Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Ahli Madya Keperawatan
(A.Md.Kep) Pada Program Studi DIII Keperawatan STIKes Bhakti Kencana Bandung
Oleh
OLEH
NIKEN LEVIA ROSA
AKX.16.079
Karya tulis ini telah disetujui oleh Panitia Penguji pada tanggal .........................
seperti tertera dibawah ini
Menyetujui,
Mengetahui
Ketua Prodi DIII Keperawatan
ii
LEMBAR PENGESAHAN
OLEH
NIKEN LEVIA ROSA
AKX.16.079
Telah berhasil dipertahankan dan diuji dihadapan Panitia Penguji dan diterima
sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan pada Program Studi
D III Keperawatan STIKes Bhakti Kencana Bandung, Pada Tanggal ……..............
PANITIA PENGUJI
1. PENGUJI 1 (……….……………)
2. PENGUJI 2 (……….……………)
Mengetahui,
STIKes Bhakti Kencana Bandung
Ketua
iii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
NPM : AKX.16.079
Menyatakan :
1. Tugas akhir saya ini adalah asli dan belum pernah diajukan untuk
memperoleh gelar profesional Ahli Madya (Amd) di Program Studi DIII
Keperawatan STIKes Bhakti Kencana Bandung maupun di perguruan tinggi
lainnya.
2. Tugas akhir saya ini adalah karya tulis yang murni dan bukan hasil
plagiat/jiplakan, serta asli dari ide dan gagasan saya sendiri tanpa bantuan
pihak lain kecuali dari pembimbing.
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
atas berkat rahmat dan karunia-Nya penulis masih diberi kekuatan dan pikiran
sehingga dapat menyelesaikan karya tulis ini yang berjudul “ASUHAN
KEPERAWATAN PADA KLIEN CHRONIC KIDNEY DISEASE (CKD)
DENGAN KELEBIHAN VOLUME CAIRAN DI RSUD DR. SLAMET
GARUT” dengan sebaik-baiknya.
Maksud dan tujuan penyusunan karya tulis ini adalah untuk memenuhi
salah satu tugas akhir dalam menyelesaikan Program Studi Diploma III
Keperawatan di STIKes Bhakti Kencana Bandung.
1. H. Mulyana, SH, M.Pd, MH.Kes, selaku ketua Yayasan Adhi Guna Bhakti
Kencana Bandung.
2. Rd. Siti Jundiah, S,Kp.,M.Kep, selaku Ketua STIKes Bhakti Kencana
Bandung.
3. Tuti Suprapti, S,Kp., M.Kep, selaku Ketua Program Studi Diploma III
Keperawatan STIKes Bhakti Kencana Bandung.
4. Rd. Siti Jundiah, S,Kp.,M.Kep., selaku Pembimbing Utama yang telah
membimbing dan memotivasi selama penulis menyelesaikan karya tulis
ilmiah ini.
5. Hj. Sri Sulami, S.Kep.,MM, selaku Pembimbing Pendamping yang telah
membimbing dan memotivasi selama penulis menyelesaikan karya tulis ini.
6. dr. H. Maskut Farid MM, selaku Direktur Utama Rumah Sakit Umum dr.
Slamet Garut yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk
menjalankan tugas akhir perkuliahan ini.
7. ………….. , selaku CI Ruangan Agate Atas yang telah memberikan
bimbingan, arahan, dan motivasi dalam melakukan kegiatan selama praktik
keperawatan di RSU dr.SlametGarut.
8. Kepada seluruh keluarga tercinta, khususnya Ibu saya Grid Ridalia S.Pd dan
Ayah saya Len Azhari S.H., M.H., serta kedua kakak dan adik kandung saya
vi
yang telah mendoakan, memotivasi, dan memfasilitasi dalam penyusunan
karya tulis ilmiah ini.
9. Seluruh teman-teman seperjuangan Anestesi angkatan XII, senior, dan adik-
adik tingkat yang telah memberikan semangat, motivasi, dan dukungan dalam
penyelesaian penyusunan karya tulis ilmiah ini.
PENULIS
vii
DAFTAR ISI
Halaman
Halaman Judul......................................................................................... i
Lembar Persetujuan................................................................................. ii
Lembar Pengesahan ................................................................................ iii
Surat Pernyataan...................................................................................... iv
Abstrak .................................................................................................... v
Kata Pengantar ........................................................................................ vi
Daftar Isi.................................................................................................. viii
Daftar Tabel ............................................................................................ x
Daftar Bagan ........................................................................................... xi
Daftar Lampiran ...................................................................................... xii
Daftar Singkatan...................................................................................... xiii
Daftar Gambar......................................................................................... xiv
BAB 1 PENDAHULUAN ...................................................................... 1
1.1. Latar Belakang ............................................................................. 1
1.2. Rumusan Masalah ........................................................................ 4
1.3. Tujuan Penulisan .......................................................................... 4
1.3.1 Tujuan Umum......................................................................... 4
1.3.2 Tujuan Khusus ........................................................................ 4
1.4. Manfaat Penulisan ....................................................................... 5
viii
2.2 Konsep Kelebihan Volume Cairan ................................................ 26
2.3 Konsep Asuhan Keperawatan........................................................ 29
2.3.1 Pengkajian Keperawatan........................................... ............... 29
2.3.2 Diagnosa Keperawatan ............................................................. 38
2.3.3 Intervensi Keperawatan ............................................................ 39
2.3.4 Implementasi ............................................................................ 48
2.3.5 Evaluasi .................................................................................... 48
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
ix
DAFTAR TABEL
Halaman
x
DAFTAR BAGAN
Halaman
Bagan 2.2 Pathway Chornic Kidney Disease menurut NANDA 2015 .................. 21
xi
DAFTAR LAMPIRAN
xii
DAFTAR SINGKATAN
BB : Berat Badan
IV : Intravena
N : Nervus
TB : Tinggi Badan
TD : Tekanan Darah
ºC : Derajat Celcius
xiii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
xiv
BAB I
PENDAHULUAN
Sistem perkemihan atau sistem urinaria adalah suatu sistem tubuh tempat
terjadinya proses filtrasi atau penyaringan darah sehingga darah terbebas dari zat-
zat yang tidak digunakan lagi oleh tubuh. Selain itu, pada sistem ini juga terjadi
proses penyerapan zat-zat yang sudah tidak dipergunakan lagi oleh tubuh akan
larut dalam air dan dikeluarkan berupa urine (air kemih). Salah satu organ yang
termasuk sistem perkemihan adalah ginjal. Ginjal menjalankan fungsi yang vital
sebagai pengatur volume dan komposisi kimia darah dengan mengekskresikan zat
terlarut dan air secara selektif. Kegagalan ginjal dalam melaksanakan fungsinya
menimbulkan keadaan yang disebut uremia atau penyakit ginjal stadium akhir
Gagal ginjal biasanya dibagi menjadi dua kategori, yaitu kronik dan akut.
