LATIHAN PERNAPASAN TERHADAP TINGKAT EKSPANSI TORAKS PADA LANSIA
OLEH Anak Agung Kreshna Arta Wiwaha 19121001003
PROGRAM STUDI FISIOTERAPI
FAKULTAS KESEHATAN, SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS DHYANA PURA TAHUN 2022 BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Menua adalah proses kehilangan perlahan-lahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri. Manusia yang sudah menjadi tua akan mengalami kemunduran fisik, mental, dan social. Seseorang dikatakan sudah menjadi tua dikenal dengan nama lansia jika sudah berussia 60 tahun. Lansia adalah salah satu bagian dari proses tumbuh kembang manusia. Lansia didefinisikan berdasarkan karakteristik social masyarakat, dimana orang yang sudah mencapai umur lansia memiliki ciri-ciri rambut beruban, kerutan pada kulit, dan hilangnya gigi. Ekspansi dada adalah kemampuan dari sangkar thoraks untuk mengembang dan mengempis saat melakukan inspirasi maupun ekspirasi (Fitrianti, 2013). Ekspansi dada sangat berhubungan dengan fungsi pernapasan dan elemen penting yang menggambarkan fungsi system respirasi. Hal ini dikarenakan gerakan sangkar thoraks adalah factor penting dalam mengalirkan udara saat inspirasi dan juga ekspirasi (Kim et al, 2015). Setelah usia 30 tahun secara progresif fungsi dari organ tubuh mengalami penurunan yang mencakup menurunnya elastisitas paru-paru, sehingga kemampuan kembang kempis paru tidak maksimal. Pada seorang dengan usia 60 tahun ke atas atau disebut lansia. Bias dikatakan kemampuan sangkar thoraks untuk mengembang dan mengempis ini mengalami penurunan yang menjadikan kerja pernafasan menjadi lebih berat (Kurnianto, 2015). Breathing exercise merupakan terapi yang bertujuan merubah penuh dari pola pernapasan tertentu. Latihan ini digunakan sebagai startegi pada terapi ekspansi paru, bronchial hygiene (pembersihan jalan napas) dan untuk menurunkan kerja pernapsan (Solomen & Aaron, 2015). Jung & Moon (2015) menunjukan perbedaan yang signifikan pada nilai ekspansi dada antara grup yang diberi breathing exercise berupa thoracic region self-mobilization dibandingkan dengan grup control. Ditambah pendapat dari Digital et al. (2015) yang menyatakan breathing exercise digunakan untuk meningkatkan ekspansi dada dan paru salah satunya adalah latihan butyoko. Latihan pernapasan buteyko merupakan latihan pernapasan yang digunakan untuk mengendalikan atau mengontrol gejala asma dengan rangkaian latihan yang ditekankan pada pernapasan dengan menggunakan hidung, menahan napas serta rileksasi. (Karpagam et al ., 2017). Latihan pernapasan butyeko dikembangkan oleh dokter Rusia bernama Konstantin Butyeko (1923-2013). Latihan butyeko bertujuan untuk mengurangi hiperventilasi sehingga pasien lebih dapat mengontrol pernapasannya (Villareal et al., 2014). Latihan pernapasan butyeko melatihsistem pernapasan dengan cara mengajarkan pasien untuk mengontrol sesak atau kecenderungan untuk bernapas secara berlebihan (Courtney,2008). Latihan ini diharpkan mampu meningkatkan arus puncak ekspirasu maupun ekspansi dada pada lansia. Rumusan masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang ada, maka dapat diajukan rumusan masalah sebagai berikut “Apakah latihan butyeko dapat meningkatkan ekspansi dada pada lansia. Tujuan penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui adanya hubungan antara latihan pernapasan butyeko dengan ekspansi dada pada lansia. Manfaat Penelitian Manfaat teoritis Penelitian ini diharapkan dapat menambah khasanah ilmu pengetahuan dan menjadi masukan dalam peneltian selanjutnya di masa depan. Manfaat Praktis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan wawasan dan inforrmasi kepada masyrakat bahwa latihan butyeko bias diberikan unttuk menjaga ekspansi dada pada lansia.