oleh
Ria Aridya Liarucha, S.Kep
NIM 112311101011
LAPORAN PENDAHULUAN
ASUHAN KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH PADA KLIEN DENGAN
POST TOTAL KNEE ARTHROPLASTY DI POLI ORTHOPEDIC
RSD dr. SOEBANDI JEMBER
Oleh : Ria Aridya Liarucha, S. Kep.
1. Kasus
Post Knee Arthroplasty
2. Proses terjadinya masalah
a. Anatomi Lutut (Knee)
Lutut terbentuk dari kumpulan persendian lutut (knee joint). Knee Joint
terdiri dari femur, tubia, fibula, patella yang disatukan menjadi satu
kelompok oleh ligamen.
femur
disebut
articulatio tibio femoral dan antara tulang tibia dengan tulang fibula
proximal disebut articulatio tibio fibular proxsimal.
terdapat
musculus
semimembranosus,
musculus
Sistem pembuluh darah pada sendi lutut. Suplai darah pada sendi
lutut berasal dari pembuluh darah di sekitar sendi ini. Dimana sendi lutut
menerima darah dari descending genicular arteri femoralis, cabang-cabang
genicular arteri popliteal, dan cabang descending arteri circumflexia
femoralis dan cabang ascending arteri tibialis anterior dan posterior. Aliran
vena pada sendi lutut mengikuti perjalanan arteri lalu kemudian memasuki
vena femoralis.
b.
Pengertian
Athroplasty adalah tindakan yang dilakukan guna memperbaiki
persendian baik itu mengangkat sebagian atau seluruh persendian (Yatim,
2006). Total knee arthroplasty (penggantian lutut total) adalah suatu
prosedur penggantian permukaan sendi dengan prostesis logam dan
polietilen densitas tinggi dirancang untuk mmbuat sendi yang fungsional,
yang
telah
dipersiapkan
memakai
polimetil
metakrilat
pasien
dan
keperluannya,
tetapi
biasanya
meliputi
yang
lebih
baik.Anterior
cruciate
dipotong
untuk
d) Jika patella tidak terletak pada femoral groove atau jika diperlukan
menggunakan jari untuk menjaga patellar tracking kemudian
pelepasan lateral merupakan kewajiban.
8) Prothesis Final dan Fiksasi
Setelah uji coba reduksi sempurna, implant yang tepat dengan
ukuran yang benar dikeluarkan dari bungkus steril dan dimasukkan
tanpa semen. Reduksi uji coba dilakukan kembali karena perhatian
ditujukan pada deformitas, laxities, dan patellar tracking. Setelah
semuanya bagus, implant difixasi dengan atau tanpa semen tergantung
dari desain implant dan metode dari fixasi itu sendiri.
9) Drainase dan Penutupan
Luka dicuci dan dilihat untuk perdarahan-perdarahan yang masih
terjadi. Semua titik perdarahan dicauter dan diligasi dan terlihat bahwa
implant pada posisi yang benar. Tendon patella dibelokkan kembali ke
medial. Dua buah drain digunakan yang tipenya bisa disambungkan
dengan ke sistem suction yang tertutup. Menggunakan benang sintetik
tebal seperti Daxone atau vicryl (nomor 1), tendon patella ditutup.
Jahitan subkutaneus dilakukan menggunakan vicryl 1,0. Kulit dijahit
menggunakan nylon atau prolene nomor 1. Biasanya menggunakan
jahitan continues.
pulih dan kembali pada pekerjaan dan kegiatan sehari-hari lebih cepat
daripada mereka melakukan operasi knee replacement tradisional.
Operasi knee replacement tradisional sudah terbukti sangat sukses
dalam meringankan rasa sakit dan mengembalikan mobilitas.Akan tetapi,
rehabilitasi setelah operasi tradisional membutuhkan waktu yang lama dan
menyakitkan.Orang sering menunda knee replacement karena tidak mau
meninggalkan pekerjaan dan aktifitas sehari-hari selama beberapa bulan.
