Akibat gesekan dan gerak yang hampir terjadi setiap hari, maka artikular kartilago akan semakin
melemah dan dapat menyebabkan arthritis. Selain menimbulkan rasa sakit, juga menyebabkan
gerakan hip joint menjadi tidak lancar, kadang-kadang berbunyi, dan bahkan dapat menimbulkan
pergeseran dari posisi normalnya. Selanjutnya, hip joint perlu diganti dengan tulang pinggul
buatan (artificial hip joint).
Definisi
Gangguan pada hip joint dapat berupa penyakit ataupun dari pengaruh usia yang
menyebabkan tulang bergesekan dan menimbulkan nyeri pada pasien. Sehingga mengakibatkan
sendi tersebut tidak mampu bergerak sempurna. Penggantian panggul total adalah penggantian
pinggul yang rusak berat dan mengganti menggunakan tulang pinggul tiruan (artificial hip
prosthesis).
total pinggul termasuk fraktur yang terjadi pada area di sekitar sendi pinggul, rheumatoid
arthritis, dan kematian (aseptic necrosis) dari tulang pinggul. Necrosis tulang pinggul dapat
disebabkan oleh patah tulang dari pinggul, obat-obat (seperti alkohol atau prednisone dan
prednisolone), penyakit-penyakit gangguan pada sistem imun seperti Systemic Lupus
Erythematosus, dan kondisi-kondisi seperti transplantasi ginjal.
Nyeri kronis hebat yang progresif bersama dengan perburukan dari fungsi harian yang
termasuk berjalan, menaiki tangga-tangga, dan bahkan bangun dari posisi duduk, akhirnya
menjadi sebab-sebab untuk mempertimbangkan penggantian total pinggul. Penggantian
umumnya dipertimbangkan setelah nyeri menjadi begitu parah sehingga ia menghalangi fungsi
yang normal meskipun dengan penggunaan obat-obat anti peradangan dan/atau nyeri.
Penggantian total sendi pinggul adalah prosedur memilih, yang berarti bahwa ia adalah opsi
(pilihan) yang dipilih diantara alternatif-alternatif lain.Biasanya tindakan ini dilakukan apabila
pemberian analgetik atau tindakan lain sudah tidak mampu mengatasi nyeri yang amat sangat
pada pasien.
Jenis Implan pada THR
Pengaplikasian biomaterial pada penggunaan implan yang disebut dengan osseointegration
(osteosintesis) dibagi menjadi beberapa kelompok yaitu metal, polimer, keramik dan komposit.
1. Metal
Metal memiliki cakupan yang luas dalam aplikasiannya, diantaranya fixasi patah tulang,
penggantian tulang, external spints, braces dan traction apparatus. Modulus elastis dan
titik luluh digabungkan dengan keuletan metal membuat material jenis ini cocok untuk
menopang beban tanpa mengakibatkan deformasi. Tiga material yang biasa digunakan
adalah Titanium, Stainless Steel dan Paduan Cobalt-Chromium. Titanium dan paduan
Titanium memiliki kelebihan yaitu modulus elastisitas rendah dan resistansi korosi tinggi,
selain itu juga adanya lapisan oksida pada Titanium memiliki pengaruh yang sangat
3
signifikan terhadap pengintegrasian metal ini pada jaringan tulang. Keuntungan dan
kerugian beberapa macam material implant prosthesis dijelaskan dalam tabel berikut:
a. Modular Ti6A14V/ CoCrMo (Porous)
- Lebih mudah untuk mencocokan dengan pasien
- Memiliki kelebihan dibanding dengan material lain
- Memiliki modulus yang rendah
- Penggunaan lapisan dapat dihindarkan
- Korosi celah pada bagian sambungan
- Co, Cr, Mo merupakan unsur beracun dirancang berdasar kebutuhan operasi
- Dibutuhkan waktu 2 minggu tanpa pembebanan agar terjadi pertumbuhan tulang
b. CoCrMo (Smooth)
- Ketahanan penggunaan tinggi
- Memiliki toleransi pembedahan yang tinggi
- Bisa menyebabkan reaksi jaringan
