Anda di halaman 1dari 5

EXERCISE FOR MANAGEMENT DISEASE

- Penyakit kronis banyak disebabkan karena tidak beraktivitas fisik.

- Inaktivitas fisik dah jadi pandemic global  banyak dampak

- Obat terbaik untuk segala penyakit adalah bergerak. Tapi seiring perkembangan zaman banyak obat

yang udah ampuh tanpa usaha lebih, jadi mau gamau orang harus gerak.

CRF DAN ALL CAUSE MORTALITY

- Inaktivitas fisik menjadi faktor riisko ke-4 meninggal di dunia  orang berumur panjang adalah orang

yang kebugarannya tinggi

HEALTHCARE SYSTEM (SISTEM PENJAMINAN KESEHATAN)


- Sekarang dikembangkan sistem penjaminan kesehatan yang berkaitan dengan olahraga. Fungsinya

olahraga ga Cuma bagian edukasi tapi juga bagian management yang harus bisa diresepkan

bagaimana cara melakukan olahraga dengan benar

1. Penilaian aktivitas fisik= Physical Activity Vital Sign (PAVS)  BP, RR, Suhu, dkk

Vital sign activity bertujuan menggolongkan orang berdasarkan aktivitas fisiknya  tidur,

sedentary (duduk lebih banyak dibanding berdiri/beraktivitas), intensitas ringan, intensitas


moderate, vigorous moderate
o Setelah dinilai  tidak hanya ditanya olahraga brp kali seminggu, tapi aktivitas fisik sehari2

apa yang dilakukan

o Yang disebut akitvitas fisik= semua pekerjaan yang menggunakan otot dan menghasilkan

energi. Nanti ada perbandingannya, misal cuci piring 15 menit = jogging 10 menit.

2. Physical Activity prescription= dosis yang tepat unutk prevensi, terapi, dan management kondisi

medis (apakah untuk prevensi, pengobatan, management kondisi kronis, atau rehabilitasi setelah

kena penyakit), misal olahraga orang sebelum dan setelah kena serangan jantung akan berbeda

3. Referral to a Physical Activity Network= dirujuk padaprogram yang sudah tersertifikasi, orang2

profesional yg memiliki Pendidikan khusus untuk memberikan strategi modifikasi gaya hidup,

termasuk aktivitas fisik.

4. Arrange follow up and assess again  berikan target ke pasien, misal dalam berapa bulan

penurunannya brp kg dan pasiennya disuruh kembali ke kita

5. Identifikasi kesulitan dan risiko relapse  identifikasi kesulitan pasien untuk melakukan OR,

misal karena orangnya sibuk, disaranin pas rapat naik tangga ga naik lift, dsb.
6. Ada tujuan psati
7. Encourage dg baik

Penyakit hipokenetik  penyakit yang disebabkan loleh ↓ aktivitas fisik

PHYSICAL ACTIVITY PRESCRIPTION


“SMART Goals”
- S (Spesific)= harus dipertimbangkan berdasarkan perkerjaan, makanan, gaya hidup, dan management

penyakit pasien. Beda pasien beda OR nya

- M (Measurable, meaningful, motivational) = bisa diukur tingkat bebannya dan hasilnya gimana

(misal setelah olahraga berapa bulan, ↓BP dan ↓bb berapa?). Kalau bisa diukur, pasien jadi termotivasi

untuk menunkan BP dan BB nya melalui OR. Untuk bisa mengukur bebannya harus tahu training zone

- A (Attainable, agreed upon, achievable, acceptable, action-oriented)= harus dengan kesepakatan

pasien (harus bisa dikerjakan dan diterima pasien). Misal orang gabisa renang jangan dipaksa renang

- R (realistic, relevant, reasonable, rewarding, results-oriented)= memberikan tujuan yang realistis

terhadap pasien, jangan PHP. Misal ga mungkin dalam 3 bulan BB pasien turun 50 kg

- T (time-based, timely, tangiable, trackable)= harus bisa diliat waktunya dg masuk akal (3 bulan, 5

bulan, dst)
FITT FORMULA
Frequency, Intensity, Time, Type, Volume, & Progress
o Progress= misal bulan ini 5 menit/hari, bulan depan OR 10 menit/hari, dst.

o Dari semua itu, yang paling PERTAMA ditentukan adalah jenis olahraganya (arobik/beban?).

Ditanya pasien Sukanya OR apa, kita pilihkan

- Baru ditentukan INTENSITAS


o Ukuran bergantung jenis olahraganya

o Lari, bersepada  ukuran intensitasnya adalah kecepatan

o Sepeda statis  ukuran intensitasnya adalah besar beban (watt), level, kemiringan

o Olahraga beban  kelelahan (menggambarkan usaha ketika aktivitas) dan besar beban

TARGET ZONE=batas maksimal training dan kadar optimal exercise


- Dihitung denyut maksimal, dimana setiap orang berbeda2.

o Kalau dalam populasi, menggunakan Karvonen formula


 Maximum HR= 220 – usia

o Maximum HR bisa juga dihitung menggunakan orang Tanaka (dimana lebih mendekati untuk

orang Asia), biasa digunakan untuk penelitian


 Maximum HR= 208 – 0,7x usia
- Resting HR= HR pasien saat duduk 5 – 10 menit dengan tenang tanpa melakukan aktivitas lain

- Reserve HR= Maximum HR - Resting HR


- Training zone= berapa persen usaha yg harus pasien lakukan. Misal orangnya dulu ga pernah

olahraga, berarti dia pemula, gaboleh dikasih olahraga 70%. Walaupun menurut teori olahraga paling

baik untuk kebugaran jantung adalah di moderate. Tapi kalo dulu olahraga nya udah sering beda lagi

levelnya
- (HR reservex trainingzone%) + resting HR = denyut nadi target yang harus dicapai saat orang
latihan inti*
o Beginner or low fitness level: 40% - 60%

o Average fitness level: 60% - 70%

o High fitness level: 75% - 85%

*olahraga harus terdiri dari pemanasan, latihan inti pendinginan.

