Diajukan oleh :
JURUSAN FISIOTERAPI
2020
LAPORAN KASUS PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA PASIEN
POST MITRAL VALVE REPLACEMENT
DI RSUP Dr. KARIADI SEMARANG
Diajukan oleh :
JURUSAN FISIOTERAPI
2020
i
LEMBAR PENGESAHAN
pada tanggal..................................
Menyetujui,
Pembimbing
..........................................
NIP................................
ii
KATA PENGANTAR
Penulis
iii
DAFTAR ISI
A. Anamesis ...................................................................................... 30
B. Identitas pasien ............................................................................. 30
C. Data Medis .................................................................................... 30
D. Pemeriksaan Subyektif.................................................................. 32
E. Pemeriksaan Obyektif................................................................... 33
F. Under lying ................................................................................... 34
G. Diagnosis Fisioterapi .................................................................... 35
iv
I. Rencana Evaluasi ........................................................................ 39
J. Prognosis ..................................................................................... 39
v
BAB I
PENDAHULUAN
istimewa karena jika dilihat dari bentuk dan susunannya sama dengan otot serat
lintang, tetapi cara kerjanya menyerupai otot polos yaitu diluar kemauan kita
(dipengaruhi oleh susunan saraf otonom). Ukuran jantung kurang lebih sebesar
genggaman tangan kanan dan beratnya kira-kira 250-300 gram, meskipun berat
dan ukurannya dipengaruhi oleh usia, jenis kelamin dan berat badan. Fungsi
setelah dibersihkan organ paru-paru. Hal ini berarti bahwa fungsi jantung manusia
adalah sebagai alat atau organ pemompa darah pada manusia. Fungsi jantung
dua pompa jantung, yang terletak di sebelah kanan dan kiri. Keluaran jantung
jantung kiri seluruhnya didistribusikan ke bagian tubuh lain melalui aorta. Kedua
1
2
ketidakmampuan jantung untuk memompa darah dalam jumlah yang cukup untuk
Failure (CHF) atau sering disebut gagal jantung kongestif adalah keadaan
abnormal. Penamaan gagal jantung kongestif yang sering digunakan kalau terjadi
Stenosis mitral adalah kondisi katup mitral yang tidak sepenuhnya terbuka.
Hal ini terjadi karena katup mitral secara patologis mengalami penyempitan
sehingga aliran darah dari atrium kiri ke ventrikel kiri pada fase diastolik
terhambat. Pembukaan katup mitral biasanya seluas 4-5 cm2 , tetapi pada kodisi
ini menurun menjadi setengah ukuran normal bahkan lebih kecil. Penyebab
tersering kejadian stenosis mitral adalah demam rematik. Kirakira 60% dari pasien
yang dilakukan untuk mengganti katup mitral pasien yang sudah tidak dapat
diperbaiki dengan katup jantung buatan (baik itu mekanik maupun bioprostetik).
Kerusakan katup mitral meliputi Mitral Regurgitasi (MR), Mitral Stenosis (MS)
MVR (mitral valve replacement). Terdapat berbagai macam intervensi yang dapat
diberikan pada pasien baik sebelum menjalani operasi maupun setelah keluar dari
ruang operasi hingga memberikan edukasi latihan setelah pasien pulang ke rumah
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
D. Manfaat Penelitian
1. Peneliti
Manfaat penelitian ini bagi peneliti yaitu untuk menambah wawasan dan
replacement).
2. Institusi Pendidikan
3. Profesi
4. Masyarakat
khususnya mahasiswa untuk selalu rutin berolahraga. Dan juga sebagai sarana
TINJAUAN PUSTAKA
A. Anatomi Jantung
terdiri dari empat ruang, 2 ruang jantung atas dinamakan atrium dan 2
bagian kanan dan kiri dinamakan septum (Boom & Cindy, 2013).
