Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM

BIOFISIKA
PUSH UP

Disusun oleh :

Nama : Nur'Aini Muzakhrifah

NIM : 18312241029

Kelompok :3

Pendidikan IPA A 2018

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

2021
A. Judul

Push Up

B. Tujuan
1. Menghitung gaya reaksi lantai pada telapak tangan dan jari kaki ketika seseorang
melakukan push-up
2. Menghitung usaha yang dilakukan gaya reaksi ketika seseorang melakukan push-
up
C. Dasar Teori

Ketika sedang push up ada berbagai hukum fisika yang bekerja. Yang pertama adalah
Hukum III Newton yang berbunyi ketika dua benda berinteraksi, gaya pada kedua benda
yang berasal dari satu sama lain selalu selalu sama magnitudonya dan berlawanan arah
(Halliday,2005).

Kemudian menurut Hewitt (2007) bahwa kita bisa memanggil satu kekuatan gaya
tindakan, dan kita bisa memanggil yang lain kekuatan reaksi. Yang penting adalah bahwa
mereka adalah bagian yang sama dari satu interaksi dan bahwa kekuatan tidak ada tanpa
yang lain. Gaya aksi dan reaksi sama dalam kekuatan dan berlawanan arah. Mereka terjadi
berpasangan, dan mereka membentuk satu interaksi antara dua hal.

Berdasarkan paparan diatas adalah gaya pertama disebut gaya aksi dan gaya yang lain
disebut gaya reaksi. Gaya aksi sama besarnya dengan gaya reaksi serta memiliki arah yang
berlawanan. Gaya-gaya tersebut terjadi secara berpasangan dan membuat interaksi tunggal
diantara dua benda dan tidak akan ada satu gaya yang muncul jika tidak ada gaya lainya.
Sehingga menurut hukum ketiga Newton, lantai memberikan reaksi ke atas dengan gaya
yang sama, misalnya F. Gaya reaksi ini bekerja pada orang tersebut . sehingga dapat
dirumuskan debagai berikut:

Faksi = - Freaksi

1. Gaya

Jenis-jenis gaya menurut Zainuri (2011: 1-4) adalah sebagai berikut:


a. Gaya magnet

Kekuatan yang menarik jarum, paku, atau benda logam lainnya yang
ada disekitamya. Magnet memiliki dua kutub yaitu kutub utara dan selatan.
Bentuk magnet beragam ada yang berbentuk jarum, ada yang berbentuk
huruf “U”, berbentuk silinder, berbentuk lingkaran dan ada yang berbentuk
batang (Zainuri, 2011: 1-4).

b. Gaya listrik statis

Kekuatan yang dimiliki benda yang bermuatan listrik untuk menarik


benda-benda disekitarnya. Untuk melihat adanya gaya listrik statis, bisa
dicoba dengan mengosok-gosok penggaris pada rambut kering kita,
kemudian dekatkan pada sobekkan kertas, maka sobekkan kertas tersebut
akan menempel pada penggaris. Penggaris bisa menarik potongan kertas
dengan gaya listrik statis (Zainuri, 2011: 1-4).

c. Gaya otot

Kekuatan yang dihasilkan oleh otot manusia. Gaya ini sering dilakukan
pada saat kita mengangkat beban atau sedang senam di sekolah. Apabila kita
sering melakukan olahraga maka otomu akan bertambah besar dan kuat
(Zainuri, 2011: 1-4).

d. Gaya gravitasi bumi

Kekuatan bumi untuk menarik benda lain ke bawah. Bila kita melempar
benda ke atas, baik dari kertas, pensil atau benda lain maka semua benda itu
akan jatuh ke bawah. Berbeda bila di luar angkasa para astronot tidak
merasakan gaya gravitasi, akibatnya mereka akan melayang-layang bila
berada di luar angkasa (Zainuri, 2011: 1-4).

e. Gaya Pegas
Kekuatan yang ditimbulkan oleh karet atau pegas yang diregangkan.
Misalnya saat bermain panahan, karet mampu mendorong anak panah
terlontar dengan cepat dan jauh (Zainuri, 2011: 1-4).

f. Gaya Gesekan

Bila kedua benda saling bergesekkan, maka antara keduanya akan


muncul gaya gesek. Gaya gesek bisa menguntungkan dan merugikan. Bila
kita berjalan di jalan yang kering, antara sepatu dan jalan akan muncul gaya
gesek. Gaya gesek ini membantu kita untuk bisa berjalan. Bayangkan bila
jalanan licin, maka gaya geseknya akan kecil dan kita akan kesulitan untuk
berjalan (Zainuri, 2011: 1-4).