Gagal ginjal kronik merupakan perkembangan gagal ginjal yang progresif dan
lambat (beberapa tahun), sebaliknya dengan gagal ginjal akut yang terjadi dalam
beberapa hari atau minggu (Price dan Wilson, 2012). Menurut Prabowo dan Eka
(2014) gagal ginjal kronik disebut juga sebagai Chronic Kidney Disease (CKD),
yaitu gagal ginjal akut yang sudah berlangsung lama, sehingga kondisi penyakit
pada ginjal yang persisten (keberlangsungan ≥ 3 bulan) dan dampak yang bersifat
1
2
yang berlangsung lama, sehingga tidak dapat menutupi kebutuhan biasa lagi dan
menimbulkan gejala sakit (Wijaya dan Yessie, 2013). CKD merupakan penyakit
(Padila, 2012).
masalah kesehatan di dunia. Menurut hasil Global Burden Disease tahun 2017,
1,1 juta kematian di seluruh dunia. Secara keseluruhan, kematian akibat CKD
meningkat sebesar 31,7% selama 10 tahun terakhir, sehingga menjadi salah satu
menempati urutan ke-10 dari 12 penyakit tidak menular. Prevalensi pada laki-laki
Medical Record RSU dr. Slamet Garut, CKD tidak termasuk kedalam 10 penyakit
terbesar, tetapi jumlah kasus CKD pada periode tahun 2016 tercatat ada 554 klien
CKD dan terjadi kenaikan pada tahun yaitu sebanyak 595 orang. (Rekapitulas
Pada Pasien CKD, fungsi ginjal menurun secara dratis yang berasal dari
nefron. Jika jumlah nefron yang tidak berfungsi meningkat, maka ginjal tidak
mampu menyaring urine. Pada tahap ini glomerulus menjadi kaku dan plasma
tidak dapat difilter dengan mudah melalui tubulus, maka akan terjadi kelebihan
cairan dengan retensi air dan natrium. Masalah kelebihan volume cairan yang
dialami pasien tidak hanya diperoleh dari masukan minuman yang berlebih, akan
tetapi dapat berasal dari makanan yang mengandung kadar air tinggi sehingga
jumlah cairan yang masuk kedalam tubuh meningkat sementara ginjal yang
berfungsi sebagai homeostatis cairan gagal mebuang zat-zat sisa dan cairan yang
Masalah status hidrasi pada kasus CKD ini yang identik dengan kelebihan
cairan dan jika tidak ditangani akan mengakibatkan kenaikan berat badan, edema
pada ekstremitas, edema paru, dan sesak nafas. Selain itu, kondisi
komprehensif, yang terdiri dari biologis, psikologis, sosial, dan spiritual melalui
4
GARUT”
Kidney Disease (CKD) dengan kelebihan volume cairan di RSU dr. Slamet Garut?
di RSU dr. Slamet Garut secara komprehensif meliputi aspek bio, psiko, sosio
1.3.2. TujuanKhusus
1.4.1. Teoritis
Manfaat teoritis dari penulisan karya tulis ilmiah ini adalah dapat
menambah ilmu pengetahuan penulis ataupun pembaca tentang CKD dan juga
volume cairan.
6
1.4.2. Praktis
Penyusunan karya tulis ilmiah ini dapat digunakan sebagai acuan dalam
volume cairan.
TINJAUAN PUSTAKA
Gagal ginjal kronis biasanya akibat akhir dari kehilangan fungsi ginjal
gagal ginjal kronis atau penyakit renal tahap akhir (ESRD) merupakan
gangguan fungsi renal yang progresif dan irreversible (tubuh gagal dalam
sehingga menyebabkan uremia (retensi urea dan sampah nitrogen lain dalam
darah). Sumber lain mengatakan, bahwa penyakit ginjal kronis yaitu adanya
bulan, dapat berupa kelainan struktural yang dapat dideteksi melalui beberapa
pemeriksaan atau gangguan fungsi ginjal dengan laju filtrasi glomerulus <60
kronik atau Chronic Kidney Disease (CKD) adalah suatu keadaan klinis yang
ditandai dengan penurunan fungsi ginjal yang terjadi minimal selama 3 bulan
7
8
1. Anatomi Ginjal
retroperitoneal bagian atas pada kedua sisi vertebrae lumbalis III, dan
bagian kiri dan kanan, ginjal kiri lebih besar dari pada ginjal kanan. Pada
orang dewasa berat ginjal ± 200 gram (Nuari dan Widyanti, 2016).
Menurut Setiadi (2016), bila sebuah ginjal kita iris memanjang, maka akan
tampak bahwa ginjal terdiri dari 3 bagian, yaitu bagian kulit (korteks),
1) Kulit ginjal
penyaringan darah yang disebut nefron. Pada tempat penyaringan darah ini
dan simpai bowman. Zat-zat yang terlarut dalam darah akan masuk
kedalam simpai bowman. Dari sini maka zat-zat tersebut akan menuju ke
disebut apeks atau papila rens, mengarah ke bagian dalam ginjal. Satu
jaringan korteks yang disebut kolumna renal. Pada bagian ini berkumpul
proses.
10
papila renis dari piramid. Kaliks minor ini menampung urine yang terus
keluar dari papila. Dari kaliks minor, urine masuk ke kaliks mayor, ke
terdiri atas lapisan parietal (luar) berbentuk gepeng dan lapis viseral
banyak juluran mirip jari disebut podosit (sel berkaki) atau pedikel yang
renal, bagian tubulus yang keluar dari korpuskel renal disebut dengan
menjadi saluran yang lurus yang semula tebal kemudian menjadi tipis
disebut ansa henle atau loop of henle, karena mebuat lengkungan tajam
berfungsi untuk mengatur jumlah darah yang masuk ke dalam ginjal, saraf
2. Fisiologi Ginjal
Pada tubulus ginjal akan terjadi penyerapan kembali zat-zat yang sudah
disaring pada glomerulus, sisa cairan akan diteruskan ke piala ginjal terus
berlanjut ke ureter. Urine berasal dari darah yang dibawa arteri renalis
13
masuk kedalam ginjal, darah ini terdiri dari bagian yang padat yaitu sel
darah dan bagian plasma darah. Terdapat tiga tahap dalam proses
pembentukan urine:
1) Proses filtrasi
cairan darah kecuali protein karena protein memiliki ukuran molekul yang
lebih besar sehingga tidak tersaring oleh glomerulus. Cairan yang tersaring
ditampung oleh simpai bowman yang teridiri dari glukosa, air, natrium,
2) Proses reabsorpsi
secara pasif yang dikenal sebagai oblogator reabsorpsi terjadi pada tubulus
papilla renalis. Hormon yang dapat ikut berperan dalam proses reabsorpsi
3) Proses sekresi
Arteri Renalis
Afferent Arteriole
Glomerulus
urine
urea, asam urat, amoniak, creatinin, garam anorganik, bakteri dan juga
15
nefron.
larut dalam darah akan ikut masuk ke dalam nefron, lalu kembali ke
jumlahnya diatur oleh darah. Oleh karena itu volume darah harus tetap
cairan. Selain itu, kelebihan cairan dapat terjadi melalui dua proses
yaitu pemberian cairan dalam jumlah terlalu besar atau cepat dan
natrium di golomerulus.
tidak berguna bagi tubuh didalam darah, maka tubuh akan bekerja
16
gangguan.
