KELOMPOK
ALFINA FITRIYANI
FARRAH ADINDA PUTRI
NABILLAH ATHAVIARDI
PUTRI AZKIA
RAISYA METHA YONA
RIMA MAULIDDIANA
WELIATI HILZA PUTRI
YULIANI
TINGKAT : 3A
A. Definisi
Intradialytic exercise merupakan exercise yang dilakukan pada saat hemodialisis atau
intradialytic yang melibatkan pergerakan sendi atau range of motion (ROM) dan
peregangan pada otot yang dilatih (muscle stretching).
B. Manfaat
a. Kebugaran Fisik
Exercise yang dilakukan selama sesi hemodialisis (intradialytic exercise) dapat
meningkatkan sirkulasi darah otot, menimbulkan efek vasodilatasi terhadap
pembuluh darah otot sehingga meningkatkan sirkulasi ureum dan toxin yang ada
dijaringan ke vaskuler dan selanjutnya ke dyalizer.
b. Kebugaran psikologis
Exercise dapat meningkatkan kendali depresi dan kecemasan, meningkatkan
mood, kepercayaan diri, meningkatkan adaptasi terhadap stress dan aktivitas di
luar pekerjaan.
C. Indikasi
Indikasi exercise meliputi:
berkurangnya kebugaran fisik,
kelainan fleksibilitas sendi,
melemahnya kekuatan otot,
gangguan koordinasi,
anemia ginjal,
osteopati ginjal,
hipertensi arteri,
gangguan metabolisme karbohidrat,
diabetes mellitus dan gangguan metabolisme lipid.
D. Kontraindikasi
Kontraindikasi dari exercise adalah malignant hipertensi (240/120 mmHg), hipertensi
dekompensasi yang istirahat (200/100 mmHg), angina pektoris tidak stabil, gagal
jantung, gangguan detak jantung berat tanpa terapi obat, emboli paru akut, penyakit
pada arteri, stenosis aorta lanjut, hipertensi paru-paru, penyakit akut (infark miokard
akut, radang seperti miokarditis, tromboflebitis, demam, tirotoksikosis).
F. Waktu Exercise
Exercise idealnya dilakukan pada hari non dialisis ketika pasien mentoleransi kondisi
fisik yang terbaik. Waktu yang paling efektif adalah satu hari setelah perawatan dialisis
atau segera setelah dialisis. Namun melakukan exercise segera post dialysis dapat
meningkatkan risiko respon hipotensi karena beberapa individu mungkin masih
menderita ultrafiltrasi tinggi. Di sisi lain, waktu aktivitas fisik yang tidak sesuai adalah
antara dua hemodialisis, terutama hari kedua atau keempat setelah pengobatan (diantara
pasien dengan 1 - 2 hemodialisis per minggu), atau pada hari yang sama dari prosedur
atau segera sebelum prosedur (di antara pasien dengan 3 atau lebih hemodialisis per
minggu). Periode-periode itu khas pada saat akumulasi cairan tubuh, dekompensasi air
dan metabolisme elektrolit dalam tubuh pasien ESRD (Mahrova & Svagrova, 2013;
Pescatello et al., 2013; Riebe et al., 2016).
G. Intensitas Exercise
Intensitas exercise penting untuk diukur karena dapat memberi tahu apakah exercise
yang dilakukan terlalu keras atau tidak bekerja cukup keras. Ada dua cara untuk
menentukan zona intensitas exercise yang kita lakukan. Pertama, dengan menggunakan
skala Borg’s Rating of Perceived Exertion (RPE). Skala Borg’s RPE adalah perasaan
yang dirasakan seberapa keras kita merasa tubuh kita bekerja. Hal ini didasarkan pada
sensasi fisik yang dialami seseorang selama aktivitas fisik, termasuk peningkatan
denyut jantung,peningkatan pernapasan atau tingkat pernapasan, peningkatan keringat,
dan kelelahan otot.
INTENSITAS/
PENGERAHAN TENAGA
6
7 SANGAT, SANGAT RINGAN
8
9 SANGAT RINGAN
10
11 CUKUP RINGAN
12
13 AGAK KERAS
14
15 KERAS
16
17 SANGAT KERAS
18
19 SANGAT, SANGAT KERAS
20
DISARANKAN
GERAKAN MELIPUTI: