Anda di halaman 1dari 14

NAMA : INDRI ASTUTI

NPM : 073112620120045

LAPORAN PRAKTIKUM I

I. JUDUL
Kesanggupan/ Daya Tahan/ Endurance Tubuh (PHYSICAL FTINEES)

II. HARI/TANGGAL
Jumat, 29 September 2017

III. TUJUAN LATIHAN


Latihan ini bertujuan untuk menetapkan indeks kesanggupan tubuh baik
kesanggupan otot maupun kesanggupan kardiovasculer dengan bebagai cara dan
menggolongkan orang percobaan dalam golongan hiperreaktor atau hiporeaktor.

IV. DASAR TEORI


Ketahanan (Endurance) adalah kemampuan peralatan tubuh seseorang untuk
melawan kelelahan selama aktivitas berlangsung.
Latihan endurance merupakan model latihan yang biasa digunakan untuk
meningkatkan daya tahan paru-paru dan jantung. Di dalam dunia olahraga, daya
tahan paru dan jantung ini sering disebut kapasitas kerja maksimal atau kemampuan
tubuh untuk mengkomsumsi oksigwen secara maksimal/Volume Oksigen Maksimal
(VO2 Max).
Klarifikasi daya tahan :
1. Daya tahan aerobik/aerobic endurance, sistem pengarahna energi
(menghirup, menyalurkan, dan menggunakan untuk kontraksi otot) dengan
menggunakan oksigen.
2. Daya tahan anaerobik/anaerobic endurance adalah merupakan isitilah untuk
menyebut cara kerja otot dalam waktu yang relatif singkat tanpa
menggunakan oksigen.
Komponen kebugaran fisik atau physical fitnees terdiri atas sepuluh
komponen. Komponen tersebut sebagai besar komponen biomotorik ditambahkan
dengan komponen komposisi tubuh (terkait dengan masalah kesehatan). Kesepuluh
komponen kebugaran fisik tersebut adalah Otot (Muscle Strength), Daya Tahan Otot
(Muscle Endurance), Kelenturan (Flexibility), Komposisi Tubuh (Body Composition),
Daya Tahan Kardiovaskuler (Cardivascuer Endurance), Kecepatan Gerak (Speed
Movement), Kelincahan (Agility), Keseimbangan (Balance), Kecepatan Reaksi
(Reaction Time), Koordinasi (Coordination).
Adaptasi fisiologi terhadap kerja fisik dapat dibagi dalam adaptasi akut dan
kronik (Kusmiyati, 2009)
1. Adaptasi akut merupakan penyesuaian tubuh yang terjadi pada saat kerja
dilakukan. (Kusmiyati, 2009)
2. Adpatasi kronik merupakan hasil perubahan pada tubuh oleh suatu periode
progam latihan fisik.
Adanya kerja fisik berarti terdapat suatu pembebanan bagi tubuh dan hal ini
akan mengakibatkan terjadinya mekanisme penyesuaian dari alat/organ tubuh
bergantung kepada usia, suhu lingkungan, berat ringan beban, lamanya, cara
melakukan dan jumlah organ yang terlibat selama kerja fisik tersebut. (Kusmiyati,
2009)
Fungsi utama sistem kardiovaskuler selama kerja fisik adalah menghantar
darah ke jaringan yang aktif termasuk oksigen dan nutrien, dan mengangkat produk
metabolit dari jaringan tersebut ke alat ekskresi. Untuk melakukan tugas tersebut
beberapa parameter tubuh mengalami perubahan, antara lain :
1. Frekuensi Denyut Jantung
Frekuensi denyut jantung merupakan parameter sederhana dan mudah
diukur dan cukup intomatip untuk faal kardiovaskuler. Pada keadaan istirahat
frekuensi denyut jantung berkisar antara 60-80 per menit. Hal ini mudah dideteksi
