PROPOSAL PENELITIAN
SRI ASTUTI
C041171707
Puji dan syukur kami persembahkan kehadirat Tuhan Yang Esa, karena berkat
laporan proposal penelitian dengan judul “Hubungan antara Indeks Massa Tubuh
Penyusunan laporan proposal penelitian ini adalah untuk memenuhi salah satu
Penyusunannya dapat terlaksana dengan baik berkat dukungan dari banyak pihak.
Untuk itu, pada kesempatan ini peneliti mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Dr.H. Djohan Aras, S.ft, Physo, M.pd, M.Kes, Kepala Program Studi
dosen pembimbing.
3. Suami tersayang Brigpol Asran, SH, yang telah memberikan ijin untuk
dukungannya.
4. Orang tua dan keluarga tercinta yang telah memberikan nasihat, do’a, dan
dukungan moril maupun materil untuk penulis dalam menuntut ilmu, sehingga
semangat,
ii
6. Adik satu bimbingan (Ririn, Ainun, Desri,Novi) yang selalu berbagi waktu
7. Semua pihak yang tidak bisa peneliti sebutkan satu – persatu yang telah
Walaupun demikian, dalam proposal penelitian ini, peneliti menyadari masih belum
sempurna. Oleh karena itu, peneliti mengharapkan saran dan kritik demi
ini dapat dijadikan acuan tindak lanjut penelitian selanjutnya dan bermanfaat bagi kita
Penulis
iii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL…………………………………………………………….. i
HALAMAN PERSETUJUAN………………………………………………….. ii
DAFTAR ISI…………………………………………………………………….. v
DAFTAR LAMPIRAN………………………………………………………….. ix
B. Rumusan Masalah………………………………………………… .. 5
Pain………………………………………………………………... 39
iv
A. Kerangka konsep ............................................................................... 42
DAFTAR PUSTAKA
v
DAFTAR TABEL
Nomor Halaman
vi
DAFTAR GAMBAR
Nomor Halaman
Kerangka Teori………………………………………………………………... 36
Kerangka konsep……….……………………………………………………… 37
Alur Penelitian………………………………………………………………….. 40
vii
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Halaman
viii
DAFTAR ARTI LAMBANG DAN SINGKATAN
BB Berat badan
TB Tinggi badan
m2 meter kuadrat
Kg Kilogram
beta
ix
10
BAB I
PENDAHULUAN
Low back pain atau yang biasa juga dikenal sebagai nyeri pinggang bawah
rangsangan nyeri yang bersifat kompleks yang berasal dari berbagai macam
penyebab dan merupakan keluhan yang sering dijumpai pada siapa saja. Biasanya
sebagai besar keluhan ini dapat sembuh dalam waktu singkat sehingga sering
dianggap sebagai gangguan yang tidak serius. Postur tubuh merupakan salah satu
faktor pendukung low back pain. Adanya kesalahan postur seperti pada orang
yang mempunyai berat badan berlebih dapat menyebabkan spasme pada otot atau
ketegangan otot. Faktor ini merupakan penyebab terbanyak dari low back pain
(Isnain, 2013)
Low back pain bukan merupakan penyakit ataupun diagnosis untuk suatu
penyakit namun merupakan istilah untuk sindrom nyeri yang dirasakan di area
anatomi yang terkena dengan berbagai variasi lama terjadinya nyeri. Hal ini
meliputi proses degeneratif, infeksi, neoplasma dan trauma pada tulang belakang.