Glomerulus.
Sedangkan menurut Andra dan Yessie (2013), gagal ginjal kronik dibagi
menjadi 3 stadium:
2. Stadium 2 : insufisiensi ginjal, dimana lebih dari 75% jaringan telah rusak,
spesifik dana biasanya ditemukan pada tahap akhir penyakit. Pada stadium
17
awal. CKD biasanya asimtomatik. Menurut Chris Tanto (2016), tanda dan
peningkatan JVP, asites.Pada CKD, ginjal gagal membuang air, maka air
plasma kurang dari 135 bergantung pada tipe cairan, hematokrit kurang
dari 45%, berat jenis urine 1,010 dan kadar BUN kurang dari 8 mg/dl.
peptikum, malnutrisi.
ekimosis.
18
ensofalopati.
2.1.5 Etiologi
kronis. Akan tetapi, apapun penyebabnya, respon yang terjadi adalah penurunan
mengakibatkan GGK bisa disebabkan dari ginjal sendiri dan di luar ginjal.
Adapun penyebab gagal ginjal kronis menurut Muttaqin (2012) adalah sebagai
berikut:
edema dan gagal jantung. Edema paru dapat terjadi akibat gagal
3) Obat-obatan.
2.1.6. Patofisiologi
Proses patologi umum yang menyebabkan kerusakan nefron, CKD, dan gagal
interstisial dan fibrosis adalah ciri khas CKD dan menyebabkan penurunan
fungsi ginjal (Copstead& banasik, 2010). Seluruh unit nefron secara bertahap
hancur. Pada tahap awal, saat nefron hilang , nefron fungsional yang masih ada
nefron ini dan lebih banyak pertikel zat terlarut disaring untuk
penyebab cedera tubulus. Proses hilangnya nefron yang kontiunu ini terus
berlangsung meskipun setelah proses penyakit awal telah teratasi (Fauci et al.,
tahunan. Pada tahap awal, sering kali disebut penurunan cadangan ginjal,
nefron yang tidak terkena mengkompensasi nefron yang hilang. GFR sedikit
turun dan pada pasien asimtomatik disertai BUN dan kadar kreatin serum
normal. Ketika penyakit berkembang dan GFR turun lebih lanjut, hipertensi
pada ginjal di tahap ini (misalnya infeksi, dehidrasi atau obstruksi saluran
kemih) dapat menurunkan fungsi dan dapat memicu awitan gagal ginjal atau
Kadar serum kratinin dan BUN naik secara tajam, pasien menjadi uliguria,
dan manifestasi uremia muncul. Pada ESRD, tahap akhir CKD, GFR kurang
Bagan 2.2 Pathway Chornic Kidney Disease menurut NANDA NIC NOC 2015
22
2.1.7. Penatalaksanaan
pada klien gagal ginjal kronik menurut Prabowo dan Eka (2014) adalah sebagai
berikut :
1. Perawatan kulit
Lakukan perawatan oral hygiene melalui sikat gigi dengan bulu sikat
yang lembut/spon.
favorit sesuai dengan anjuran diet. Beri dukungan intake tinggi kalori,
jugularis, ada atau tidaknya crackles pada auskultasi paru. Selain itu,
status hidrasi bisa dilihat dari keringat berlebih pada aksila, lidah yang
cairan menjadi hal yang harus diperhatikan pada klien dengan kelebihan
volume cairan. Penerapan asupan dan keluaran yang ketat bersifat sangat
harus dipantau secara ketat. Gagal jantung kongestif dan edema pulmonal
ginjal.
(2014) :
1. Volume : biasanya kurang dari 400ml/24 jam atau tidak ada (anuria)
25
mereabsorpsi natrium.
2. Darah
akhir.
gr/dl.
pH kurang dari 7, 2.
ekstravaskuler, masa.
Air merupakan komponen utama dalam tubuh yakni sekitar 60% dari
berat badan. Cairan yang terkandung dalam tubuh ada 2, yaitu cairan
intrasel (CIS) dan cairan ekstrasel (CES). Cairan intrasel adalah cairan
yang berada didalam sel, sekitar 40% dari jumlah cairan tubuh yang
adalah cairan yang berada diluar sel dan cairan ini terus-menerus
yang merupakan medium untuk pengangkutan zat kimia dari satu sel, ke
sel lain. Cairan ekstrasel terdiri dari cairan interstitial (cairan yang berada
natrium dan air keduanya tertahan dengan proporsi yang kira-kira sama.
cairan yaitu asupan cairan IV berlebih, asupan air dan Na+ berlebih,
kebingungan.
merupakan tanda dan gejala yang umum pada kelebihan volume cairan.
jumlah yang biasa (Faruq, 2017). Menurut Deswita (2012) edema dapat
Salah satu cara untuk menangani kelebihan volume cairan yaitu dengan
Anggraini dan Putri (2016) pemantauan intake output efektif untuk mencegah
overload cairan. Pemantauan intake dan output cairan dilakukan selama 24 jam
(2009) parameter yang tepat untuk menangani kelebihan volume cairan pada
pasien CKD yaitu pencatatan intake dan output cairan yang tepat.
Intake cairan diperoleh dari air (minum dan makan), cairan yang masuk ke
tubuh seseorang melalui jalan lain juga perlu diperhitungkan, misalnya injeksi,
infus dan lainnya. Sedangkan untuk output cairan melalui 3 rute yaitu, urine,
IWL (15 cc/kg BB/hari) dan feses, kehilangan cairan melalui jalan lain juga
(Haryono, 2013). Dalam kondisi normal, intake cairan sesuai dengan output
cairan, sedangkan pada pasien CKD terjadi penurunan fungsi ginjal dalam
dari Detik Health, 2017) asupan air yang diperbolehkan untuk penderita gagal
ginjal, maka tubuh akan melakukan upaya kompensasi selagi dalam batas
ambang kewajaran. Tetapi, jika kondisi ini berlanjut (kronis), maka akan
tersebut. Berikut ini adalah pengkajian keperawatan pada klien dengan CKD:
1. Biodata
sering mengalami resiko lebih tinggi terkait dengan pekerjaan dan pola
hidup sehat.
2. Keluhan utama
yang menyertai. Keluhan bisa berupa urine output yang menurun (oliguria)
berbau urea, dan pruritus. Kondisi ini dipicu oleh karena penumpukan
30
dan anoreksia.
dalam.
menerus.
