Anda di halaman 1dari 37

Physiotherapy technique for

cardiovascularconditions
PROSES PEMERIKSAAN FISIOTERAPI

Initial data from notes

Data Base
Subj. Assessment

Obj. Assessment

Analysis
Problem List
Problem
list

Goals :
- Long
- Short Initial Plans

Treatment Plan

Rx
Assess outcome of Rx

Progress Notes
Is current goal meet?
No
Yes

Any further goals to


address?
Yes
No

Discharge
DISCHARGE Summary
Subjective assesment

 Anamnesis : Auto/hetero
 KU
 RPS
 RPD
 Riwayat Keluarga
 Riwayat Pribadi
Objective Assesment

 Vital sign
 Inspeksi : bentuk tubuh/postur, pola nafas
 Palpasi : Chest expansion
Spesifik assesment

 NYHA
 Six minute walking test
The New York Heart Association classification of breathlessness

Class I No symptoms with ordinary activity,


breathlessness only occuring with severe
exertion, e.g running up hill, fast bicycling
Class II Symptom with ordinary activity, e.g walking up
stairs, making bed, carryng large amounts of
shopping
Class III Symptom with mild exertion, e.g bathing,
showering, dressing

Class IV Symptom at rest


PROTOKOL UNTUK TES JALAN 6 MENIT
(SIX MINUTES WALK TEST)

 Peralatan:
1. Trak sepanjang 25 meter
2. Pulse oximeter
3. Oxygen
4. Tensimeter
5. Blanko untuk dokumentasi
Prosedur Tetap Uji Jalan 6 Menit

1. Pemanasan sebelum uji tidak harus dikerjakan


2. Pasien duduk istirahat di kursi dekat tempat start 10
menit sebelum dilakukan uji. Perhatikan ulang adakah
kontraindikasi, ukur nadi & tekanan darah, serta
membuat nyaman pakaian & sepatu yang dipakai.
3. Tentukan derajat sesak penderita sesuai dengan skala
Borg sebelum latihan.
4. Set stop watch untuk 6 menit.
5. Pasien diperintahkan untuk :
- Berjalan di koridor sepanjang 30 m bolak-balik.
- Menempuh jarak sejauh mungkin yg dpt dikerjakan
selama 6 mnt.
- Lakukan penilaian skala Borg selama melakukan uji
Prosedur Tetap Uji Jalan 6 Menit …

 Penderita harus dpt mengatur sendiri kecepatan


jalannya agar nyaman & tidak kelelahan/sesak
(skala Borg 3-6)
 Jika sesak/lelah (Skala Borg 7-8), penderita dapat
menurunkan langkahnya, istirahat bersandar dinding &
dapat meneruskan kembali jika sesak berkurang.

6. Sebelumnya penderita diperlihatkan cara jalan dari


tempat start sampai kembali ke tempat start lagi.

7. Posisikan pasien pada garis start kemudian mulai


berjalan bersamaan dengan stop watch dihidupkan.
Awasi penderita & jangan jalan disebelahnya.
Menentukan Prediksi
VO2 Max (VO2 Peak):

 Menurut Cardiorespiratory rehabilitation di


Singapore General Hospital:
 VO2 peak = 0,006 X (jarak (m) : 0,3048) +
7,38 ml/kg/mnt
 METs = VO2 peak : 3,5 = ……… METs
Physiotherapy technique

Problematika
?
LOW LEVEL EXERCISE TESTING (LLET)

Merupakan prosedur terakhir dari evaluasi


tahap I
Merupakan prosedur yang multistage scr
progresif dari beban kerja 2 s/d 3 METS
sampai beban kerja ≤ 6 – 7 METS
Secara umum dilakukan pada 7 – 10 hari
post MCI pasca serangan (tanpa komplikasi)
dan 2 – 3 minggu (dg komplikasi)
 demi keamanan dilakukam 1 – 3 mh
pasca serangan
TUJUAN

