Anda di halaman 1dari 26

LAPORAN INDIVIDUAL PROGRAM PENGALAMAN

LAPANGAN (PPL) KEPENDIDIKAN


SMA NEGERI 13 BANDUNG
SEMESTER GANJIL TAHUN 2018/2019

Oleh:
Rizki Amalia Putri
1500841
Prodi Pendidikan Sosiologi

DIVISI PENDIDIKAN PROFESI DAN JASA KEPROFESIAN


DIREKTORAT AKADEMIK
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2018
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN INDIVIDUAL PROGRAM PENGALAMAN LAPANGAN
(PPL)
SMA NEGERI 13 BANDUNG
SEMESTER GANJIL TAHUN 2018/2019

Menyetujui:

Dosen Pembimbing, Guru Pamong

Dra. Wilodati, M.Si Nina Kusdianawati, S.Pd


NIP. 196801141992032002 NIP. 195912311983032234

Mengetahui,
Kepala SMA Negeri 13 Bandung

Udin Saehudin, S.Pd., M.Pd.


NIP.196205161987031008
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Alah SWT, atas limpahan rahmat dan anugerah-Nya
penulis dapat melaksanakan kegiatan Program Pengalaman Lapangan (PPL) yang
berlangsung selama empat bulan di SMA Negeri 13 Bandung.
Program Pengalaman Lapangan (PPL) merupakan salah satu tugas untuk
melengkapi persyaratan dalam menempuh ujian yang wajib diikuti oleh setiap
mahasiswa yang mengikuti perkuliahan di Universitas Pendidikan Indonesia.
Dengan PPL ini diharapkan mahasiswa dapat mengenal dan memahami dunia
profesi secara nyata, menggunakan pengetahuan dan keterampilan akademik yang
telah diperoleh melalui perkuliahan sesuai dengan tuntutan nyata dalam situasi
kerja, dan mendapat pengalaman mengajar secara profesional sebagai wahana
latihan untuk mempersiapkan diri memasuki dunia profesi nantinya. Laporan ini
disusun berdasarkan pengamatan, partisipasi, dan praktek penulis SMA Negeri 13
Bandung yang terletak di Jalan Raya Cibeureum No. 52.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan baik dari segi
penulisan maupun dari segi penyajian dalam penyusunan laporan ini. Oleh karena
itu, kritik dan saran pembaca sangat penulis harapkan sebagai masukan yang
berharga bagi penulisan laporan yang lebih baik di masa yang akan datang.
Dengan segala kerendahan hati, penulis mengucapkan terima kasih kepada
semua pihak yang telah memberikan dorongan dan bantuan sehingga laporan ini
dapat tersusun terutama kepada :
1. Udin Saehudin, S.Pd., M.Pd. selaku Kepala Sekolah SMA Negeri 13
2. Bandung Drs. Lukman Wargadinata, selaku Wakil Kepala Sekolah Bidang
Kurikulum sekaligus koordinator Guru Pamong PPL di SMA Negeri 13
Bandung.
3. Dra. Wilodati, M.Si., selaku Dosen Pembimbing PPL dari Program
Pendidikan Sosiologi UPI yang telah memberikan pengarahan serta
bimbingan kepada penulis dalam berbagai hal.
4. Nina Kusdianawati, S.Pd., selaku Guru Pamong PPL di SMA Negeri 13
Bandung yang selalu memberikan berbagai macam bimbingan, saran,

i
pengarahan, kritik, serta motivasi kepada penulis selama melaksanakan
PPL.
5. Ibu-ibu guru pengampu mata pelajaran Sosiologi yang juga ikut berperan
dalam memberikan kami bimbingan, saran, kritik dan motivasi untuk
mengajar.
6. Seluruh staf pengajar dan karyawan Tata Usaha SMA Negeri 13 Bandung
atas kerja samanya.
7. Seluruh siswa-siswi SMA Negeri 13 Bandung., khususnya kelas XII IPS 2
dan kelas XII IPA 3 yang telah banyak memberikan pengalaman
bagaimana menjadi seorang tenaga pendidik.
8. Seluruh rekan-rekan seperjuangan PPL UPI 2015 yang selalu ada dalam
keadaan suka duka, khususnya kepada teman-teman dari program studi
Pendidikan Sosiologi.
9. Kepada kedua orang tua yang telah memberikan kasih sayang, doa,
motivasi dan dorongan kepada penulis untuk menjalankan tugas PPL
dengan baik.
10. Serta kepada semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu
yang telah dengan tulus ikhlas memberikan bantuan