BPH dan lain sebagainya yang mampu mempengaruhi kerja ginjal. Selain
(urolithiasis).
Kaji pola kesehatan keluarga yang diterapkan jika ada anggota keluarga
6. Riwayat Psikososial
Kondisi ini tidak selalu ada gangguan jika klien memiliki koping
adaptif yang baik. Pada klien gagal ginjal kronis, biasanya perubahan
tubuh dan menjalani proses dialisa. Klien akan mengurung diri dan lebih
banyak berdiam diri (murung). Selain itu, kondisi ini juga dipicu oleh
mengalami kecemasan.
32
1) Polanutrisi
atau tidak, frekuensi jumlah makan dan minum dalam sehari. Pada pasien
gagal ginjal kronik akan ditemukan perubahan pola makan atau nutrisi
mual/muntah.
2) Pola Eliminasi
serta warna feses dan urine. Apakah ada masalah yang berhubungan
Kaji kebiasaan tidur, berapa lama tidur siang dan malam, apakah ada
gangguan pola tidur akibat dari manifestasi gagal ginjal kronik seperti
nyeri panggul, kram otot, nyeri kaki, demam, dan lain-lain. (Rohmah,
4) Personal Hygiene
Kaji kebersihan diri klien seperti mandi, gosok gigi, cuci rambut, dan
memotong kuku. Pada pasien gagal ginjal kronik akan dianjurkan untuk
5) Aktifitas
33
lain. Pada pasien gagal ginjal kronik biasanya akan terjadi kelemahan otot,
fluktuatif.
2) Pemeriksaan fisik
patologis gangguan. Pola napas akan semakin cepat dan dalam sebagai
kronis salah satunya adalah hipertensi. Tekanan darah yang tinggi di atas
akan memicu retensi natrium dan air sehingga akan meningkatkan beban
jantung.
34
ini akan semakin parah jika zat sisa metabolisme semakin tinggi dalam
tubuh karena tidak efektif dalam ekresinya. Selain itu, pada fisiologis
reproduksi. Selain itu, jika kondisi gagal ginjal kronis berhubungan dengan
penyakit diabetes mellitus, maka akan ada gangguan dalam sekresi insulin
adalah penurunan urine output < 400 ml/hari bahkan sampai pada anuria
akibat dehidrasi dan atrofi kelenjar keringat, umum terjadi. Sisa metabolik
menyebabkan gatal atau pruritus. Pada uremia lanjut, kadar urea tinggi di
osteoporosis tinggi. Selain itu, didapatkan nyeri panggul, kram otot, nyeri
9. Data Psikologi
1) Body image
Persepsi atau perasaan tentang penampilan diri dari segi ukuran dan
bentuk.
2) Ideal diri
3) Identitas diri
Kesadaran akan diri sendiri yang sumber dari observasi dan penilaian diri
sendiri.
4) Peran diri
penunjang.
1) Laboratorium
ureum dan kreatinin kurang 20:1. Ingat perbandingan bisa meninggi oleh
kreatinin, pada diet rendah protein dan tes klirens kreatinin yang menurun.
37
2) Radiologi
Foto polos abdomen untuk melihat bentuk dan besar ginjal (adanya
3) Ultrasonografi (USG)
4) Renogram
Untuk menilai fungsi ginjal kanan dan kiri, lokasi dari gangguan
5) EKG
daya pikir dan penalaran yang dipengaruhi oleh latar belakang ilmu dan
International, 2015)
Berikut ini diagnosa yang muncul pada gagal ginjal kronik menurut
produk sampah.
metabolic sekunder.
39
2.3.3 Intervensi
kapiler-alveolar paradoksis )
7. Auskultasi suara nafas,
catat area penurunan /
tidak adanya ventilasi dan
suara tambahan
8. Tentukan kebutuhan
suction dengan
mengauskultasi crakles
dan ronkhi pada jalan
napas utama
9. Auskultasi suara paru
setelah tindakan untuk
mengetahui hasilnya
1. Monitr IV line
2. Pertahankanjalan nafas
paten
3. Monitor AGD, tingkat
elektrolit
4. Monitor status
hemodinamik(CVP,
MAP, PAP)
5. Monitor adanya tanda
tanda gagal nafas
6. Monitor pola respirasi
7. Lakukan terapi oksigen
8. Monitor status neurologi
9. Tingkatkan oral hygiene
1. Hipertermia atau
hipotermia
2. Kelembaban udara
3. Faktor mekanik
(misalnya alat yang
bisa menimbulkan
luka, tekanan dan
restraint)
4. Immobilitas fisik
5. Radiasi
6. Usia yang ekstrim
7. Kelembaban kulit
8. Obat-obatan
Internal
1. Perubahan status
metabolic
2. Tulang menonjol
3. Deficit imunologi
4. Faktor yang
berhubungan dengan
perkembangan
5. Perubahan sensasi
6. Perubahan status
nutrisi (obesitas,
kekurusan)
7. Perubahan status
cairan
8. Perubahan
pigmentasi
9. Perubahan sirkulasi
10. Perubahan tuggor
(elastis kulit)
Faktor Yang
Berhubungan :
1. Kurang pengetahuan
tentang faktor
pemberat (mis,
merokok, gaya hidup
monoton, trauma,
obesitas, asupan
garam, imobilitas)
2. Kurang pengetahuan
tentang proses
penyakit (mis,
diabetes,
hiperlipidemia)
3. Diabetes mellitus
4. Hipertensi
5. Gaya hidup monoton
6. Merokok
49
2.3.4 Implementasi
W, 2009).
1. Evaluasi
1) Evaluasi formatif
ini meliputi 4 komponen yang dikenal dengan istilah SOAP, yakni subjektif
50
(data berupa keluhan klien), objektif (data hasil pemeriksaan), analisis data
2) Evaluasi sumatif
yang dapat digunakan pada evaluasi jenis ini adalah melakukan wawancara
pada akhir layanan, menanyakan respon klien dan keluarga terkait layanan
2) Tujuan tercapai sebagian atau klien masih dalam proses pencapaian tujuan
ditetapkan.
3) Tujuan tidak tercapai jika klien hanya menunjukkan sedikit perubahan dan
tidak ada kemajauan sama sekali serta dapat timbul masalah baru
52
BAB III
METODE PENELITIAN
Desain yang digunakan penulis adalah studi kasus. Studi kasus ini adalah
cairan di RSUD dr. Slamet Garut tahun 2019, memiliki pengambilan data
yang mendalam dan menyertakan berbagai sumber informasi. Studi kasus ini
cairan.
kerusakan jaringan ginjal yang tidak reversibel dan progresif. Jaringan ginjal
timbul gejala uremia oleh karena itu terjadi penumpukan zat-zat yang tak bisa
dikeluarkan dari tubuh oleh ginjal yang sakit (Irwan, 2016). Akibat
ketidakmampuan ginjal membuang produk sisa metabolisme urin bisa
(Faradisa, 2016).
biasanya disebut sebagai pergeseran cairan ke ruang ketiga. Air dan natrium
yang diretensi berada dalam proporsi yang sama dengan proporsinya di ruang
CES lain, sehingga gangguan ini disebut sebagai kelebihan volume cairan.