- Co, Cr, Mo merupakan unsur beracun memiliki modulus yang tinggi
c. CoCrMo (Porous)
- Memiliki ketahanan penggunaan yang tinggi
- Tidak diperlukan lapisan untuk membuatnya menyatu dengan femur
- Co, Cr, Mo merupakan unsur beracun
- Memiliki modulus yang tinggi
- Dibutuhkan waktu 2 minggu tanpa pembebanan agar terjadi pertumbuhan tulang
d. Ti6A14V (Porous)
- Tidak diperlukan lapisan untuk membuatnya menyatu dengan femur
- Memiliki modulus yang rendah
- Toxicity sangat rendah
- Memiliki ketahanan penggunaan yang rendah
- Dibutuhkan waktu 2 minggu tanpa pembebanan agar terjadi pertumbuhan tulang
e. Ti6A14V (Smooth)
- Memiliki toleransi pembedahan yang lebih besar
- Toxicity sangat rendah
- Memiliki ketahanan penggunaan yang rendah kemungkinan adanya reaksi
jaringan
f. 316L Stainless Steel (Smooth)
- Harga murah mudah untuk diproduksi
- Toleransi pembedahan besar
- Banyak penelitian mendalam tentang specimen ini
- Korosif
- Mudah mengalami retak lelah
- Modulus sangat tinggi
- Memungkinkan adanya reaksi jaringan
Perlu diperhatikan dalam penggunaan metal sebagai implan ada beberapa unsur yang
sangat dihindari penggunaannya apabila kadarnya melebihi ambang batas dikarenakan
unsur tersebut beracun terhadap tubuh.
2. Polimer
4
Polimer adalah rangkaian panjang dari material dengan berat molekul tinggi yang terdiri
dari pengulangan unit monomer. Polimer memiliki sifat fisik yang mendekati jaringan
halus, oleh karena itu polimer banyak digunakan untuk menggantikan kulit, tendon,
tulang rawan, pembuluh darah dll. Polimer mengalami degradasi pada lingkungan tubuh
dikarenakan faktor biokimia dan mekanik. Hal ini menyebabkan adanya serangan ion,
pembentukan ion hidroksil dan terlarutnya oksigen sehingga terjadi iritasi pada jaringan
dan menurunnya properti mekanik.
3. Keramik
Keramik adalah senyawa inorganik yang dalam biomaterial diklasifikasikan menjadi 5
kategori berdasarkan karakter makroskopis permukaan ataupun stabilitas kimia pada
lingkungan tubuh yaitu: karbon, alumina, zirconia, keramik gelas dan kalsium fosfat.
Keterbatasan dari keramik adalah kekuatan tarik dan ketangguhan akan patah yang
rendah sehingga aplikasinya terbatas. Hasil dari tes ex-vivo mengindikasikan bahwa
keramik gagal berikatan karena lemahnya jaringan yang terbantuk pada system.
Pemeriksaan Penunjang
Secara umum, pemeriksaan laboratorium atau diagnostik sangat penting dilakukan untuk
membantu menentukan diagnosa, memantau perjalanan penyakit serta menentukan prognosa.
Informasi yang bermanfaat tentang pasien ortopedi dapat diperoroleh dari berbagai prsedur
diagnostik. Masing-masing prosedur mungkin tidak diindikasikan untuk semua pasien. Akan
tetapi, secara umum pemeriksaan yang spesifik menunjukkan data yang paling penting mengenai
kondisi pasien. Pembagian pemeriksaan diagnostik dibagi menjadi pemeriksaan diagnosik
noninvasif dan invasif.
1. Pemeriksaan diagnostik noninvasif antara lain rontgen, MRI, dan CT.
2. Pemeriksaan diagnostik invasif antara lain antrogram
3. Mielogram
4. Skan tulang
5. Aspirasi sendi
6. Biopsi
7. Artroskopi
8. Elektromiografi
9. Pemeriksaan laboratorium rutin Pemeriksaan darah rutin, seperti hitung darah lengkap,
kadar elektrolit serum, dan pemeriksaan pembekuan darah, sering diperlukan untuk
6
pasien ortopedi. Pemeriksaan diagnostik khusus akan dilakukan sesuai dengan kondisi
medis pasien dan diagnosis yang spesifik.