Bandung, 10 Desember 2018,


Praktikan,

Rizki Amalia Putri


NIM: 1500841

ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ......................................................................................................... i

DAFTAR ISI...................................................................................................................... iii

BAB I MASALAH-MASALAH YANG DIALAMI SELAMA PELAKSANAAN


PROGRAM LATIHAN PROFESI ..................................................................................... 1

A. Proses Penusunan RPP ............................................................................................ 3

B. Proses Penampilan .................................................................................................. 4

C. Bimbingan Belajar/Ekstra Kulikuler ....................................................................... 6

D. Partisipasi dalam Kehidupan Sekolah/Tempat Latihan ............................................. 6

E. Proses Bimbingan ................................................................................................... 8

BAB II FAKTOR PENYEBAB DARI MASALAH YANG DIALAMI ........................ 10

A. Proses Penusunan RPP .......................................................................................... 10

B. Proses Penampilan ................................................................................................ 10

C. Bimbingan Belajar/Ekstra Kulikuler ..................................................................... 11

D. Partisipasi dalam Kehidupan Sekolah/Tempat Latihan ........................................ 11

E. Proses Bimbingan ................................................................................................. 11

BAB III UPAYA PENANGGULANGAN MASALAH .................................................. 12

A. Proses Penusunan RPP .......................................................................................... 12

B. Proses Penampilan ................................................................................................ 12

C. Bimbingan Belajar/Ekstra Kulikuler ..................................................................... 13

D. Partisipasi dalam Kehidupan Sekolah/Tempat Latihan ........................................ 14

E. Proses Bimbingan ................................................................................................. 15

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN .......................................................................... 17

A. Kesimpulan ........................................................................................................... 17

B. Saran ..................................................................................................................... 19

iii
BAB I
MASALAH-MASALAH YANG DIALAMI SELAMA PELAKSANAAN
PROGRAM LATIHAN PROFESI
Bangsa yang maju merupakan bangsa yang memiliki sumber daya manusia
(SDM) yang cerdas dan berkualitas, kecerdasan dalam diri individu dibantu berkat
bimbingan orang lain salah satunya guru. Guru merupakan profesi yang memiliki
tugas dan tujuan untuk mencerdaskan individu dan kelompok, kecerdasan dalam
diri individu dapat digolongkan kedalam aspek kognitif, aspek afektif maupun
psikomotorik. Pandangan umum bagi kalangan masyarakat bahwasanya guru
adalah pelayan masyarakat yang bertanggungjawab kepada masyarakat. Diberi
kepercayaan yang tinggi. Walaupun mempromosikan kemajuan akademik murid
selalu menjadi tanggungjawab utama mereka, guru juga diharapkan
menggembangkan moral, emosional, sosial murid, menjaga kesehatan dan
kesejahteraan murid. (Indah, Najjah, Ilmu, & Dan, 2014)

Guru sebagai agent terpenting dalam mencerdaskan individu yang merupakan


peserta didik disekolah harus memiliki kualitas yang tinggi, hal ini mengapa di
tingkat perguruan tinggi disiapkan khusus program studi dalam bidang
pendidikan. Agar calon-calon guru dapat dipersiapkan menjadi guru yang
berkualitas dan siap menjadi guru professional. Perguruan tinggi yang disiapkan
khusus dengan program studi kependidikan memiliki program, yaitu Program
Pengalaman Lapangan (PPL).

