Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PENDAHULUAN

TOTAL KNEE REPLACEMENT

A. Definisi
Total Knee Replacement (TKR) adalah prosedur operasi penggantian sendi lutut
yang tidak normal dengan material buatan. Pada TKR, ujung dari tulang femur akan
dibuang dan diganti dengan metal shell dan ujung dari tibia juga akan diganti
dengan metal stem dan diantara keduanya dihubungkan dengan plastik sebagai
peredam gerakan. Tergantung dari kondisi tempurung lutut pasien biasanya di
belakang tempurung lutut juga ditambahkan plastik.

Total knee replacement diberikaan untuk kondisi perkapuran stadium lanjut atau
grade IV, biasanya disertai dengan perubahan bentuk fisik dari kaki menyerupai
huruf ‘O’ atau ‘X’.

B. Tujuan total knee replacement


1. Untuk membebaskan sendi dari rasa nyeri
2. Untuk menggembalikkan rentang gerak (ROM)
3. Untuk menggembalikkan fungsi normal bagi seorang pasien
4. Untuk membangun kembali akrivitas sehari-hari (ADL), dengan modifikasi
yang tetap menjaga ROM pasien.

C. Indikasi dan Kontraindikasi


Indikasi pasien yang membutuhkan tindakan TKR antara lain:
1. Pasien-pasien yang menderita osteoarthritis berat
2. Sakit lutut yang dialami pasien setiap hari, terutama bila berjalan >100m
3. Sakit sampai membatasi pergerakan untuk aktivitas sehari-hari
4. Kekakuan sendi yang signifikan
5. Ketidakstabilan sendi lutut saat berjalan
6. Kelainan deformitas yang menonjol seperti kaki O atau X
7. fraktur kolum femoralis
8. kegagalan pembedahan rekontruksi sebelumnya (kerusakan prostesis,
osteotomi, penggantian kaput femoris)
Kontraindikasi total knee replacement:
1. Infeksi Lutut
2. Obesitas morbid (lebih besar dari 300 pound atau 136 kg)
3. Quadriceps sangat lemah, karena dapat menyebabkan kesulitan berjalan dan
lutut karena kelemahan.
4. Kerusakan atau penyakit pada kulit di sekitar lutut.
5. Cacat mental yang berat.
6. Aliran darah yang buruk di kaki untuk penyakit pembuluh darah perifer.
7. Sebuah penyakit, jenis kanker terminal, yang telah menyebar.

