontal dengan posisi awal 0˚ dan sendi terkunci pada 20˚ fleksi
elbow.
F : 20 – 0 Cubital Valgus
Pada regio elbow pada bidang frontal sendi siku terkunci pada 20˚ ekstensi elbow menuju zero
position atau posisi nol.

Anda mungkin juga menyukai