EFFECT EXERCISE TRAINING

OBESITAS
- Olahraganya tidak hanya untuk ↓BB, tapi juga ↓lemak, memperbaiki jaringan, dan memperbiaki

metbaolisme glukosa (↓ fasting glukosa dan insulin, ↓ resistensi insulin, ↑ toleransi glukosa)

- Olahraga memengarui distribusi lemak dengan ↑lipolisis di abomen

- Dilakukan pada intensitas rendah tetapi waktunya panjang

- Boleh olahraga beban atau aerobic. Disrankan untuk dikombinasikan

1. Olahraga aerobic:

 Minimal 3 hari tidak berurutan

 Durasi: 20 – 40 menit, bisa terus menerus, bisa dicicil

 Intensitas: 40 – 80% HRR maksimal

 Butuh pemanasan dan penfinginan lebih lama

 Keuntungan didapatkan apabila olahraga dilakukan 5 – 6 jam/minggu, efek baru

TAMPAK setelah 12 minggu

2. Olahraga beban=

 40 – 50% dari HR max (tidak boleh valsava)

 Durasi: 20 – 40 menit

 Frekuensi: 2 – 3 hari/minggu
 Tapi GABOLEH valsava mannuver (jadi pas mengangkat beban ga boleh mengejan,

harus dalam posisi normal. Hal ini dikarenakan pada orang obesitas kemampuan

kardiorespirasi orang obesitas pasti berkurang kalo mengejan bisa merusak

pembuluh darah dan fungsi tubuh yg lain)

DIABETES
- Untuk mencegah komplikasi makrovaskular dan mikrovaskular, memperbaiki kadar gula darah

- Harus diperhatikan
1. Pasien harus memiliki kadar gula darah terkontrol  pasien yang tidak pernah mengontrol

kadar gulanya tidak boleh olahraga, karena ada risiko hipo/hiperglikemia, baik sebelum, saat,

atau setelah OR

o Exercise setelah makan: menurunkan hiperglikemia postprandial

o Kalo olahraganya >60’  tes gula darah ketika OR

2. Pasien diabetes kalo luka susah sembuh  wajib pake sepatu yang bisa menahan beban BB

dengan baik
MANFAAT OLAHRAGA PADA ORANG DIABETES
1. Meningkatkan KOntrol gula darah

2. Meningkatkan sensitivitas insulin

3. Menurunkan risiko cardiovascular

4. Penurunan stress

5. Mencegah DM tipe II
DIABETES EXERCISE PROGRAMMING:
- Tiap orang beda

- Harus bisa diprediksi, konsisten frekuensi, intensitas, dan waktunya

- Resistensi, endurance, dan ROM

- DM tipe I  olahraga singkat2 aja tp dilakukan tiap hari (20 – 30 menit)

- DM tipe II  3 – 5 kali/minggu  intensitas rendah, durasi panjang

- Hati2 dengan kontraindikasi selama exercise seperti infeksi

HIPERTENSI

- Endurance bisa ↓10 mmHg baik tekanan sistolik maupun diastolic pada hipertensi fase I dan II

setelah dilakukan >12 minggu

- Olahraga resistensi berat telah diketahui dapat ↑ tekanan sistolik dan diastolic

- GABOLEH olahraga jika tekanan sistolik >200, diastolic >115

- 700 kcal/minggu harus jadi tujuan pertama

- 200 kcal/minggu harus jadi tujuan jangka panjang

- Beta blocker, Ca channel blocker, vaodilatasi  diberikan 1 jam setelah olahraga (setelah mencapai

homeostasis). Kalo diberikan sebelum itu akan menyebabkan postexercise hypotension

- Pada diuretic yang dapat ↓kalium  harus diberikan elektrolit. Karena kalo misal engga, penguapan

banyak  kadar kalium menurun drastic  aritmia

COPD
- Olahraga boleh dilaklukan, tapi tidak saat serangan.
- Harus minum obat dulu

- Intensitas OR rendah. Warming up (pemanasan) harus panjang karena utnuk menyesuaikan


ambang batas Co2 dan O2 nya
- Bernapas harus melalui hidung + mulut. Karena dengan mengaktifkan mulut, akan membantu

mengaktifkan kemoreseptor untuk mereset ambang batasnya

- Jangan olahraga pas musim polen, atau di tempat yg dingin/banyak polusi

- Hidrasi harus cukup

- Rekomendasi
o Mode: exercise arobik (bersepeda atau berjalan)

o Durasi: 30 menit atau lebih lambat

o Resistensi: low resistance

o Frekuensi : 3 – 7 hari/minggu

o Intensitas: durasi lebih penting dibanding intensitas

OSTEOPOROSIS
- Resistensi: resistance training (olahraga beban) dikombinasikan dengan pelatihan kardiovaskular

(sepeda atau berjalan)

- Kadar olahraga bergantung pada umur dan level osteoporosis.

- Umur muda  masih aman buat yang aktivitas tinggi supaya bisa meningkatkan densitas mineral

tulang

- Usia tua  boleh aktivitas high impact, kalo osteoporosis ga berat, tapi bisa meningkatkan risiko

fraktur kemudian hari.

- Dikombinasi Olahraga :
o Beban

o Koordinasi dan keseimbangan

o Fleksibilitas

Anda mungkin juga menyukai