 Membantu mengidentifikasi resiko tinggi pasien


 Mengevaluasi efektifitas medika mentosa  mengontrol hipertensi, dysrhythmia, dan
angina
 Merupakan dasar untuk menentukan aktivitas atau TL pada tahap II
Kriteria menghentikan test

 HR mencapai 75% - 80% dari nilai max yang diprediksikan


 Penurunan tekanan darah sistolik
 Timbulnya keluhan  angina
 ST segmen depresi ≥ 2mm
 ventricular tachycardia
 Fatigue
 Permintaan pasien
MAXIMAL EXERCISE TESTING (MET)

Suatu evaluasi  memonitor gamb


EKG slm melakukan kerja dinamis dg
menggunakan kelompok otot yang
besar
dimulai dar tenaga submax 
adaptasi fisiologis  peningkatan
beban kerja  sampai pasien
memutuskan untuk berhenti  fatigue
atau timbul tanda dan gejala
TUJUAN

 Memastikan diagnosis
 Evaluasi fungsi kardiovaskuler terhadap exercise. Pasien  kembali bekerja, program TL
 Evaluasi program yang telah diberikan
 Meningkatkan motivasi dan memberikan stimulasi utk mengubah gaya hidup
INDIKASI

 Pasca MCI, CABG, 4 minggu atau lebih pasca serangan (non komplikasi) dan > 4 minggu
(dg komplikasi)
 Pasien yang mau mengikuti program rehab
 Re evaluasi periodik
FILOSOFI DAN STRUKTUR PROGRAM
REHABILTASI JANTUNG
 LANDASAN FILOSOFIS
 Penyakit pembuluh darah koroner  kronik, progresif  faktor resiko
 Program latihan akan bermanfaat  desain scr individu & dievaluasi scr obyektif dan
kontinu
 Perlu pendekatan tim
PROGRAM REHAB JANTUNG
 FASE I (inpatient)
 Screening terhadap komplikasi yang timbul
 Memulai LLET
 Edukasi pasien dan keluarga
 Mengetahui efektivitas medikamentosa dlm mengontrol status kardiovaskuler selama
aktivitas

Dengan penekanan pada :


Stabilisasi kondisi pasien
Memastikan bahwa AKS tidak menimbulkan efek
yang tdk diharapkan
Tujuan jangka panjang (Fase II dan III )

 Mengurangi faktor resiko


 Meningkatkan kapasitas kerja fisik
 Kembali ke aktivitas kerja dan rekreasi yang aman
 Mengurangi angina
 Mengurangi kecemasan
 Senantiasa berkomunikasi scr oby dg dokter ttg respon pasien thd exercise
Post myocardial infarction

 Fase I
 Dimulai 3 – 6 hari paska infark
 Berakhir 7 – 10 hari kemudian
 Program meliputi :
 Self care evaluation
 Patient and family eduvation
 Ambulasi termonitor
 LLET
 Pada pasien paska op CABG (biasanya hanya berlangsung 3-5 hari) 
mencegah komplikasi paru akibat pembedahan
 Fase II (outpatient)

 Dimulai bila LLET telah dilakukan


 Berakhir bila MET dan kateterisasi telah
dilakukan
 Biasanya berlangsung 5 – 12 mg (6 mg
yang paling sering)
 Tanpa data kateterisasi  fase III
berlangsung tidak aman
Fase III (Long Term Follow Up)
Pasien melakukan program latihan yg
didesain scr individu  re evaluasi formal
bertahap
Re evaluasi dilakukan 6 bln pasca infark
dan selanjutnya setiap tahun
Re evaluasi tsb berupa “max symptom
limited exercise test”
Berakhir jika tidak ada perubahan lebih
lanjut pada intensitas & durasi
(maintenance level)
Fase IV (life time follow through)
 Pasien yang telah menyelesaikan fase III dianjurkan utk mengikuti program ini scr
individual (fittness center, health club, RS, di rumah)
 Biasanya pasien lebih senang melakukannya scr berkelompok
Dosis latihan.

