Anda di halaman 1dari 25

PENGUKURAN

KEKUATAN OTOT

Aditya Denny Pratama, SSt.Ft., M.Fis., NMTC.TC


Komponen Penilaian
 UAS : 20 %
 UTS : 20 %
 Praktikum 1 : 10 %
 Praktikum 2 : 10 %
 Quiz 1 : 5%
 Quiz 2 : 5%
 Keaktifan diskusi : 5%
 Absensi : 5%
 Event 1 : 10 %
 Event 2 : 10%
TOTAL : 100%
KOMITMEN KELAS
 SIPEN :
 MENYIAPKAN RUANGAN
 MENYIAPKAN ABSEN
 MENYIAPKAN PERALATAN PRAKTEK DAN BELAJAR
 MEMAKAI PAKAIAN PRAKTEK (TRAINING DAN
KAOS)
 DATANG LEBIH DARI 15 MENIT, TIDAK BOLEH ABSEN
 DATANG LEBIH DARI 30 MENIT TIDAK
DIPERKENANKAN MASUK
 TIDAK MASUK LEBIH DARI 2X TANPA KETERANGAN
TIDAK BOLEH MENGIKUTI UJIAN
SKENARIO PEMBELAJARAN
 Pembagian kelompok tugas menjadi 9 kelompok
masing-masing beranggotakan 4-5 orang
 Laporan Tugas Kelompok(Video)
 Tugas Akhir (Event)
 Pemeriksaan Fisioterapi dasar (Fisio on the street)
 Target event 1 : lingkungan UI dan masyarakat
 Target event 2 : warga vokasi (karyawan & dosen)
Pendahuluan

 Digunakan untuk tujuan diagnosis dan prognosis


 Asesmen perubahan kondisi pasien
 Efektifitas program latihan (strengthening exc)
 Dipengaruhi faktor anatomi, fisiologi, biomekanik,
psikologi dan patologi
 Apa itu Manual Muscle Testing?
 Sebutkan klasifikasi penilaian MMT?
 Hal-hal yang harus dipertimbangkan dalam
pengukuran MMT?
 Tahap-tahap pengukuran MMT?
 Manual Muscle Testing (MMT) merupakan
teknik pengukuran kekuatan otot
 Diperkenalkan oleh Wilhelmine Wright (1912)
dibantu Robert W. Lovett, MD.
 Lovett menggunakan untuk pasien poliomyelitis
(1915 dan 1916)
Diawali 3 klasifikasi :
 normal

 partial paralyzed (sebagian)

 wholly paralyzed (komplit)


 1916 klasifikasi dikembangkan
1. normal
2. good
3. fair
4. poor
5. trace & zero
6. totally paralyzed
 1927 American Journal of Surgery (LeRoy
Lowman, MD) skala 0 – 9 dan +/-
 1930s Kendall memperkenalkan konsep
persentase grade MMT
Pertimbangan Prosedur MMT

 Posisi
 Stabilisasi
 Palpasi otot (prime mover, origo & insersio)
 Aplikasi resisten
Keterbatasan MMT

 Sangat subjektif.
 Hanya mengukur pada kondisi LMN & tanpa
adanya kontraktur.
 Kesulitan dalam memposisikan pasien untuk tes
yang tepat.
Skala MMT (1)

Grade Grade Grade Definisi


(angka) (huruf) (word)
0 Zero Tidak ada
kontraksi
(penglihatan
dan palpasi)
1 (Tr) Trace Sedikit
kontraksi, tidak
ada gerakan
Skala MMT (2)
Grade Grade Grade Definisi
(angka) (huruf) (word)
2- 2- Poor minus Gerakan parsial ROM,
posisi eliminasi gravitasi
2 (P) Poor Gerakan full ROM, posisi
elimininasi gravitasi
2+ (P+) Poor plus Gerakan full ROM, posisi
elimininasi gravitasi
dengan kekuatan ½
Skala MMT (3)
Grade Grade Grade Definisi
(angka) (huruf) (word)
3- (F-) Fair minus Gerakan full ROM, posisi
melawan gravitasi dengan
kekuatan lebih ½
3 (F) Fair Gerakan full ROM, posisi
melawan gravitasi
3+ (F+) Fair plus Gerakan full ROM, posisi
melawan gravitasi dengan
resisten minimum
Skala MMT (4)
Grade Grade Grade Definisi
(angka) (huruf) (word)