Beberapa penyebab utama LBP adalah faktor mekanis meliputi tarikan dan
regangan mekanis yang terjadi pada aktivitas berat dan berulang terkait pekerjaan
Dalam banyak kasus sangat sulit menegakkan diagnosis mekanis secara spesifik
yang disebabkan oleh gangguan non mekanis seperti inflamasi dan infeksi,
1
diantaranya ankylosing spondylisitis, neoplasma primer dan sekunder serta
gangguan metabolic tulang seperti osteoporosis. Faktor risiko penting yang terkait
dengan kejadian LBP yaitu faktor individu, faktor pekerjaan dan faktor
lingkungan. Faktor individu terdiri dari usia, jenis kelamin, indeks massa tubuh,
fisik dan riwayat trauma.Untuk faktor pekerjaan yaitu beban kerja, posisi kerja,
gerakan repetisi dan durasi. Sedangkan faktor lingkungan yaitu getaran dan
Faktor resiko low back pain salah satunya adalah berat badan berlebih,
dimana berat badan berlebih ini merupakan ekspresi dari gaya hidup. Gaya hidup
diantaranya berupa perubahan pola konsumsi yang tidak terkontrol, hal ini terjadi
dan pada golongan sosial ekonomi tertentu, yaitu adanya kecenderungan untuk
Indeks Massa Tubuh (IMT) atau Body Mass Index (BMI) merupakan
cara yang sederhana untuk memantau status gizi orang dewasa, khususnya yang
berkaitan dengan kekurangan dan kelebihan berat badan. Berat badan kurang
dapat meningkatkan resiko terhadap penyakit infeksi, sedangkan berat badan lebih
usia harapan hidup yang lebih panjang.(Depkes RI,2011). Indeks massa tubuh ini
2
ditemukan oleh Quetelet ahli statistik Belgia dari perhitungan secara konvensional
yaitu dengan membagi berat badan (dalam kilogram) dengan kuadrat dari tinggi
Republik Indonesia adalah jika kelebihan berat badan jika IMT 25-27 kg/m2,
kategori overweight dan obesitas maka durasi timbulnya gejala LBP juga
al., 2011).
absen kerja di seluruh dunia, yang menggambarkan beban ekonomi pada individu,
rendah dan pendapatan tinggi, tingkat LBP bervariasi dua kali lipat atau lebih.
Secara keseluruhan, LBP lebih tinggi pada populasi umum pada beberapa Negara
spesifik 2-4 kali lebih tinggi pada populasi Negara maju seperti Swedia, Jerman,
Salah satu profesi yang rentan terkena nyeri punggung adalah guru. Hasil
penelitian yang dilakukan pada guru di cina menunjukkan angka kejadian LBP
3
sebanyak 45,6%, dan salah satu penyebab utama guru pensiun adalah keluhan
kalangan guru (Yue, Liu, & Li, 2012). Studi cross sectional dilakukan di sembilan
dipilih secara acak dari daftar yang diperoleh dari Departemen Pendidikan
Malaysia bahwa prevalensi LBP adalah 40,4% dari 272 responden (Nurul et al.,
utara juga menunjukkan bahwa prevalensi LBP pada guru sekitar 81% (Haumahu
et al., 2016).
dimana guru bekerja selama 40 jam dalam seminggu, dengan jadwal mengajar
selama 24 jam dalam satu minggu. Duduk dan berdiri yang lama, bekerja dengan
menggunakan komputer, serta mengoreksi kertas ujian adalah faktor yang paling
memberatkan terjadinya LBP. Prevalensi LBP lebih tinggi pada guru sekolah
menengah daripada guru sekolah dasar, hasil penelitian yang dilakukan di Iran
dari 9 sekolah dasar dengan 286 guru diperoleh prevalensi LBP sekitar 11,9%-
18,9% sementara 13 guru sekolah menengah dengan 364 guru diperoleh hasil
guru, yang terdiri dari 55 guru berstatus ASN dan 20 orang berstatus guru tidak
tetap, dan dari hasil wawancara yang dilakukan terhadap 7 orang guru didapatkan
3 diantaranya mengalami Low Back Pain. Untuk itu peneliti tertarik melakukan
4
penelitian terkait hubungan antara IMT terhadap kasus low back pain pada guru di
B. Rumusan Masalah
dirumuskan masalah penelitian ini yaitu :Apakah ada hubungan antara Indeks
Massa Tubuh dengan kasus low back pain pada guru di SMAN 21 Tamalanrea
Makassar ?.