2. Usaha

Menurut Rahayukusuma (2014:7), usaha (W) yang dilakukan oleh gaya konstan
pada sebuah benda didefinisikan sebagai perkalian antara komponen gaya
sepanjang arah perpindahan dengan besarnya perpindahan. Secara matematis, usaha
yang dilakukan gaya yang searah dengan perpindahannya adalah:

W=F.s

Keterangan :

F = gaya (N)

S = perpindahan (m)

W = usaha (N.m atau Joule)

(Rahayukusuma, 2014:7)

3. Kesetimbangan Torka

Dalam gerakan push-up berlaku juga kesetimbangan gaya dan torka. Menurut
Halliday (2005), persyaratan agar benda menjadi setimbang adalah:
a. Jumlah vector semua gaya eksternal yang bekerja pada benda harus nol.
b. Jumlah vector semua torsi eksternal yang bekerja pada benda diukur
disekitar titik yang mungkin harus nol (titik kesetimbangan).

Karena manusia termasuk kategori benda tegar, benda tegar adalah benda yang
tidak mengalami perubahan bentuk bila gaya dikerjakan pada benda tersebut. Benda
tegar akan melakukan gerak translasi apabila gaya yang diberikan pada benda tepat
mengenai suatu titik yang disebut titik berat. Titik berat merupakan titik dimana
benda akan berada dalam keseimbangan rotasi( tidak mengalami rotasi) (Giancoli,
2001).

Menurut Davidovits (2008:2), Pusat gravitasi (c) orang tegak dengan lengan di
sisinya adalah sekitar 56% tinggi badan seseorang yang diukur dari telapak kaki.
Berdasarkan paparan tersbut, pusat gravitasi yang menjadi titik kesetimbangan
tubuh manusia dalam posisi tegak kira-kira 56% dari tinggi orang tersebut dan
diukur dari telapak kaki, sehingga posisinya berada di sekitar pusar. Dengan
menggunakan syarat kesetimbangan torka, kita dapat menghitung gaya reaksi F.
Misalkan massa orang itu adalah m, jarak antara telapak kaki sampai pusat berat
adalah L1, jarak antara telapak kaki sampai telapak tangan adalah L2.

4. Otot - Otot yang terbentuk saat melakuakn push up


a. Otot Pectoralis Major

Otot pectoralis major ini merupakan salah satu otot yang utama ada di
dada. Otot pektoralis major berfungsi untuk memutar lengan. Otot ini
berbentuk kipas, berada pada facies anterior dinding thorax dan axilla,
Berorigo pada (a) pars medialis claviculae, bagian otot ini disebut pars
clavicularis atau caput clavicularis. (b) facies anterior sternum dan costa II -
VII, bagian ini disebut pars sternocostalis, bertenu dengan pihak sebelah
pada linea mediana, dan (c) pars abdominalis yang melekat pada
aponeurosis m.obliquus externus abdominis. Insertio otot inimelekat pada
crista tuberculis majoris humeri dengan perantaraan suatu tendo yang
serabut-serabutnya bersilangan membentuk huruf "U" Serabut dari pars
clavicularis membentuk kaki depan huruf U tersebut berada di bagian
caudal) dan serabut serabut dan pars sternocostalis dan pars abdominalis
membentuk kaki posterior dari huruf U yang dimaksud (berada di bagian
cranial) (Harfiah, 2016:3).

b. Otot pektoralis minor

Otot pectiralis minor adalah otot tipis beberntuk segitiga (triangular)


berada di posterior dari otot pectoralis major. Otot pektoralis minor
berfungsi untuk menarik bahu kebawah dan menaikkan tulang belikat.
Latihan untuk melatih otot dada dengan push-up memiliki dua mekanisme
gerak, yaitu gerakan kompon dan gerakan isolasi gerakan kompon
(compound movement) dalam latihan beban adalah gerakan yang dalam
pelaksanaannya melibatkan lebih dari satu otot yang bekerja (Grepeth,
2011).

