PALPASI
•Chest wall pain
•Sirkulasi ke Ekstremitas
AUSKULTASI SUARA JANTUNG
•Rubs
•Murmur
•Suara jantung III (gallops)
•Suara jantung IV
Lokasi Auskultasi
EVALUASI DINAMIS
Peralatan :
1. Trak sepanjang 25 meter
2. Pulse oximeter
3. Oxygen
4. Tensimeter
5. Blanko untuk dokumentasi
Kriteria ekslusi :
Pasien yang mempunyai gangguan muskuloskeletal
yang dapat menghambat jalan, mis :
1. Paralysis
2. Nyeri dan problem psikiatrik
3. Angina atau hipertensi yang tidak terkontrol
4. Hypoxia
5. Cardiac dysrhythmia atau infark miokard
6. Kondisi medis lain yang akan memburuk akibat
aktivitas fisik.
Prosedur :
1. Sebelum tes, lakukan pengukuran tekanan darah (BP),
denyut jantung (HR), pernapasan (RR), oxygen saturasi
dengan pulse oximeter. Untuk pasien yang menggunakan
obat-obatan beta agonist atau nitroglycerine, sebaiknya
dimunum dulu sebelum tes.
2. Tes dilakukan pada waktu yang sama dan dilakukan 2 jam
setelah makan.
3. Pasien diminta untuk berjalan (tidak boleh berlari) dari
ujung ke ujung trak, selama 6 menit.
4. Area tes harus bebas hambatan dan suhu ruangan harus
dicatat.
5. Tes dilakukan sebanyak tiga kali dengan istirahat diantara
tes selama minimal 15 menit.
6. Berikan instruksi berikut kepada pasien:
Tujuan dari tes ini adalah untuk mengetahui seberapa jauh jarak yang
dapat bapak/ibu tempuh selama 6 menit. Bapak/ibu akan
memulai dari sini, kemudian akan berjalan menuju ke ujung trak
yang disana (berilah tanda pada masing-2 ujung trak) dan
kembali lagi kesini. Begitu seterusnya, bapak/ibu harus bolak
balik sebanyak mungkin selama 6 menit. Jika diperlukan, boleh
berhenti untuk istirahat sejenak sampai siap untuk jalan lagi.
Saya (fisioterapist) akan menghitung waktunya dan akan
memberitahukan bila waktunya habis. Jika saya bilang “berhenti”,
dimohon untuk berhenti ditempat tersebut. Saya tidak akan
berbicara pada bapak/ibu selama tes, demikian pula saya
anjurkan untuk tidak bicara selama tes kecuali diperlukan.
Pasien kemudian disuruh mengulang instruksi yang telah diberikan
untuk mengecek apakah pasien telah betul-2 mengerti.
7. Pulse oximetri dilakukan selama tes, untuk tes yang
pertama. Pasien yang memerlukan oxygen harus tetap
menggunakan oxygen. Untuk pasien yang tidak
menggunakan oxigen, kemudian pada saat tes SaO2
menunjukan 85%, maka harus diminta untuk berhenti
dan tes tidak dilanjutkan.
8. Terapist berjalan dibelakang pasien
9. Pasien diberikan informasi tentang waktu yang telah
dilalui (mis: 2, 4, 6 menit dan stop)
10.Jarak yang terpanjang dari ketiga tes yang akan
digunakan. Lamanya waktu istirahat juga harus dicatat.
11.Segera sesudah tes, pasien diminta untuk menunjuk
derajad sesak dengan Borg Scale dan derajad beratnya
aktivitas dengan skala RPE. HR, BP, RR dan saturasi
oksigen diukur. Pasien juga diminta untuk menjelaskan
keluhan apa yang menghambat jalannya (mis: sesak,
nyeri pada tungkai, dll)
BORG Scale of Shortness of Breath
BORG Scale of Perceived Exertion
Tingkat Keluhan Angina
LOW LEVEL EXERCISE TEST
PURPOSE:
1. To help identify the high risk patient
2. To evaluate the effectiveness of medical therapy
3. To provide the basis from which to make
recommendation for activity and exercise therapy
LLET HARUS DIHENTIKAN BILA:
1. Tercapai target HR
2. Hypotensi
3. Angina Pectoris
4. ST-segmen depresi > 2mm
5. Multivocale PVCs, Paired PVCs, Ventricular tachicardia
6. Fatique
7. Permintaan pasien