Program Pengalaman Lapangan (PPL) merupakan suatu program yang tidak


bias dilepaskan dalam bidang pendidikan jenjang S1 kependidikan, karena PPL
sebagai sarana calon guru atau mahasiswa menyediakan pengalaman mengajar
peserta didik dalam situasi nyata di lapangan. Dalam upaya mencapai kompetensi
secara maksimal sebagaimana mestinya yang telah ditetapkan oleh masing-masing
perguruan tinggi dengan berbagai program studinya. Universitas Pendidikan
Indonesia (UPI), melakukan PPL sebagai salah satu pencapaian dalam kompetensi
yang diharapkan terhadap mahasiswa, sehingga setelah melakukan program PPL
bagi para mahasiswanya diharapkan yang siap mengemban tugas dan
kewajibannya sebagai guru setelah menyelesaikan jenjang S1.

1
Universitas Pendidikan Indonesia melaksanakan PPL pada semester ganjil
2018/2019, dilaksanakan mulai dari bulan September sampai dengan Desember
2018. Lokasi PPL tersebar di sekolajh-sekolah lanjutan, khususnya di SMA
Negeri 13 Bandung. Praktikan merupakan salah seorang mahasiswa dan
mahasiswi, penulis sebagai praktikan yang sudah melaksanakan PPL merupakan
mahasiswi semester 7 Program Studi Pendidikan Sosiologi melaksanakan PPL di
SMA Negeri 13 Bandung yang berlokasi Jl. Raya Cibeureum No.52, Campaka,
Andir, Kota Bandung, Jawa Barat 40535. Adapun jadwal kegiatan atau aktifitas
praktikan selama melaksanakan program PPL Kependidikan UPI di SMA Negeri
13 Bandung ini adalah sebagai berikut :

No. Hari Waktu Kelas/Ruang Kegiatan

1. Senin 06.45 – 15.00 Lapangan/Piket Upacara/Piket


KBM

2. Selasa 07.00 – 15.00 Kelas XII IPS 2 Piket KBM/


Mengajar Mata
Pelajaran Sosiologi

Badminton
15.00 – 17.00 Gor Wiwarna Bersama Guru

3. Rabu 13.00 – 17.00 Perpustakaan/kawasan Piket


Sekolah Perpustakaan/
Ekstrakulikuler
Mading

4 Jumat 09.40 – 11.30 Kelas XII IPA 3 MengajarnMata


Pelajaran Sosiologi
11.00-15.00

2
Pelaksanaan PPL yang dilakukan penulis di SMA Negeri 13 Bandung
banyak memberikan pengalaman berharga bagi penulis, penulis banyak belajar
dari guru-guru dan staf yang ada dilingkungan sekitar sekolah maupun dari para
peserta didik. Dengan demikian penulis sebagai praktikan disekolah dapat
memperoleh kemampuan sebagai calon guru, adapun setiap pembelajaran yang
diperoleh tentunya tidak luput dari masalah yang hendak menghampiri penulis
sebagai praktikan. Masalah yang sempat dihadapi dikelompokkan kedalam hal-hal
berikut :

A. Proses Penusunan RPP


Sebagai calon guru, tentunya penulis sebagai parktikan PPL sudah mengenal
dan mempelajari Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), proses pembelajaran
akan berlangsung baik dan benar bilamana praktikan sudah merancang RPP yang
dibuat. Sehingga RPP ini dapat menjadi acuan dalam proses pembelajaran,. RPP
dirancang sebelum melaksanakan proses kegiatan belajar mengajar. RPP
merupakan penjabaran silabus yang menggambarkan rencana prosedur dan
pengorganisasian pembelajaran untuk mencapai kompetensi dasar yang ditetapkan
dalam standar isi.
Penulis sebagai praktikan memiliki dasar mempelajari pembuatan RPP,
meskipun demikian penulis masih saja merasa kesulitan dalam perancangan RPP.
Hal ini disebabkan karena pada kenyataannya pelaksanaan dilapangan dan
diperkuliahan berbeda, RPP yang sudah dirancang oleh penulis sedikit berbeda
dengan sitematika RPP yang sudah diajarkan diperkuliahan. Sehinggan penulis
melakukan evalusi rutin dengan guru pamong terkait dengan perancangan RPP.
Adapun kendala yang dihadapi penulis sebagai praktikan meliputi :