Gerakan kompon ini memungkinkan kita mengangkat beban lebih


berat dan melatih lebih banyak otot dengan melakukan lebih sedikit jenis
latihan, sehingga latihan dapat lebih efisien dan lebih singkat. Dengan bisa
mengangkat beban lebih berat, maka otot akan terstimulasi untuk
berkembang lebih besar dan lebih kuat dibanding sebelumnya (muscle
builder movement). Jadi gerakan kompon ini merupakan gerakan yang
dianjurkan untuk lebih banyak dilakukan jika latihan bertujuan untuk
menambah massa otot (Grepeth, 2011).

Gerakan isolasi (isolation movement) dalam latihan beban adalah jenis


gerakan yang dalam pelaksanaannya hanya melibatkan I otot utama saja.
Gerakan ini memungkinkan kita memberi tekanan yang lebih besar pada
otot utama dibanding dengan gerakan kompon sehingga dapat membuat otot
lebih terdefinisi (shaping movement). Karena hanya otot utama saja yang
bekerja, maka gerakan isolasi ini tidak memungkinkan untuk dapat
mengangkat beban seberat pada gerakan kompon. Gerakan isolasi juga
dapat membantu meningkatkan pertumbuhan otot terutama pada bagian
yang pertumbuhannya lebih lambat dibanding dengan pertumbuhan otot
lainnya (weak point) (Grepeth, 2011).
D. Metodologi Praktikum
1. Waktu dan tempat

Waktu : Jumat, 12 Maret 2021

Tempat : Rumah Praktikan masing masing

2. Alat dan Bahan


- Timbangan
- Meteran
- Naracoba
3. Langkah Kerja

Menimbang berat badan naracoba untuk mengetahui massa naracoba.

Menggunakan percepatan garavitasi g = 9,80 m/s2 kemudian menghitung


berat naracoba.

Mengukur jarak antara pusar sampai telapak kaki naracoba.

Mengukur jarak antara telapak tangan penompang sampai telapak kaki


naracoba.

Mulai melakukan push up.

Mengukur ketinggian rata-rata tubuh naracoba terangkat.

Mengulangi prosedur 1-6 untuk naracoba lain.


E. Data Hasil
Praktikan mb Wb L1 (m) L2 (m) L3 (m) h1 (m) h2 (m) h3 (m)
(kg) (N)
A 42 411,6 0,85 1 0,15 0,5 0,31 0,17
B 60 588 0,9 1,13 0,23 0,57 0,25 0,18
C 49 480,2 0,83 1,08 0,25 0,58 0,38 0,18
D 55 539 0,85 1,01 0,16 0,52 0,23 0,18
E 49 480,2 0,85 1,2 0,35 0,54 0,24 0,17

Keterangan:
mb = massa benda (kg)
wb = berat benda (N)
L1 = jarak antara pusar sampai telapak kaki (m)
L2 = jarak antara telapak tangan penopang sampai telapak kaki (m)
L3 = jarak antara pusar sampai bahu (m)
h = ketinggian rata-rata terangkatnya tubuh (m)

F. Analisis Data
1. Massa tubuh
Rumus : Wb = m . g
Praktikan Berat tubuh (Wb)

A 𝑚
42 𝑘𝑔 × 9,8 = 411,6 N
𝑠2
𝑚
B 60 𝑘𝑔 × 9,8 = 588 N
𝑠2

C 𝑚
49 𝑘𝑔 × 9,8 = 480,2 N
𝑠2
𝑚
D 55 𝑘𝑔 × 9,8 𝑠2 = 539 N

E 𝑚
49 𝑘𝑔 × 9,8 = 480,2 N
𝑠2
2. Rata-rata terangkatnya tubuh
Rumus :
𝒉𝟏 + 𝒉𝟐 + 𝒉𝟑
𝒉=
𝟑
Praktikan Rata-rata Terangkatnya tubuh (m)
A 0,5𝑚 + 0,31𝑚 + 0,17𝑚
= 0,327 𝑚
3
B 0,57𝑚 + 0,25𝑚 + 0,18𝑚
= 0,33 𝑚
3
C 0,58𝑚 + 0,38𝑚 + 0,18𝑚
= 0,38 𝑚
3
D 0,52𝑚 + 0,23𝑚 + 0,18𝑚
= 0,31 𝑚
3
E 0,54𝑚 + 0,24𝑚 + 0,17𝑚
= 0,317 𝑚
3