dengan cara palpasi maupun dengan menggunakan alat seperti pulse meter, cardiac
monitoring dan 12 sebagainya. Tempat pengukuran dpat di a. radialis, a. carotis dan
pada apex jantung sendiri. Frekuensi denyut jantung terendah diperoleh pada
keadaan istirahat berbaring. Pada posisi duduk sedikit meningkat dan pada posisi
berdiri meningkat lebih tinggi dari posisi duduk. (Kusmiyati, 2009)
Hal ini disebabkan oleh efek grafitasi yang mengurangi jumlah arus balik vena
ke jantung yang selanjutnya mengurangi jumlah isi sekuncup. Untuk menjaga agar
curah jantung tetap maka frekuensi denyut jantung meningkat. Sebelum seseorang
melakukan kerja fisik, frekuensii denyut jantung pra kerja meningkat di atas nilai
pada keadaan istirahat. Makin baik kondisi seseorang akan diperoleh frekuensi
denyut jantung yang lebih rendah untuk beban kerja yang sama. Pada suatu saat
meskipun beban ditambah tetapi frekuensi denyut jantung tetap. Frekuensi denyut
jantung pada keadaan tersebut disebut frekuensi maksimal. Tiap orang mempunyai
frekuensi maksimal denyut jantung yang tampaknya mempunyai hubungan erat
dengan faktor usia. (Kusmiyati, 2009)
2. Curah Jantung/Cardiac Output (CO)
Curah jantung adalah volume darah yang dipompa oleh jantung, khusunya
oleh ventrikel selama satu menit. Variasi produksi curah jantung dapat disebabkan
oleh perubhana dari denyut jantung dan volume sekuncup. Denyut jantung terutama
dikontrol oleh persarafan jantung, rangsangan simpatis meningkatkan denyut
jantung dan perangsangan parasimpatis menurunkannya volume sekuncup juga
tetap pada bagian yang dipersarafi, perangsangan simpatis membuat serabut otot
jantung berkontraksi dengan kuat ketika diberikan perangsangan yang lama dan
parasimpatis akan memberi rangsangan balik (bertolak belakang). Ketika kekuatan
kontraksi naik tanpa peningaktan serabut yang lama, maka darah banyak yang
tertinggal di vdalam ventrikel, dan peningkatan fase ejeksi dan akhir dari fase sistol
yaitu volume darah dalam ventrikel berkurang. (Kusmiyati, 2009)
Total volume darah dalam sistem peredaran darah dari rata-rata orang adalah
sekitar 5 liter (5000 mL). Menurut perhitungan, seluruh volume darah dalam system
peredaran darah akan dipompa oleh jantung setiap menit (pada saat istirahat).
Latihan (aktivitas fisik) dapat meningkatkan output jantung hingga 7 kali lipat (35
liter/menit). (Kusmiyati, 2009)
3. Volume Sekuncup (Stroke Volume)
Volume sekuncup adalah jumlah darah yang dpompa setiap kontraksi dari
ventrikel kiri dan diukur dalam ml/kontraksi. Volume sekuncup meningkat sebanding
dengan aktivitas fisik. Pada keadaan normal (tidak dalam aktivitas lebih) setiap
orang memiliki volume sekuncupp rata-rata 50-70ml/kontraksi dan dapat meningkat
menjadi 110-130ml/kontraksi secara intensif, ketika melakukan aktivitas fisik.pada
atlet dalam keadaan istirahat memiliki stroke volume rata0rata 90-110ml/kontraksi