5
6
Batas-batas jantung:
keempat katup yang mencegah agar darah tidak kembali ke belakang dan
katup ini adalah katup trikuspid yang terletak di antara atrium kanan dan
arteri pulmonal, katup mitral yang terletak di antara atrium kiri dan
ventrikel kiri dan katup aorta, terletak di antara ventrikel kiri dan aorta.
Katup mitral memiliki 2 daun (leaflet), yaitu leaflet anterior dan posterior.
dan AV, serta hanya sedikit menyebar pada ventrikel. Saraf simpatis
7
berasal dari trunkus toraksik dan servikal atas, mensuplai kedua atrium dan
sebagai nyeri.
artery (PDA) disebut dominan kanan. Arteri koroner kiri berasal dari sinus
aorta posterior kiri dan terbagi menjadi arteri anterior desenden kiri/ left
B. Fisiologi Jantung
sistemik untuk seluruh tubuh. Kedua jenis sirkulasi yang dilakukan oleh
jantung. Vena cava inferior dan vena cava superior mengumpulkan darah
dari sirkulasi vena (disebut darah biru) dan mengalirkan darah biru
Darah merah ini kemudian menuju atrium kiri melalui keempat vena
maksimal, ventrikel ini mulai mengalami relaksasi dan darah dari atrium
kiri akan mengalir ke ventrikel ini. Tekanan dalam arteri akan segera turun
1. Sirkulasi Darah
Sirkulasi darah fetal pada janin dan sirkulasi darah pada anak dan
jantung, seorang ahli anestesi harus mengenal sirkulasi fetal dan sirkulasi
Periode ini dinamakan periode transisi di mana sirkulasi fetal akan berubah
Sirkulasi darah janin dalam rahim tidak sama dengan sirkulasi darah pada
bayi dan anak. Dalam rahim, paru-paru tidak berfungsi sebagai alat
pembuluh darah dan sel darah dimulai minggu ke-3 dan bertujuan
menyuplai embrio dengan oksigen dan nutrien dari ibu (Sudoyo et al.,
2009).
yang terdapat dalam tali pusat. Jumlah darah yang mengalir melalui tali
pusat sekitar 125 ml/kg/BB per menit atau sekitar 500 ml per menit.
vena cava inferior, bercampur darah yang kembali dari bagian bawah
tubuh, masuk atrium kanan di mana aliran darah dari vena cava inferior
melalui arkus aorta, darah dialirkan ke seluruh tubuh (Sudoyo et al., 2009).
pula karena tekanan dalam atrium sinistra meningkat maka foramen ovale
sistemik juga meningkat. Akibat dipotong dan diikatnya tali pusat, arteri
demikian setelah bayi lahir maka kebutuhan oksigen dipenuhi oleh udara
dewasa mencapai 5-6 liter (4.7-5.7 liter). Darah bersirkulasi dalam sistem
a. Sirkulasi sistemik
banyak oksigen yang berasal dari paru, dipompa keluar oleh jantung
(kapiler).
melalui dinding kapiler yang hanya terdiri dari selapis sel endotel. Ujung
superior dan v.cava inferior) dan kembali ke jantung kanan (atrium kanan).
katup trikuspidalis.
b. Sirkulasi pulmonal
13
vena cava superior dan vena cava inferior kemudian ke atrium kanan dan
melalui vena pulmonalis (kanan dan kiri), menuju ke atrium kiri dan
manusia adalah :
Darah dari atrium kiri → melalui katup mitral ke ventrikel kiri → aorta
ascendens
bed → venule – vena sedang – vena besar (v.cava superior dan v.cava
2. Katup Jantung
1) Katup Trikuspid
Bila katup ini terbuka, maka darah akan mengalir dari atrium kanan
aliran darah menuju atrium kanan dengan cara menutup pada saat
2) Katup Pulmonal
berhubungan dengan jaringan paru kanan dan kiri. Pada pangkal trunkus
pulmonalis terdapat katup pulmonalis yang terdiri dari 3 daun katup yang
3) Katup Bikuspid
Katup bikuspid atau katup mitral mengatur aliran darah dari atrium
kiri menuju ventrikel kiri. Seperti katup trikuspid, katup bikuspid menutup
pada saat kontraksi ventrikel. Katup bikuspid terdiri dari dua daun katup
(Yudanto, 2011).