3. Gaya Reaksi pada Tangan


Praktikan Gaya reaksi pada tangan
Rumus 𝑳𝟏
𝑭𝒕 = 𝑾𝒃 ×
𝑳𝟐
A 0,85m
𝐹𝑡 = 411,6 N × = 349,86 𝑁
1𝑚
B 0,9m
𝐹𝑡 = 588 N × = 468,32 𝑁
1,13𝑚
C 0,83 m
𝐹𝑡 = 480,2 N × = 369,04 𝑁
1,08𝑚
D 0,85m
𝐹𝑡 = 539 N × = 453,61 𝑁
1,01𝑚
E 0,85 m
𝐹𝑡 = 480,2 N × = 340,14 𝑁
1,2𝑚
4. Gaya Reaksi pada Kaki
Praktikan Gaya Reaksi pada Kaki
Rumus 𝑳𝟑
𝑭𝒌 = 𝑾𝒃 ×
𝑳𝟐
A 0,15m
𝐹𝑘 = 411,6 N × = 61,74 𝑁
1𝑚
B 0,23m
𝐹𝑘 = 588 N × = 119,68 𝑁
1,13𝑚
C 0,25m
𝐹𝑘 = 480,2 N × = 111,16 𝑁
1,08𝑚
D 0,16m
𝐹𝑘 = 539 N × = 85,39 𝑁
1,01𝑚
E 0,35 m
𝐹𝑘 = 480,2 N × = 140,06 𝑁
1,2𝑚

5. Usaha
Praktikan Usaha
Rumus 𝑾 = 𝑭𝒕 × 𝒓𝒂𝒕𝒂 − 𝒓𝒂𝒕𝒂 𝒉
A 𝑊 = 349,86 𝑁 × 0,327 𝑚 = 114,40 𝑗𝑜𝑢𝑙𝑒
B 𝑊 = 468,32 𝑁 × 0,33 𝑚 = 154,55 𝑗𝑜𝑢𝑙𝑒
C 𝑊 = 369,04 𝑁 × 0,38 𝑚 = 140,24 𝑗𝑜𝑢𝑙𝑒
D 𝑊 = 453,61 𝑁 × 0,31 𝑚 = 140,62 𝑗𝑜𝑢𝑙𝑒
E 𝑊 = 340,14 𝑁 × 0,317 𝑚 = 107,82 𝑗𝑜𝑢𝑙𝑒

G. Pembahasan
Praktikum biofisika yang berjudul push up ini dilalukan dengan tujuan yaitu
menghitung gaya reaksi lantai pada telapak tangan dan jari kaki ketika seseorang
melakukan push-up, dan untuk menghitung usaha yang dilakukan gaya reaksi ketika
seseorang melakukan push-up. Praktikum ini dilakukan pada hari Jumat, tanggal 12 Maret
2021 yang bertempat di rumah praktikan. Pada praktikum ini, membutuhkan alat dan bahan
yaitu neraca, meteran, dan juga naracoba.
Dalam melakukan Push up terjadi gerakan yang melibatkan adanya fenomena biofisika.
Yang mana push up ini dilakukan oleh manusia yang merupakan makhluk hidup. Kemudian
fenomena fisika dapat dilihat dari sudut pandang perthitungan kesetimbangannya. Yaitu
dari proses push up ini terjadi gerakan yang mana dapat dicari nilai gaya reaksi antara lantai
pada telapak tangan dan juga jari kaki, serta dapat juga menghitung usaha yang dilakukan
oleh seseorang yang sedang melakukan push up. Seperti dalam pernyataan Halliday (2005),
yang menyatakan bahwa ketika sedang push up ada berbagai hukum fisika yang bekerja.
Yang pertama adalah Hukum III Newton yang berbunyi ketika dua benda berinteraksi, gaya
pada kedua benda yang berasal dari satu sama lain selalu selalu sama magnitudonya dan
berlawanan arah.
Adapun langkah kerja yang dilakukan oleh praktikan dalam melakukan percobaan ini
yaitu yang pertama menimbang berat badan naracoba untuk mengetahui massa naracoba.
Sehingga di dapatkan hasil massa yaitu praktikan A = 42 kg, praktikan B = 60 kg, praktikan
B = 49 kg, praktikan C = 55 kg, praktikan D = 55 kg, dan praktikan E = 49 kg. Dengan
menggunakan percepatan garavitasi g = 9,80 m/s2 dapat dihitung berat praktikan dengan
rumus :
W=m.g

Sehingga didapatkan berat praktikan A = 411,6 N , praktikan B = 588 N, praktikan C =