dan meningkat setara dengan 150-220ml/kontraksi. (Kusmiyati, 2009)
4. Arus Darah
Sistem pembuluh darah bisa membawa darah kembali ke jaringan yang
membutuhkan dengan cepat dan berjalan pada daerah yang hanya membutuhkan
oksigen. Pada keadaan istirahat 1-20% uplai darah di sirkulasi pada otot skelet.
Selama melakukan aktivitas fisik. Ini bisa meningkat menjadi 80-85% dari curah
jantung. Darah akan dialirkan dari organ besar seperti ginjal, hati, perut dan usus. Ini
akan meneruskan aliran ke kulit ubtuk memproduksi panas. (Kusmiyati, 2009)
Arus darah dari jantung tubuh bervariasi sesuai dengan kebutuhan masing-
masing janringan baik dalam keadaan istirahat maupun pada kerja fisik. Jumlah
absolut darah yang ke otak selalu tetap/konstan, ke otot dan jantung jumlah
darahakan meningkat sesuai dengan bertambahnya beban kerja sedangkan yang
ginjal, lambung dan usus akan berkurang pada beban kerja yang meningkat.
Peningktan arus darah ke otot yang aktif merupakan kerja 14 pesarafan vasodilator
dan peningkatan metabolisme yang menimbulkan penurunan pH atau peningkatan
derajat keasaman dan pada tingkat lokal akan terlihat lebih banyak kapiler dan
arteriol yang membuka. Faktor lain yang berperan dalam pengaturan arus darah
adalah siklus jantung. Telah diketahui bahwa dengan bertambahnya beban kerja.
Akan terjadi peningkatan frekuensi denyut jantung dan hali ini mengakibatkan lebih
singkatnya waktu yang digunakan untuk satu sisklus jantung termasuk fase diastole.
Sedangkan pengisian pembuluh darah koroner yang terbanyak adalah pada fase
diastole. Dengan berkurangknya fase diastole maka arus darah koroner juga akan
berkurang. (Kusmiyati, 2009)
5. Tekanan Darah
Dalam keadaan istirahat, sistole tipikal individu (normal) adalah 110-140
mmHg dan 60-90 mmHg untuk tekanan darah diastole. Selama aktivitas fisik
tekanan sistol, tekanan selama kontraksi jantung (disebut sistol) bisa meningkay
sampai 200 mmHg dan maksimum pada 250 mmHg yang bisa terjadi pada atlet.
Tekana diastole relatif tidak berubah secara signitifikan ketika melakukan latihan
intensitif. Faktanya kenaikannya lebih dari 15 mmHg sehingga latihan intensif bisa
mengindetifikasi penyakit jantung koroner dan digunakan sebagai penilian untuk tes
toleransi katihan. Tekanan darah selama kerja fisik memperlihatkan hubungan
natara keseimbangan peningkatan curah jantung dan penurunan tahanan perifer
dengan adanya vasodilatasi pada pembuluh darah otot yang bekerja. Terlihat bahwa
tekanan sistolik akan meningkat secara progrevis sedangkan pada tekanan diastolik
tetap atau sedikit menurun. ( Guyton. 2007)
V. ALAT, BAHAN dan CARA KERJA
A. Alat
Alat yang digunakan dalam beberapa test/percobaan untuk nilai
kesanggupan atau daya tahan tubuh orang percobaan (OP) yaitu, sebagai
berikut :
1. Sphygmomanometer
2. Stestoskop
3. Thermometer
4. Ember kecil/gelas ukur
5. Pengukur waktu (arloji/stopwatch)
6. Bangku Harvard
7. Metronom dengan frekuensi 120x/menit
8. Timbangan
9. Pengukur tinggi badan