Tempat Frekuensi
ICCU tiap 2-3 jam
UMUM 3-5 kali/minggu.
POLI 3 kali/minggu
Maentenance 3 kali/minggu
waktu latihan.

Tempat Time
ICCU 3-5 min (3 ulangan)
UMUM 10-15 min
POLI 1-30 min
Maentenance 30-60 min
Type latihan.

Tempat contoh
ICCU 1. Posisioning
2. Oksigen terapi
3. Chest fisioterapi
4. Breathing/ mobilisasi
5. Edukasi dan progresif
Type latihan.
Tempat contoh
Umum 1. Latihan spt di ICCU
Tambah waktu latihan
2. Latihan ADL
3. Gerak fungsional
4. Edukasi
5. Suport mental
Type latihan.
Tempat Contoh
Poliklinik 1. Latihan di umum
Tambah waktu latihan
dan Intensitasnya
2. Larangan dan harapan
3. Boleh suami/istri
nadi = 120 tanpa keluh
Type latihan.
Tempat Contoh
Maintenance 1. Latihan rutin & benar
2. Intensitas progresif
sampai sedang
3. Banyak otot
4. Type biasa dilakukan.
TIGA FASE PROGRAM REHABILITASI JANTUNG

fas lokasi inisia durasi Ter Aktv/intensitas


e si panta
u
I Rawat 2-4 Perawatan ya Kemajuan ke arah
inap hari RS perawatan diri mandiri
dan jalan jarak dekat
II Rawat 3 mg 18-12 mg ya Pemeliharaan jantung
jalan dr progresif 1 jam 3
awitan kali/mg (sasaran
denyut jantung)
III komunit Setela Seumur tidak Pemeliharaan jantung
as h fase hidup 1 jam 3 kali per
II minggu
CONTOH REHABILITASI PROGRAM FASE I

METS LOKASI AKTIVITAS


1. 1.5 Kamar Ankle exc, deep breathing,
pasien coughing, p-ROM extrm atas, makan
mandiri
2. 1,5 Kamar Sda, transfer dari bed ke kursi,
pasien berjalan ringan
3. 1.5 Kamar AROM, peregangan, standing,
pasien mandi, berjalan pelan
4. 1.5 - 2 Ruang Berjalan diawasi 75 kaki, aktv
perawat berpakaian
5. 1.5 - 3 gymnasium Berjalan 100-300 kaki, 2-3 tangga,
naik sepeda statik 3 menit,
pemanasan
AKTIVITAS SEXUAL PADA PENDERITA
PENYAKIT JANTUNG
 Walaupun aktivitas ini dilakukan hanya 10 – 15 menit
 tenaga cukup besar :
 Pre dan post orgasmus membutuhkan 3 – 4 METS
 Selama orgasmus membutuhkan 4 – 5 METS

 Barlett  pasangan muda (22-30 th)


 Peningkatan HR, RR, BP
 Selama intercoarse  5-6 METS
 Apabila dilk dg semangat dan bernafsu  7-8 METS
Sarat Aktivitas sexual boleh dilakukan

 NYHA kurang lebih 2 bulan pasca MCI


 Berdasarkan latihan yang sudah dapat dikerjakan :
 Berjalan cepat tanpa keluhan
 ADL tanpa keluhan
 Naik tangga kurang lebih 2 tingkat
Anjuran
 Dilakukan secara bertahap, posisi relax, tenaga
moderat, hindari posisi yang menetap
 Hindarkan keadaan yang menimbulkan stress,
misalnya alkohol, marah, lelah, berhubungan dengan
yang bukan pasangan ( suami-istri )
 Dilakukan 3 jam sesudah makan
 Bila nyeri atau sesak segera dihentikan
 Rutin minum obat
 Harus ada komunikasi yang baik dg pasangan (sexual
feeling)

Anda mungkin juga menyukai