(Rizal A, 2014)
dan keluarganya. Subjek yang digunakan pada studi kasus dengan pendekatan
asuhan keperawatan ini adalah dua klien atau dua kasus dengan diagnosis
medis yang sama dengan masalah keperawatan yang sama. Pada studi kasus
ini subjek penelitian yang digunakan adalah dua klien dengan diagnosis
medis yang sama yaitu Chronic Kidney Disease (CKD) dengan Kelebihan
(Notoatmodjo, 2010).
Penelitian ini dilakukan di RSUD dr. Slamet Garut, klien pertama dan
kedua dirawat di ruang penyakit dalam khusus wanita yaitu ruang agate atas
Lama waktu kedua klien dirawat adalah lebih dari 3 hari sehingga tidak
dilakukan penggantian klien atau pun home care. Waktu penelitian pada klien
pertama dimulai pada hari Senin, 21 Januari 2019 sampai dengan hari Kamis
23 Januari 2019. Sedangkan klien kedua dimulai pada hari Jum’at, 25 Januari
3.5.1 Wawancara
keluarga, aktivitas klien selama di rumah maupun rumah sakit, dan lain-
lainnya.
3.5.2 Observasi
maupun pemeriksaan lainnya untuk melihat kelainan pada klien dari hasil.
sumber data utama yaitu klien, perawat dan keluarga klien yang
dengan teori yang ada dan selanjutnya dituangkan dalam opini pembahasan.
observasi oleh peneliti dan studi dokumentasi yang menghasilkan data untuk
adalah :
3.6.4 Kesimpulan
Dari data yang disajikan, kemudian data dibahas dan dibandingkan dengan
jujur dan jelas. Maksud dari penjelasan lisan ini adalah untuk menjamin
bahwa jika pasien menandatangani formulir itu, benar-benar telah
4.1 Hasil
Rumah Sakit Umum dr. Slamet Garut terletak dijalan Rumah Sakit No. 12,
ruangan di RSUD dr. Slamet Garut, salah satunya adalah ruangan penyakit dalam
yaitu Ruang Agate Atas yang berkapasitas 44 tempat tidur. Dalam penelitian ini
penulis melakukan penelitian di ruang agate atas dengan 2 klien Chronic Kidney
1. Pengkajian
1) Identitas
58
59
Riwayat Utama Saat Dikaji Saat dilakukan pengkajian Saat dilakukan pengkajian
pada tanggal 21 Januari pada tanggal 25 Januari
2019, jam 08.30 WIB 2019 jam 13:00 WIB,
Klien mengatakan sesak klien mengatakan merasa
saat bernafas, seseak terasa sesak saat bernafas. seseak
bertambah ketika klien terasa bertambah ketika
melakukan aktivitas dan klien melakukan aktivitas
berkurang ketika klien dan berkurang ketika klien
beristirahat, sesak beristirahat, sesak
membuat klien merasakan membuat klien merasa
60
Riwayat Kesehatan Keluarga Klien dan keluarga klien Klien dan keluarga
mengatakan dikeluarganya mengatakan dikeluarganya
tidak ada yang memiliki tidak ada yang memiliki
penyakit yang sama seperti penyakit yang sama seperti
klien dan juga tidak ada klien dan juga tidak ada
yang memiliki riwayat yang memiliki riwayat
penyakit keturunan, seperti penyakit keturunan, seperti
DM, jantung, hipertensi DM, jantung, hipertensi
dan penyakit menular dan penyakit menular
seperti hepatitis, TBC, dan seperti hepatitis, TBC, dan
HIV/AIDS. HIV/AIDS.
2. Minum
Frekuensi 6 – 8 gelas/hari 2 – 3 gelas/hari 6 – 8 gelas/hari 2 – 3 gelas/hari
Jumlah 1400 - 1900 ml 600 - 700ml 1400 - 1900 ml 600 - 700ml
Jenis Air putih, Air putih Air putih, Air putih
minuman minuman
kemasan dan kemasan dan
bersoda bersoda
Keluhan Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
61
Eliminasi
1. BAB
Frekuensi 1 – 2 kali sehari 2 hari sekali 1 kali sehari 1 kali sehari
Warna Kuning Kuning Kuning Kuning
Bau Khas feses Khas feses Khas Feses Khas Feses
Keluhan Tidak ada Lemas Tidak ada Tidak ada
2. BAK
Frekuensi 5 – 6 kali sehari Klien tidak BAK 6 - 8 kali sehari 3-4 kali sehari
Jumlah 1200 – 1500 ml Klien tidak BAK 1200 - 1500 ml 100 - 350 ml
Warna Kuning jernih Klien tidak BAK Kuning jernih Kuning
Keluhan Tidak ada Klien belum BAK Tidak ada Klien mengatakan
selama 2 hari urine hanya
keluar sedikit
Istirahat tidur
1. Siang 1 – 2 jam sehari 1- 3 jam sehari 1 – 2 jam 1 jam
2. Malam 6 – 8 jam sehari 5 – 6 jam sehari 7 – 8 jam 5 jam
Keluhan Tidak ada Klien sering Tidak ada Tidak ada
terbangun karena
sesak nafas
Personal
Hygiene
1. Mandi 2 kali sehari 1 kali sehari 2 kali sehari 1 kali sehari
(diwaslap) 2 kali sehari 2 kali sehari
2. Gosok 2 kali sehari 2 kali/hari
gigi
3. Keramas 1 kali sehari Belum pernah 2 kali sehari Belum pernah
4. Gunting 2 minggu sekali Belum pernah 2 minggu sekali Belum pernah
Kuku
5. Ganti 2 kali sehari 1 kali sehari 2 kali sehari 1 kali sehari
pakaian
Aktivitas Aktivitas dirumah Selama klien di Klien biasa Selama dirawat di
sebagai ibu rumah rumah sakit, klien membantu anak rumah sakit, klien
tangga dan klien lebih sering nya mengurusi hanya terbaring
bekerja sebagai terbaring atau rumah dan cucu, atau pun duduk
pedagang keliling duduk ditempat sesekali klien ditempat tidur.
tidur, aktivitas pergi ke Aktivitas klien
klien dibantu persawahan untuk dibantu oleh
keluarga atau bertani. keluarga dan
perawat. perawat.
62
3) Pemeriksaan Fisik
4) Sistem Tidak terdapat lesi pada daerah Tidak terdapat lesi di bagian genital
genitourinaria genital dan anus. Pada saat dipalpasi dan anus. Pada saat dipalpasi ginjal
ginjal kanan dan kiri tidak teraba. kanan dan kiri tidak teraba, terdapat
Terdapat distensi urine, klien belum distensi urine, klien sering BAK tapi
BAK selama 2 hari, tidak terpasang yang urine yang keluar sedikit, tidak
urine kateter. terpasang urine keteter.
tersenyum. tersenyum.
