Diajukan oleh :
JURUSAN FISIOTERAPI
2020
i
ii
LEMBAR PENGESAHAN
pada tanggal..................................
Menyetujui,
Pembimbing
....................................
NIP................................
ii
iii
KATA PENGANTAR
Penulis
iii
iv
DAFTAR ISI
A. Anamesis ...................................................................................... 18
B. Identitas pasien ............................................................................. 19
C. Data Medis .................................................................................... 19
D. Pemeriksaan Subyektif.................................................................. 20
E. Pemeriksaan Obyektif................................................................... 21
F. Under lying ................................................................................... 27
G. Diagnosis Fisioterapi .................................................................... 28
J. Prognosis ..................................................................................... 29
iv
v
v
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
untuk lebih aktif agar dapat memenuhi tuntutan perkembangan berbagai macam
aktivitas dilakukan. Aktivitas yang dilakukan tidak terlepas dari gerak baik gerak
Nyeri bahu adalah rasa sakit yang timbul di atau sekitar bahu. Nyeri bahu
dapat berasal dari sendi itu sendiri, atau dari salah satu bagian otot, ligamen atau
tendon yang membentuk struktur bahu. Nyeri bahu biasanya memburuk dengan
aktivitas atau gerakan lengan atau bahu. Nyeri bahu biasanya timbul akibat
overuse atau penggunaan bahu yang melampaui batas. Hal ini identik dengan
SIS adalah suatu keadaan dimana terjadi kompresi pada struktur yang
berada di dalam ruang sub akromialis yaitu rotator cuff, tendon bisep kaput 13
Kita sering menjumpai individu dengan keluhan nyeri pada bagian bahu.
1
2
olahraga ini sering menimbulkan masalah khususnya pada bahu dan sendi lainya.
Gerakan angkat beban seperti bench press, overhead press, pectoral fly dan
gerakan yang membuat tekanan berat pada bahu dapat menyebabkan nyeri bahu. 2
Sebuah studi di United Kingdom menemukan bahwa setiap tahun, paling tidak 1%
dari total populasi pergi ke dokter dengan keluhan nyeri bahu. 3 Penelitian lain di
United Kingdom menunjukan bahwa dari semua pasien yang menderita nyeri
bahu, 43.8% merupakan atlit sehingga hal ini menunjukan bahwa olahraga sangat
40,5% pekerja dan 16% diantaranya mengalami gangguan otot rangka termasuk
bahu.
Ada banyak penyebab tersering nyeri bahu yang bisa dialami saat
Rotator cuff tendinitis dan bursitis adalah peradangan pada tendon/ bursa di bahu.
Peradangan ini dapat disebabkan oleh penggunaan bahu berulang dan mengangkat
benda yang berat. Hal ini menyebabkan peningkatan gesekan antar jaringan yang
prevalensi terbanyak adalah pada pria dengan tingkat aktivitas fisik yang berat.
tumbukan antar tendon pada bahu yang menyebabkan nyeri dan menghalangi
penderita untuk menggapai punggung dan nyeri ketika mengangkat tangan keatas.
3
Tumbukan antar tendon atau bursa tersebut berkaitan dengan aktivitas bahu yang
berlebihan. SIS adalah suatu keadaan dimana terjadi kompresi pada struktur yang
berada di dalam ruang sub akromialis yaitu rotator cuff, tendon bisep kaput 13
aktivitas fungsional pada kasus ini. Pendekatan fisioterapi pada kasus ini yaitu
B. Rumusan Masalah
1. Apakah ada pengaruh dari pemberian IR dan TENS terhadap nyeri pada
shoulder?
shoulder?
C. Tujuan Penelitian
pada shoulder.
shoulder.
D. Manfaat Penelitian
1. Peneliti
4
Manfaat penelitian ini bagi peneliti yaitu untuk menambah wawasan dan ilmu
metode IR, TENS, dan Terapi Manual terhadap pasien frozen shoulder..
2. Institusi Pendidikan
3. Profesi
4. Masyarakat
mahasiswa untuk selalu rutin berolahraga. Dan juga sebagai sarana edukasi
shoulder.
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Anatomi Bahu terdiri dari tulang, sendi, ligamen, jaringan otot, dan
biomekanik. Tulang scapula tulang berbentuk pipih yang terletak pada aspek
akromion, dan coracoid. Scapula sebagai tempat melekat beberapa otot yang
berfungsi menggerakkan bahu secara kompleks. Empat otot rotator cuff yang
minor dan subskapularis. Clavicula Tulang berbentuk “S” yang terhubung dengan
scapula pada sisi lateral dan manubrium pada sisi medial. Menahan scapula untuk
mencegah tulang humerus bergeser berlebih. Humerus Terdiri dari caput humeri
tuberositas mayor dibagian luar dan tuberositas minor dibagian dalam. Diantara
tuberositas deltoid sebagi tempat melekatnya insertio otot deltoid. Pada bagian
tulang
ujung meidal clavicula dengan sternum dan tulang rusuk pertama. Sendi ini
jenis sendi ball and socket dimana caput humeri yang berbentuk seperti bola
bersendi dengan cavitas glenoidalis yang merupakan bagian dari os scapula. Sendi
ini merupakan sendi paling mobile, namun salah satu sendi yang kurang stabil.