B. Bahan
Bahan yang digunakan dalam beberapa test/percobaan untuk menilai
kesanggupan atau daya tahan orang percobaan (OP), yaitu sebagai berikut :
NO NAMA BAHAN JUMLAH
1 Air Es 500 ml
2 Orang percobaan 9 orang, hanya 4
(Mahasiswa biomedik) orang yang
melakukan test

C. Cara Kerja
a. Harvard step test
1. Orang percobaan (OP) berdiri menghadap bangku setinggi 19 inci sambil
mendengarkan detakan metronome dengan frekuensi 120/menit.
2. OP menempatkan salah satu kakinya dibangku tepat pada suatu
metronome.
3. Pada detakan berikunya kaki lainnya dinaikkan ke bangku sehingga
orang percobaan beridiri tegak diatas bangku.
4. Pada etakkan ketiga kaki yang pertama kali naik diturunkan.
5. Pada detakkan keempat kaki yang masih diatas bangku diturunkan pula
sehingga OP berdiri tegak lagi di depan bangku.
6. Siklus tersebut diulang terus menerus sampai OP tidak kuat lagi tetapi
tidak lebih dari lima menit. Catatlah berapa lama percobaan tersebut
dilakukan dengan menggunakan stopwatch.

Gambar 1. Harvard Step Test.


7. Segera setelah itu OP disuruh duduk. Hitung dan catatlah frekensi denyut
nadinya selama 30 detik sebanyak 3 kali masing-masing dari 1-130, dari
2- 230 dan 3- 330.
8. Hitunglah indeks kesanggupan Op serta berikan penilaian menurut cara
berikut ini:
a. Cara Lambat :
Indeks kesanggupan badan = Lama naik turun bangku dalam detik X 100
2 X Jumlah ketiga harga denyut nadi tiap 30
Detik
Penilaian :
Kurang dari 55 = Kesanggupan kurang
55-64 = Kesanggupan sedang
65-79 = Kesanggupan cukup
80-89 = Kesanggupan baik
Lebih dari 90 = Kesanggupan sangat baik
b. Cara Cepat :
Indeks kesanggupan badan = Lama naik turun bangku dalam detik X 100
5,5 X harga denyut nadi selama 30 detik
Pertama
Dengan daftar :
Lihat daftar dan petunjuknya.
Lamanya Pemulihan denyut nadi dari 1 menit hingga 1,5 menit
Percobaan
40-44 45-49 50-54 55-59 60-64 65-69 70-74 75-79 80-84 85-89 90-
0-29 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
030-059 20 15 15 15 15 10 10 10 10 10 10
10-1-29 30 30 25 25 20 20 20 20 15 15 12
130-159 45 40 40 35 30 30 25 25 25 20 20
20-229 60 50 45 45 40 35 35 30 30 30 25
230-259 70 65 60 55 50 45 40 40 35 35 35
30-329 85 75 70 60 55 55 50 45 45 40 40
330-359 100 85 80 70 65 60 55 55 50 45 45
40-429 110 100 90 80 75 70 65 60 55 55 50
430-459 122 110 100 90 85 75 70 65 60 60 55
50 130 115 105 95 90 80 75 70 65 65 60
Petunujuk :
Cari baris yang berhubungan dengan lamanya percobaan.
Cari lajur/ kolom yang berhubungan dengan banyaknya denyut nadi selma 30
pertama.
Indeks kesanggupan badan terdapat dipersilangan baris dan lajur/kolom.
Penilaian baik dengan rumus maupun dengan daftar :
Kurang dari 50 = Kesanggupan kurang
50-80 = Kesanggupan sedang
Lebih dari 80 = Kesanggupan baik

b. Percobaan menahan nafas


1. OP inspirasi dan ekspirasi sedalam dalamnya sebanyak dua kali.
2. Kemudian OP melakukan insiprasi biasa dan dilanjutkan dengan
menahan nafas selama mungkin.
3. Tentukan lamanya OP dapat menahan nafasnya.
4. Ulangi percobaan sebanyak 3 kali, hitung rata-ratanya.
Penilaian :
Kurang dari 50 = Kesanggupan kurang
Leih dari 50 = Kesanggupan sedang

c. Percobaan lorenz
1. Tentukan denyut nadi setelah duduk selama lima menit.
2. OP melakukan kegiatan jongkok-berdiri 20 kali dengan lutut membuka
keluar selama 20 detik.
3. Setelah duduk kembali tentukan frekuensi nadi setelah menit pertama,
kedua, ketiga dan seterusnya (cukup dihitung tiap 30 X 2). Berapa
menit sampai kembali pada frekuensi denyt nadi semula.
Penilaian :
Pemulihan setelah 2 menit = Kesanggupan baik
2-3 menit = Kesanggupan sedang
Pemulihan lebih dari 3 menit = Kesanggupan kurang