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
Tamalanrea Makassar.
5
e. Mengetahui hubungan antara indeks massa tubuh dengan Low Back
D. Manfaat Penelitian
dalam hal ini Indeks massa tubuh hubungannya dengan kasus Low Back
Pain.
massa tubuh dengan Low Back Pain pada guru di SMU Neg 21
Tamalanrea Makassar.
lapangan.
6
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
dibagi dengan tinggi badan (TB) dalam m2 (kg/m2). Indeks massa tubuh
Penggunaan rumus indeks massa tubuh ini hanya dapat diterapkan pada
antara lain memiliki struktur tulang belakang yang normal, tidak melakukan
ini dapat digunakan terutama jika pengukuran tebal lipatan kulit tidak dapat
dilakukan atau nilai bakunya tidak tersedia (Pradana, Seno, & Puruhita,
berkorelasi tinggi dengan massa lemak tubuh. Pengukuran ini dinilai paling
7
baik untuk populasi dewasa karena memiliki tingkat kesalahan yang kecil
populasi eropa dan asia, Hal ini disebabkan karena presentasi lemak tubuh
untuk populasi Asia lebih tinggi dari populasi eropa, yang menunjukkan
adanya nilai cut off IMT untuk obesitas yang spesifik untuk populasi
tertentu, oleh karena itu untuk Klasifikasi IMT populasi asia pasifik WHO
2009)
8
4. - Overweight 1 23-24,9
5. - Overweight 2 25-29,9
6. - Obesitas > 30
Sumber : Rakhmawati,2009
a. Tinggi Badan
9
b. Berat badan
sebaiknya diukur pada pagi hari saat bangun tidur sebelum makan pagi.
Timbangan badan perlu dikalibrasi pada angka nol sebagai permulaan dan
proporsi lemak, otot, tulang dan komponen berat patologis seperti edema
dan splenomegaly.
2014).
1) Olahragawan
10
memiliki kategori obesitas meskipun kadar lemak tubuh mereka
nilai persentil yang dibedakan antara usia dan jenis kelamin karena
kecepatan pertambahan berat badan dan tinggi badan pada anak dan
untuk IMT. Bangsa barat seperti negara di benua Eropa dengan IMT
Asia dengan IMT 24.9 kg/m2 sudah masuk dalam kategori BB lebih
a. Usia
11
lambatnya proses metabolisme, berkurangnya aktivitas fisik, dan
b. Jenis Kelamin
lebih tinggi dari pria. Hal ini disebabkan oleh perbedaan hormonal
c. Genetik
d. Pola Makan
12
Menurut Abramovitz dalam (Kusuma & Pinandita, 2011)
makanan siap saji yang mengandung tinggi lemak dan tinggi gula.
porsi makan. Hal ini terjadi di rumah makan, restoran siap saji dan
e. Kebiasaan Merokok
tinggi pada kelompok usia produktif (25-64 tahun). Pada saat ini
13
prevalensi perokok pada laki-laki 11 kali lebih tinggi dibandingkan
12 batang).
f. Aktifitas Fisik.