480,2 N , praktikan D = 539 N, dan praktikan E = 480,2 N. Lalu langkah selanjutnya yaitu
Mengukur jarak antara pusar sampai telapak kaki naracoba (L1). Yang mana didapatkan
data yaitu L1 pada praktikum A = 0,85 m, L1 pada praktikan B = 0,9 m, L1 pada praktikan
C = 0,83 m, L1 pada praktikum D = 0,85 m, dan L1 pada praktikum E = 0,85 m. Kemudian
mengukur jarak antara telapak tangan penompang sampai telapak kaki naracoba (L2).
Sehingga didapatkan hasil yaitu L2 pada praktikan A = 1 m, L2 pada praktikan B = 1,13
m, L2 pada praktikan C = 1,08 m, L2 pada praktikan D = 1,01 m, dan L2 pada praktikan E
= 1,2 m. Lalu selanjutnya yaitu mengukur jarak antara pusar sampai telapak kaki naracoba
atau sebagai L3 . Sehingga dari hasil pengukuran didapatkan hasil L3 praktikan A = 0,15 m,
L3 praktikan B = 0,23 m, L3 praktikan C = 0,25 m, L3 praktikan D = 0,16 m, dan L3 praktikan
E = 0,35 m.
Setelah melakukan pengukuran tersebut, langkah selanjutnya yaitu praktikan
melakukan push up, kemudian mengukur ketinggian rata-rata tubuh naracoba terangkat.
- Pada praktikan A
Pada push up pertama ketinggiannya (h) = 0,5 m, pada push up kedua
ketinggiannya (h) = 0,31 m, lalu pada push up ketiga ketinggiannya (h) = 0,17 m.
Kemudian dari tiga kali push up tersebut di cari rata-ratanya yaitu
(0,5 m + 0,17 m + 0,31 m)
ℎ= = 0,327 m
3

- Pada praktikan B
Pada push up pertama ketinggiannya (h) = 0,57 m, pada push up kedua
ketinggiannya (h) = 0,25 m, lalu pada push up ketiga ketinggiannya (h) = 0,18 m.
Kemudian dari tiga kali push up tersebut di cari rata-ratanya yaitu :
(0,57 m + 0,25 m + 0,18 m)
ℎ= = 0,333 m
3

- Pada praktikan C
Pada push up pertama ketinggiannya (h) = 0,58 m, pada push up kedua
ketinggiannya (h) = 0,38 m, lalu pada push up ketiga ketinggiannya (h) = 0,18 m.
Kemudian dari tiga kali push up tersebut di cari rata-ratanya yaitu :
(0,58 m + 0,38 m + 0,18 m)
ℎ= = 0,38 m
3

- Pada praktikan D
Pada push up pertama ketinggiannya (h) = 0,52 m, pada push up kedua
ketinggiannya (h) = 0,23 m, lalu pada push up ketiga ketinggiannya (h) = 0,18 m.
Kemudian dari tiga kali push up tersebut di cari rata-ratanya yaitu :
(0,52 m + 0,23 m + 0,18 m)
ℎ= = 0,31 m
3

- Pada praktikan E
Pada push up pertama ketinggiannya (h) = 0,54 m, pada push up kedua
ketinggiannya (h) = 0,24 m, lalu pada push up ketiga ketinggiannya (h) = 0,17 m.
Kemudian dari tiga kali push up tersebut di cari rata-ratanya yaitu :
(0,54 m + 0,24 m + 0,17 m)
ℎ= = 0,317 m
3

Kemudian setelah mendapatkan hasil perhitungan tesebut, praktikan dapat


menghitung gaya reaksi lantai pada telapak tangan dan jari kaki pada saat praktikan
melakukan push up , yang pertama praktikan menghitung gaya reaksi lantai pada telapak
tangan yang mana dapat dihitung dengan rumus :
∑Ʝ = 0
(Wb . L1) – (Ft . L1) = 0
(Wb . L1) = (Ft . L1)
Sehingga :
𝑳
𝑭𝒕 = 𝑾𝒃 × 𝑳𝟏
𝟐