17
4) Katup Aorta
Katup aorta terdiri dari 3 daun katup yang terdapat pada pangkal
aorta. Katup ini akan membuka pada saat ventrikel kiri berkontraksi
venula serta vena merupakan pipa darah dimana didalamnya terdapat sel-
sel darah dan cairan plasma yang mengalir keseluruh tubuh. Pembuluh
yang dilakukan untuk mengganti katup mitral yang sudah tidak dapat diperbaiki
lagi dan diganti dengan katup jantung buatan. MVR dilakukan untuk mengatasi
kurang atau terhambatnya pembuluh darah akibat dari mitral disease baik mitral
darah dari atrium kiri ke ventrikel kiri pada fase diastolik akibat penyempitan
keadaan dimana daun katup tidak dapat menutup dengan rapat sehingga darah
tidak dapat mengalir baik atau terjadi akibat abnormalitas berbagai komponen
katup mitral. Kedua penyebab tersebut menyebabkan daya kontraksi jantung lebih
1. Patogenesis
hampir selalu disebabkan oleh rematik, tetapi sekarang telah banyak ditemukan
penyakit jenis baru. Penyakit katup yang sering dijumpai adalah penyakit katup
degeneratif yang berkaitan dengan meningkatnya kualitas masa hidup orang yang
namun penyakit rematik masih merupakan penyebab lazim penyakit katup yang
yang sering terjadi dinegara terkembang dengan insiden yang lebih tinggi dikota
yang miskin daripada didesa yang miskin (Price dan Wilson, 2006).
jaringan ikat berbagai organ terutama jantung, sendi, dan kulit. Gejala dan
artralgia, ruam kulit, korea, dan takikardia (Price dan Wilson, 2006)
2. Patofisiologi
a. Stenosis mitral
menghasilkan tekanan yang lebih besar untuk mendorong darah melampaui katup
yang menyempit. Oleh karena itu terjadi peningkatan perbedaan tekanan antara
kedua ruang tersebut. Dalam keadaan normal perbedaan tekanan tersebut minimal.
darah. Makin lama kontraksi atrium makin berperan aktif sebagai aktor pembantu
pengsisian ventrikel. Atrium kiri kini tidak lagi berfungsi primer sebagai
terjadi karena volume atrium kiri meningkat akibat ketidakmampuan atrium untuk
kebelakang kedalam pembuluh darah paru tekanan darah dalam vena pulmonalis
dan kapiler meningkat akibatnya terjadi kongesti paru paru mulai dari kongesti
dengan hipertofi otot. Pembuluh darah paru mengalami perubahan anatomis yang
kanan dan aliran darah yang meninggi. Terjadi perubahan struktur hipertrofi
lapisan media dan penebalan lapisan intima pada dinding arteri kecil dan arteriola.
Gejala-gejala secara khas belum muncul, sebelum lubang katup ini mengecil
kurang dari 2,5 cm2. Saat lubang katup sudah menyempit maka atrium kiri akan
tahap awal biasanya dapat didengar bising jantung diastolik yang merupakan
petunjuk adanya tekanan abnormal yang menyempit. Lebar katup yang kurang
dari 1 cm2 menunjukkan stenosis metral yang gawat. Gambaran klinis dapat
gejala yang paling dini adalah gejala sesak nafas sewaktu bekerja. Dua perubahan
hemodinamik yang disebabkan oleh kerja, kurang dapat ditoleransi pada stenosis
mitralis yaitu: (1) takikardi (denyut jantung cepat) dan (2) peningkatan tekanan
darah dari ventrikel kiri ke atrium kiri pada saat sistolik, akibat katup mitral tidak
menutup secara sempurna. Kelainan pada katup mitralis yang disebabkan karena
tidak dapat menutupnya katup dengan sempurna saat sistol. Ini diawali dengan
ini menyebabkan endotel katup mengalami pembengkakan daun katup dan erosi
pinggir daun katup. Hal ini mengakibatkan tidak sempurnanya daun katup mitral
menutup pada saat sistolik sehingga mengakibatkan suplai darah ke aorta dan
aliran darah balik dari ventrikel kiri ke atrium kiri. (Leornad, 2007 dalam Jelita,
2010).