Bukan merupakan fungsi ligamen yang baik tapi merupakan lipit lipatan kapsul.
Glenoid labrum adalah sebuah cincin yang tersusun dari jaringan fibrosa
yang padat. Kedalamannya rata-rata 2.5 mm, tapi labrum dapat menambah
volume dari fossa glenoid, tetapi ini tidak meningkatkan stabilitas dari sendi
1. M. Pectoralis Major
2. M. Deltoideus
Gambar 7. M. Deltoideus
3. M. Latisimus Dorsi
sacrum, illium.
4. M. Seratus Anterior
5. M. Levator Scapula
Fungsi : Elevasi
6. M. Subscapularis
1. Gerakan arthokinematika
terjadi karena rolling dan sliding caput humerus pada fossa glenoid. Arah slide
berlawana arah dengan shaft humerus. Pada gerakkan fleksi shoulder caput
humerus slide ke arah posterior dan inferior, pada gerakan ekstensi slide ke arah
2. Gerakan osteokinematika
Gerakan fleksi yaitu pada bidang sagital dengan axis pusat caput humeri.
Latissimus dorsi dan m. teres mayor. Sedangkan pada gerakan hiper ekstensi,
gerakan menjahui midline tubuh. Bergerak pada bidang frontal. Otot penggerak
Gerakan rotasi internal dengan arah gerakan searah axis longitudinal yang
ekternal adalah gerakan rotasi lengan searah axis longitudinal yang menjahui
Deltoid posterior.
3. Fisiologi Bahu
B. Nyeri bahu
Nyeri bahu adalah rasa nyeri yang terdapat pada bahu dengan beberapa
faktor yang dapat menyebabkan nyeri pada bahu. Faktor – faktor tersebut seperti
sendi, dan adanya spasme pada otot – otot sekitar bahu. Sendi bahu atau lebih
tepatnya shoulder girdle terdiri atas empat sendi yang bergerak secara sinkron dan
masing-masing sendi berperan satu sama lainnya apabila terjadi disabilitas yang
terjadi akibat impairment pada sendi yang terlibat. Gerakan ritmis lengan
melewati rongga dada memerlukan koordinasi dari otot dan stabilitas dari
13
kombinasi struktur otot dan ligamen. Keluhan umum yang dirasakan pasien
adalah nyeri pada bahu disertai keterbatasan luas gerak sendi/kekakuan baik aktif
(SIS) adalah nyeri yang disebabkan oleh penekanan dari tendon otot supraspinatus
aktifitas saat menyisir rambut, menggantungkan baju, meletakan buku di rak yang
tinggi, memakai kaos, dan lain-lain. Gangguan dalam melakukan aktivitas sendi
SIS adalah suatu keadaan dimana terjadi kompresi pada struktur yang
berada di dalam ruang sub akromialis yaitu rotator cuff, tendon bisep kaput 13
longum dan bursa sub akromialis. Ketika humerus berada pada posisi abduksi 90˚
dan internal rotasi 45˚ terjadi penyempitan di ruang sub akromialis dan
sering dijumpai pada orang dewasa, masalah ini seringkali dipengaruhi oleh faktor
beberapa jenis olahraga. Diantaranya adalah renang, golf bola voli, badminton,
bola basket, tennis, kriket baseball, dan lain-lain. Dari survey kepada 372 atlit di
menderita nyeri bahu, dan 54% nya sudah menderita sejak lebih dari 3 tahun.
Selain itu, dari 137 perenang di Amerika 42% diantaranya juga menderita
Shoulder Impingement.
Impingement shoulder banyak terjadi pada usia remaja dewasa. Hal inI
yang disebabkan akibat dari direct trauma pada shoulder serta dikarenakan proses
degeneratif atau pada atlet. Ciri khas nyeri dari impingement syndrome adalah
nyeri dari perubahan pergerakan bahu yang dirasakan antara 60˚-120˚ atau painful
arc. Biasanya kondisi ini juga ditandai dengan nyeri dimalam hari ketika tidur
sistem saraf melalui permukaan kulit dan terbukti efektif untuk merangsang
berbagai tipe nyeri. Pemberian TENS dapat menurunkan nyeri, baik dengan cara
normalisasi saraf pada level spinal maupun supra spinal, sehingga dengan
berkurangnya nyeri pada bahu didapatkan gerakan yang lebih ringan. Efek TENS
terlentang diatas bed. Kemudian pasangakan pada titik nyeri pasien dengan dosis :
- Time: 15 menit - CC
Dengan adanya factor thermal maka akan menimbulkan efek relaks pada jaringan
lebih baik, ,maka pemberian nutrisi dan oksigen ke jaringan meningkat. Sel darah
putih dan antibody akan meningkat didalam jaringan tersebut, begitu juga
terlentang.
