sebelum PD II . Nah, apa tujuan dari tes ini? Tujuannya adalah mengukur tingkat kebugaran
seseorang. Bugar berarti tidak mengalami kelelahan yang cukup berarti saat melakukan aktivitas
sehari-hari dalam bahasa super simplenya gak gampang capek.
Siapa saja yang boleh melakukan tes ini ? siapa saja boleh , kecuali :
orang yang memiliki riwayatpenyakit jantung (kenapa? karena excercise ini cukup berat,
takutnya nanti pembuluh darahnya iskemik)
Apa keuntungan dari tes ini ? Selain mudah dilakukan, keuntungan lainnya adalah alat yang
digunakan sederhana. Yap! yang kita perlukan hanyalah :
90
sangat baik
80-89 baik
65-79 lumayan baik
55-64 kurang
54
sangat kurang
= FITT
Pemanasan : membuka aliran darah yang inaktif, vasodilatasi kapiler dan pembuluh
darah kecil , meningkatkan suhu dan metabolic rate
2. Pendinginan : untuk Glukoneogenesis (jaga kadar glukosa darah ) dan menurunkan kadar
as. laktat dalam darah
Bagaimana ciri-ciri excercise/ olahraga aerob ?
1. melibatkan otot-otot besar
2. Ritmik
3. Intensitas rutin
4. Memerlukan usaha untuk melakukannya
i.
Probandus duduk dan denyut nadinya dihitung selama 30 detik.
ii.
Probandus latihan naik turun bangku, maksimal selama 5 menit dan
stopwatch dinyalakan.
3.
iii.
Naik turun bangku dihentikan saat probandus merasa pusing, nyeri di
dada, capek, lengkah tidak teratur atau jatuh.
4.
iv. Denyut nadi saat istirahat, setelah naik turun bangku dan waktu naik
turun bangku dicatat.
5.
v.
IKJ
Klasifikasi
IKJ
18,93
13,39
Jelek
Jelek
B. Pembahasan
Olah raga adalah mengolah tubuh atau jelasnya merupakan aktifitas dari manusia untuk melatih
tubuhnya baik secara fisik maupun nonfisik. Olahraga bertujuan agar kesegaran jasmani tetap
prima yang dihubungkan dengan tugas pokok yang dilakukan. Olahraga menjadi salah satu
faktor yang menunjang kesehatan karena dengan olahraga kita merangsang setiap organ tubuh
kita menjadi berkembang, dan bila dilakukan secara benar dapat dipastikan menghasilkan
perkembangan yang positif bagi tubuh kita (Adi, 2009).
Kebugaran jasmani adalah Physical Fitness. Physic artinya kondisi fisik dan fitness artinya
kecocokan, keserasian serta secara lebih jauh lagi kemampuan tubuh kita untuk beradaptasi,
menjaga keseimbangan proses faali dan biokimiawi tubuh dalam keadaan stres berat
termasuk kerja fisik. Kebugaran jasmani adalah kemampuan seseorang untuk melaksanakan
tugasnya sehari-hari dengan mudah, tanpa rasa lelah yang berlebihan dan masih mempunyai sisa
atau cadangan tenaga untuk menikmati waktu luangnya serta untuk keperluan-keperluan yang
mendadak (Syamsudin, 2010).
Menurut Morehouse dan Miller, kebugaran jasmani merupakan bagian dari total fitness yang
mempunyai beberapa komponen antara lai
1. Antomical fitness
Antomical fitness merupakan sesuatu hal yang sukar di kembangkan, karena untuk
pengembangannya harus dimulai sejak masa pertumbuhan anak-anak. Pengembangannya
memerlukan waktu yang sangat banyak dan hasilnya sangat terbatas, karena terbentur pada
faktor keturunan.
2. Physiological fitness
Physiological fitness adalah kemampuan tubuh untuk menyesuaikan fungsi fisiologinya agar
dapat mengatasi keadaan lingkungan atau tugas fisik yang menentukan kerja otot seara cukup
efisien, tak mengalami kelelahan dan telah memperoleh pemulihan yang sempurna.
3. Phsycological fitness
Phsycological fitness menggambarkan tentang keadaan emosi yang stabil dan berguna untuk
mengatasi masalah serta membangkitkan kemampuan untuk mengatasi gangguan emosi yang
timbul secara mendadak (Remagari, 2010).