Dalam merancang RPP pertama yang dirasakan penulis yaitu, penulis


merasakan sedikit kesulitan mensinkronkan RPP yang sudah dirancang dengan
contoh RPP yang diberikan guru pamong.
Factor kedua kesulitan dalam merumuskan tujuan yang akan dibuat untuk
dapat memberikan goals terhadap aspek psikomotor peserta didik.
Dan pada factor terakhir penulis mengalami kesulitan dalam membuat kisi-
kisi dan soal yang sesuai dengan materi yang akan dibahas.

3
Kendala yang penulis alami sebagai praktikan sudah sedikit dipaparkan,
kemudian penulis akan menjabarkan secara umum menjadi hambatan bagi penulis
dalam pembuatan RPP, yaitu :
1. Perbedaan format perancangan RPP yang dipelajari semasa perkuliahan
dengan format RPP yang disediakan oleh guru pamong. Kesulitan untuk
menyesuaikan antara tujuan pembelajaran dan kegiatan pembelajaran
khususnya pada aspek psikomotor.
2. Kesulitan dalam menentukan model dan metode pembelajaran yang sesuai
dan inovatif untuk menarik perhatian siswa agar lebih aktif dan cepat
memahami materi dalam KBM dan sesuai dengan materi yang akan
dipelajari.
3. Perencanaan yang sebagaimana sudah disusun dalam RPP terkadang tidak
sesuai dengan apa yang dipraktikan dikelas, karena kondisi yang ada
dikelas tidak sesuai bila dipakasakan menggunakan model maupun
metode yang sudah direncanakan

B. Proses Penampilan
Perancangan RPP merupakan tahap pertama yang dilakukan penulis
sebagai praktikan di SMA Negeri 13 Bandung, setelah perancangan RPP.
Penulis memulai tampil mengajar dikelas secara langsung, mengajar
dikelas secara langsung merukan inti kegiatan PPL yang dilaksanakan.
Proses penampilan megajar dikelas tidak hanya didukung oleh
perancangan RPP melainkan dengan penguasaan materi yang harus
dipahami dan dapat mengelola kelas dengan baik.

Penampilan mengajar dikelas dilakukan penulis sebagai praktikan


PPL bertujuan untuk menyajikan, dan membimbing peserta didik
melakukan proses pembelajaran sesuai bahan ajar atau materi yang sudah
dipersiapkan sebelumnya. Hal ini erat kaitannya dengan fungsi seorang
gurus sebagai motivator, fasilitator, konselor dan sebagai tenaga pendidik
yang harus memiliki peran tidak hanya mentransfer ilmu. Tetapi dengan
segala kemampuang yang dimiliki guru hrus dapat membuat suasana
belajar menjadi hikmat, menyenangkan dan membuat peserta didik

4
menjadi individu yang kreatif,inovatif dan tanggung jawab. Dengan
demikian suasana kelas bila sudah dimanage dengan baik akan
menghasilkan suasana yang menyenangkan, tertib dan menimbulkan
interaksi secara timbal balik baik dari guru dan peserta didik maupun
peserta didik dengan peseta didiknya.

Penulis sebagai praktikan diamanahi mengajadi di kelas XII IPS 2 dan


XII IPA 3, dengan skala waktu empat jam setiap kelasnya. Dalam
seminggu penulis mengajar dua kali pertemuan, sehingga dijumlahkan
dalam seminggu penulis mengajar selama 8jam.