6) Nervus Auditorius (Nervus VIII) 6) Nervus Auditorius(Nervus VIII)
Pendengaran klien baik, klien Pendengaran klien baik, klien
mampu berkomunikasi dengan mampu berkomunikasi dengan
perawat dan orang-orang di perawat dan orang-orang di
sekitarnya. sekitarnya.
7) Nervus Glosofaringeus (Nervus 7) Nervus Glosofaringeus (Nervus
IX) IX)
Klien dapat menelan dengan baik Klien dapat menelan dengan
tanpa gangguan, klien dapat baik tanpa gangguan, klien
membedakan rasa pahit, manis, dapat membedakan rasa pahit,
dan asin. manis, dan asin.
8) Nervus Vagus (Nervus X) 8) Nervus Vagus (Nervus X)
Uvula terdapat ditengah dan Uvula terdapat ditengah dan
bergetar saat mengucapkan kata bergetar saat mengucapkan kata
“aaaa” “aaaa”
9) Nervus Asesorius (Nervus XI) 9) Nervus Asesorius (Nervus XI)
Klien dapat menggerakkan bahu Klien dapat menggerakkan bahu
dan kepala dengan baik tanpa dan kepala dengan baik tanpa
merasa nyeri. merasa nyeri.
10) Nervus Hipoglosus (Nervus XII) 10) Nervus Hipoglosus(Nervus XII)
Klien dapat menjulurkan lidah Klien dapat menjulurkan lidah
keluar, bisa menggerakkan lidah keluar, bisa menggerakkan lidah
ke sisi kanan dan ke sisi kiri. ke sisi kanan dan ke sisi kiri.
7) Sistem Kulit kepala bersih, rambut hitam. Kulit kepala bersih, rambut hitam
integumen Kulit teraba hangat, warna kulit sawo dan sebagian beruban, kulit teraba
matang, kulit bersisik, terdapat hangat, warna kulit sawo matang,
pruritis dan ruam pada ekstermitas kulit kering dan bersisik, dan turgor
bagian atas dan bawah serta bagian kulit kembali < 2 detik, kuku tangan
leher klien., dan turgor kulit kembali dan kaki klien tampak pendek dan
< 2 detik, kuku kaki dan tangan klien bersih.
tampak pendek dan bersih, di area
bekas HD dan suntikan terlihat biru
kehitaman seperti lebam
8) Sistem 1. Ekstremitas atas 1. Ekstremitas atas
muskuloskeletal Bentuk simetris antara tangan Bentuk tangan kanan dan kiri
kanan dan kiri, tangan kanan simetris, tangan kiri terpasang
terpasang infus NaCl 0,9% 7 infus Ringer Lactat 500mL 7
tetes/menit, jumlah jari kiri dan tetes/menit, jumlah jari kiri dan
kanan lengkap, tangan kiri dapat kanan lengkap, tangan kanan
digerakan secara bebas ke segala dapat digerakan secara bebas ke
arah dan tangan kanan tidak dapat segala arah dan tangan kiri tidak
bergerak secara bebas karena dapat bergerak secara bebas
terpasang infus. Terdapat pitting karena terpasang infus. Terdapat
edema 1++ pada kedua pitting edema 1++ pada kedua
ekstremitas atas. Refleks biceps ekstermitas atas. Refleks biceps
+/+, refleks triceps +/+, kekuatan +/+, refleks triceps +/+,
otot 4│5 kekuatan otot 4│5
2. Ekstremitas bawah 2. Ekstremitas bawah
65
4) Pemeriksaan Psikologi
dan sesama klien lain. Dalam dan sesama klien lain. Dalam
kesehariannya klien biasa kesehariannya klien biasa
menggunakan bahasa sunda. menggunakan Bahasa sunda.
(1) Klien I
(2) Klien II
7) Analisa Data
4.8 Tabel Analisa Data
Klien I
Data Etiologi Masalah
Data subyektif : Kerusakan fungsi ginjal Kelebihan volume
Klien mengatakan terdapat GFR turun cairan
edema di bagian kedua tangan
dan kakinya. Gagal ginjal kronik
Data obyektif :
1. Terdapat pitting edema Retensi NA
grade 1++ dibagian
ekstermitas atas, dan Tek. Kapiler ↑ &
pitting edema grade 3++
69
↓
Hipertrovi ventrikel kiri
Payah jantung kiri
Bendungan atrium kiri ↑
Tek. Vena pulmonalis
Kapiler paru ↑
Edema paru
Gangguan pertukaran gas
Klien II
Data Etiologi Masalah
Data subyektif : Kerusakan fungsi ginjal Kelebihan volume
Klien mengatakan terdapat GFR turun cairan
edema di bagian tangan dan
kaki. Gagal ginjal kronik
Data obyektif :
1. Terdapat edema di kedua Retensi NA
ekstermitas atas dengan
pitting edema grade 1++ Tek. Kapiler ↑ &
dan kedua ekstermitas vol. interstitial ↑
bawah dengan pitting ↓
edema grade 2++ Edema
2. Klien BAK 3-4 x sehari ↓
3. Klien terpasang infus Pre load ↑ & beban jantung ↑
NaCL 500mL, 7 tpm di ↓
tangan kiri Hipertrovi ventrikel kiri
4. Nilai Laboratorium
Tanggal 25 Januari 2019 Payah jantung kiri
Ureum : 201 mg/dL ↓
Kreatinin : 14,4 mg/dL COP ↓
5. Intake output cairan ↓
1) Intake: Aliran darah ke ginjal ↓
Air mineral 400mL/11 ↓
jam dan 1 infus infus RAA ↓
(250 mL)/ 11jam = 650 ↓
2) Output : Retensi Na & H2O
Urine:150mL ↓
IWL = 15 x BB(50) Kelebihan volume cairan
/11jam = 344
Balance cairan :
intake (650) – urine +
IWL (344) = 306cc
2. Diagnosa Keperawatan
Kasus II
Diagnosa Keperawatan Tanggal Tanda Tangan
Ditemukan
1. Kelebihan volume cairan 25-01-2019
berhubungan dengan penurunan
haluaran urine, diet berlebihan dan
retensi cairan serta natrium.