Kebugaran jasmani dapat dibagi menjadi 3 kategori, yaitu kebugaran jasmani yang statis
(static), dinamis (dynamice) dan keterampilan motorik (motor skills). Kebugaran jasmani statis
artinya ketidakadaan atau keadaan terbebas dari kecacatan atau penyakit. Kebugaran jasmani
dinamis atau fungsional artinya kemampuan untuk melakukan pekerjaan fisik yang berat.
Sementara itu kebugaran jasmani keterampilan motorik adalah kemampuan untuk melakukan
gerakan koordinasi yang kompleks (Aida, 2005).
Selain pengkategorian di atas, komponen kebugaran jasmani juga berkaitan dengan
kesehatan, yaitu:
1. Komposisi tubuh
Adalah persentase (%) lemak dari berat badan total dan Indeks Massa Tubuh (IMT).
Lemak cepat meningkat setelah berumur 30 tahun dan cenderung menurun setelah
berumur 60 tahun.
Pengukuran : Skinfold callipers, IMT, IMT = (Berat Badan Dalam kg : Tinggi Badan
Dalam M2)
Obesitas pada anak-anak disebabkan oleh : hipeplasi dan hipertropi sel adiposit serta
input berlebihan.
Obesitas pada orang dewasa oleh : hiperplasi dan hipertropi sel adiposit serta output yang
kurang.
Adalah luas bidang gerak yang maksimal pada persendian, tanpa dipengaruhi oleh suatu
paksaan atau tekanan.
Dipengaruhi oleh: Jenis sendi; Struktur tulang; Jaringan sekitar sendi, otot, tendon dan
ligamen.
Penting pada setiap gerak tubuh karena meningkatkan efisiensi kerja otot.
Dapat mengurangi cedera (orang yang kelenturannya tidak baik cenderung mudah
mengalami cedera).
Laki-laki kira-kira 25% lebih besar dari wanita (Testoteronmerupakan anabolik steroid).
Mengatasi kelelahan.
Kemampuan jantung, paru dan pembuluh darah untukberfungsi secara optimal pada
waktu kerja dalam mengambilO2 secara maksimal (VO2 maks) dan menyalurkannya
keseluruh tubuh terutama jaringan aktif sehingga dapatdigunakan untuk proses
metabolisme tubuh.
Kemampuan otot-otot besar untuk melakukan pekerjaan cukup berat dalam waktu lama
secara terus menerus.
Pengukuran : test lari 2,4 Km (12 menit), Bangku Harvard test, Ergocycles test
(Perdhana, 2008).
2. Kelenturan/fleksibilitas tubuh
3. Kekuatan Otot
4. . Daya tahan otot
5. Daya tahan jantung paru
Tes Harvard adalah salah satu jenis tes stress jantung untuk mendeteksi atau mendiagnosa
penyakit kardiovaskuler. Tes ini juga baik digunakan dalam penilaian kebugaran, dan
kemampuan untuk pulih dari kerja berat. Semakin cepat jantung berdaptasi (kembali normal),
semakin baik kebugaran tubuh (Nurmila, 2008).
Kelebihan dari Harvard Langkah Tes:
1. Peralatannya sederhana
2. Mudah untuk dilakukan
3. Dapat dikelola sendiri
Kekurangan dari Harvard Langkah Tes:
1. Tingkat stres tinggi
2. Tidak dapat dilakukan untuk anak-anak
3. Dipengaruhi oleh variasi maksimum detak jantung (Nurmila, 2008).
Tes Harvard merupakan tes ketahanan terhadap kardiovaskuler. Tes ini menghitung kemampuan
untuk berolahraga secara terus-menerus dalam jangka waktu yang lama tanpa lelah. Subjek
(orang yang meelakukan tes) melangkah naik dan turun pada papan setinggi 45 cm. jumlah
langkah yaitu 30 langkah permenit dalam 5 menit atau sampai subjek kelelahan. Kelelahan
adalah ketikaa saat subjek tidak mampu lagi mempertahankan langkahnya dalam 15 detik.