risiko untuk peningkatan berat badan dan sekali atau dua kali jalan-
hari yang dianjurkan oleh American Heart Foundation dan WHO tidak
14
g. Berat Badan Ideal
postur tubuh yang ideal pula. Tinggi badan seseorang pada umur
tertentu tidak akan berubah lagi, sedangkan berat badan masih besar
kemungkinan untuk berubah. Oleh karena itu berat badan ideal akan
Low back pain adalah suatu periode nyeri di punggung bawah yang
berlangsung lebih dari 24 jam, yang didahului dan diikuti oleh 1 bulan atau
lebih tanpa nyeri punggung bawah. Disebutkan pula bahwa LBP adalah
nyeri dan ketidak nyamanan yang terlokalisasi di bawah sudut iga terakhir
(costal margin) dan diatas lipat bokong bawah dengan atau tanpa nyeri pada
daerah tungkai. LBP termasuk salah satu dari gangguan akibat dari
mobilisasi yang salah. Penyebab umum yang sering terjadi adalah regangan
15
dan perut yang berfungsi mendukung tulang belakang menjadi lemah
Nyeri yang dirasakan pada LBP bisa tumpul atau tajam, tersebar atau
terlokalisir. Bila nyeri bersifat akut dan berat disebut lumbago. Bila nyeri
a. Lumbar Spinal Pain yaitu nyeri di daerah yang dibatasi superior oleh
melalui ujung prosesus spinosus dari vertebra sakralis pertama dan lateral
b. Sacral Spinal Pain yaitu nyeri di daerah yang dibatasi superior oleh garis
c. Lumbosacral Pain yaitu nyeri di daerah 1/3 bawah daerah lumbar spinal
16
Menurut Amigoro (2014) membagi low back pain berdasarkan
hanya sebentar, antara beberapa hari sampai beberapa minggu. Rasa nyeri
ini dapat hilang atau sembuh. low back pain akut dapat disebabkan karena
luka traumatic seperti kecelakaan mobil atau terjatuh, rasa nyeri dapat
juga dapat melukai otot, ligamen dan tendon. Pada kecelakaan yang lebih
serius, fraktur tulang pada daerah lumbal dan spinal dapat masih sembuh
Rasa nyeri yang menyerang lebih dari 6 bulan atau rasa nyeri yang
yang berbahaya dan sembuh pada waktu yang lama. low back pain
Wahyuni, 2014).
yaitu :
17
Nyeri yang disebabkan oleh adanya kelainan pada struktur di sekitar
lumbal yang meliputi kelainan atau cedera pada ligament, otot, pesendian,
maupun persarafannya.
Nyeri yang disebabkan oleh struktur lain diluar sendi lumbal yang
gangguan korda spinalis, trauma minor yaitu regangan dan cedera whiplash,
18
osteoporosis, hiperparatiroid, imobilitas, osteosklerosis (misalnya penyakit
lainnya seperti nyeri alih dari gangguan visceral, sikap tubuh, psikiatrik,
infeksi, neoplasma dan inflasi daerah panggul dapat juga menimbulkan LBP.
(Dachlan, 2009).
a. Faktor mekanik static yang merupakan deviasi sikap atau postur tubuh
19
akibatnya dapat terjadi sprain atau strain pada ligamen atau otot-otot
atau postur yang jelek adalah adalah sikap berdiri membungkuk ke depan,
dan punggung bawah sangat lordotik. Keadaan ini akan membuat titik
b. Faktor mekanik dinamik atau kinetik yaitu terjadinya stress atau beban
fleksi dan rotasi, dan bersifat repetitif, apalagi disertai dengan beban,
misalnya ketika sedang mengangkat beban yang berat (Fatoni & Swasti,
2009),.
diantaranya struktur anatomi dan elemen dari vertebra lumbal seperti otot,
yang menjadi faktor terbesar dari risiko terjadinya LBP adalah ketika
20
menekuk ke depan, memutar, dan ketika mengangkat beban berat tanpa
dan meningkatkan tekanan pada end plate diskus. Ketika annulus dan end
plate intak gaya yang diberikan oleh beban dapat ditahan dengan baik, hal
ini desebabkan oleh gaya tekanan dari otot yang bersamaan dengan gaya
Andersson, 2004).
Nyeri pada tulang belakang maupun pada akar saraf dapat terjadi
dengan kerusakan akar saraf tanpa kompresi mekanik. Saat ini, teori yang
21
umum digunakan yaitu konsep nyeri oleh mediator kimia local dari
CGRP terdapat di bagian end plate dan korpus vertebra yang berdekatan
plate dan korpus vertebra berfungsi sebagai pain generator pada pasien
Andersson, 2004).
Nyeri dapat pula terjadi jika saraf sensoris perifer atau nociceptor
22
spasme otot akan membatasi gerakan sehingga dapat mencegah kerusakan
sekaligus menjadi titik picu terjadinya nyeri (Meliala & Pinzon, 2004).