Selama proses pembelajaran penulis sebagai praktikan memiliki peran


seorang guru mata pelajaran sosiologi, pembelajaran dikelas dimulai
dengan membuat suasana kelas menjadi nyaman,kondusif dan tidak lupa
menghadirkan niat baik agar proses pembelajaran berjalan dengan baik.
Kemudian masuk kedalam kegiatan inti, dimana penulis sebagai praktikan
menyampaikan materi ajar kepada peserta didik dengan maksimal dan
tidak membuat peserta didik merasa bosan. Peserta didik sebagai subjek
yang harus diarahkan dan diberi motivasi. Penulis sudah melakukan
kegiatan mengajar dikelas selama 16 pertemuan, sehingga terdapat
beberapa kendala yang sempat dihadapi penulis yaitu :

Penampilan pertama merupakan penampilan yang cukup sulit, karena


peulis sebagai praktikan merasa sedikit gugup dan baru mengetahui betul
suasana kelas di XII IPS 2 dan XII IPA 3 yang memiliki karakter berbeda.
Sehingga penulis belum begitu maksimal dalam memanage suasana kelas
dengan baik.

Penampilan ketiga penulis kerapkali melupakan langkah-langkah yang


sudah dirancang dalam RPP terutama melakukan kegiatan literasi terhadap
peserta didik

Penampilan ketiga dan selanjutnya penulis merasa sedikit kesulitan


dalam memotivasi peserta didik untuk semangat belajar.

5
Selain kendala yang dialami oleh penulis sebagai praktikan, penulis
memiliki beberapa permasalahan yang dihadapi dalam proses penampilan
mengajar didalam kelas meliputi :

1. Penampilan pertama merasakan gugup karena awal mengajar

2. Saat penampilan pertama sampai ketiga penulis belum bias


menguasai kelas dengan maksimal

3. Sulitnya menarik perhatian peseerta didik untuk tetap focus dan


tenang dalam kelompok belajarnya

4. Kesulitan memotivasi peserta didik untuk semangat belajar

C. Bimbingan Belajar/Ekstra Kulikuler


Factor pendukung penulis sebagai praktikan dalam segala aktivitas
dilingkungan sekolah yaitu mengikuti kegiatan ekstra kulikuler, kegiatan
PPL bagi para praktikan yang terlibat didalamnya, dituntut untuk
memberikan kontribusi dan partisipasi aktif dalam kegiatan
ekstrakulikuler. Tetapi pada kenyataannya kegiatan ektrakulikuler
kerapkali mengalami masalah, sehingga masalah yang dihadapi penulis
dalam mengikuti kegiatan ektrakulikuler yaitu permasalahan waktu yang
dimiliki penulis terkadang tidak tepat untuk mengikuti kegiatan
ekstrakuikuler tersebut. Tugas kuliah yang membuat penulis tidak
mengikuti kegiatan ekstrakulikuler, sehingga waktu yang sudah
dijadwalkan untuk mengikuti kegiatan ektrakulikuler terhambat karena
adanya tugas kuliah yang dikejar deadline.

D. Partisipasi dalam Kehidupan Sekolah/Tempat Latihan


Penulis sebagai praktikan dalam kegiatan PPL memiliki kewajiban
selain mengajar dikelas, yaitu mengikuti berbagai kegiatan yang ada
dilingkungan sekolah. Kegiatan yang wajib diikuti penulis meliputi :

1. Upacara Bendera
Upacara bendera dilaksanakan setiap satu minggu satu kali pada hari
Senin, pelaksanaannya dilakukan secara bergilir oleh siswa tiap angkatan dari