Subjek didudukkan dan merupakan akhir dari tes, dan denyut jantungnya kemudian dihitung
dalam 1 sampai 1,5, 2 sampai 2,5, dan 3 sampai 3,5 menit (Nurmila, 2008).
Dalam pengaliran darah ke seluruh tubuh ketika beraktivitas, pembuluh darah disekitar otot akan
mengalami vasodilatasi (lebih besar) agar darah lebih banyak dialirkan. Vasodilatasi ini akan
berlanjut pada penurunan tahanan perifer. Hal ini dapat diandaikan dengan dua buah pipa yaitu
pipa kecil dan pipa besar. Tentunya pipa kecil akan memilki tahanan yang lebih besar
dibandingkan dengan pipa besar. Selain itu, tekanan pada pipa besar lebih rendah dibandingkan
pipa kecil demikian halnya dengan pembuluh darah. Saat melakukan olahraga atau aktivitas
lainnya otot akan mulai kontraksi dan menghasilkan sisa metabolisme, seperti CO2, adenosin
dan ion H, yang menyebabkan pembuluh darah kapiler jadi melebar sehingga oksigen yang
dibutuhkan bisa sampe ke otot. Biasanya bila terlalu lama berolahraga wajah kita akan memerah
yang disebabkan oleh pelebaran pembuluh darah perifer (Nurmila, 2008).
Faktor-faktor yang mempengaruhi kebugaran jasmani, yaitu :
1. Umur
Kebugaran jasmani anak-anak meningkat sampai mencapai maksimal pada usia 25-30 tahun,
kemudian akan terjadi penurunan kapasitas fungsional dari seluruh tubuh, kira-kira sebesar 0,81% per tahun, tetapi bila rajin berolahraga penurunan ini dapat dikurangi sampai separuhnya.
2. Jenis Kelamin.
Sampai pubertas biasanya kebugaran jasmani anak laki-laki hampir sama dengan anak
perempuan, tapi setelah pubertas anak-anak laki-laki biasanya mempunyai nilai yang jauh lebih
besar.
3. Genetik.
Berpengaruh terhadap kapasitas jantung paru, postur tubuh, obesitas, haemoglobin/sel darah dan
serat otot.
4. Makanan.
Daya tahan yang tinggi bila mengkonsumsi tinggi karbohidrat (60-70 %). Diet tinggi protein
terutama untuk memperbesar otot dan untuk olahraga yang memerlukan
kekuatan otot yang besar.
5. Rokok.
Kadar CO yang terhisap akan mengurangi nilai VO2 maks, yang berpengaruh terhadap daya
tahan, selain itu menurut penelitian Perkins dan Sexton, nicotine yang ada, dapat memperbesar
pengeluaran energi dan mengurangi nafsu makan (Kusuma, 2009).
Menurut Arief (2007), tingkat kebugaran jasmani manusia dibagi kedalam beberapa kelompok,
yaitu:
1. Kategori rendah : IKJ < 50
2. Kategori kurang : IKJ 50 80
3. Kategori baik
: IKJ > 80
Berdasarkan percobaan yang dilakukan, probandus (pria) memiliki denyut nadi sebelum test
44 kali dan setelah test 71 kali, waktu yang diperlukan untuk naik dan turun bangku adalah 75 s,
diperoleh IKJ 18,93. Probandus (wanita) memiliki denyut nadi sebelum test 44 kali dan
setelah test 71 kali, waktu yang diperlukan untuk naik dan turun bangku adalah 70 s, diperoleh
IKJ 13,39. Berdasarkan tingkat kebugaran jasmani, probandus pria dan wanita memiliki IKJ
yang jelek karena IKJnya kurang dari 50. Hal ini tentu saja dipengaruhi oleh beberapa faktor,
seperti aktivitas, jenis kelamin, faktor genetik dan makanan.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil percobaan di atas, dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut.
1. Faktor-faktor yang mempengaruhi kebugaran jasmani seseorang adalah umur, jenis
kelamin, genetik, makanan dan rokok.
2. Probandus (pria) memiliki IKJ 18,93 sedangkan probandus (wanita) memiliki IKJ
13,39 dan keduanya masuk pada kriteria jelek.