• Pada praktikan A
0,85 m
𝐹𝑡 = 411,6 𝑁 × 1𝑚
= 349,86 N

• Pada praktikan B
0,9m
𝐹𝑡 = 588 N × 1,13𝑚 = 468,32 N

• Pada praktikan C
0,83m
𝐹𝑡 = 480,2 𝑁 × 1,08𝑚 = 369,04 N

• Pada praktikan D
0,85m
𝐹𝑡 = 539 𝑁 × 1,01𝑚 = 453,61 N

• Pada praktikan E
0,85m
𝐹𝑡 = 480,2 𝑁 × = 340,14 N
1,2𝑚

Dari perhitungan di atas, dapat diketahui bahwasanya gaya reaksi antara lantai dengan tangan
praktikan A = 349,86 N, pada praktikan B = 368,32 N, pada praktikan C = 369,04 N, pada praktikan
D = 453,61 N, kemudian pada praktikan E yaitu 340,14 N.
Kemudian menghitung gaya reaksi antara lantai dengan jari kaki ketika praktikan melakukan
push up yaitu dengan rumus :
∑Ʝ = 0
(Wb . L3) – (Fk . L2) = 0
(Wb . L3) = (Fk . L2)
Sehingga :
𝑳
𝑭𝒌 = 𝑾𝒃 × 𝑳𝟑
𝟐

• Praktikan A
0,15 m
𝐹𝑘 = 411,6 𝑁 × 1𝑚
= 61,74 N

• Praktikan B
0,23 m
𝐹𝑘 = 588 N × = 119,68 N
1,13 𝑚

• Praktikan C
0,25 m
𝐹𝑘 = 480,2 N × = 111,16 N
1,08 𝑚

• Praktikan D
0,16 m
𝐹𝑘 = 539 N × 1,01 𝑚 = 85,39 N

• Praktikan E
0,35 m
𝐹𝑘 = 480,2 𝑁 × 1,2 𝑚
= 140,06 N

Dari perhitungan tesebut, dapat diketahui hasil yaitu gaya reaksi antara lantai dengan jari
kaki praktikan saat melakukan push up yaitu pada praktikan A = 61,74 N, pada praktikan B = 119,68
N, pada praktikan C = 111,16 N, pada praktikan D = 85,39 N, lalu pada praktikan E yaitu 140,06
N.
Kemudian selanjutnya praktikan dapat menghitung usaha yang dilakukan oleh praktikan
saat melakukan push up yang dapat dihitung dengan rumus menurut Rahayukusuma (2014:7),
yang menyatakan bahwa usaha (W) yang dilakukan oleh gaya konstan pada sebuah benda
didefinisikan sebagai perkalian antara komponen gaya sepanjang arah perpindahan dengan
besarnya perpindahan. Secara matematis, usaha yang dilakukan gaya yang searah dengan
perpindahannya adalah:

W=F.s

Pada rumus tersebut jarak (s) dikonversikan sebagai ketinggian saat melakukan
push up setelah dihitung rata-ratanya pada 3 kali perhitungan. Sehingga dari perhitungan
rumus tersebut didapatkan usaha yang dilakukan oleh praktikan saat melakukan push up
yaitu :
W = Ft . h
Sehingga :
Praktikan Usaha
Rumus 𝑾 = 𝑭𝒕 × 𝒓𝒂𝒕𝒂 − 𝒓𝒂𝒕𝒂 𝒉
A 𝑊 = 349,86 𝑁 × 0,327 𝑚 = 114,40 𝑗𝑜𝑢𝑙𝑒
B 𝑊 = 468,32 𝑁 × 0,33 𝑚 = 154,55 𝑗𝑜𝑢𝑙𝑒
C 𝑊 = 369,04 𝑁 × 0,38 𝑚 = 140,24 𝑗𝑜𝑢𝑙𝑒
D 𝑊 = 453,61 𝑁 × 0,31 𝑚 = 140,62 𝑗𝑜𝑢𝑙𝑒
E 𝑊 = 340,14 𝑁 × 0,317 𝑚 = 107,82 𝑗𝑜𝑢𝑙𝑒
Berdasarkan perhitungan dan rumus di atas dapat disimpulkan bahwasanya gaya
reaksi lantai pada telapak tangan dan ketinggian pusat berat berbanding lurus dengan usaha
yang dilakukan praktikan. Artinya, semakin besar gaya reaksi lantai pada telapak tangan
dan ketinggian pusat beratnya atau perpindahannya maka akan semakin besar pula usaha
yang dilakukan.
Berdasarkan analisis yang dilakukan praktikan juga dapat membuktikan
bahwasanya besarnya gaya berat (W) senilai dengan jumlah 2 gaya reaksi yang bekerja,
artinya jumlah besarnya gaya reaksi antara telapak tangan dengan lantai dan juga besarnya
gaya reaksi antara lantai dengan jari kaki besarnya sama dengan berat praktikan. Pada suatu
benda dalam keadaan setimbang maka gaya yang bekerja di sumbu y sama dengan nol,
yang dapat dibuktikan dengan rumus persamaan sebagai berikut :
∑Fy = 0∑Fy =0
Fk + Ft – W = 0Fk + Ft – W = 0
Fk + Ft = W
Praktikan Fk (N) Ft (N) W (N)
A 61,74 349,86 61,74 + 349,86 = 411,6
B 119,68 468,32 119,68 + 468,32 = 588
C 111,16 369,04 111,16 + 369,04 = 480,2
D 85,39 453,61 85,39 + 453,61 = 539
E 140,06 340,14 140,06 + 340,14 = 480,2