Selain itu beberapa memperhatikan tentang lamanya bekas luka operasi.
Akhir-akhir ini alternatif baru mucul Zimmer Minimally Invasive
Solution TM (MISTM) Quad-Sparing TM total knee arthroplasty (TKA),
sering disebut sebagai mini total knee replacement. Teknik ini
menggunakan implant yang sama dengan total knee replacement
tradisional tetapi invasinya lebih sedikit.
Tabel 1.1 Perbandingan Insisi Tradisional dengan Zimmer
Pembanding
Insisi
Trauma Jaringan
Perdarahan
Traditional Incision
8-12 inci
Tendon
dan
otot
3-5 inci
Tendon
Zimmer
dan
otot
quadriceps
tendon
dan
dimanipulasi
banyak
muscles dihindari
minimal
status
kardiovaskuler,
neurovaskuler
tungkai
harus
dikaji.
Drain
isap
luka
dapat
dan gluteus
Mengenakan immobilizer sendi lutut
Menahan beban setelah operasi dapat bersifat parsial atau
pinggul
Berkonsentrasi pada gerak ekstensi lutu melalui latihan
rektus femoris). Isometrik dan ROM aktif harus dimulai segera setelah
pembedahan. Untuk 6 minggu pertama, otot quadraceps harus
diperkuat dengan latihan isometrik. Lalu, ditingkatkan dengan latihan
atau isotonik. Otot-otot lain yang bekerja pada lutut yang bekerja pada
rantai
kinetik
harus
diperkuat,
seperti
otot
hamstring,
otot
: Nama pasien
: usia lebih dari 50 tahun dimana banyak kasus
pasien
dan
keperluannya,
tetapi
biasanya
meliputi
PATHWAY
Artritis (rheumatoid arthritis, osteoarthritis, trauma, deformitas congenital
Hilangnya tulang kartilago dan meniscus permukaan sendi lutut
Pergesekan frakmen bagian inferior femur dengan superior tibia
Prosedur pembedahan
Kurangnya informasi
Krisis situasional
Nyeri Akut
Kurangnya pengetahuan
Prinsip asepsis yang kurang
Ansietas
Tindakan insisi
Resiko infeksi
Cedera sel
Degranulasi sel mast
Pelepasan mediator kimia
Nociceptor
Medulla spinalis
Korteks serebri
Kerusakan
integritas kulit
putusnya vena/arteri
Perdarahan massif
Kehilangan volume cairan
Syokpembatasan
Hipovolemigerak
Post op Resiko
Program
Nyeri Akut Post anastesi
Efek Pembedahan
Penurunan kondisi medula oblongata
Penurunan reflek batuk
Akumulasi sekret
Sindrom Disuse
Ketidakefektifan bersihan jalan nafas
Hambatan mobilitas fisik
Resiko cidera : dislokasi
b. Diagnosa keperawatan
1) Pre operasi
a) Nyeri akut berhubungan dengan spasme otot, cedera fisik.
b) Ansietas berhubungan dengan krisis situasional, pembedahan, prosedur
pengobatan
c) Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi
2) Intra operasi
a) Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan prosedur operatif
b) Resiko infeksi berhubungan dengan prosedur invasive
c) Resiko syok hipovolomik berhubungan dengan perdarahan akibat
pembedahan
3) Post operasi
a) Ketidakefektifan bersihan jalan nafas berhubungan dengan akumulasi
sekret
b) Nyeri akut berhubungan dengan prosedur pembedahan
c) Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan program pembatasan
gerak
d) Sindrom disuse berhubungan dengan efek pembedahan: resiko infeksi,
gg. Eliminasi, hambatan mobilitas fisik
e) Resiko Cidera : dislokasi berhubungan dengan fisik : kondisi perbaikan
sendi
No
.
1.
2.
c. Perencanaan keperawatan
1) Pre operatif
Diagnosa
Tujuan dan kriteria hasil
keperawatan
Nyeri
akut NOC
berhubungan
1. Tingkat nyeri
dengan spasme 2. Kontrol nyeri
otot dan cidera 3. Tingkat kenyamanan
pada permukaan Kriteria Hasil:
1. Mampu mengontrol
sendi
nyeri (tahu penyebab
nyeri,
mampu
menggunakan teknik
non
farmakologi
untuk mengurangi
nyeri,
mencari
bantuan)
2. Melaporkan bahwa
nyeri
berkurang
dengan
menggunakan
manajemen nyeri
3. Mampu mengenali
nyeri
(skala,
intensitas, frekuensi
dan tanda nyeri)
4. Menyatakan
rasa
nyaman
setelah
nyeri berkurang
5. Tanda vital dalam
rentang
normal
(nadi:
80-100
kali/menit; TD :
systole
120-140,
diastole 80-90; RR
16-20
kali/menit;
suhu : 36,5-37,5C)
Ansietas
berhubungan
dengan prosedur
pembedahan
NOC
Kontrol ansietas
Kriteria hasil:
1. Monitor
intensitas
Intervensi
NIC
Manajemen Nyeri
1. Lakukan pengkajian
nyeri
secara
komprehensif
termasuk
lokasi,
karakteristik, durasi,
frekuensi,
kualitas
dan faktor presipitasi
2. Observasi reaksi non
verbal
dari
ketidaknyamanan
3. Kurangi
faktor
presipitasi nyeri
4. Ajarkan
tentang
teknik
non
farmakologi
5. Evaluasi keefektifan
kontrol nyeri
6. Kolaborasikan dengan
dokter
jika
ada
keluhan dan tindakan
nonvarmakologi
mengatasi nyeri tidak
berhasil
Rasional
1. Mengetahui
karakteristik
nyeri
secara
menyeluruh
untuk
menentukan
intervensi selanjutnya
2. Mengetahui
perkembangan respon
nyeri
3. Mengurangi
peningkatan nyeri
4. Meniminalkan nyeri
yang dirasakan
5. Mengetahui
keefektifan intervensi
6. Pengobatan
medis
untuk
mengurangi
nyeri
NIC
1. Kecemasan
Penurunan Kecemasan
meningkat
2.
Pasien
1. Tenangkan klien
2. Berikan
informasi
memahami
tidak
dapat
terkait
3.
Kurang
pengetahuan
berhubungan
dengan
kurangnya
informasi
kecemasan
2. Menyikirkan
tanda
kecemasan
3. Mencari
informasi
untuk
menurunkan
kecemasan
4. Merencanakan
strategi koping
5. Menggunakan teknik
relaksasi
untuk
menurunkan
kecemasan
6. Melaporkan
penurunan durasi dan
episode cemas
7. Melaporkan
tidak
adanya
manifestasi
fisik dan kecemasan
8. Tidak
adaa
manifestasi perilaku
kecemasan
Setelah dilakukan
tindakan keperawatan
selama 1 x 30 menit,
pasien mengetahui
informasi terkait
kondisinya
NOC :
Pengetahuan tentang
penyakit dan prosedur
operasi
Kriteria hasil:
1. Pasien mampu
menjelaskan kembali
tentang penyakit,
2. Pasien mengenal
kebutuhan operasi
tanpa cemas
3.
4.
5.
6.