3. Komponen kebugaran jasmani terdiri dari komposisi tubuh, kelenturan tubuh, kekuatan
A. Latar Belakang
Setiap orang membutuhkan kesegaran jasmani dam beraktivitas. Olehnya itu,
kita dianjurkan untuk berolah raga pasling kurang dua kali dalam seminggu. Olah
raga
memiliki
sangat
bermanfaat
untuk
kesehatan
sistem
kardiovaskuler.
Seseorang yang sehat dan fit akan dapat melakukan pekerjaan sehari-hari tanpa
kelelahan yang berarti. Ia masih mempunyai cadangan tenaga yang cukup untuk
suatu kegiatan ekstra seperti berolahraga dan rekreasi. Sehat dalam arti umum
adalah dengan cara menjaga makanan agar cukup gizi dan menjaga kebersihan
sehari-hari. Kebersihan ini meliputi kebersihan diri sendiri, misalnya mandi,
berpakaian, dan lain-lain.
Kadang-kadang dalam kehidupan sehari-hari kita membandingkan bagaimana
kesanggupan kita melakukan aktivitas dengan orang lain. Misalnya ketika menaiki
gedung dengan tangga bersama teman, ada yang merasa sangat lelah dan adapula
yang terlihat biasa saja. Hal ini dipengaruhi oleh kebugaran jasmani setiap orang.
Orang yang sering berolahraga, tubuhnya akan terbiasa atau beradaptasi sehingga
ketika melakukan aktivitas yang berat cadangan kekuatannya lebih banyak
dibandingkan dengan yang jarang berolah raga. Selain itu, orang yang rajin berolah
raga juga memiliki kerja jantung yang baik dan berujung pada lebih rendahnya
tekanan darah dibanding yang jarang berolah raga. (1)
Oleh karena itu dalam percobaan ini, kita akan mempelajari bagaimana
pengaruh aktivitas terhadap kerja jantung dan perubahan fisiologis. Untuk
menentukan kesanggupan badan kita dalam melakukan suatu aktivitas maka
dilakukan tes harvard. Tes ini bertujuan untuk menentukan indeks kesanggupan
badan untuk melakukan kerja, di sini kita menilai kebugaran dan kemampuan untuk
pulih dari kerja berat.
B. Tujuan
Tujuan percobaan yaitu menentukan kesanggupan badan untuk melakukan suatu
kerja
(menentukan
kapasitas
kerja).
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
a) Otot rangka (otot lurik) terdapat pada sistem skelet ,memberikan pengontrolan pergerakan,
mempertahankan postur tubuh dan menghasilkan panas.
b) Otot visceral (otot polos) terdapat pada saluran pencernaan, saluran perkemihan, pembuluh darah.
c)
Otot-otot ini mendapat rangsangan dari saraf otonom berkontraksi diluar kesadaran.
Otot cardiak hanya terdapat pada jantung, berkontraksi diluar pengendalian
Seperti halnya tulang, Otot juga mempunyai beberapa fungsi, antara lain :
1. Untuk menggerakkan skelet
2. Untuk menghasilkan panas
3. Untuk mempertahankan sikap badan
B. Jaringan Otot
Jaringan otot bertanggung jawab untuk sebagian besar interaksi kita dengan
dunia luar. Fungsi-fungsi ini termasuk bergerak, berbicara, dan sejumlah tindakan
sehari-hari lainnya. Namun tidak kalah penting, adalah internal fungsi otot. Internal
fungsi otot adalah pompa darah kita dan mengatur alirannya, makanan kita
bergerak karena sedang dicerna dan menyebabkan pembuangan limbah, dan
berfungsi sebagai pengatur kritis berbagai proses internal.
Jaringan
otot
memiliki
karakteristik
yang
unik
(3 :138)
mengenai
konstraktilitas,
ekstensibilitas, elastisitas, dan iritabilitas. Karena otot bersifat elastis maka dalam
bekerja, otot-otot ini berpasangan namun memiliki aksi yang berlawanan; ketika
satu otot berkontraksi (penggerak yang utama) maka yang lain akan mengendor
(antagonis). Gerakan terjadi karena otot menarik tulang yang berfungsi sebagai
tangkai dan persendian bekerja sebagai engsel. Kekuatan setiap gerakan atau
kontraksi tergantung pada panjang asli dari serabut-serabut, jumlah serabut yang
diaktifkan oleh sistem syaraf dan keadaan metabolik otot. (4)
2. Unit motorik
Oleh karena setiap akson neuron motor spinal, yang mempersarafi otot
rangka, bercabang-cabang untuk mempersarafi kelompok-kelompok serat
otot, jumlah terkecil otot yang dapat berkontraksi sebagai respons terhadap
perangsangan oleh satu motor neuron bukan satu serat otot melainkan
seluruh serta otot yang dipersarafi neuron tersebut.