Kedua enzim yang terlibat dan akumulasi asam laktat dalam jaringan
perubahan fisiologi pada otot tersebut yaitu berkurangnya massa otot dan
23
5. Faktor Resiko Low Back Pain
a. Usia
Keluhan otot skeletal mulai dirasakan pada usia kerja 25-65 tahun.
Insiden LBP tertinggi pada umur 35-55 tahun, tingkat keluhan akan
karena pada umur setengah baya, kekuatan dan ketahanan otot mulai
usia akan terjadi degenerasi pada tulang dan keadaan ini mulai terjadi
24
peningkatan densitas mineral tulang dan kemudian mengalami
b. Jenis kelamin
Low back pain pada wanita juga dipengaruhi oleh tingkat risiko
Wanita usia diatas 60 tahun mempunyai resiko Low back pain yang
25
penelitian secara signifikan menunjukan bahwa jenis kelamin sangat
2015)
al., 2010).
d. Masa Kerja
maka semakin besar pula risiko mengalami LBP (Putri, 2014). Pekerja
masa kerja < 5 tahun ataupun 5-10 tahun (Umami et al., 2014).
e. Kebiasaan merokok
26
berkurangnya oksigen darah akibat nikotin terhadap penyempitan
f. Riwayat pendidikan
g. Aktifitas Fisik
terdapat juga perubahan pada sendi dimana sendi tubuh dapat bergerak
lebih dinamis. Perubahan dari otot dan sendi ini menyebabkan tubuh
27
fisik sedang hingga tinggi diharapkan tidak mengalami nyeri punggung
a. Columna vertebralis
lentur sejumlah tulang yang disebut vertebra atau ruas tulang belakang.
Diantara tiap dua ruas tulang pada tulang belakang terdapat bantalan
2013).
umum terdiri dari corpus vertebra, arcus vertebra dan tujuh prosesus.
Corpus vertebra merupakan bagian anterior yang lebih masif, secara kasar
28
Gambar 1. Struktur tulang vertebra lumbal
tersusun oleh dua (kanan dan kiri) pedikel dan lamina. Arcus vertebralis
spinalis yang berisi medulla spinalis dan akar saraf spinalis (Moore et al.,
2013).
lumbar dengan thorac spine dimana th12 arah superior facet geraknya
b. Lumbal Spine
29
Vertebra lumbalis lebih besar dan tebal membentuk kurva lordosis
maka facet joint cenderung dalam posisi bidang sagital sehingga pada
ekstensi lumbal.
c. Lumbosacral joint
d. Diskus Intervertebralis
yang luas pada vertebra. Setiap diskus terdiri atas 2 komponen yaitu :
30
menahan beban kompresi serta berfungsi untuk mentransmisikan
3) Facet Joint
31
(Matondang & Sinaga). Kapsul pada bagian ventral memiliki struktur
bagian superior dan inferior kapsul sendi dibentuk oleh resus yang
(Peh, 2011).
Merupakan group otot yang luas dan terletak dalam pada facia
b. Otot abdominal
32
Merupakan group otot ekstrinsik yang membentuk dan memperkuat
dinding abdominal. Pada group otot ini ada 4 otot abdominal yang
otot ini merupakan fleksor trunk yang sangat kuat dan berperan
& Sinaga,2013).
33
Nordic Body Map merupakan salah satu kuesioner checklist ergonomi
34
Responden diminta untuk mengisi kolom kuesioner yang telah
bernilai 1, sakit bernilai 2, dan sangat sakit bernilai 3. Dalam penelitian ini
Faktor penyebab terjadinya Low back pain diantaranya adalah Indeks massa
tubuh yang merupakan hasil dari berat badan dibagi dengan kuadrat tinggi badan.
Pada orang yang memiliki berat badan yang berlebih risiko timbulnya nyeri
pinggang lebih besar, karena beban pada sendi penumpu berat badan akan
meningkat yang memungkinkan terjadinya low back pain (Fatoni & Swasti,
2009).