d. Test lari 1,5 mile cooper


1. OP lari secepat-cepatnya dalam jarak 1,5 mile.
2. Catat waktu yang ditempuh dalam menit.
3. Penilaian kesanggupan badan dilakukan dengan menggunakan daftar,
sebgai berikut :
Tabel Test Lari 1,5 Mile Cooper
Kategori PA/PI Umur
13-19 20-29 30-39 40-49 50-59 60
Jelek Pria > 15:31 > 16:01 >16:31 > 17:31 > 19:01 > 20:01
Sekali Wanita > 18:31 > 19:31 > 19:31 > 20:01 > 20:31 > 21:01
Jelek Pria 12:11-15:30 14:01-16:00 14:44-16:20 15:36-17:30 17:01-19:00 19:01-20:00
Wanita 16:55-18:30 18:30-19:00 19:01-19:30 19:31-20:00 20:01-20:30 21:00-21:31
Sedang Pria 10:49-12:10 12:01-14:00 12:31-14:45 13:01-19:30 14:31-17:00 16:16-19:10
Wanita 14:31-16:54 15:55-18:30 16:31-19:00 17:31-19:30 19:01-20:00 19:31-20:30
Baik Pria 09:41-10:48 10:46-12:00 11:01-12:30 11:31-13:00 12:31-14:30 14:00-15:25
Wanita 12:30-14:30 13:31-15:54 14;31-16:30 15:56-17:30 16:31-19:03 17:31-17:30
Baik Pria 08:37-09:40 09:45-10:45 10:00-11:00 10:30-11:30 11:00-12:30 11:15-13:50
Sekali Wanita 11:50-12:29 12:30-13:30 13:00-14:30 13:45-15:55 14:30-16:30 16:31-17:30
Luar Pria <08:37 <09:45 <10:00 <10:30 <11:00 <11:30
Biasa Wanita <11:50 <12:30 <13:00 <13:45 <14:30 <16:30

e. Peninggian tekanan Darah dengan pendingin (Cold Pressor Car)


1. OP berbaring terlentang dengan tenang selama 20 menit, untuk
mendapatkan nilai tekanan darah basal.
2. Selama menunggu pasanglah manset sphygmomanometer pada
lengan atas OP.
3. Setelah OP berbaring selama 20 menit tetapkanlah tekanan darahnya
setiap 5 menit sampai terdapat hasil yang sama 3 kali berturut-turut (=
tekana basal).
4. Tanpa membuka manset Op memasukkan tangannya ke dalam air es
( 40 C) sampai pergelangan tangan.
5. Pada detik ke 30 dan detik ke 60 pendinginan, tetapkanlah tekanan
sistonik dan diastoliknya.
6. Catat hasil pengukuran tekanan darah OP selama pendingin. Bila
pada pendingin tekanan sistolik naik lebih besak 20mm Hg dan
tekanan diastolic naik lebih dari 15mm Hg dari tekanan basal, maka
OP termasuk golongan Hiperreaktor. Bila kenaikan tekanan darah OP
masih di bawah angka-angka tersebut di atas, maka OP termasuk
golongan Hiporeaktor.
Kenyataan statistik menunjukkan bahwa golongan hiperreaktor lebih besar
kemungkinannya untuk menjadi penderita hipertensi dikemudian hari dari pada
golongan hiporeaktor.
Gambar 2. Cold Pressor Test.

f. Hitung luas permukaan tubuh untuk mengetahui indeks jantung.


1. Ukur tinggi badan dan berat badan OP
2. Tentukan luas permukaan tubuhnya dengan nomogram atau dengan
rumus.
3. Hitung Indeks Jantung dengan mengacau pada rata-rata curah
jantung/cardiac output (CO) orang dewasa 4,5 Liter.