3. Elektromiografi
Penggiatan unit motorik dapat dipelajari dengan elektromiografi, proses
perekaman kegiatan listrik otot pada osiloskop sinar katoda.
6. Mekanik tubuh
Gerakan tubuh secara keseluruhan diatur berdasarkan pemanfaatan prinsipprinsip fisiologi. Misalnya, otot-otot tubuh melekat pada tubuh dengan
panjang awal yang sama dengan atau mendekati panjang istirahatnya, pada
saat otot akan mengawali kontraksinya.
7. Penyakit otot
Mutasi kode-kode genetik untuk berbagai komponen dari kompleks distrofin
glikoprotein menyebabkan distrofi otot, suatu sindroma yang ditandai oleh
kelemahan
otot
progresif.
Sebagian
besar
dari
bentuk
penyakit
ini
8. Perkembangan Otot
Perlu diingat bahwa telah terjadi kemajuan yang sangat berarti dalam
pengetahuan mengenai pengendalian genetik terhadap perkembangan otot
beberapa tahun terakhir ini. Miogenin merupakan faktor transkripsi yang
utama pada proses ini. Miogenin merangsang fibroblas menjadi sel-sel otot,
dan ketika mencit yang dibuat menjadi homozigot untuk gen miogenin
mutant dilahirkan, mereka mati karena ketiadaan otot, termasuk otot-otot
yang perlu untuk pernapasan. (5 : 72)
Timbul dan berakhirnya kontraksi otot terjadi dalam urutan tahap-tahap berikut.
1. Suatu potensial aksi berjalan di sepanjang sebuah saraf motorik sampai ke ujungnya pada serabut
otot.
2. Di setiap ujung, saraf menyekresi subtansi neurotransmitter, yaitu asetilkolin, dalam jumlah
sedikit.
3. Asetilkolin bekerja pada area setempat pada membran serabut otot untuk membuka banyak kanal
asetilkolin melalui molekul-molekul protein yang terapung pada membran.
4. Terbukanya kanal asetilkolin memungkinkan sejumlah besar ion natrium untuk berdifusi ke bagian
dalam membran serabut otot. Peristiwa ini menimbulkan suatu potensial aksi pada membran.
5. Potensial aksi akan berjalan di sepanjang membran serabut orot dengan cara yang sama seperti
potensial aksi berjalan di sepanjang membran serabut saraf.
6. Potensial aksi akan menimbulkan depolarisasi membran otot dan banyak aliran listrik potensial
aksi mengalir melalui pusat serabut otot. Di sini, potensial aksi menyebabkan retikulum
sarkoplasma melepaskan sejumlah besar ion kalsium, yang telah tersimpan di dalam retikulum
ini.
7. Ion-ion kalsium menimbulkan kekuatan menarik antara filamen aktin dan miosin, yang
menyebabkan kedua filamen tersebut bergeser satu sama lain, dan menghasilkan proses
kontraksi.
8. Setelah kurang dari satu detik, ion kalsium dipompa kembali ke dalam retikulum sarkoplasma oleh
pompa membran Ca++, dan ion-ion ini tetap disimpan dalam retikulum sampai potensial aksti otot
yang baru datang lagi, pengeluran ion kalsium dari miofibril akan menyebabkan kontaksi
terhenti.(6:74)
Ada tiga jenis kerja otot yaitu :
a) Kerja dinamis positif, yang membuat otot-otot yang terlibat untuk bergantian berkontraksi dan
relaksasi (misalnya, menaiki bukit).
b) Kerja dinamis negatif, yang membuat otot-otot yang terlibat untuk bergantian memperpanjang
istirahat sementara (istirahat kerja) dan berkontraksi tanpa beban (misalnya, menuruni bukit).
c) Kerja statis postural, yang membuat otot terus menerus kontraksi (misalnya, berdiri tegak).