katup berkisar dari prolaps kuspid derajat ringan, timbul pada 5 persen populsai,
hingga menjadi “katup floppy” karena elongasi atau ruptur korda yang
mendadak dari rasa lelah, sesak napas, dan palpitasi yang timbul sebagai denyut
Tanda fisik dapat berupa denyut dan tekanan vena tampak normal
pada regurgitasi mitral murni, kecuali bila ada hipertensi paru sekunder. Palpasi
keparahan regurgitasi mitral. Jika ringan, implus prekordial tenang namun, seiring
hiperdinamik dan tergeser ke lateral, seringkali disertai getar sistolik (Gray et al.,
2005).
oleh murmur akhir sistolik tenang, berkaitan dengan satu atau lebih klik sistolik.
Ketika regurgitasi mitral menjadi lebih berat, durasi murmur memanjang. Lokasi
3. Etiologi
menyebabkan daun katup dan korda tendinea mengalami fibrosis. Korda tendinea
dapat dicegah dengan deteksi dini infeksi streptokokus beta hemolitikus (Black,
2009)
mitral. Sebagian muskulus papilaris ada yang mendapatkan nutrisi dari pembuluh
darah koroner, sehingga ketika pembuluh darah tidak dapat memberikan aliran
darah pada miokardium, katup juga tidak mendapatkan suplai (Black, 2009)
dijumpai dengan tanda dan gejala berupa pasien merasa lelah, sesak napas,
bengkak atau nyeri pada area sayatan yang terdapat didada, dan penurunan cardiac
mengangkat benda berat atau melakukan aktivitas yang menegangkan otot dada
atau lengan atas membutuh 1 hingga 2 bulan untuk mendapatkan energi kembali.
(Healthwise, 2017).
25
b. Komplikasi
pendarahan dan tromboemboli yang pada tingkatan tertentu jika tidak terkontrol
secara baik dan mencukupi dapat mengancam jiwa (Lawrence, 2008 dalam Jelita,
2010).
halnya operasi atau prosedur apa pun, komplikasi dapat terjadi. Komplikasi yang
terjadi setelah operasi penggantian katup jantung antara lain pendarahan selama
atau setelah perawatan atau kerusakan pada pembuluh darah, pembekuan darah
jantung, stroke, atau masalah gangguan pada paru-paru atau asalah pernapasan
ventilasi lebih dari 24 jam untuk kondisi seperti edema paru, ARSD dan
pacu jantung permanen, kegagalan katup juga lebih sering terjadi pada
penggantian, dan reaksi buruk terhadap anestesi (Stanford Health Care, 2019).
c. Prognosis
bervariasi. Hal ini dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti jenis katup yang
penderita stenosis mitral ini bervariasi, gangguan dapat terjadi ringan, tanpa
commsurotomy adalah 1-2 % dan pada mitral valve replacement adalah 2-5%
Uji jarak tempuh jalan 6 menit (six minute walk test / 6MWT)
merupakan contoh uji jalan fungsional yang praktis dan sederhana dan
jalan 6 menit (6MWT, 6-minute walk test) merupakan uji yang bersifat
manajemen waktu yang cepat dan efisien. Tes ini dapat digunakan untuk
merupakan uji yang bersifat sederhana, objektif, dan murah. Uji tersebut
dilakukan oleh pasien usia lanjut, pasien gagal jantung dan penyakit paru.
a. Breathing exercise
untuk menarik napas perlahan melalui hidung dan membuangnya melalui bibir
yang dikerutkan secara perlahan. Pursed lip breathing dapat dilakukan 8-10x
b. Chest physiotherapy
Penyebab gangguang paru dapat dari berbagai penyakit paru kronis, infeksi
diantaranya yaitu :
mucus.
tertentu.