Overweight dan obesitas adalah salah satu penyebab utama LBP. Overweight
didefinisikan sebagai berat badan yang melebihi berat badan normal, dengan
status Indeks Massa Tubuh (IMT) >25 kg/m2 pada orang dewasa, sedang obesitas
skeletal, akibat dari penimbunan lemak tubuh yang berlebihan. Overweight dan
35
obesitas sendiri merupakan suatu kondisi dimana perbandingan berat badan dan
merupakan dua hal yang berbeda. Obesitas terjadi apabila besar dan jumlah sel
lemak bertambah pada tubuh. Faktor genetik berperan besar dalam terjadinya
obesitas, disamping dengan faktor risiko lain yang dapat dimodifikasi. Hubungan
antara lemak tubuh dan IMT ditentukan oleh bentuk tubuh dan proporsi tubuh.
Dari IMT dapat diketahui klasifikasi tiap populasi terhadap overweight maupun
RSUD. Prof. Dr. Margono Soekarjo Purwokerto selama bulan Mei dari 90
responden yang diteliti diperoleh data tentang status gizi responden yang
overweight yaitu sebanyak 65,6%. Berdasarkan hasil uji chi-square pada analisis
Berat badan berlebih dapat meningkatkan beban pada tulang belakang dan
tekanan pada diskus, struktur tulang belakang, serta herniasi pada diskus lumbalis.
Terdapat hubungan yang signifikan antara lama duduk dengan LBP. Kelebihan
berat badan akan disalurkan pada daerah perut yang menyebabkan penambahan
kerja tulang lumbal. Ketika berat badan bertambah, tulang belakang akan tertekan
mudahnya terjadi kerusakan dan bahaya pada stuktur tulang belakang utamanya
36
Menurut Roland dalam (Lailani, 2013) peningkatan IMT dapat menyebabkan
tonus otot abdomen melemah yang menyebabkan pusat gravitasi akan terdorong
kelelahan pada otot paravertebra. Ketika berat badan semakin bertambah, tulang
belakang akan tertekan untuk menerima beban yang membebani tersebut sehingga
37
D. Kerangka teori
Faktor
Individu
LBP
38
BAB III
A. Kerangka Konsep
Ket : = diteliti
= tidak diteliti
B. Hipotesis
”Ada hubungan antara indeks massa tubuh dengan kejadian Low back pain pada guru di
38
BAB IV
METODE PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian
hubungan antara Indeks Massa Tubuh dengan Low Back pain Pada Guru di SMAN
21 Makassar.
Februari-Maret 2019
1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah semua Guru yang ada di SMAN 21
Tamalanrea Makassar
2. Sampel
Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah sampel jenuh atau total
sampling, dimana teknik pengambilan sampel sama dengan jumlah populasi. Hal
ini disebabkan karena jumlah populasi kurang dari 100 sehingga seluruh populasi
39
Peneliti menetapkan Kriteria sampel mencakup kriteria inklusi dan kriteria eksklusi.
a. Kreteria inklusi
2019.
b. Kreteria eksklusi.
D. Alur penelitian
2. Ukuran tinggi badan dinyatakan dalam sentimeter (cm). Responden diukur tinggi
3. Hasil pengukuran tersebut lalu dihitung indeks massa tubuhnya dengan rumus
berat badan (kg)/ tinggi badan² (m²). Lalu dikategorikan menjadi Kurus (<17,0),
kriteria inklusi.
40
Penelitian ini akan berlangsung dengan perencanaan sebagai berikut :
Persiapan kuisioner
Persiapan Penelitian
Persiapan alat ukur
Menentukan sampel
penelitian
Informed consent
Tidak Ya
41
E. Variabel Penelitian
F. Definisi Operasional
1. Indeks Massa Tubuh (IMT) adalah berat badan dalam kilogram (diukur
dengan timbangan digital) dibagi dengan tinggi badan kuadrat dalam meter
a. Kurus : <17,0
b. Normal : 18,5-25,0
c. Gemuk : >25,1
G. Low Back Pain adalah nyeri dan ketidak nyamanan yang terlokalisasi di
daerah punggung bawah dengan atau tanpa nyeri pada daerah tungkai
H. Prosedur penelitian
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer. Data primer
diperoleh dengan cara mengukur berat badan dan tinggi badan serta memasukkan
42
Tujuan: untuk menentukan IMT.