Kemudian tabel perhitungan Wb berdasarkan rumus Wb= m . g , yaitu :


Praktikan Berat tubuh (Wb)

A 𝑚
42 𝑘𝑔 × 9,8 = 411,6 N
𝑠2
𝑚
B 60 𝑘𝑔 × 9,8 𝑠2 = 588 N

C 𝑚
49 𝑘𝑔 × 9,8 = 480,2 N
𝑠2
𝑚
D 55 𝑘𝑔 × 9,8 𝑠2 = 539 N

A 𝑚
49 𝑘𝑔 × 9,8 = 480,2 N
𝑠2
Berdasarkan hasil perbandingan dua tabel tersebut yang mana perhitungan W
dengan menjumlahkan Fk dan Ft atau dapat dituliskan secara matematis :
Wb = Fk + Ft
sama dengan Wb dengan perhitungan dengan rumus
Wb = m . g

H. Kesimpulan

Berdasarkan hasil praktikum yang dilalukan, dqpat disimpulkan bahwasanya :


1. Gaya reaksi lantai pada telapak tangan dan jari kaki ketika seseorang melakukan
push-up dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
a. Gaya reaksi lantai dengan telapak tangan praktikan
∑Ʝ = 0
(Wb . L1) – (Ft . L1) = 0
(Wb . L1) = (Ft . L1)
Sehingga :
𝑳
𝑭𝒕 = 𝑾𝒃 × 𝑳𝟏
𝟐

• Pada praktikan A
0,85 m
𝐹𝑡 = 411,6 𝑁 × 1𝑚
= 349,86 N

• Pada praktikan B
0,9m
𝐹𝑡 = 588 N × 1,13𝑚 = 468,32 N

• Pada praktikan C
0,83m
𝐹𝑡 = 480,2 𝑁 × 1,08𝑚 = 369,04 N

• Pada praktikan D
0,85m
𝐹𝑡 = 539 𝑁 × 1,01𝑚 = 453,61 N

• Pada praktikan E
0,85m
𝐹𝑡 = 480,2 𝑁 × 1,2𝑚
= 340,14 N

b. Gaya reaksi lantai dengan jari kaki praktikan


∑Ʝ = 0
(Wb . L3) – (Fk . L2) = 0
(Wb . L3) = (Fk . L2)
Sehingga :
𝑳
𝑭𝒌 = 𝑾𝒃 × 𝑳𝟑
𝟐

• Praktikan A
0,15 m
𝐹𝑘 = 411,6 𝑁 × 1𝑚
= 61,74 N

• Praktikan B
0,23 m
𝐹𝑘 = 588 N × 1,13 𝑚 = 119,68 N

• Praktikan C
0,25 m
𝐹𝑘 = 480,2 N × 1,08 𝑚 = 111,16 N

• Praktikan D
0,16 m
𝐹𝑘 = 539 N × 1,01 𝑚 = 85,39 N

• Praktikan E
0,35 m
𝐹𝑘 = 480,2 𝑁 × = 140,06 N
1,2 𝑚

2. Usaha yang dilakukan gaya reaksi ketika seseorang melakukan push-up dapat
dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

W=F.s
Pada rumus tersebut jarak (s) dikonversikan sebagai ketinggian saat melakukan
push up setelah dihitung rata-ratanya pada 3 kali perhitungan. Sehingga :
Praktikan Usaha
Rumus 𝑾 = 𝑭𝒕 × 𝒓𝒂𝒕𝒂 − 𝒓𝒂𝒕𝒂 𝒉
A 𝑊 = 349,86 𝑁 × 0,327 𝑚 = 114,40 𝑗𝑜𝑢𝑙𝑒
B 𝑊 = 468,32 𝑁 × 0,33 𝑚 = 154,55 𝑗𝑜𝑢𝑙𝑒
C 𝑊 = 369,04 𝑁 × 0,38 𝑚 = 140,24 𝑗𝑜𝑢𝑙𝑒
D 𝑊 = 453,61 𝑁 × 0,31 𝑚 = 140,62 𝑗𝑜𝑢𝑙𝑒
E 𝑊 = 340,14 𝑁 × 0,317 𝑚 = 107,82 𝑗𝑜𝑢𝑙𝑒
I. Jawaban Pertanyaan