6
mulai kelas sepuluh sampai kelas dua belas dari pukul 06.45 sampai 07.30.
Setiap praktikan wajib mengikuti kegiatan upacara bendera. Dalam kegiatan
upacara ini penulis tidak mengalami masalah apapun, selain factor kesehatan.
Penulis secara rutin mengikuti kegiatan upacara setiap minggunya.
2. Piket KBM
Kegiatan piket KBM yang dilakukan penulis pada hari Selasa.
Kegiatan yang dilakukan selama piket KBM adalah :
a. Mencatat siswa yang datang terlambat.
b. Mencatat siswa yang melakukan pelanggaran.
c. Mencatat guru yang hadir dan tidak hadir.
d. Mencatat siswa yang meninggalkan sekolah karena sakit, dispensasi
atau ada kegiatan ekstrakurikuler atau izin lain.
e. Menyampaikan tugas ke kelas yang kosong jika guru tersebut
berhalangan hadir.
f. Penerima kunjungan tamu.
g. Memberikan barang titipan untuk guru, staf sekolah maupun peserta
didik
h. Membantu mengawasi ulangan.
Permasalahan yang timbul ketika bertugas piket di ruang piket
diantaranya:
a. Kesulitan dalam melaksanakan tugas-tugas guru piket karena
keteterean ketika banyak peserta didik yang terlambat.
b. Kesulitan memberikan barang-barang titipan yang tidak disertai nama
pemilikinya
c. Kesulitan mengawas dikelas bila diamanahi oleh guru pengajar
3. Piket Perpustakaan
Kegiatan yang dilakukan selama piket perpustakaan adalah sebagai
berikut :
a. Merapikan buku – buku berdasarkan kode induk.
b. Melakukan pelayanan/rekapitulasi sirkulasi peminjaman dan
pengembalian buku.
c. Membantu rekapitulasi siswa yang belum mengembalikan buku.

7
d. Ikut menjaga kebersihan dan ketertiban di perpustakaan.
Kesulitan yang dialami oleh penulis adalah bentroknya jadwal piket
perpustakan dan piket KBM yang membuat penulis tidak begitu sering
melakukan piket perpustakaan.

E. Proses Bimbingan
Dalam kegiatan PPL para praktikan memiliki hubungan yang intens
dengan guru Pamong yang membimbing selama proses kegiatan PPL
disekolah dan dosen sebagai pembimbing serta penanggung jawab dari
pihak universitas. Proses bimbingan merupakan suatu proses yang
dilakukan antara praktikan dengan guru pamong yang ada disekolah ketika
praktikan mengalami kendala maupun kesulitan dalam melaksanakan PPL
dan dosen pembimbing yang ditetapkan oleh pihak universitas terkhusus
P2JK dalam program PPL. Proses bimbingan ini dirasa sangat penting
bagi penulis sebagai praktikan, karena dalam proses bimbingan penulis
dapat mengetahui segala macam evaluasi dan pengarahan dari guru
pamong maupun dosen demi keberhasilan penulis sebagai praktikan dalam
proses PPL. Berikut adalah proses bimbingan yang penulis lakukan

1. Bimbingan dengan Guru Pamong PPL

Guru pamong merupakan pembimbing yang selalu membimbing


penulis dalam melaksanakan PPL, bimbingan dengan guru pamong
selalu terjalin dengan baik secara intens. Karena hamper setiap
penampilan yang dilakukan penulis, setelahnya selalu diberi masukan
dan arahan oleh guru pamong sebagai bahan evaluasi penulis agar
lebih baik lagi dalam mengajar. Selama proses bimbingan dengan guru
pamong penulis merasakan tidak adanya kendala maupun masalah
yang dihadapi.

2. Bimbingan dengan Dosen Pembimbing PPL


Dosen pembimbing adalah pembimbing dari tingkat universitas, dosen
pembimbing selalu mengarahkan dan membimbing penulis dalam
melakukan kegiatan PPL. Proses bimbingan dengan dosen secara
intens dilakukan melalui media sosial Whatsapp, kendala yang
8
dihadapi hanya kesulitan mengatur jadwal bimbingan karena penulis
dan dosen pembimbing berbeda ruang.