Pelaksanaan:
microtois.
c. Nilai berat dan tinggi badannya kemudian dicatat, untuk selanjutnya dicari
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis
Korelasional, Data yang diperoleh diolah dengan program komputer SPSS 16.0 for
Windows. Hubungan kausal didapat dengan menghitung Odd Ratio dari faktor
risiko dengan data. Analisis bivariat digunakan untuk melihat hubungan antara
variable independen dengan variable dependen. Uji Chi Square untuk hipotesis satu
sisi dan mengetahui besar risiko (odd ratio) paparan terhadap kasus pada tingkat
kepercayaan 95% dengan menggunakan tabel 2x2. Nilai besarnya odd ratio
ditentukan dengan rumus PR= ad/bc, dimana nilai probabilitas dihitung dengan
dalam bentuk tabel distribusi frekuensi serta tabel analisis pengaruh antara variabel
disertai narasi.
J. Masalah Etika
a. Informed consent
43
Informed consent merupakan surat ‘kontrak’ antara peneliti dengan
b. Anonymous
c. Confidentiality
jawaban dari pertanyaan kuisioner sebagai data primer penelitian. segala hal
44
DAFTAR PUSTAKA
45
RSUD Dokter Soedarso Pontianak. Jurnal Mahasiswa PSPD FK
Universitas Tanjungpura, 3(1).
Matondang, A. R., & Sinaga, M. Pengaruh Back Exercise terhadap Pengurangan
Nyeri Punggung Bawah Petugas Instalasi Rekam Medik RSUP H. Adam
Malik Medan Tahun 2013.
Meliala, L., & Pinzon, R. (2004). Patofisiologi dan Penatalaksanaan nyeri
punggung bawah. Paper presented at the Dalam: Meliala L, Rusdi I, Gofir
A, editor. Pain Symposium: Towards Mechanim Based Treatment,
Jogjakarta, hal.
Moore, K. L., Dalley, A. F., & Agur, A. M. (2013). Clinically oriented anatomy:
Lippincott Williams & Wilkins.
Nur, F. H. (2016). Hubungan Lama Duduk Saat Jam Kerja Dan Aktivitas Fisik
Dengan Keluhan Nyeri Punggung Bawah (Low Back Pain) Pada
Karyawan Kantor Terpadu Pontianak Tahun 2014. Jurnal Mahasiswa
PSPD FK Universitas Tanjungpura, 3(1).
Nurul, I., Haslinda, A., Saidi, M., Shamsul, B., & Zailina, H. (2010). Prevalence
of low back pain and its risk factors among school teachers. American
Journal of Applied Sciences, 7(5), 634-639.
Peh, W. (2011). Image-guided facet joint injection. Biomedical imaging and
intervention journal, 7(1).
Pradana, A., Seno, K., & Puruhita, N. (2014). Hubungan Antara Indeks Massa
Tubuh (Imt) Dengan Nilai Lemak Viseral (Studi Kasus Pada Mahasiswa
Kedokteran Undip). Faculty of Medicine Diponegoro University,
Purnamasari, H., Gunarso, U., & Rujito, L. (2010). Overweight sebagai faktor
resiko low back pain pada pasien Poli Saraf RSUD Prof. Dr. Margono
Soekarjo Purwokerto. Mandala of Health, 4(1), 26-32.
Putra, Y. W. (2018). INDEX MASSA TUBUH (IMT) MEMPENGARUHI
AKTIVITAS REMAJA PUTRI SMP NEGERI 1 SUMBERLAWANG.
Gaster| Jurnal Ilmu Kesehatan, 16(1), 105-115.
