PENDAHULUAN
perjalanan, hal ini bersangkutan dengan metode transportasi yang semakin beragam,
sehingga menarik minat masyarakat untuk memiliknya. Oleh sebab itu kepadatan
Kejadian fraktur di indonesia sebesar 1,3 juta setiap tahun dengan jumlah
penduduk 238 juta, merupakan terbesar di Asia Tenggara (Rupyanto at a, 2013). Fraktur
atau patah tulang adalah terputusnya kontinuintas tulang atau tulang rawan umumnya
dikarenakan rudapaksa. Salah satu fraktur yang sering terjadi adalah fraktur femur yang
disebabkan karena trauma. Trauma yang menyebabkan tulang patah dapat berupa trayma
Fraktur femur adalah rusaknya kontinuitas tulang pangkal paha yang dapat
disebabkan oleh trauma langsung (kecelakaan lau lintas, jatuh dari ketinggian), kelelahan
otot, kondisi-kondisi tertentu seperti degenerasi tulang atau osteoporosis. Kondisi tersebut
kesehatan untuk memperbaiki dan meningkatkan kondisi secara bertahap. Pada kasus ini
metode operasi yang di gunakan yaitu Open Reduction Internal Fixation (ORIF). ORIF
merupakan suatu jenis operasi dengan pemasangan internal fixasi yang dilakukan untuk
1
mencegah pergesaran antar fragmen pada waktu proses penyambungan tulang. Internal
fixasi yang digunakan pada kasus ini berupa plate and screw yang merupakan sebuah
lempengan besi dan berupa sekrup yang dipasang pada tulang yang patah dan berfungsi
Pada pasien pasca operasi fraktur femur dapat mengalami gangguan impairment
berupa kemungkinan timbulnya rasa nyeri, keterbatasan lingkup gerak sendi dan
tersebut fisioterapi dapat berperan untuk mengatasi gangguan yang ada serta mencegah
terjadinya komplikasi yang mungkin terjadi dengan memberikan Infra Merah dan Terapi
Latihan.
Penggunaan infra merah dan terapi latihan pada kasus post fraktur adalah untuk
selain itu pemanasan yang ringan pada otot akan menimbulkan pengaruh sedative
terhadap ujung-ujung saraf sensoris. Terapi latihan merupakan upaya pengobatan dalam
fioterapi yang pelaksanaannya menggunakan latihan gerak pasif dan aktif. Terapi latihan
dan kemampuan fungsional. Terapi latihan yang dapat diberikan pada pasien pasca
operasi ORIF berupa : free aktif movement untuk merangsang propioseptif, pasif
movement exercise untuk menjaga lingkup gerak sendi (LGS), dan latihan isotonik dan
2
B. Rumusan Masalah
Adapun masalah yang muncul pada kasus fraktur femur dengan pemasangan
Open Reduksi Internal Fiksasi (ORIF) ditinjau dari segi fisioterapi karena berhubungan
kemukakan adalah :
pemasangan ORIF ?
lingkup gerak sendi (LGS) pada fraktur femur dengan pemasangan ORIF ?
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui penatalaksaan Infra Red (IR) pada kasus fraktur femur.
b. Untuk mengetahui penatalaksaan terapi latihan isotonik dan isometrik pada kasus
fraktur femur.
3
D. Manfaat
1. Bagi penulis
dengan Infra Merah (IR) dan terapi latihan isotonik dan isometrik
2. Bagi Institusi
fraktur femur
3. Bagi Fisioterapis
fraktur femur
4. Bagi Masyarakat
fisioterapi pada kasus fraktur femur sehingga masyarkat dapat mengetahui penganan
dengan tepat.
E. BATASAN MASALAH
Mengingat luasnya permasalahan yang muncul pada kasus post fraktur femur,
maka disini penulis membatasi masalah dalam problem nyeri, penurunan lingkup gerak
sendi, dan penurunan kekuatan otot. Untuk mengurangi nyeri yaitu menggunakan
modalitas Infra Red (IR). Sedangkan untuk penurunan lingkup gerak sendi (LGS)