kronis. Akan tetapi, apapun penyebabnya, respon yang terjadi adalah penurunan
fungsi ginjal. Mengingat fungsi ginjal yang rusak sangat sulit untuk dilakukan
pengembalian, maka tujuan dari penatalaksanaan klien gagal ginjal kronis adalah
kelebihan volume cairan yang mengakibatkan edema pada klien I dan klien II,
maka harus segera ditangani dengan cepat dan tepat dengan melakukan beberapa
intervensi dari Nanda Nic Noc 2015 dan Jurnal Upaya Penurunan Volume Cairan
3. Intervensi
Kasus I
Kelebihan volume Tujuan : 1. Kaji status 1. Pengkajian
cairan Dalam waktu 3 x cairan : timbang merupakan
berhubungan 24 jam berat berat badan dasar dan
dengan penurunan badan ideal tanpa harian, Intervensi ini
haluaran urine, diet kelebihan cairan keseimbangan, memberikan
berlebihan dan Kriteria Evaluasi : masukan dan data penting
retensi cairan serta haluaran, turgor untuk meng-
natrium. 1. Terbebas dari kulit dan identifikaii
edema, efusi, adanya edema, perubahan
Ditandai dengan : anaskara distensi vena dalam
Data subyektif : 2. Bunyi nafas leher, tekanan gangguan
Klien mengatakan bersih, tidak darah, denyut keseimbangan
terdapat edema di ada dyspneu/ nadi dan irama volume cairan.
bagian kedua ortopneu
tangan dan 3. Terbebas dari
kakinya. distensi vena 2. Batasi masukan 2. Ketika fungsi
Data obyektif : jugularis, cairan ginjalyang
1. Terdapat reflek menurun,
pitting edema hepatojugular kemampuan
grade 3++ (+) untuk
dibagian 4. Memelihara mengeliminasi
ekstermitas tekanan vena kelebihan
bawah, dan sentral, cairan rusak.
pitting edema tekanan
grade 1++ kapiler paru, 3. Identifikasi 3. Sumber
dibagian output sumber kelebihan
ektermitas jantung dan potensial cairan yang
atas. vital sign cairan: tidak diketahui
2. Nilai dalam batas medikasi dan dapat
Laboratorium normal cairan yang diidentifikasi.
Tanggal 18 5. Terbebas dari digunakan
Januari 2019 kelelahan, untuk
3. Ureum : 139 kecemasan pengobatan
mg/dL atau oral dan
4. Keratin : 8,6 kebingungan intravena,
75
Kasus II
Kelebihan volume Tujuan : 1. Kaji status 1. Pengkajian
cairan Dalam waktu 3 x cairan : merupakan
berhubungan 24 jam berat timbang berat dasar dan
dengan penurunan badan ideal tanpa badan harian, Intervensi ini
haluaran urine, diet kelebihan cairan keseimbangan, memberikan
berlebihan dan Kriteria Evaluasi : masukan dan data penting
retensi cairan serta haluaran, untuk
natrium. 1. Terbebas dari turgor kulit mengidentifika
edema, efusi, dan adanya si perubahan
Ditandai dengan anaskara edema, dalam
Data subyektif : 2. Bunyi nafas distensi vena gangguan
Klien mengatakan bersih, tidak leher, tekanan keseimbangan
terdapat edema di ada dyspneu/ darah, denyut volume cairan.
bagian tangan dan ortopneu nadi dan irama
kaki. 3. Terbebas dari
Data obyektif : distensi vena 2. Batasi masukan 2. Ketika fungsi
1. Terdapat jugularis, cairan ginjal yang
edema di reflek menurun,
76
4. Implementasi
1) Intake : NaCL mL
09:15 500 mL/24 2) Output : 4. Memantau
WIB
jam + air Urine : 100 08:15
intake output
WIB
mL
mineral Hasil:
IWL : 15 x
600mL = 1) Intake: NaCL
BB (47) =
1100cc 500 mL + air
705 mineral 600
2) Output : Balance mL = 1200
Urine : 0 cairan : mL
(klien tidak 1100 – 805 =
2) Output : urine
BAK selama 2 08:20 + 295 cc 300 mL
WIB
hari) IWL : 15 x
5. Mengukur BB (46) =
IWL = 15 x 47 BB 690
(BB) = 705 Hasil : Balance
Balance cairan BB : 47 kg cairan :
= intake 08:25 1100 – 990 =
(1100) – WIB
6. Menjelaskan + 110 cc
output urine dan
(0) + IWL 5. Mengukur BB
mengingatkan
(705) = 08:20 Hasil : 46 kg
+395cc kembali WIB
kepada klien
6. Menjelaskan tentang
dan pentingnya 6. Menjelaskan
mengingatkan pembatasan 08:25 dan
WIB
kembali cairan. mengingatkan
09:20
WIB kepada klien Hasil : Klien kembali
tentang mengerti kepada klien
tentang tentang
pentingnya
pentingnya
pembatasan pentingnya
pembatasan
cairan cairan pembatasan
Hasil : Klien cairan
mengerti Hasil : Klien
tentang mengerti
pentingnya tentang
pembatasan pentingnya
cairan pembatasan
cairan
08.05
2. Mengkaji
08.05
2. Mengkaji WIB status cairan
14:05 2. Mengkaji
WIB WIB status cairan: Hasil :
edema TD : 170/110 TD : 150/100
Hasil : mmHg mmHg
Terdapat HR : 87x/ HR : 80x/
pitting edema Intake: kidmin menit
grade 2++ 200 ml + NaCL 500 mL
dibagian NaCL 400 + air mineral
ekstermitas mL / 24 jam 600 ml
bawah, dan + air mineral
pitting edema 600ml
08:10
3. Mengkaji
grade 1++ WIB edema
08:10 3. Mengkaji
dibagian WIB edema Hasil :
ektermitas atas. Hasil : Sudah tidak
Terdapat terdapat edema
3. Mengukur pitting edema di kedua
14:10
Hasil : grade 1++ ekstermitas
WIB BB : 50 kg atas dan kedua
dibagian
ekstermitas ekstermitas
4. Mengkaji bawah pada
bawah, dan
status cairan : pitting edema klien.