D. Penatalaksanaan
1. Pre-Operasi
a. Antibiotic profilaksis harus diberikan tepat sebelum pembedahan dimulai
atau selama operasi.
b. Biakan cairan sendi selama pembedaan, yang dilakukan sebelum terapi
antibiotic intraoperatif dimulai
2. Tindakan Operatif
a. Prosedur operasi memakan waktu beberapa jam. Ahli bedah ortopedi akan
menghapus tulang rawan yang rusak dan tulang dan kemudian logam posisi
baru, plastik, atau permukaan sendi keramik untuk mengembalikan
keselarasan dan fungsi dari lutut klien .
b. Banyak jenis desain dan bahan yang saat ini digunakan dalam sendi lutut
buatan. Semua dari mereka terdiri dari dua komponen dasar: komponen bola
(yang terbuat dari logam yang kuat sangat halus atau bahan keramik) dan
komponen soket (secangkir tahan lama terbuat dari plastik, keramik atau
logam, yang mungkin memiliki shell logam luar).
c. Semen bedah khusus dapat digunakan untuk mengisi kesenjangan antara
tulang alami prostesis dan yang tersisa untuk mengamankan sendi buatan.
d. Sebuah prostesis noncemented juga telah dikembangkan dan digunakan
paling sering pada yang lebih muda, lebih aktif pasien dengan tulang yang
kuat. Prostesis dapat dilapisi dengan logam bertekstur atau zat tulang seperti
khusus, yang memungkinkan tulang tumbuh ke dalam prostesis.
e. Kombinasi bola disemen dan soket noncemented dapat digunakan.
f. Klien ahli bedah ortopedi akan memilih jenis prostesis yang paling sesuai
dengan kebutuhan klien.
g. Setelah operasi, Klien akan dipindahkan ke ruang pemulihan di mana klien
akan tetap selama 1 sampai 2 jam sementara pemulihan Anda dari anestesi
dimonitor. Setelah klien terjaga, klien akan dibawa ke kamar rumah sakit
klien
3. Perawatan Pasca Operasi
a. Periksa tanda vital, termasuk suhu dan tingkat kesadaran, setiap 4 jam atau
lebih sering seperti yang dibutuhkan. Laporan perubahan signifikan ke
dokter. Pemeriksaan ini memberikan informasi tentang status
kardiovaskular klien dan dapat memberikan indikasi awal komplikasi
seperti perdarahan yang berlebihan, defisit volume cairan, dan infeksi.
b. Melakukan pemeriksaan neurovaskular pada anggota tubuh yang dioperasi
per jam untuk 12-24 jam pertama, maka setiap 2-4 jam. Segera melaporkan
temuan abnormal ke dokter. Operasi dapat mengganggu suplai darah atau
persarafan pada bagian ekstremitas. Jika demikian, intervensi cepat adalah
penting untuk menjaga fungsi ekstremitas tersebut.
c. Monitor perdarahan insisional dengan mengosongkan dan merekam hisap
drainase setiap 4 jam dan menilai dressing sering. kehilangan darah yang
signifikan dapat terjadi dengan penggantian sendi total, terutama
penggantian panggul total.
d. Menjaga asupan infus dan akurat dan output catatan selama periode pasca
operasi awal.
e. Mempertahankan istirahat dan posisi yang ditentukan dari ekstremitas yang
terkena menggunakan sling, belat penculikan, brace, immobilizer, atau
perangkat lain yang ditentukan.
f. Bantu klien pergeseran posisi setidaknya setiap 2 jam sementara di tempat
tidur beristirahat. Pergeseran posisi membantu mencegah luka tekanan dan
lainnya komplikasi imobilitas.
g. Mengingatkan klien untuk menggunakan spirometer insentif, batuk, dan
bernapas dalam setidaknya setiap 2 jam. Langkah-langkah ini penting untuk
mencegah komplikasi pernafasan seperti pneumonia.
h. Menilai tingkat kenyamanan klien sering. Memelihara PCA, infus epidural,
atau analgesia yang diresepkan lainnya untuk meningkatkan kenyamanan.
manajemen nyeri yang memadai meningkatkan penyembuhan dan
mobilitas.
i. Memulai terapi fisik dan latihan seperti yang ditentukan untuk bersama
spesifik diganti, seperti paha depan pengaturan, menaikkan kaki, dan pasif
dan aktif berbagai-latihan-gerak. Latihan ini membantu mencegah atrofi otot
dan tromboemboli dan memperkuat otot-otot ekstremitas yang terkena
sehingga dapat mendukung sendi prostetik.
j. Gunakan perangkat kompresi berurutan atau stocking antiembolism seperti
yang ditentukan. Ini membantu mencegah tromboemboli dan pulmonary
embolus untuk klien yang harus tetap bergerak setelah operasi.
k. Menilai klien dengan total penggantian lutut tanda-tanda prosthesis
dislokasi, termasuk rasa sakit di lutut terpengaruh atau shortening dan
internal rotasi kaki yang terkena.

E. Komplikasi
Komplikasi dari penggantian lutut total (TKR):
1. Dislokasi prosthese (akibat infeksi atau tidak kuatnya phrotesa menanggung
beban berat badan penderita serta akibat dari aktivitas yang dilakukan
penderita)
2. Drainase Luka
3. Thrombosis (pembekuan darah di sekitar bidang operasi), thrombosis Vena
Profunda
4. Nabloding (infeksi akibat dari pembalutan yang berlapis-lapis)

F. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan meliputi:
1. Pemeriksaan radiologi
Foto Rontgent menunjukkan penurunan progresif massa kartilago sendi sebagai
penyempitan rongga sendi.
Gambar hasil foto rontgen pada pengkapuran sendi lutut

Gambar hasil foto rontgen pada lutut sebelum dan setelah dilakukan TKR

Gambaran radiografik yang menyokong adalah penyempitan celah sendi yang


sering kali asimetris (lebih berat pada bagian yang menanggung beban),
peningkatan densitas (sklerosis) tulang subkondral, kista tulang, osteofit pada
pinggir sendi dan perubahan struktur anatomi sendi.