Latihan mobilisasi sangkar thorax adalah salah satu dari banyak teknik
et.al 2014)
29
c. Postural drainage
mengalirkan sekresi pulmonar pada area tertentu dari lobus paru dengan pengaruh
gravitasi. Pembersihan dengan cara ini dicapai dengan melakukan salah satu atau
lebih dari 10 posisi tubuh yang berbeda. Postural Drainage menggunakan posisi
sekresi lendir dari saluran paru yang kecil dan sempit menuju ke saluran paru
yang lebih besar dan longgar, sehingga sekresi lendir lebih mudah untuk
d. Alih baring
yang mengalami tirah baring total untuk mencegah kejadian luka tekan pada kulit
e. Batuk efektif
Batuk efektif merupakan suatu metode batuk dengan benar dimana energi
dapat dihemat sehingga tidak mudah lelah dan dapat mengeluarkan dahak secara
maksimal. Tujuan batuk efektif yaitu mengeluarkan semua udara dari dalam paru-
paru dan saluran nafas sehingga menurunkan frekuensi sesak napas, menghemat
energi sehingga tidak mudah lelah dan dapat mengeluarkan dahak secara
maksimal, melatih otot-otot pernafasan agar dapat melakukan fungsi dengan baik,
tonus otot, massa, kekuatan otot, dan fleksibilitas sendi dengan cara pasien
A. Anamnesis
Pasien mengeluh sering sesak nafas dan ngos – ngosan saat melakukan aktivitas.
Sesak nafas tersebut sudah dirasakan kurang lebih 20 tahun terakhir dan memberat
sejak 5 tahun terakhir. Kadang – kadang disertai nyeri dada namun tidak berdebar
– debar.
B. Identitas pasien
Nama : Ny. S
Umur : 52 tahun
Alamat : Pati
No. CM : C740017
C. Data medis :
- Medika mentosa
Oral :
31
32
Injeksi :
4) Metoclopramide 10mg/8jam
6) Morfin 0,5mg/jam
7) Dobutamin 5mcg/kgbb/jam
8) Furosemide 1mg/jam
Hasil lab
D. Pemeriksaan Subjektif
- Riwayat Keluarga
Pasien sudah tidak bekerja sejak 5 tahun terakhir. Sebelumnya pasien
bekerja sebagai penjual dan tinggal bersama suami, anak, menantu serta
cucu nya. Tidak ada keluarga yang memiliki riwayat penyaki yang sama.
34
E. Pemeriksaan Objektif
1. Pemeriksaan Tanda Vital
a. Tekanan Darah : 110/70 mmHg
b. Pernapasan : 78x/menit
c. Temperatur : 36,5 derajat
d. Tinggi badan : 156 cm
e. Berat badan : 51 kg
f. IMT : 51/(1,56)2 = 20,96 (normal)
2. Inspeksi/Observasi
- Pasien masih berbaring di bed dengan terpasang alat-alat di ICCU
a. CVC (central vena catheter)
b. WSD (water seal drainage)
c. Ventilator
d. Kateter
e. Bed side monitor
f. EKG
g. Syringe pump
- Dibagian dada dilapisi perban bekas incisi operasi
- Kecemasan pasien tinggi
- Tidak ada sianosis
- Pasien sadar dan kondisi umu baik
3. Palpasi
- Adanya spasme pada otot bantu pernapasan
- Tidak ada peningkatan suhu ekstremitas
- Tidak ada oedema
4. Auskultasi
- Pernapasan cepat dan tidak teratur
- Terdengar suara ronchi diseluruh lapang paru (paling keras dibagian
basal)
- Detak jantung lebih cepat dan keras
- Suara jantung normal
35
F. UNDERLYING PROCESS
Demam Rematik
kongenital penyakit Mitral Stenosis
metabolik
Saat beraktivitas
Kebutuhan jaringan akan
metabolisme
oksigen tidak terpenuhi
tubuh meningkat
Sesak napas
Memberat seiring
bertambahnya usia
G. PEMERIKSAAN SPESIFIK
Kemampuan fungsiponal
meningkat
a. Pemeriksaan nyeri menggunakan VAS
Nyeri diam : 0
Nyeri tekan :3
Nyeri gerak :3
b. Derajat sesak napas : 0 ( tidak ada sesak napas)
c. Derajat beratnya aktifitas : 0
d. Pemeriksaan ekspansi sangkar thorax
H. DIAGNOSIS FISIOTERAPI
1. Impairment
2. Funcitional limitation
3. Disability
I. PROGRAM FISIOTERAPI
- Mencegah kontraktur
fungsional pasien
38
a. Breathing exercise
et.al, 2016)
b.Chest physiotherapy
4) Postural drainage
mengalirkan sekresi pulmonar pada area tertentu dari lobus paru dengan
melakukan salah satu atau lebih dari 10 posisi tubuh yang berbeda.