14:15
WIB Hasil : grade 1++ di
TD : 150/100 kedua 08:15 4. Memantau
mmHg ektermitas
WIB intake output
HR : 98x/ atas. Hasil:
menit 1) Intake:
08:15 NaCL 500 mL
4. Memantau
5. Menjelaskan WIB + air mineral
intake output 600 ml =
14:20
kepada klien Hasil: 1100 ml
WIB tentang Intake: 2) Output :
pentingnya 1) Intake: kidmin Urine : 350
pembatasan 200 ml + ml
cairan NaCL 400 IWL = 15 x
Hasil : Klien mL + air BB (50) = 750
mengerti mineral Balance
tentang 600ml = 1200 cairan : 1.100
pentingnya ml – 1.100 = 0
pembatasan 2) Output :
cairan Urine : 250 08:20 5. Mengukur BB
ml WIB Hasil :
6. Memberikan IWL = 15 x BB : 50kg
terapi injeksi BB (50) =
20:00 750
WIB farsix 1 x 80 Balance 08:25 6. Mengkaji
mg (IV) cairan : 1.200 WIB status cairan
Hasil : - 1000 = klien
Klien +200 cc Hasil:
koperatif, klien klien
mengikuti 08:20 5. Mengukur mengatakan
WIB
intruksi BB hari ini sudah
perawat dan minum air 1/2
Hasil :
tim medis gelas
80
lainnya. BB 50kg
08:25 08:30
7. Menjelaskan
WIB WIB dan
6. Menjelaskan
7. Mengkaji dan mengingatkan
status cairan : mengingatkan kembali
20:05 Hasil : kembali kepada klien
WIB
TD : 160/100 kepada klien tentang
mmHg pentingnya
HR : 90 tentang
Air mineral pentingnya pembatasan
400ml/11 jam pembatasan cairan
dan 1 infus cairan Hasil : Klien
infus (250 Hasil : Klien mengerti
mL)/ 11jam mengerti tentang
8. Memantau tentang pentingnya
intake output pentingnya pembatasan
Hasil: pembatasan cairan
20:10
WIB 1) Intake: cairan
Air mineral
400ml/11 jam
dan 1 infus
infus (250
mL)/ 11jam =
650
2) Output :
Urine:150mL
IWL = 15 x
BB (50)/11jam
= 344
Balance cairan
:
intake (650) –
urine + IWL
(344) = 306cc
9. Menjelaskan
dan
mengingatkan
kembali
20:15
kepada klien
WIB tentang
pentingnya
pembatasan
cairan
Hasil : Klien
mengerti
tentang
pentingnya
pembatasan
cairan
81
5. Evaluasi
O: O:
1. Terdapat edema pada 1. Sudah tidak terdapat
ekstremitas bawah edema di kedua
klien dengan pitting ekstermitas atas dan
edema derajat 1++ kedua ekstermitas
2. Intake output cairan : bawah pada klien.
1) Intake: NaCL 500 1) Intake:
mL + air mineral NaCL 500 mL +
600 mL = 1200 air mineral 600
mL ml = 1100 ml
2) Output : urine 300 2) Output :
mL Urine : 350 ml
IWL : 15 x BB IWL = 15 x BB
(46) = 690 (50) = 750
Balance cairan : Balance cairan :
1100 – 990 = 1.100 – 1.100 = 0
+ 110 cc
A: A:
Masalah belum teratasi Masalah teratasi.
P: P:
Intervensidilanjutkan. Intervensi dihentikan.
Implementasi:
1. Mengkaji status cairan:
timbang berat badan
harian, keseimbangan,
pantau masukan dan
keluaran, turgor kulit
dan adanya edema
tekanan darah, denyut
nadi dan irama
2. Membatasi masukan
cairan
3. Mengidentifikasi
sumber potensial cairan
: medikasi dan cairan
yang digunakan untuk
pengobatan oral dan
intravena, makanan.
4. Menjelaskan pada
pasien dan keluarga
rasional pembatasan.
5. Membantu pasien dan
keluarga dalam
menghadapi
ketidaknyamanan
82
akibat pembatasan
cairan.
6. Memberikan diuretik,
contoh : farsix 1 x 40
mg.
7. Melakukan dialisis.
E:
Kelebihan volume cairan.
R:
Kaji ulang intake output dan
kaji ulang pitting edema.
4.1 Pembahasan
tanggal 21 Januari 2019 dan Ny.A usia 60 Tahun pada tanggal 25 Januari
dari Nanda Nic Noc 2015 dan Jurnal Upaya Penurunan Volume Cairan
4.2.1. Pengkajian
kepada kedua klien dan keluarga klien. Pada tahap ini penulis
hal ini penulis menggunakan alat pemfis yang diberikan oleh kampus,
sunda. Dalam hal ini penulis mencoba meminta kepada klien dan
berbeda antara klien pertama dengan klien kedua dan penulis juga
1. Pada sistem urinaria, pada teori CKD akan ditemukannya oliguria dan
ditemukan pada klien 2. Hal ini dikarenakan pada kasus CKD, ketika
diagnosa keperawatan yang sesuai dengan teori dan ditunjang oleh data
hasil pengkajian praktek lapangan, sedangkan pada kasus Kedua hanya ada
4 diagnosa keperawatan yang sesuai dengan teori dan ditunjang oleh data
keperawatan yang timbul pada kedua klien CKD, ada perbedaan antara
mengeluh mual, tidak nafsu makan dan hanya makan 2-3 sendok
mulut.
masalah kelebihan volume cairan pada klien I dan klien II sama, yaitu
Jurnal Upaya Penurunan Volume Cairan Pada Pasien Gagal Ginjal Kronis,
pembatasan cairan
berkurang sampai dengan hilangnya edema yang terjadi pada kedua klien,
walaupun hal ini dapat dipengaruhi oleh respon tubuh klien, kepatuhan
tindakan.
atas, serta intake dan output klien belum seimbang yaitu terdapat
tidak terdapat edema pada kedua ekstremitas bawah dan atas padaklien,
edema paru yang dapat berujung pada kematian. Oleh sebab itu,
5.1 Kesimpulan
dengan Kelebihan Volume Cairan Di Ruang Agate Atas Di RSU dr. Slamet Garut
berikut :
5.1.1 Pengkajian
volume cairan yaitu, terdapat edema pada ektremitas atas dengan pitting grade
3++ dan edema pada ektremitas bawah dengan pitting grade 1. Sedangkan data
yang ditemukan pada klien II yaitu, terdapat edema pada ektremitas atas
dengan pitting grade 2++ dan edema pada ektremitas bawah dengan pitting
5.1.2 Diagnosa
Dari hasil pengumpulan data selama pengkajian, antara klien 1 dan klien 2
5.1.3 Intervensi
Cairan yaitu pada dasarnya sama, mengacu pada jurnal yang diterapkan dalam
justifikasi sehingga dalam penelitian ini dapat dilihat hasil apakah ada
5.1.4 Implementasi
5.1.5 Evaluasi
Pada tahap ini penulis melaksanakan evaluasi secara formatif guna untuk
dibuktikan dengan masih terdapat edema derajat 1++ pada ekstermitas atas,
serta intake dan output klien belum seimbang yaitu terdapat kelebihan cairan
dengan tercapainya kriteria hasil seperti tidak terdapat edema pada kedua
ekstremitas bawah dan atas padaklien, serta intake dan output klien seimbang.
5.2 Saran
kekurangan atau hal yang perlu dipertahankan, dengan demikian pada kesempatan
Bagi pendidikan penulis berharap dari hasil Karya Tulis Ilmiah ini dapat
pitting grade edema pada pasien chronic kidney disease dengan kelebihan
volume cairan
diharapkan bisa menjadi bahan acuan atau referensi bagi praktisi dalam
Muttaqin Arif dan Sari Kumala. 2012. Gangguan Sistem Perkemihanl: Aplikasi
Asuhan Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika.
Eko Prabowo. 2014. Konsep & Aplikasi Asuhan Keperawatan . Yogyakarta: Nuha
Medika.
Brunner & Suddarth, 2014. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Edisi 8
volume 2. Jakarta EGC
AGAMA : ISLAM
ALAMAT : JALAN
PENDIDIKAN