2. Laboratorium
Laboratorium pre operatif dapat berbeda-beda tergantung dari keadaan pasien
dan keperluannya, tetapi biasanya meliputi pemeriksaan darah rutin, kimia
dasar dan koagulasi tes (protombine time, INR dan partial thromboplastine
time). Pemeriksaan EKG dan rontgen toraks dilakukan tergantung pada umur
pasien dan kebijakan anestesi. Urinalisis dan kultur urin juga dilakukan
G. Diagnosa Keperawatan, Intervensi Dan Rasional
Diagnosa Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi Rasional
Pre Operasi
Ansietas Tujuan: NIC: Anxiety Control
berhubungan Setelah dilakukan tindakan 1. Monitor TTV 1. Mengetahui tanda-tanda
dengan pasien mampu mengontrol 2. Gunakan pendekatan vital dalam batas
prosedur kecemasannya yang menenangkan normal
penggantian Kriteria Hasil: 3. Jelaskan semua prosedur 2. Menciptakan trust
sendi lutut 1. Vital sign dalam batas dan apa yang dirasakan 3. Mengurangi rasa cemas
total normal selama prosedur pasien jika dilakukan
2. Pasien mampu 4. Temani pasien untuk tindakan
mengidentifikasi dan memberikan keamanan 4. Agar pasien merasa bahwa
mengungkapkan gejala dan mengurangi takut dirinya tidak merasa
cemas 5. Berikan informasi faktual kesepian
3. Mengidentifikasi, mengenai diagnosis, 5. Mengurangi rasa cemas
mengungkapkan, dan tindakan prognosis dan takut pasien karena
menunjukkan teknik 6. Bantu pasien mengenal tindakan yang dilakukan
untuk mengontrol situasi yang 6. Mencegah pasien agar
cemas menimbulkan kecemasan tidak semakin cemas
4. Postur tubuh, ekspresi 7. Dorong pasien untuk 7. Pasien merasa dimotivasi
wajah, bahasa tubuh, mengungkapkan untuk perbaikan yang
dan tingkat aktivitas perasaan, ketakutan, optimal
menunjukkan persepsi 8. Untuk mengalihkan
berkurangnya 8. Instruksikan pasien perhatian dan mengurangi
kecemasan. menggunakan teknik rasa cemas
relaksasi
Nyeri Tujuan: NIC:
berhubungan Setelah dilakukan tindakan Pain management
dengan keperawatan jam pasien 1. Monitor TTV 1. Mengetahui tanda-tanda
terputusnya terbebas dari nyeri / nyeri 2. Lakukan pengkajian nyeri vital dalam batas
kontinuitas berkurang secara komprehensif normal
jaringan. termasuk lokasi, 2. Mengetahui tingkatan
Kriteria Hasil: karakteristik, durasi, nyeri untuk menentukan
1. Mampu mengontrol frekuensi, kualitas dan tindakan.
nyeri (tahu penyebab faktor presipitasi 3. Memberikan kenyamanan
nyeri, mampu 3. Gunakan teknik pada pasien dan agar
menggunakan tehnik komunikasi terapeutik pasien lebih terbuka
nonfarmakologi untuk untuk mengetahui 4. Menguragi faktor
mengurangi nyeri, pengalaman nyeri pasien penyebab nyeri
mencari bantuan) 4. Kontrol lingkungan yang 5. Distraksi untuk
2. Melaporkan bahwa dapat mempengaruhi nyeri mengalihkan perhatian
nyeri berkurang dengan seperti suhu ruangan, dan membuat nyaman
menggunakan pencahayaan dan pasien.
manajemen nyeri kebisingan 6. Mengurangi nyeri
3. Mampu mengenali nyeri 5. Lakukan penanganan
(skala, intensitas, nyeri non farrmakologi
frekuensi dan tanda 6. Kolaborasi:pemberian
nyeri) analgetik
4. Menyatakan rasa
nyaman setelah nyeri
berkurang
5. Tanda vital dalam
rentang normal

Intra operasi
Resiko Tujuan : NIC : Manajemen cairan 1. Mengetahui balance cairan
kekurangan Pasien tidak mengalami 1. Catat intake dan output 2. Antisipasi tanda dehidrasi
volume cairan dehidrasi atau cairan tubuh 2. Monitor status hidrasi 3. Mengatur balance cairan
berhubungan pasien adekuat seperti membran mukosa,
dengan Kriteria hasil : nadi, tekanan darah
kehilangan a. Kulit dan membran dengan cepat.
cairan mukosa lembab 3. Beri cairan yang sesuai
b. Tidak terjadi demam dengan terapi
c. TTV normal
Post Operasi
Hipotermi Tujuan : pasien tidak NIC
berhubungan menunjukan tanda tanda 1. Monitor suhu 1. memonitor suhu
dnegan hipotermi 2. ttv 2. memonitor ttv
perubahan Kriteria hasil
suhu ruangan Pasien tidak mengigil, akral
hangat

DAFTAR PUSTAKA

Irawan. T (2012). knee replacement http://flash-cl.blogspot.com/2012/02/knee


replacement.html - Diakses pada tanggal 07 Mei 2017

Medshisof (2012). Total Knee Replacement http://medshisof.tumblr.com/post/307


12392469/total-knee-replacement-a-definisi-total-knee - Diakses pada tanggal 07 Mei
2017

Phuspyta (2010). Total Knee Replacement. http://Phuspyta.blogspot.com/2010/ total knee


replacement.html – Diakses pada tanggal 07 Mei 2017

Sjamsuhidajat. De Jong (2010). Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi: 3. Jakarta: EGC. Hal: 966.
Banjarmasin, Desember 2018

Preseptor Klinik, Ners Muda,

(Dessy Hadrianti, Ns., M.Kep) (Lutia Normawati)

Anda mungkin juga menyukai