Banyak kegiatan melibatkan kombinasi dari dua atau tiga jenis pekerjaan otot.
Efek kerja mekanik diarahkan diproduksi di aktivitas otot dinamis, tapi tidak dalam
pekerjaan murni postural. Dalam kasus terakhir, gaya x jarak = 0. Namun, energi
kimia masih digunakan dan benar-benar berubah menjadi bentuk panas disebut
pemeliharaan panas (kekuatan otot kali durasi kerja postural). (7 : 74)
meningkat
menjadi
110-130ml/kontraksi
scara
intensif,
ketika
4) Arus Darah
dengan
cepat
dan
berjalan
pada
daerah
yang
hanya
vasodilator
dan
peningkatan
metabolisme
yang
menimbulkan
penurunan pH atau peningkatan derajat keasaman dan pada tingkat lokal akan
terlihat lebih banyak kapiler dan arteriol yang membuka. Faktor lain yang
berperan dalam pengaturan arus darah adalah siklus jantung. Telah diketahui
bahwa dengan bertambahnya beban kerja, akan terjadi peningkatan frekuensi
denyut jantung dan hal ini mengakibatkan lebih singkatnya waktu yang
digunakan untuk satu siklus jantung termasuk fase diastole. Sedangkan
pengisian pembuluh darah koroner yang terbanyak adalah pada fase diastole.
Dengan berkurangnya fase diastole maka arus darah koroner juga akan
berkurang.
5) Tekanan Darah
Dalam keadaan istirahat, sistole tipikal individu (normal) adalah 110-140
mmHg dan 60-90 mmHg untuk tekanan darah diastol. Selama aktivitas fisik
tekanan sistol, tekanan selama kontraksi jantung (disebut sistol) bisa meningkat
sampai 200 mmHg dan maksimum pada 250 mmHg yang bisa terjadi pada atlet.
Tekanan diastolrelaif tidak berubah secara signifikan ketika melakukan latihan
intensif. Faktanya kenaikannya lebih dari 15 mmHg sehingga latihan intensif bisa
mengidentifikasi penyakit jantung koroner dan digunakan sebagai penilaian
untuk tes toleransi latihan.
Tekanan
darah
selama
kerja
fisik
memperlihatkan
hubungan
antara
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Nama Percobaan
Percobaan Harvard (Harvard Step Test)
3. Bila tekanan darah melebihi 160 mmHg (systole) sebaiknya percobaan ini jangan dilakukan
pada orang tersebut.
4. Mintalah orang coba untuk melakukan kerja naik turun bangku Harvard dengan kecepatan
tetap 30 kali naik turun satu menit sesuai dengan bunyi metronom.
5. Kerja dilakukan sesanggup mungkin tetapi tidak lebih 5 menit.
6. Setelah selesai dengan kerja ini orang coba segera diminta duduk dan ukurlah tekanan darah
dan denyut nadi orang coba.
7. Kemudian lakukan pencatatan denyut nadi pada 1 menit, 2 menit, 3 menit. Setelah percobaan
(denyut nadi dihitung selama 30 detik).
Pencatatan denyut nadi :