paru yang kecil dan sempit menuju ke saluran paru yang lebih besar dan
5) Alih baring
6) Batuk efektif
energi dapat dihemat sehingga tidak mudah lelah dan dapat mengeluarkan
frekuensi sesak napas, menghemat energi sehingga tidak mudah lelah dan
agar dapat melakukan fungsi dengan baik, melatih klien agar terbiasa
e. Latihan berdiri
f. Latihan berjalan
J. RENCANA EVALUASI
K. PROGNOSIS
L. PELAKSANAAN TERAPI
1) Pre operasi
operasi
ekstensi-abduksi-adduksi shoulder
42
- Chest physiotherapy
- Batuk efektif
3. lalu, pasien diminta untuk menarik napas lagi, yang diikuti dengan
ekstensi-abduksi-adduksi shoulder
HR = 80 HR = 84
ekstensi-abduksi-adduksi shoulder
- Latihan berdiri
Prosedur : setelah duduk di tepi bed dengan posisi kedua kaki menapak,
dirasakan pasien.
Prosedur : setelah pasien mampu berdiri tegak tanpa adanya keluhan yang
samping kanan dan kiri. Evaluasi kembali apakah ada keluhan yang
HR = 78x/menit HR = 81x/menit
45
T1 T2 T3
Nyeri diam 0 0 0
Nyeri tekan 3 2 2
Nyeri gerak 3 3 2
4. Kemampuan Fungsional
- Hari Ke-2 :
1) Pasien mampu duduk ongkang-ongkang secara mandiri
- Hari Ke-3 :
1) Pasien mampu duduk dengan kedua kaki menumpu di
lantai
2) Pasien mampu berdiri
3) Pasien mampu jalan di tempat
4) Pasien mampu melangkah ke kanan kiri dan berjalan di
sekitar bed
HASIL TERAPI
Seorang pasien wanita berusia 52 tahun dengan kondisi post MVR (Mitral
valve replacement) akibat congestive heart failure setelah mendapatkan tindakan
fisioterapi sebanyak 3x pertemuan, didapatkan hasil :
Edukasi pasien :
Tim Dosen DIII Fisioterapi. (2002), Sumber Fisis. Surakarta: Poltekes Jurusan
Fisioterapi.
Smeltzer, Suzzane C, Bare, B.G., Hincle, J.I., Cheever, K.H. (2008). Textbook
ofmedical surgical nursing; brunner&suddart eleventh edition. Jakarta:
EGC.
Fadlilah, N. 2016. Terapi Latihan pada Pasien Pasca Operasi Mitral Valve
Replacement. Tesis. Universitas Airlangga
Jelita, Tiara B.M. 2010. Proporsi Penggunaan Katup Babi pada Operasi Katup
Jantung Mitral. Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Ilmu Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta: Jakarta
Gray, H.H., Dawkins, KD., Morgan, K.M., Simpson, I.A. 2005. Kardiologi. Edisi
4, Erlangga. Jakarta
49
50