7.
tentang
diagnosa
prognosis
dan
tindakan
Kaji
tingkat
kecemasan dan reaksi
fisik pada tingkat
kecemasan
Gunakan pendekatan
dan sentuhan
Temani pasien untuk
mendukung
keamanan
dan
penurunan rasa takut
Sediakan
aktifitas
untuk
menurunkan
ketegangan
Intruksikan
kemampuan
klien
untuk menggunakan
teknik relaksasi
NIC :
a. Kaji pengetahuan
klien tentang
penyakitnya dan
prosedur operasi
b. Jelaskan tentang
proses penyakit
(tanda dan gejala),
identifikasi
kemungkinan
penyebab. Jelaskan
kondisi tentang klien
c. Jelaskan tentang
prosedur operasi
d. Diskusikan
perubahan gaya
hidup yang mungkin
digunakan untuk
mencegah
komplikasi
keadaannya
3. Mengetahui tingkat
kecemasan
untuk
menentukan
intervensi selanjutnya
4. Empati
petugas
kesehatan
dapat
dirasakan pasien
5. Kecemasan
tidak
meningkat
6. Pengalihan terhadap
kecemasan
yang
dirasakan pasien
7. Mengurangi
kecemasan pasien
a. Untuk mengetahui
seberapa jauh
informasi yang
harus diberikan pada
klien
b. Agar klien
mengetahui konsep
dasar dari penyakit
yang dialaminya
c. Untuk menurunkan
kecemasan klien
dengan memastikan
bahwa tindakan ini
aman
d. Untuk mengubah
gaya hidup yang
lebih baik dalam
rangka mencegah
komlikasi penyakit
e. Jelaskan terapi
No
.
1.
2.
2) Intra operatif
Diagnosa
Tujuan dan kriteria hasil
keperawatan
Kerusakan
NOC :
integritas kulit Intergritas jaringan: kulit
berhubungan
and membran mukus
dengan trauma Kriteria Hasil:
jaringan
post 1. Integritas kulit yang
pembedahan
baik
bisa
dipertahankan
2. Melaporkan adanya
gangguan sensasi atau
nyeri pada daerah
kulit yang mengalami
gangguan
3. Menunjukkan
pemahaman
dalam
proses perbaikan kulit
dan
mencegah
terjadinya
sedera
berulang
4. Mampumelindungi
kulit
dan
mempertahankan
kelembaban kulit dan
perawatan alami
Resiko
syok NOC
e. Diskusikan tentang
terapi dan
pilihannya
f. Eksplorasi
kemungkinan
sumber yang bisa
digunakan/
mendukung
g. Tanyakan kembali
pengetahuan klien
tentang penyakit,
prosedur operasi
pilihan bagi
penyakit lien
f. Untuk
meningkatkan
koping positif dari
klien
g. Review kembali
tentang apa yang
telah didiskusikan
sebelumnya
Intervensi
Rasional
NIC
Manajemen Tekanan
1. Anjurkan
pasien
untuk menggunakan
pakaian yang longgar
2. Hindari kerutan pada
tempat tidur
3. Jaga kebersihan kulit
agar tetap bersih dan
kering
4. Mobilisasi
pasien
(ubah posisi pasien)
setiap dua jam sekali
5. Monitor kulit akan
adanya kemerahan
6. Monitor aktivitas dan
mobilisasi pasien
7. Monitor status nutrisi
pasien
8. Memandikan pasien
dengan sabun dan air
hangat
NIC
1. Mengetahui
hipovolomik
berhubungan
dengan
perdarahan
akibat
pembedahan
3.
