Anda di halaman 1dari 3

Latar Belakang

Seiring perkembangan teknologi, aplikasi berbasis website hadir

seiring meningkatnya kebutuhan manusia dalam melakukan interaksi sosial

dengan sesamanya. Aplikasi berbasis website itu sendiri dipadukan dengan

teknologi-teknologi yang sedang berkembang, seperti internet dan social

networking.

Teknologi internet merupakan teknologi yang dikembangkan agar

manusia dapat berkomunikasi serta memperoleh informasi tanpa harus

bertatap muka dan berbincang langsung dengan manusia lainnya.

Sedangkan social networking merupakan bagian dari internet yang banyak

digunakan untuk berinteraksi antar seseorang, perorangan maupun grup.

Selain itu, dengan adanya teknologi internet, semua orang akan dapat

berkomunikasi serta mengakses informasi yang dibutuhkan dari seluruh

dunia tanpa batas. Contohnya adalah melalui sebuah halaman website yang

berbasis social networking, dimana dapat memuat berbagai macam

informasi-informasi penting yang menyangkut pemiliknya dan berinteraksi

terhadap pemiliknya. Dengan menggunakan koneksi internet, halaman

website dapat diakses oleh semua orang tanpa ada keterbatasan waktu dan

tempat sehingga dapat mempermudah manusia untuk dapat berkomunikasi

satu sama lain.

Google form merupakan aplikasi google bebas bayar yang fungsi utamanya untuk membuat

Formulir baik untuk pengumpulan informasi maupun kuis secara online. Banyak media atau

Alat berbasis online yang dapat digunakan untuk media pembelajaran, namun kembali kepada

Tujuan awal dari pembuatan media pembelajaran tersebut. Dalam hal ini penulis ingin

Membuat media pembelajaran online sekaligus untuk mengetahui progress dari para

Penggunanya. Google form inilah salah satu alat yang mudah digunakan bahkan bagi para

Pemula sekalipun karena tidak menggunakan koding untuk pembuatannya. Google form juga

Dapat dikolabosarikan dengan situs atau media lain contohnya: google docs, google drive,

Youtube.

Pembuatan google form ini akan membahasan tentang edukasi maupun survei mengenai perilaku
hidup bersih dan sehat (PHBS) di lingkungan. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) merupakan
perilaku yang
Dilakukan seseorang untuk selalu memperhatikan kebersihan, kesehatan, dan

Berperilaku sehat. Program PHBS telah dilaksanakan sejak tahun 1996 oleh

Pusat Penyuluhan Kesehatan Masyarakat yang saat ini disebut Pusat Promosi

Kesehatan. Program PHBS dilaksanakan dalam berbagai tatanan, seperti

Tatanan rumah tangga, tatanan pasar dan sebagainya.

Perilaku hidup bersih dan sehat di Indonesia saat ini masih rendah, hal ini

Terkait dengan berbagai permasalahan kesehatan atau penyebaran penyakit

Berbasis lingkungan yang secara epidemiologis masih tinggi di Indonesia

(Trusilowati, Hanifah, 2007). Data Departemen Kesehatan menyebutkan sebanyak

30 ribu desa di 440 kabupaten di Indonesia memiliki sanitasi lingkungan yang

Buruk. Masih banyak kabupaten yang masyarakatnya belum berperilaku hidup

Sehat, sehingga angka kesakitan masyarakat sangat tinggi terutama diare, deman

Berdarah, tipoid dan kolera (Tim Teknis Pembangunan Sanitasi, 2009).

Program-program yang terdapat dalam program PHBS tidak membuat

perbedaan indikator penilaian untuk wilayah atau kawasan tertentu, seperti

wilayah pantai, wilayah desa atau wilayah kota. Oleh sebab itu, dalam

pelaksanaan program PHBS di seluruh kawasan Indonesia juga menggunakan 10 indikator PHBS yang
harus dipraktikkan di rumah tangga karena dianggap

mewakili atau dapat mencerminkan keseluruhan perilaku hidup bersih dan sehat.

Indikator PHBS tersebut terdiri dari pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan,
Bayi diberi ASI ekslusif, menimbang balita setiap bulan, ketersediaan air bersih,

Ketersediaan jamban sehat, memberantas jentik nyamuk, mencuci tangan dengan

Air bersih dan sabun, tidak merokok dalam rumah, melakukan aktifitas fisik setiap

Hari serta makan buah dan sayur (Promkes Depkes, 2009).

Banyak faktor yang menyebabkan hal ini terjadi mulai dari pengetahuan

yang kurang, sikap yang tidak mendukung, tingkat pendidikan yang rendah serta

sarana dan prasarana yang minim. Pengetahuan yang kurang menjadikan mereka

kurang peduli akan pentingnya kesehatan. Sikap yang masih kental dengan

kebiasaan turun-temurun seperti pertolongan persalinan ditolong oleh dukun

kampung serta kebiasaan mandi, cuci, dan kakus di sungai. Tingkat pendidikan yang rendah
dikalangan ibu rumah tangga menyebabkan pengetahuannya tentang

kesehatan kurang. Sarana dan prasarana yang kurang lengkap, jarak yang jauh dari

fasilitas kesehatan, dan pelayanan kesehatan yang masih terbatas. Oleh sebab itu,

peneliti tertarik untuk melakukan edukasi dan survei melalui Google Fom mengenai PHBS.

Anda mungkin juga menyukai