Anda di halaman 1dari 49

Hj.

Hasbiah
FLEKSI / EKSTENSI
 Posisi subject duduk, shoulder difiksasi untuk mencegah
fleksi / ekstensi Thoracal dan Lumbal (dengan sandaran
kursi)
 posisi cervical O derajat
 Center the fulcrum goniometer pada external auditory
meatus
 Lengan prox. Goniometer tegak lurus atau paralel dengan
lantai
 Lengan distal sejajar dengan basis hidung
 Tongue depressor disejajarkan dengan lengan goniometer
(jika digunakan)
FLEKSI
EKSTENSI
FLEKSI / EXTENSI
 Alat yang digunakan adalah meteran
 Posisi subyek duduk dengan cervical netral
 titik pertama pada pertengahan dagu
 Titik kedua pada incisur a sternalis
 ROM fleksi adalah jarak antara titik pertama dan
kedua saat fleksi.
 Normalnya : 1 – 4,3 cm
 ROM extensi adalah jarak titik pertama dan kedua saat
extensi.
 Normalnya 18,5 -22,4 cm.
FLEKSI
EXTENSI
LATERAL FLEKSI
 Posisi subjek duduk, shoulder difiksasi untuk
mencegah lateral fleksi thoracal dan lumbal (dengan
sandaran kursi)
 Cervical O derajat
 Center the fulcrum goniometer pada proc. Spinosus C7
 Lengan proximal sejajar dengan proc. Spinosus
thoracal sehingga tegak lurus dengan lantai
 lengan distal pada dorsal midline kepala (reference
occipital protuberance)
Lateral fleksi
LATERAL FLEKSI
 Menggunakan meteran
 Posisi subyek duduk dengan cervical netral
 Titik pertama pada proc. Mastoideus
 Titik kedua pada lateral acromion
 Jarak titik pertama dengan kedua saat lateral fleksi
adalah ROM lateral fleksi
 Normalnya : 10,7 – 12,9 cm.
LATERAL FLEKSI
rotasi
 Posisi subjek duduk, shoulder difiksasi untuk
mencegah rotasi thoracal dan lumbal.
 Cervical O derajat
 Center the fulcrum goniometer pada pusat bagian
atas kepala
 Lengan prox. Sejajar dengan garis imanjinasi antara
kedua proc. Acromion
 Lengan distal sejajar dengan ujung hidung
 Lengan distal sejajar dengan tongue depressor (jika
digunakan)
rotasi
ROTASI
ROTASI
ROTASI
 Menggunakan meteran
 Posisi subyek duduk dengan cervical netral
 Titik pertama pada pertengahan ujung dagu
 Titik kedua pada proc. Acromion
 ROM rotasi adalah jarak titik pertama dengan titik
kedua saat rotasi
 Normalnya : 11 – 13,2 cm
ROTASI
ROM CERVICAL
(measuremen of joint motion)
MOTION AMERICAN ACADEMY AMERICAN MEDICAL
OF ORTHOPAEDIC ASSOCIATION
SURGEONS
FLEXION 45 60
EXTENSION 45 75
LEFT LATERAL 45 45
FLEXION
RIGHT LATERAL 45 45
FLEXION
LEFT ROTATION 60 80
RIGHT ROTATION 60 80
ROM CERVICAL
(The Physiology of The Joint, Kapandji V.3)

 FLEXION – EXTENSION
> Whole Cervical Colum (WCC) : 130
> Lower Cervical Colum (LCC) : 100 – 110
> Sub occipital : 20 – 30

 LATERAL FLEKSI : 45

 ROTASI : 80 – 90
FLEKSIBILITAS ……..?
 Merupakan istilah yang digunakan untuk
menggambarkan ROM yang terjadi pada setiap bidang
gerak pada sebuah sendi.
 Kemampuan jaringan di sekitar sendi untuk terulur
semaksimal mungkin tanpa ada pengaruh dari
jaringan lawannya dan relaks.
 Fleksibilitas dipengaruhi oleh bentuk permukaan
tulang pembentuk sendi dan keterlibatan otot atau
jaringan lemak .
 Untuk menghasilkan gerak fleksi lumbal yang besar
sangat diperlukan ekstensibilitas otot erector spine.
FLEKSIBILITAS ….
 Statik fleksibilitas menunjukkan suatu ROM yang ada
ketika segmen tubuh secara pasif digerakkan (oleh
fisioterafis atau dokter).

 Dinamik fleksibilitas menunjukkan suatu ROM yang


dapat dicapai oleh gerakan segmen tubuh secara aktif
yang dihasilkan oleh kontraksi otot.
ALAT UKUR YANG DIGUNAKAN