Resiko infeksi
berhubungan
dengan
luka
operasi
Deteksi resiko
Kriteria hasil:
1. Kenali tanda dan
gejala yang
mengindikasikan
risiko
2. Cari validasi dari
risiko yg dirasakan
3. Pertahankan
info
terbaru
tentang
riwayat keluarga
4. Pertahankan
info
terbaru
tentang
riwayat pribadi
5. Gunakan
sumber
informasi
tentang
risiko potensial
NOC :
1. Status imun
2. Kontrol resiko
Kriteria Hasil:
1. Klien bebas dari tanda
dan gejala infeksi
2. Menunjukkan
kemampuan
untuk
mencegah timbulnya
infeksi
3. Jumlah
leukosit
dalam batas normal
4. Menunjukkan
perilaku hidup sehat
Manajemen
syok
:volume
1. Monitor tanda dan
gejala
perdarahan
yang
konsisten
2. Cegah
kehilangan
darah (ex : melakukan
penekanan
pada
tempat
terjadi
perdarahan)
3. Berikan cairan IV
4. Catat Hb/Ht sebelum
dan
sesudah
kehilangan
darah
sesuai indikasi
5. Berikan
tambahan
darah (ex : platelet,
plasma) yang sesuai
NIC :
Kontrol Infeksi
1. Bersihkan lingkungan
setelah dipakai pasien
lain
2. Gunakan
sabun
antimikrobia
untuk
cuci tangan
3. Cuci tangan setiap
sebelum dan sesudah
tindakan keperawatan
4. Gunakan baju, sarung
tangan sebagai alat
pelindung
5. Pertahankan
lingkungan
aseptik
selama pemasangan
alat
6. Tingktkan
intake
nutrisi
7. Berikan
terapi
antibiotik bila perlu
2.
3.
4.
5.
perkembangan
perdarahan pasien
Resiko
syok
hipovolemik
tidak
terjadi
Memenuhi kebutuhan
cairan pasien
Mengetahui perubahan
komponen darah
Keseimbangan
kebutuhan darah
1. Untuk
mencegah
infeksi
yang
ditularkan
oleh
pasien lain
2. Memotong
rantai
infeksi
3. Memotong
rantai
infeksi
4. Tenaga
kesehatan
dapat
mencegah
infeksi nosokomial
5. Resiko infeksi tidak
terjadi
6. Diet makanan tinggi
protein
untuk
mempercepat
penyembuhan luka
7. Untuk mencegah atau
mengobati infeksi
3) Post operatif
No
.
1.
Diagnosa
keperawatan
2.
Intervensi
Rasional
1. Untuk
mengetahui
dimana letak sekret
2. Untuk secara mandiri
data
mengeluarkan
sekret
3. Sebagai
bantuan
mengeuarkan sekret
4. Untuk
memantau
tanda-tanda
vital
dalam batas normal
5. Untuk memberikan
terapi
guna
meningkatkan
keefektifan bersihan
jalan nafas pasien
NIC
Manajemen Nyeri
1. Lakukan
pengkajian
nyeri
secara
komprehensif termasuk
lokasi,
karakteristik,
durasi,
frekuensi,
kualitas dan faktor
presipitasi
2. Observasi
reaksi
nonverbal
dari
ketidaknyamanan
3. Kurangi
faktor
presipitasi nyeri
4. Ajarkan tentang teknik
non farmakologi
5. Evaluasi
keefektifan
kontrol nyeri
6. Kolaborasikan dengan
dokter jika ada keluhan
dan tindakan nyeri
tidak berhasil
1. Mengetahui
karakteristik
nyeri
secara
menyeluruh
untuk
menentukan
intervensi selanjutnya
2. Mengetahui
perkembangan respon
nyeri
3. Mengurangi
peningkatan nyeri
4. Meniminalkan nyeri
yang dirasakan
5. Mengetahui
keefektifan intervensi
6. Pengobatan
medis
untuk
mengurangi
nyeri
3.
4.
berkurang
5. Tanda vital dalam
rentang normal
Hambatan
NOC:
NIC
mobilitas fisik 1. Pergerakan
1. Tentukan batasan gerak
berhubungan
sendi dan akibat pada
dengan program Kriteri Hasil:
fungsi gerak
2.