4 (G) Good Gerakan full ROM, posisi


melawan gravitasi dengan
resisten moderat
5 (N) Normal Gerakan full ROM, posisi
melawan gravitasi dengan
resisten maksimum
Langkah-langkah MMT (1)
 Jelaskan tujuan dan prosedur kepada
pasien
 Posisi pasien pada posisi melawan
gravitasi
 Stabilisasi pada sendi proksimal
 Instruksikan pasien melakukan gerakan
pada segmen distal sendi secara pasif
dalam jarak gerak.
Langkah-langkah MMT (2)
 Kembalikan segmen distal ke posisi awal
untuk starting position
 Palpasi otot yang dites ketika
mempertahankan stabilisasi pada sendi
proksimal
 Minta pasien melakukan gerakan dalam
ROM yang mungkin secara aktif
Dapatkah pasien melakukan langkah 7 ?
 Ya
 Pindahkan tangan yang melakukan palpasi
untuk posisi resisten ketika mempertahankan
resisten di atas sendi proksimal
 Instruksikan pasien pada posisi tepat untuk
aplikasi resisten.
 Aplikasikan resisten melalui prosedur tes yang
tepat, tingkatkan secara bertahap sampai
tercapai resisten maksimal.
 Gradasi nilai otot seperti pada tabel
 Tidak
 Posisikan pasien pada posisi eliminasi gravitasi
 Stabilisasi sendi proksimal

 Instruksikan pasien pada posisi spesifik ketika


melakukan gerakan pasif dalam jarak gerak
 Kembalikan segmen distal pada posisi awal

 Palpasi otot yang dites ketika mempertahankan


stabilisasi pada sendi proksimal
 Minta pasien melakukan gerakan yang mungkin
dalam jarak gerak
 Gradasi nilai otot seperti pada tabel
Instrumen lain
 Sphygmomanometer  lebih kuantitatif
 Hand Held Dynamometer  kg, pound
 Hand strength :
1. Hand grip dynamometer
2. Pinch meter
 Trunk  isostation
 1 RM
Pengukuran Daya Tahan Otot
 Daya tahan otot adalah kemampuan otot untuk
berkontraksi secara berulang ulang
 Yang diukur adalah kemampuan mengulangi
gerakan
 Jenis tes bersifat gerak fungsional
 Contoh sit up, squat dll
ROM KEPALA DAN TUBUH
Neck
Fleksi : 0 - 45°
Ekstensi : 0 - 45°
Lateral : 0 - 45°
Rotasi : 0 - 60°
Trunk
Fleksi : 0 - 80°
Ekstensi : 0 - 30°
Lateral Fleksi : 0 - 40°
Rotasi : 0 - 45°
ROM Upper Extremity
6. Mengetahui ROM normal dari persendian yang akan diperiksa
Shoulder
Fleksi : 0 - 90 0
Ekstensi : 0 – 45 0
Abduksi : 0 – 180 0
Adduksi : 0 – 45 0
Endorotasi : 0 – 35 0
Eksorotasi : 0 – 40 0
Elbow
Fleksi : 0 – 135 0
Ekstensi :00
Wrist
Fleksi : 0 – 80 0
Ekstensi : 0 – 70 0
Deviasi redial : 0 – 30 0
Deviasi ulnar : 0 – 20 0
Forearm
Supinasi : 0 – 90 0
Pronasi : 0 – 90 0
Thumb
Abduksi : 0 – 70 0
Adduksi :00
Fleksi MCP : 0 – 90 0
Ekstensi MCP : 0 – 30 0
Fleksi IP : 0 – 100 0
Ekstensi IP : 0 – 20 0

Jari II – V
Abduksi : 0 – 20 0
Adduksi :00
Fleksi MCP : 0 – 90 0
Ekstensi MCP : 0 – 30 0
Fleksi PIP : 0 – 100 0
Ekstensi PIP :00

Anda mungkin juga menyukai