1. Hitunglah gaya reaksi F ketika anda melakukan push up


a. Gaya reaksi lantai dengan telapak tangan praktikan
∑Ʝ = 0
(Wb . L1) – (Ft . L1) = 0
(Wb . L1) = (Ft . L1)
Sehingga :
𝑳
𝑭𝒕 = 𝑾𝒃 × 𝑳𝟏
𝟐

• Pada praktikan A
0,85 m
𝐹𝑡 = 411,6 𝑁 × 1𝑚
= 349,86 N

• Pada praktikan B
0,9m
𝐹𝑡 = 588 N × 1,13𝑚 = 468,32 N

• Pada praktikan C
0,83m
𝐹𝑡 = 480,2 𝑁 × = 369,04 N
1,08𝑚

• Pada praktikan D
0,85m
𝐹𝑡 = 539 𝑁 × 1,01𝑚 = 453,61 N

• Pada praktikan E
0,85m
𝐹𝑡 = 480,2 𝑁 × 1,2𝑚
= 340,14 N

b. Gaya reaksi lantai dengan jari kaki praktikan


∑Ʝ = 0
(Wb . L3) – (Fk . L2) = 0
(Wb . L3) = (Fk . L2)
Sehingga :
𝑳
𝑭𝒌 = 𝑾𝒃 × 𝑳𝟑
𝟐

• Praktikan A
0,15 m
𝐹𝑘 = 411,6 𝑁 × 1𝑚
= 61,74 N

• Praktikan B
0,23 m
𝐹𝑘 = 588 N × 1,13 𝑚 = 119,68 N

• Praktikan C
0,25 m
𝐹𝑘 = 480,2 N × = 111,16 N
1,08 𝑚

• Praktikan D
0,16 m
𝐹𝑘 = 539 N × 1,01 𝑚 = 85,39 N

• Praktikan E
0,35 m
𝐹𝑘 = 480,2 𝑁 × 1,2 𝑚
= 140,06 N

2. Hitunglah usaha yang dilakukan gaya reaksi untuk setiap kali mengangkat tubuh

Praktikan Usaha
Rumus 𝑾 = 𝑭𝒕 × 𝒓𝒂𝒕𝒂 − 𝒓𝒂𝒕𝒂 𝒉
A 𝑊 = 349,86 𝑁 × 0,327 𝑚 = 114,40 𝑗𝑜𝑢𝑙𝑒
B 𝑊 = 468,32 𝑁 × 0,33 𝑚 = 154,55 𝑗𝑜𝑢𝑙𝑒
C 𝑊 = 369,04 𝑁 × 0,38 𝑚 = 140,24 𝑗𝑜𝑢𝑙𝑒
D 𝑊 = 453,61 𝑁 × 0,31 𝑚 = 140,62 𝑗𝑜𝑢𝑙𝑒
E 𝑊 = 340,14 𝑁 × 0,317 𝑚 = 107,82 𝑗𝑜𝑢𝑙𝑒
Daftar Pustaka

Davidovits Paul. 2008. Physics in Biology and Medicine. United Kingdom : Academic
Press Elsevier.

Grepeth. 2011. Mengenal Otot Dada dan Gerakan Latihan Beban Untuk Melatihnya.
Jakarta : Erlangga.

Giancoli C. Douglas. 2001. Fisika. Jakarta : Erlangga.

Halliday , David. 2005. Fisika Dasar Jilid 1 . Jakarta : Erlangga.

Halliday , David. 2010. Fisika Jilid 1 . Jakarta : Erlangga.

Harfiah. 2016. Myologi Ext Superior dan Inferior. Makasar : UNHAS.

Hewitt G. Paul.2007. Conceptual Integrated Science. USA: Pearson Education.

Rahayukusuma. 2014. Menerapkan Konsep Usaha dan Energi. Malang : Universitas


Brawijaya.

Zainuri. 2011. Gaya dan Gerak. Surabaya : Universitas Airlangga.

Anda mungkin juga menyukai