Komplikasi
Tingkat komplikasi setelah operasi penggantian pinggul rendah. Komplikasi serius,
seperti infeksi sendi, terjadi pada kurang dari 2% pasien. Komplikasi medis utama, seperti
serangan jantung atau stroke, bahkan terjadi lebih jarang. Namun, penyakit kronis dapat
meningkatkan potensi komplikasi. Meskipun jarang, ketika terjadi komplikasi mereka dapat
memperpanjang atau membatasi sembuh total. Gumpalan darah di pembuluh darah di kaki
atau panggul adalah komplikasi paling umum dari operasi penggantian pinggul. Dokter
bedah ortopedi Anda mungkin akan meresepkan satu atau lebih tindakan untuk mencegah
penggumpalan darah yang terbentuk di vena ekstremitas bawa. Komplikasi lain seperti
dislokasi, saraf dan cedera pembuluh darah, perdarahan, fraktur, dan kekakuan dapat terjadi.
Selain itu, aspek-aspek yang banyak menyebabkan kegagalan sistem sambungan tulang
pinggul buatan antara lain:
a. Alergi
Daya tahan dan kekebalan tubuh manusia berbeda-beda. Dalam pemasangan
sambungan tulang pinggul buatan harus juga diperhatikan efek dari material penyusun
terhadap tubuh pasien.
b. Infeksi
Dalam penanaman sambungan tulanng pinggul sangatlah penting menjaga
kehigienisan baik pada alat yang digunakan maupun sambungan tulang pinggul buatan
itu sendiri. Infeksi karena kuman maupun bakteri akan mempercepat kegagalan
penanaman sambungan tulang pinggul buatan.
c. Kesalahan pemasangan
Penanaman sambungan tulang pinggul buatan dibutuhkan ketelitian pemasangan
yang sangat ekstra. Kesalahan posisi pemasangan akan semakin membuat keausan
yang lebih cepat atau mengurangi kestabilan sistem.
d. Load
Load atau pembebanan dari tubuh akan mempengaruhi kekuatan system artificial
hip joint. Femoral stemakan patah atau berubah bentuk jika pembebanan yang
diberikan melebihi yield strength dari material femoral stem. Von Mises yang
terukur dari hasil analisa akan menunjukkan distribusi tegangan dari femoral stem.
e. Friction
Friction yang tinggi akan menyebabkan cepatnya keausan pada ball bearing.
Seperti halnya wear, friction yang tinggi juga menyebabkan ketidakstabilan sistem.
Desain geometri dan material sangat berpengaruh terhadap friction. Radial
clearance antara head dan cup akan menentukan maksimal atau tidaknya lubrikasi
yang bekerja untuk mengurangi friksi ini.
f. Tekanan kontak
Tekanan kontak akan sangat berpengaruh pada lama tidaknya umur dari
sambungan tulang pinggul buatan. Distribusi tekanan kontak yang terkonsentrasi
7
Persiapan Pra-operatif
Beberapa hal yang perlu diperhatikan ssebelum dilakukannya operasi:
1. Beberapa hari sebelum operasi
a. Pembayaran
b. Kebersihan : bersihkan rumah termasuk lakukan Home Changes
c. Kebutuhan : beli makanan/perlengkapan yang dapat digunakan setelah pulang ke
rumah pasca operasi.
d. Infeksi : beritahu pihak kesehatan yang akan melakukan operasi jika terjadi infeksi
pada bagian tubuh seperti kuli, gigi, dll.
e. Transportasi : pasien yang telah menjalani hip joint replacement tidak diperbolehkan
untuk mengendarai kendaraannya sendiri, pastikan kursi penumpang dapat diubah
posisi, posisi lutut harus lebih rendah dari panggul.
2. 1 hari sebelum operasi
a. Dilarang makan/minum stelah diinstruksikan
b. Dilarang membawa obat sendiri
c. Mandi, dilarang memakai lotion/bedak, pakai baju bersih sehabis dicuci.
d. Tidur nyenyak saat malam.
Adapun perawatan yang perlu dilakukan selama pre operasi adalah:
1. Menilai pengetahuan pasien dan pemahaman tentang prosedur operasi. Memberikan
penjelasan lebih lanjut dan klarifikasi yang diperlukan. Pentingnya pasien memiliki
pemahaman yang jelas tentang prosedur pembedahan dan hasil yang diharapkan.
2. Pengetahuan mengurangi kecemasan dan meningkatkan kemampuan pasien untuk
membantu dengan prosedur perawatan pasca-operasi.