F1 = Denyut nadi/30 detik yang dihitung 1 menit sampai 1 menit 30 detik
kemudian
F2 = Denyut nadi/30 detik yang dihitung 2 menit sampai 2 menit 30 detik
kemudian
F3 = Denyut nadi/30 detik yang dihitung 3 menit sampai 3 menit 30 detik
kemudian
8. Hitunglah Indeks Kesanggupan Badan (IKB) dengan memakai rumus berikut ini.
Rumus Indeks Kesanggupan Badan
Cara Cepat :
Cara Lambat :
Ket : T = Lamanya orang turun naik (dalam detik)
Penilaian :
Cara Cepat
: <50
: kesanggupan kurang
Cara
: 50-80
: kesanggupan sedang
Lambat
>80
: kesanggupan baik
<55
: kesanggupan kurang
55-64
: kesanggupan sedang
>64
: kesanggupan baik
D. Hasil Percobaan
Nama orang coba : Tn. HR
Pemeriksa
: Nn. F
Umur
: 18 Tahun
Pekerjaan
: Mahasiswa
Jenis Kelamin
: Laki-Laki
Sebelum melakukan aktivitas :
Tekanan darah kontrol
: 120/70 mmHg
Denyut nadi
: 78 kali/menit
Saat melakukan aktivitas : T = 74 detik
Tekanan darah
: 130/80 mmHg
Denyut nadi
: F1 = 44 kali/30 detik
F2 = 40 kali/30 detik
F3 = 34 kali/30 detik
Indeks Kesanggupan Badan :
a) Cara Cepat :
cepat yaitu 30,57 dan cara lambat 31,35. Hal ini menunjukkan bahwa orang coba
mempunyai kesanggupan kerja kurang, karena dalam pengukuran dengan cara
cepat hasil yang didapatkan hasil <50, demikian pula dengan cara lambat <55
pada hasil ini temaksud pada golongan kesanggupan kerja kurang. Hal ini mungkin
disebabkan karena orang coba kurang istirahat dan kurang berolahraga secara
teratur.
Pada orang coba dapat dilihat peningkatan tekanan darah dan denyut nadi. Hal
ini disebabkan karena aktivitas orang coba meningkat maka curah kerja jantung ikut
meningkat hal ini bertujuan untuk menyuplai O 2 dan nutrisi dari jantung ke bagian
tubuh yang membutuhkan. Karena peningkatan curah jantung darah akan lebih
banyak dipompa melalui aorta sehingga berpengaruh dalam peningkatan tekanan
darah dimana peningkatan ini mengakibatkan tekanan darah yang berjalan
disepanjang arteri semakin cepat dan selanjutnya akan mengakibatkan denyut nadi
meningkat.
Dari hasil yang diperoleh, belum tentu menunjukkan bahwa kesanggupan orang
coba kurang karena mungkin terdapat beberapa faktor misalnya beban kerja yang
diberikan lebih berat dari yang biasanya dan tanpa pemanasan sebelumnya,
frekuensi naik turun harvard kurang maksimum, atau standar yang dipakai pada
rumus ini merupakan standar dari luar negeri dimana orang barat dominan memiliki
kapasitas kerja lebih dibandingkan kita orang Indonesia, misalnya karena faktor
pemenuhan gizi atau perbedaan pola hidup dalam pekerjaan sehari-hari.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kapasitas kerja adalah kesanggupan orang coba untuk melakukan kerja hingga batas
kemampuan kerja dalam percobaan ini setelah dilakukan perhitungan adalah cara cepat 30,57
dan cara cepat 31,35 hal ini termasuk dalam kategori kesanggupan badan kurang.
Scoring: the clients fitness index score is then determined by the following equations.
Fitness Index = (100 x test duration in seconds) divided by (2 x sum of heart beats in the
recovery periods)
For example, if the total test time was 300 seconds (if the client completed the whole 5 minutes),
and their number of heart beats between 1-1 minutes was 90, between 2-2 it was 80 and
between 3-3 it was 70, then the fitness index score would be: (100 x 300) / (240 x 2) = 62.5.
Note: you are using the total number of heart beats in the 30 second period, not the clients heart
rate (beats per minute) during that time.
Rating
Excellent
Good
High average
Low average
Poor
Fitness Index
>90
80-89
65-79
55-64
<55
Validity: The correlation to direct VO2max when stepping is approximately 0.6 to 0.8, so its not
particularly good validity.
Advantages: This test requires minimal equipment and costs, and can be self-administered.
Comments: The Harvard Step Test was developed by Brouha et al. (1943) in the Harvard
Fatigue Laboratories during WWII. Some sources suggest a 40 cm high bench, which is not the
standard and original bench height. Since the original description of this test, there have been
variations in the test procedure such as reducing the bench height for female persons in some
research studies.
The height of the step can be modified to suit different personal training clients. A 50cm high
step is very high for 'non-athletic' clients so a step height of 25-30cm can be used. If the height
is modified you must record the exact height and ensure that this exact height is used in
subsequant tests to ensure the test results are valid. Also, if the step height is altered the
comparative data in the table above cannot be used.
Sumber: http://www.ptdirect.com/training-delivery/client-assessment/aerobic-fitnesstesting/harvard-step-test-a-predictive-test-of-vo2max