 LEIGHTON FLEXOMETER
 METODE SCHOBER
 SIT AND REACH TEST
 METERAN
Fleksi (schober metode I)
 Posisi subjek berdiri dengan cervical, thoracal
dan lumbal O derajat
 Mengukur jarak antara proc. Spinosus C7 dan S1
dengan pita meteran
 Pengukuran awal dilakukan pada saat subjek
posisi tegak
 Pengukuran akhir dilakukan pada saat akhir
gerakan fleksi.
 Perbedaan antara kedua pengukuran tsb. Adalah
besarnya fleksi thoracal dan lumbal
Menurut Magii perbedaan 10 cm
adalah normal,

menurut AAOS perbedaan rata-


rata 4 inchi adalah normal untuk
orang dewasa yang sehat.
Fleksi (metode I)
ekstensi
Fleksi (schober metode II)
 Posisi subjek berdiri dengan cervical, thoracal dan
lumbal O derajat
 Mengukur akhir ROM melalui jarak antara ujung jari
tengah subjek ke lantai
 Tes ini adalah kombinasi fleksi spine dengan fleksi
hip sehingga sulit untuk mengisolasi hip.
 Tidak dianjurkan untuk mengukur fleksi lumbal dan
thoracal
 Dapat digunakan untuk memeriksa fleksibilitas.
 Normalnya : 0,1 – 2,2 cm
Fleksi (metode II)
FLEKSI METODE II
fleksi (schober metode III)
 Posisi subjek berdiri dengan cervical, thoracal dan lumbal
O derajat
 Ada tiga tanda yang harus diukur
 Tanda pertama pada lumbosacral, tanda kedua pada proc.
Spinosus 10 cm di atas tanda pertama dan tanda ketiga
adalah 5 cm di bawah tanda pertama
 Pengukuran dilakukan diantara tanda paling atas dengan
tanda paling bawah pada saat berdiri.
 Kemudian subjek melakukan fleksi sejauh mungkin
dengan mempertahankan meteran tetap pada daerah
spine.
 ROMnya adalah perbedaan antara 15 cm dengan panjang
ukuran pada akhir ROM.
Normal :
jarak yang dicapai > 20 cm

abnormal:
jarak yang dicapai < 20 cm
Modifikasi metode schober
 Gunakan penggaris untuk mencari dan menempatkan
titik pertama , sejajarkan dengan kedua SIPS (proc.
Spinosus S2)
 Titik kedua 15 cm diatas titik pertama.
 Sejajarkan meteran antara titik pertama dan kedua.
 Mintalah subyek untuk melakukan gerak fleksi sejauh
mungkin sambil menjaga lutut tetap extensi
 Pada akhir gerakan perhatikan jarak antara kedua tanda.
 Lingkup gerak sendi lumbal adalah perbedaan antara 15 cm
dengan panjang yang diukur pada akhir gerakan.
Kriteria normal
 Laki-laki : penambahan > 6,7 cm

 Perempuan : penambahan > 5,8 cm.


Metode scober
Metode schober
SIT AND REACH TEST
 Untuk mengukur fleksibilitas trunk dan tungkai

 Fasilitas dan alat :


> lantai padat dan rata
> bangku atau boks berskala dalam satuan cm
Prosedur pelaksanaan :
 Peserta tes duduk dilantai dengan kedua kaki lurus,
telapak kaki tanpa alas menempel rapat pada
permukaan bangku atau boks dengan bagian
belakang lutut harus menempel rapat pada lantai.
 Pelan-pelan testee membungkukkan badan dengan
posisi kedua lengan lurus ke depan sejauh-jauhnya
menempel mistar dan sikap ini dipertahankan selama
3 detik.
 Hasil pengukuran adalah skor terjauh dari dua kali
kesempatan dan dicatat dalam satuan cm.
 Hasil yang dicapai dikonversikan ke dalam tabel.
Sit and Reach test
Tabel Sit and Reach Tes
JAUHNYA RAIHAN SKOR KATEGORI
(CM) KELENTURAN
> 19 5 SANGAT BAIK

11,5 - 19 4 BAIK

(-1,5) - 11,5 3 CUKUP

(-6,5) - (-1,5) 2 SEDANG

<(-6,5) 1 KURANG
Lateral fleksi
 Posisi subjek berdiri dengan cervikal, thoracal dan
lumbal O derajat
 Stabilisasi pelvis untuk mencegah lateral tilting
 Center the fullcrum goniometer pada proc. Spinosus
S1
 Lengan proximal goniometer tegak lurus dengan
lantai
 Lengan distal pada bagian posterior proc. Spinosus C7
Lateral fleksi
LATERAL FLEKSI
 Menggunakan meteran
 Posisi subyek berdiri
 Titik pertama pada ujung jari tengah
 Titik kedua pada lantai
 Jarak titik pertama dengan titik kedua saat lateral
fleksi adalah ROM lateral fleksi
 Normalnya : 15,9 – 16,9 cm
LATERAL FLEKSI
rotasi
 Posisi subjek duduk, fiksasi pelvis dari gerakan rotasi
 Cervikal, thoracal dan lumbal O derajat
 Center the fulcrum goniometer pada pusat bagian atas
kepala
 Lengan proksimal goniometer sejajar dengan garis
imanjinasi crista iliaca
 Lengan distal goniometer sejajar dengan garis
imanjinasi proc. Acromion.
ROTASI
Tabel ROM pada thoracal dan
lumbal (measurement of joint Motion)
MOTION AAOS AMA
FLEXION 80 (4 inc) 60
EXTENSION 20 - 30 25
RIGHT LATERAL 35 25
FLEXION
LEFT LATERAL FLEXION 35 25
RIGHT ROTATION 45 30
LEFT ROTATION 45 30
ROM PADA LUMBAL
(The Physiology of the joint )

 FLEXION : 40
 EXTENSION : 30
 LATERAL FLEXION : 20 - 30
 ROTASI (Thoracolumbal) : 15 - 20

Anda mungkin juga menyukai