3. Mendapatkan riwayat perawatan dan penilaian fisik, termasuk rentang gerak sendi yang
terkena. Informasi ini tidak hanya memungkinkan perawat untuk memberikan perawatan
sesuai dengan kebutuhan individu tetapi juga berfungsi sebagai dasar untuk
perbandingan penilaian pasca operasi.
4. Menjelaskan pembatasan aktivitas pasca operasi. Mengajarkan cara menggunakan tali
overhead untuk mengubah posisi. Pasien yang belajar dan praktek teknik bergerak
sebelum operasi dapat menggunakannya secara lebih efektif pada periode pasca operasi.
5. Memberikan atau memperkuat pengajaran latihan pasca operasi tertentu untuk sendi
yang operasi akan dilakukan. Latihan diresepkan pasca operasi untuk :
a. memperkuat otot menyediakan stabilitas bersama dan dukungan
b. mencegah atrofi otot dan kontraktur sendi
c. mencegah stasis vena dan kemungkinan tromboemboli.
6. Ajarkan prosedur kebersihan pernapasan seperti penggunaan insentif spirometri, batuk,
dan pernapasan dalam. Memadai pernapasan kebersihan sangat penting untuk semua
pasien menjalani penggantian sendi untuk mencegah komplikasi pernafasan
8
berhubungan dengan tidak bergerak dan efek dari anestesi. Selain itu, banyak pasien
menjalani penggantian sendi total tua dan mungkin memiliki mengurangi clearance
mukosiliar.
7. Diskusikan tindakan pengendalian nyeri pasca operasi, termasuk penggunaan pasiendikendalikan analgesia (PCA) atau infus epidural yang sesuai. Hal ini penting bagi
pasien untuk memahami tujuan dan penggunaan langkah pengendalian nyeri pasca
operasi untuk memungkinkan awal mobilitas dan mengurangi komplikasi yang terkait
dengan imobilitas.
8. Ajari atau menyediakan resep persiapan kulit pra operasi seperti mandi, shampo, dan
menggosok kulit dengan larutan antibakteri. Langkah-langkah ini membantu
mengurangi bakteri transien yang dapat diperkenalkan ke dalam situs bedah.
9. Administer intravena antibiotik seperti yang diperintahkan. Antibiotik terapi dimulai
sebelum atau selama operasi dan dilanjutkan pasca operasi untuk mengurangi risiko
infeksi.
Identitas Klien : Nama, jenis kelamin, umur, alamat, agama, bahasa yang dipakai,
status perkawinan, pendidikan, pekerjaan, asuransi, golongan darah, no. register, tanggal
MRS, diagnosa medis.
2.
Keluhan Utama : rasa nyeri, nyeri tersebut bisa akut atau kronik tergantung dan
lamanya serangan.
3. Riwayat Penyakit Sekarang
Pengumpulan data yang dilakukan untuk menentukan sebab dari penggantian panggul
total, yang nantinya membantu dalam membuat rencana tindakan terhadap klien. Ini
bisa berupa kronologi terjadinya penyakit tersebut sehingga nantinya bisa ditentukan
kekuatan yang terjadi dan bagian tubuh mana yang terkena. Selain itu, dengan
mengetahui mekanisme terjadinya kecelakaan bisa diketahui luka kecelakaan yang lain.
4.
5.
Penyakit keluarga yang berhubungan dengan penyakit tulang merupakan salah satu
faktor predisposisi terjadinya fraktur sehingga diperlukan penggantian panggul total,
seperti diabetes, osteoporosis yang sering terjadi pada beberapa keturunan, dan kanker
tulang yang cenderung diturunkan secara genetik (Ignatavicius, Donna D, 1995).
6.
Riwayat Psikososial
Merupakan respons emosi klien terhadap penyakit yang dideritanya dan peran klien
dalam keluarga dan masyarakat serta respon atau pengaruhnya dalam kehidupan sehariharinya baik dalam keluarga ataupun dalam masyarakat (Ignatavicius, Donna D, 1995).
7.
8.
9.
Diagnosa Keperawatan
Diagnosa yang muncul pada pasien dengan rekonstruksi berdasarkan rumusan diagnosa
keperawatan menurut NANDA (2006) antara lain :
10
: - Anxiety Control
- Aggression Control
- Coping
- Impulse Control
Kriteria hasil :
1.
2.
3.
4.
NOC
: peredaan nyeri
Kriteria hasil :
12
1.
2.
3.
4.
untuk
mengurangi
14