- Time : 15 menit
- Jarak : 30 cm
16
3. Terapi Manual
Terapi manual merupakan suatu gerakan pasif yang dilakukan dengan tiba
gerakan yang terjadi. Manual terapi ini sangat efektif dan aman untuk
BAB III
A. PENGKAJIAN FISIOTERAPI
1. Anamnesis
tersebut dapat berasal dari pasien itu sendiri (auto-anamnesis) atau orang lain
seperti keluarga atau wali yang dianggap mengetahui keadaan pasien (hetero-
berikut.
18
B. IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn. V
Umur : 66 tahun
Berat Badan : 98 kg
No. CM : B204375
2. Medika Mentosa :
17
19
-Trigliserid 110mg/dL
D. PEMERIKSAAN SUBYEKTIF
35 tahun yang lalu pasien mengalami kecelakaan bahu kirinya terkena foot
step mototr. Pasien lalu dirawat disalah satu rumah sakit di Jakarta dan dijahit
kepalanya. Bahu kiri pasien saat itu hanya mengalami bengkak saja.Setelah itu
dapat bergerak dan sakit pasien kemudian datang ke RSUP Karyadi. Kemudian
setelah diperiksa oleh dokter rehab pasien dirujuk ke klinik fisioterapi pada bulan
Agustus.
20
Keluhan utama pada pasien mengeluh rasa nyeri pada bahu kiri sudah sebulan
terakhir karena riwayat kecelakaan yang dialami pada bahu kiri sulit memakai
baju dan harus memakai dari sisi kanan terlebih dahulu. Nyeri yang dirasakan
2. Riwayat keluarga
- Fatty liver
- Dislepidema
- DM
- Hipertensi Stadium 2
- hiperuricemia
- Intensional tremor
E. PEMERIKSAAN OBYEKTIF
Temperature :36°C
Berat badan : 98 Kg
2. Inspeksi
a. Statis
b. Dinamis
keterbatasan gerak
3. Palpasi
4. Joint test
Tidak dilakukan
5. Muscle Test
MMT Shoulder
Dextra Sinistra
M. Suprasipinatus 5 3
M. Infraspinatus 5 3
M. Teres Minor 5 3
M. Supscapularis 5 3
6. Neurological Test
Tidak dilakukan
7. Kemampuan Fungsional
SKALA NYERI
23
sakit
SKALA DISABILITAS
belakang
8. Pemeriksaan Spesifik
- Empty can test : (-) tidak ada nyeri / kelemahan dengan resistensi
- ROM Shoulder
Dextra Sinistra
S : 60 – 0 – 165 S : 50 – 0 – 150
F : 160 – 0 – 45 F : 90 – 0 – 45
- MMT Shoulder
Dextra Sinistra
M. Suprasipinatus 5 3
M. Infraspinatus 5 3
M. Teres Minor 5 3
M. Supscapularis 5 3
25
- VAS
Nyeri Diam : 4
Nyeri Gerak : 6
Nyeri Tekan : 8
F. UNDERLYING PROCCESS
Kecelakaan / riwayat
jauh
terapi
TM HP TENS IR
26
Menambah Mengurangi
LGS dan nyeri
kekuatan otot
Kemampuan fungsional
lengan kiri meningkat
G. DIAGNOSIS FISIOTERAPI
1. Impairment
2. Functional Limitation
H. PROGRAM FISIOTERAPI
a. TENS
- Time: 15 menit - CC
b. Terapi Manual
28
saat melakukan aktivitas gerak sendi dan untuk memperbaiki joint play
1) Traksi
suatu tarikan yang arahnya tegak lurus bidang terapi. Traksi pada
2) Eksorotasi
3) Endorotasi
4) Abduksi
c. Edukasi
I. RENCANA EVALUASI
J. PROGNOSIS
K. PELAKSANAAN TERAPI
Pelaksanaan terapi I
TENS
Ir
Pulley
Swing
Pelaksanaan terapi II
TENS
Ir
Terapi Manual
1) VAS
H1 2 3 H1 2 3 H1 2 3
4 3 2 6 5 4 8 6 5
31
Hari 1 2 3
M. Supraspinatus 3 4 4
M. Infraspinatus 3 4 4
M. Teres Minor 3 4 4
M. Subscapularis 3 4 4
H 1 H2 H3
S : 50 – 0 – 150 S : 55 – 0 – 160 S : 60 – 0 – 160
F : 90 – 0 – 45 F : 95 – 0 – 45 F : 95 – 0 – 45
Daftar Pustaka
Gaspar, P. D., & Willis, F. B. (2009). Adhesive capsulitis and dynamic splinting:
ebook.pdf.
Vermeulen, H. M., Obermann, W. R., Burger, B. J., Kok, G. J., Rozing, P. M., &
Therapy, 80(12), 1204-1213.
Lluch E, PT, PhDa etl., (2019). Journal of orthopedic and sport physical Therapy.
Vol.49, 192-201.
173-179.
33