Lakukan ROM aktif
pembatasan
1. Pergerakan sendi
dan ROM pasif untuk
gerak
2. Berjalan dengan
latihan
nyaman
3. Bantu
pasien
meningkatkan jadwal
ROM aktif
4. Bantu
pasien
menggerakan
sendi
secara teratur dengan
nyeri minimal
5. Kolaborasi
dengan
fisioterapi
untuk
mengembangkan dan
melaksanakan program
latihan
Sindrom disuse
berhubungan
dengan
efek
pembedahan:
resiko infeksi,
gg. Eliminasi,
hambatan
mobilitas fisik
1. Untuk
mengetahui
batas
kemampuan
sendi untuk bergerak
2. Untuk memperlancar
pembuluh darah dan
mencegah mengecilan
otot
akibat tidak
penah
digunakan
beraktivitas
3. Untuk
melatih
kemampuan
sendi
secara bertahap
4. Untuk
mempertahankan
kekuatan sendi
5. Untuk
mencapai
tujuan
yang
diharapkan
dengan
kolaborasi berbagai
pihak
7. Memudahkan pasien
untuk bergerak
8. Posisi yang tepat
dalam
latihan
menghindari pasien
dari resiko mengalami
cedera
9. Melatih cara visual
cara melakukan ROM
aktif maupun pasif
10. Latihan yang teratur
dapat meningkatkan
rentang gerak
11. Mengevaluasi
hasil
latihan
menggerakkan
persendiannya
5.
Resiko Cidera :
dislokasi
berhubungan
dengan fisik :
kondisi
perbaikan sendi
Setelah dilakukan
NIC :
Environmental
tindakan keperawatan
Management safety
selama 3x24 jam klien
1.
Sediakan
tidak mengalami trauma
lingkungan
yang
dengan kriteria hasil:
aman untuk pasien
pasien terbebas dari
2.
Identifikasi
trauma fisik
kebutuhan keamanan
NOC :
pasien, sesuai dengan
1.
Pe
kondisi fisik dan
ngetahuan : keamanan
fungsi kognitif pasien
personal
dan riwayat penyakit
2. Perilaku aman:
terdahulu pasien
mencegah jatuh
3.
Menghindarkan
3. Perilaku aman :
lingkungan
yang
kejadian jatuh
berbahaya (berjalan
4. Perilaku aman :
dibantu alat karena
cedera fisik
berat badan berlebih)
4.
Membatasi
mobilitas
5.
Menganjurkan
keluarga
untuk
menemani pasien.
6.
Berikan penjelasan
pada
pasien
dan
keluarga
atau
pengunjung adanya
perubahan
status
kesehatan
dan
penyebab
penyakit
serta
upaya
pencegahan cidera.
1. Lingkungan
yang
aman sebagai upaya
pencegahan cidera
2. Memenuhi
kebutuhan
pasien
sesuai
dengan
kebituhan pasien
3. Lingkungan
yang
aman minim resiko
mengakibatkan
cedera
4. Batasan
mobilitas
dilakukan
sampai
sendi siap untuk
difungsikan
kembali.
5. Pengawasan
dari
keluarga
sangat
diperlukan
sebgai
salah satu upaya
pencegahan cedera
6. Kerluarga
perlu
mengetahui kondisi
yang dialami pasien
sehngga dapat turut
serta
membantu
pasien
dalam
mencegah kondisi
cidera
akibat
perubahan kondisi
fisiknya
DAFTAR PUSTAKA
Bulechek, et al. 2013. Nursing Interventions Clasification (NIC). Ed 6. USA :
Elsevier Mosby.
Ethel, Sloane. 2010. Anatomi dan Fisiologi untuk Pemula.Jakarta : EGC.
Moorhead, et al. 2013. Nursing Outcomes Clasification (NOC). Ed 5. USA :
Elsevier Mosby.
Smeltzer, S.C. & Bare, B.G. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Edisi
viii. Vol 1. Jakarta : EGC.
Smeltzer, S.C. & Bare, B.G. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Edisi
viii. Vol 3. Jakarta : EGC.
Yatim, Faisal. 2006. Penyakit Tulang dan Persendian Arthritis atau Arthralgia.
Jakarta : Pustakan Populer Obor.