Putri, A. S. (2014). Hubungan Masa Kerja dan Posisi Kerja dengan Kejadian Low
Back Pain (LBP) pada Pekerja Pembersih Kulit Bawang di Unit Dagang
(UD) Bawang Lanang Kelurahan Iringmulyo Kota Metro.
Rakhmawati, A. (2009). Hubungan Antara Indeks Massa Tubuh dengan Usia
Awal Andropause. Universitas Sebelas Maret,
Ramadhani, A. E., & Wahyudati, S. (2015). Gambaran Gangguan Fungsional Dan
Kualitas Hidup Pada Pasien Low Back Pain Mekanik. Jurnal Kedokteran
Diponegoro, 4(4), 264-272.
Tanderi, E. A., Kusuma, T. A., & Hendrianingtyas, M. (2017). Hubungan
Kemampuan Fungsional Dan Derajat Nyeri Pada Pasien Low Back Pain
Mekanik Di Instalasi Rehabilitasi Medik Rsup Dr. Kariadi Semarang.
Jurnal Kedokteran Diponegoro, 6(1), 63-72.
Umami, A. R., Hartanti, R. I., & Sujoso, A. D. P. (2014). Hubungan antara
Karakteristik Responden dan Sikap Kerja Duduk dengan Keluhan Nyeri
Punggung Bawah (Low Back Pain) Pada Pekerja Batik Tulis (The
Relationship Among Respondent Characteristic and Awkward Posture
with Low Back Pain in Batik Workers). Pustaka Kesehatan, 2(1), 72-78.
Urquhart, D. M., Berry, P., Wluka, A. E., Strauss, B. J., Wang, Y., Proietto, J., . . .
Cicuttini, F. M. (2011). 2011 Young Investigator Award winner: Increased
46
fat mass is associated with high levels of low back pain intensity and
disability. Spine, 36(16), 1320-1325.
Utami, N. A., Seno, K., & Panunggal, B. (2017). HUBUNGAN POLA MAKAN
DAN AKTIVITAS FISIK TERHADAP KEJADIAN OVERWEIGHT DAN
OBESITAS PADA REMAJA. Faculty of Medicine,
Wibowo, A. T. (2017). HUBUNGAN MASA KERJA, SIKAP KERJA DAN
INDEKS MASA TUBUH (IMT) DENGAN KEJADIAN LOW BACK PAIN
(LBP) PADA TENAGA KERJA BONGKAR MUAT (TKBM)(Studi Pada
Pekerja TKBM di Pelabuhan Tanjung Emas). Universitas Muhammadiyah
Semarang,
Yue, P., Liu, F., & Li, L. (2012). Neck/shoulder pain and low back pain among
school teachers in China, prevalence and risk factors. BMC public health,
12(1), 789.
47
Lampiran 1.
Kepada
Dengan Hormat
Nim : C041171707
Demikian surat permintaan ini saya buat, jika telah menyetujui permintaan
saya untuk menjadi responden, maka saya sebagai peneliti sangat mengharapkan
kesediaan saudara(i) untuk menandatangani lembar persetujuan untuk menjadi
responden dan menjawab segala pertanyaan yang saya berikan baik melalui
kuesioner atau wawancara.
Atas perhatian dan persetujuan dari ibu dan bapak saya ucapkan terima
kasih.
Makassar,
Peneliti
48
Sri Astuti
Lampiran 2.
Makassar, 2019
Responden
( )
49
Lampiran 3. Kuisioner NBM
50
Lampiran 4. Formulir Identitas Pasien
51
FORMULIR PENELITIAN
A. Identitas Responden
1. Kode Responden :
2. Nama :
3. Berat Badan :
4. Tinggi Badan :
5. Jenis Kelamin :
6. Tempat, Tanggal Lahir :
7. Agama :
8. Umur :
9. Alamat :
10. No. Telepon :
11. Pekerjaan :
12. Status Pernikahan :
13. Masa Kerja :
14. Jam kerja : /minggu
52
53
54
55
56
57