KORUPSI
Korupsi menurut undang undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi adalah setiap orang
yang dikategorikan melawan hukum, melakukan perbuatan
memperkaya diri sendiri, menguntungkan diri sendiri atau
orang lain atau suatu korporasi, menyalahgunakan
kewenangan maupun kesempatan atau sarana yang ada
padanya karena jabatan atau kedudukan yang dapat
merugikan keuangan negara atau perekonomian negara.
Kolusi merupakan sikap dan perbuatan tidak jujur dengan
membuat kesepakatan secara tersembunyi dalam melakukan
kesepakatan perjanjian yang diwarnai dengan pemberian uang
atau fasilitas tertentu sebagai pelicin agar segala urusannya
menjadi lancar
Nepotisme yaitu setiap perbuatan penyelenggaraan negara secara
melawan hukum yang menguntungkan kepentingan
keluarganya, kronisnya di atas kepentingan masyarakat,
negara dan bangsa.
Syed Hussein Alatas tipe korupsi dikelompokkan menjadi 7 jenis,
yaitu :
1. Korupsi transaktif : menunjukkan kepada adanya kesepakatan
timbal balik antara pihak pembeli dan pihak penerima demi
keuntungan kedua belah pihak dan dengan aktif diusahakan
tercapainya keuntungan ini oleh kedua-duanya.
2. Korupsi yang memeras : jenis korupsi di mana pihak pemberi
dipaksa untuk menyuap guna mencegah kerugian yang sedang
mengancam dirinya, kepentingannya atau orang-orang
terdekatnya.
3. Korupsi perkerabatan : penunjukan yang tidak sah terhadap teman
atau sanak saudara untuk memegang jabatan dalam pemerintahan,
5. Korupsi defensif : perilaku korban korupsi dengan pemerasan,
korupsinya adalah dalam rangka mempertahankan diri
6. Korupsi otogenik : korupsi yang dilaksanakan oleh seorang diri
Menurut Undang undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang
Pemberantasan tindak pidana korupsi yang diperbarui oleh
Undang undang Nomor 20 Tahun 2001 menetapkan 7 jenis
tindakan korupsi :
CONTOH :
Seorang ibu mendatangi salah seorang panitia penerimaan
mahasiswa baru disebuah PTN dan menyampaikan
keinginannya agar anaknya bisa diterima menjadi mahasiswa di
PTN tersebut. Ibu tersevut menjanjikan suatu imbalan jika
anaknya diterima
3. Korupsi terkait dengan penggelapan dalam jabatan
Kejahatan korupsi ini diatur dalam pasal 8, pasal 9 dan pasal 10
Undang undang Nomor 31 Tahun 1999 yang diperbaharui oleh
Undang-undang Nomor 20 Tahun 2001.
Pasal 8
Dipidana dengan pidana penjara paling singkat 3 tahun dan paling
lama 15 tahun dan pidana denda paling sedikit Rp
150.000.000,00 dan paling banyak Rp 750.000.000, pegawai
negeri atau orang selain pegawai negeri yang ditugaskan
menjalankan suatu jabatan umum secara terus menerus atau
untuk sementara waktu dengan sengaja menggelapkan uang atau
surat berharga yang disimpan karena jabantannya atau
membiarkan uang atau surat berharga tersebut diambil atau
digelapkan oleh orang lain atau membantu dalam melakukan
perbuatan tersebut
Contoh :
Seorang pejabat yang berwenang menerbitkan surat
penghapusan ganti rugi kehilangan mobil dinas di luar jam
kerja oleh seorang pegawai, padahal seharusnya yang
bersangkutan harus menggnati kehilangan mobil tersebut.
4. Tindak Pidana Korupsi Pemerasan
Tindak pidana korupsi pemerasan yaitu usaha pemaksaan dengan
kekerasan atau ancaman kekerasan, sehingga orang itu
menyerahkan sesuatu atau mengadakan utang atau menghapus
piutang.
CONTOH :
Seorang petugas imunisasi menggunakan alat suntik untuk
kegiatan imunisasi di posyandu. Petugas tersebut membebankan
warga untuk menggantikan biaya alat suntik padahal alat suntik
tersebut sudah dialokasikan anggarannya dari pemerintah.
5. Tindak Pidana Korupsi Perbuatan Curang
Jenis korupsi ini diatur dalam pasal 7 dan pasal 12 huruf h Undang-
undang Nomor 31 Tahun 1999 diperbarui oleh Undang-undang
Nomor 20 Tahun 2001
Pasal 12 huruf h
Pegawai negeri atau penyelenggara negara yang pada waktu
menjalankan tugas, telah menggunakan tanah negara yang
diatsanya terdapat hak pakai, seolah-olah sesuai dengan peraturan
perundang-undangan, telah merugikan orang yang berhak,
padahal diketahuinya bahwa perbuatan tersebut bertentangan
dengan peraturan perundang-undangan
CONTOH :
Seorang petugas gizi dengan sengaja memberikan jumlah diet
1.700 Kkal kepada pasien, padahal sebenarnya pasien harus
mendapatkan 2.100 KKal
6. Tindak Pidana Korupsi Terkait Benturan
Kepentingan dalam Pengadaan