Rumus LP = BB 0,425 X TB 0,725 X 71,84 cm2

BB dalam Kg
TB dalam cm

Indeks Jantung = CO(Liter) / LP (m2) = ...........L/m2

VI. HASIL PERCOBAAN


1. Harvard Step Test
Nama OP : M. Yuki Ahmad Yani
Lama naik turun bangku : 61 Detik
Frekuensi nadi pada :
1-130 = 70 kali
2-230 = 64 kali
3-330 = 58 kali
Indek kesanggupan badan :
Cara lambat = lama naik turun bangku dalam detik X 100
2X Jumlah ketiga harga denyut nadi tiap 30 detik
Cara cepat dengan rumus = 61 X 100 = 6100 = 15,88
2 X 192 384
Cara cepat dengan daftar =
2. Percobaan Menahan Nafas
Nama OP : Fitria. S
Lamanya menahan nafas = 48 detik
Penilaian = Kesanggupan Kurang
3. Percobaan Lorenz
Nama OP : Priman Jaya Detu
Denyut nadi setelah duduk 5 = 70 kali
Denyut nadi stelah percobaan = 70 kali
Pemulihan nadi setelah = 2-3 menit
Penilaian = Kesanggupan Sedang
4. Test Lari 1,5 Mile Cooper
Nama OP : Priman Jaya Detu
Waktu yang ditempuh 1,5 Mile = 13,29 detik
Penilian = Kesanggupan Sedang
5. Cold Prossor Test
Nama OP : M. Yuki Ahmad Yani
Tekanan darah basal = 110/90
Tekanan darah waktu pendinginan = 110/100
Kenaikan tekanan darahnya = 10 mmHg
OP termasuk golongan = Hiporeaktor
6. Indeks Jantung
Nama OP : Riski Fajar Pangestika
TB/BB = 166/59
Acuan CO orang dewasa = 4,5 Liter
Rumus LP = BB 0,425 X TB 0,725 X 71,84 cm2
= 590,425 X 1660,725 X 71,84 cm2
= 5,65 X 40,69 X 7,184 m2
= 1,6 m2
Indeks Jantung = C0(Liter)/LP(m2)
= 4,5 / 1,6
= 2.8125 L/m2
VII. PEMBAHASAN
Pada tanggal 29 September 2017 dilakukan beberapa percobaan untuk
menilai daya tahan tubuh seseorang terhadap kesanggupan otot maupun
kesanggupan vaskulernya.
Berdasarkan hasil dari beberapa tes kesanggupan / daya tahan / endurance
tubuh (physical fitnes) yang telah dilakukan yaitu sebagai berikut :

1. Harvard Step Test


Dalam praktikum ini yang menjadi Orang Percobaan (OP) ialah M. Yuki
Ahmad Yani. Tes harvard merupakan tes ketahanan terhadap kardiovaskuler.
Orang percobaan (OP) melangkah naik dan turun pada bangku harvard
setinggi 19 inci. OP dalam test ini hanya mampu naik turun bangku selama 61
detik dengan irama yang konstan. Frekuensi nadi/denyut nadi OP pada 1-
130 adalah 70 kali, 2-230 adalah 64 kali, dan 3-330 adalah 58 kali.
Berdasarkan penilaian terhadap lama waktu yang ditempuh OP maka
diperoleh hasil Kesanggupan Kurang. Hal ini menunjukkan bahwa
kesanggupan tubuh sangat bergantungdari waktu yang dibutuhkan seseorang
untuk terus-menerus naik turun bangku. Semakin lama OP mampu bertahan
naik turun bangku dan semakin cepat frekuensi denyut jantungnya pulih ke
frekuensi normal maka semakin baik pula kesanggupannya. Kesanggupan
kardiovaskuler seseorang dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya usia,
berat badan, pola makan dan beban latihan yang diberikan tanpa melakukan
pemanasan terlebih dahulu dan sebegainya.
2. Percobaan Menahan Nafas
Pada percobaan menahan nafas dalam praktikum ini yang menjadi OP
adalah Fitria. S. Pertama-tama OP inspirasi dan ekspirasi sebanyak 2 kali
kemudian OP melakukan inspirasi biasa dan dilanjutkan dengan menahan
nafas selma mungkin dan percobaan dilakukan sebanyak 3 kali. Hasil niai
rata-rata yang diperoleh yaitu 48 detik. Berdasarkan rata-rata yang diperoleh,
dapat disimpulkan bahwa kesanggupan OP untuk menahan nafas yaitu
Kesanggupan Kurang.
3. Percobaan Lorenz
OP pada percobaan ini adalah Priman Jaya Detu. OP melakukan tes dengan
cara jongkok berdiri sebanyak 20 kali dalam 20 detik. Denyut nadi Op setelah
duduk 5 adalah 70 kali. Sedangkan setelah melakukan percobaan denyut
nadi pemulihan yang dilakukan OP adalah 2-3 menit untuk kembali ke denyut
nadi basal. Berdasarkan hasil tersebut disimpulkan bahwa kesanggupan OP,
yaitu Kesanggupan Sedang.
4. Test Lari 1,5 Mile Cooper
Pada praktikum tes lari 1,5 mile cooper dilakukan oleh OP yaitu Priman Jaya
Detu dengan usia OP 20-29 tahun. Waktu yang ditempuh OP yakni 13:29
menit. Berdasarkan hasil terkait tersebut maka dapat disimpulkan bahwa OP
termasuk kategori Kesanggupan Sedang.
5. Cold Pressor Test
Pada praktikum ini yang menjadi OP adalah M. Yuki Ahmad Yani. Tes ini
bertujuan untuk mengetahui apakah OP termasuk golongan hiporeaktor atau
hipereaktor. Tekanan darah basal OP ialah 110/90 mmHg sedangkan
tekanan darah pada saat pendingginan adalah 110/100 mmHg. Tekanan
darah OP mengalami kenaikan 10 mmHg. Hal ini dapat disebabkan karena
suhu air es dalam ember kecil/gelas ukur tidak terlalu dingin atau lebih dari
40c sehingga hanyak sedikit kenaikan pada tekanan darah OP. Berdasarkan
hasil tersebut dapat disimpulkan OP termasuk golongan Hiporeaktor.
6. Indeks Jantung
OP dalam praktikum ini adalah Riski Fajar Pangestika. Pada praktikum ini OP
melakukan penimbangan berat badan dan mengukur tinggi badan. Hasil
pengukuran BB OP ialah 59 kg dan TB ialah 166 cm dengan luas permukaan
tubuh 1,6 m2 sehingga diperoleh indeks jantung sebesar 2.8 L/m2. Dari hasil
tersebut maka indeks jantung OP dalam batas normal karena Nilai Normal
candiac indeks adalah 2,5-4,21L/m2.
VIII. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan beberapa percobaan/test yang dilakukan pada praktikum ini,
maka dapat disimpulkan bahwa kesanggupan tubuh setiap orang adalah
berbeda-beda. Hal ini dapat terjadi karena dipengaruhi oleh beberapa faktor,
yaitu umur, jenis kelamin, tekanan darah, berat badan, aktivitas, makan, pola
hidup dan lain-lain.

IX. DAFTAR PUSTAKA


Guyton,Arthur C dan Hall, John E. 2007. Buku ajar Fisiologi Kedokteran. EGC:
Jakarta.
Kusmiyati. 2009. Mengenal Tekanan Darah dan Pengendaliannya. Vol. 10 No.1, hal
40-41. Biologi PMIPA FKIP : Unram.

Anda mungkin juga menyukai