9
BAB II
FAKTOR PENYEBAB DARI MASALAH YANG DIALAMI
Berdasarkan masalah yang dihadapi penulis sebagai prktikan PPL di SMA
Negeri 13 Bandung, terdapat beberapa factor masalah yang dialami. Adapun
factor penyebabnya meliputi :

A. Proses Penusunan RPP


Faktor-faktor penyebab masalah yang berkenaan dengan perancangan RPP
adalah :
1. Terdapat sedikit perbedaan sistematika RPP yang diberikan guru pamong
dengan yang sudah dipelajari diperkuliahan.
2. Kurangnya pemahaman penulis dan pengalaman dalam perancangan RPP
3. Kurangnya menguasai metode dan model pembelajaran yang akan
diberika terhadap peserta didik dan perumusan tujuan dalam perancangan
RPP pengetahuan praktikan mengenai model pembelajaran aktif dan
efektif

B. Proses Penampilan
Faktor-faktor penyebab dari masalah yang muncul dalam proses
penampilan adalah sebagai berikut :
1. Merasa kegugupan saat diawasi guru pamong
2. Kemampuan penulis sebagai praktikan dalam mengelola kelas belum
optimal.
3. Terkadang penulis lupa akan langkah-langkah yang sudah dirancang
dalam RPP, sehingga terkadang tidak sesuai dengan apa yang telah
dirancang dalam RPP
4. Belum maksimalnya penulis sebagai praktikan dalam memberikan
motivasi belajar terhadap peserta didik.

10
C. Bimbingan Belajar/Ekstra Kulikuler
Dalam keaktifan penulis sebagai praktikan PPL mengikuti kegiatan
ekstrakulikuler di SMA Negeri 13 Bandung memiliki factor-faktor penyebab
mengalami permasalahan yaitu :

1. Adanya kegiatan lain yang penulis lakukan sehingga kerap kali penulis
memilih untuk tidak membimbing peserta didik dalam mengikuti kegiatan
ekstrakulikuler
2. Memiliki tugas diperkuliahan yang dikejar deadline sehingga penulis tidak
mengikuti kegiatan ekstrakulikuler

D. Partisipasi dalam Kehidupan Sekolah/Tempat Latihan


Factor yang muncul akibat adanya masalah yang penulis sebagai praktikan
alami dalam partisipasi kehidupan disekolah karena terkadang ada beberapa
mahasiswa sebagai praktikan PPL yang masih acuh dalam kewajibannya
untuk melaksanakan piket, sehingga ada yang masih dating terlambat hadir
untuk piket KBM maupun piket lainnya. Selain itu iklim organisasi yang
berbeda antara dunia perkuliahan dan sekolah, sehingga terkadang terjadi
masalah-malah kecil dalam pelaksanaan piket.

E. Proses Bimbingan
Dalam proses bimbingan dengan guru Pamong maupun dosen
Pembimbing PPL tidak memiliki masalah dan factor-faktor penyebabnya,
meskipun sulit bertatap muka dengan dosen Pembimbing namun penulis
masih dapat melakukan bimbingan melalui media sosial.

11
BAB III
UPAYA PENANGGULANGAN MASALAH
Permasalahan dan faktor dari pelaksanaan kegiatan PPL ini sudah dipaparkan
serta sudah teridentifikasi, dalam menyikapi permasalahan dan faktor penulis
sebagai praktikan maka berbagai upaya dilakukan untuk mengatasi masalah
tersebut agar kegiatan PPL berjalan dengan maksimal. Upaya-upaya
penanggulangan tersebut meliputi :

A. Proses Penusunan RPP


Upaya-upaya yang dapat dilakukan oleh praktikan dalam menanggulangi
permasalahan yang dihadapi dalam penyusunan rencana pembelajaran adalah :

1. memahami dan menyesuaikan RPP yang dipelajari dibangku perkuliahan


dan format yang diberikan pihak sekolah
2. Mencari model-model pembelajaran aktif dan efektif dari beberapa
referensi agar bisa praktikan terapkan
3. Mempelajari referensi, buku-buku, modul, dimana semua hal tersebut
dapat berguna dalam hal penyusunan rencana pembelajaran
4. Berkonsultasi secara intens dengan Dosen Pembimbing PPL maupun Guru
Pamong PPL mengenai model dan metode pembelajaran, materi
pembelajaran, serta tujuan dari proses pembelajaran agar mendapatkan
goalsnya dan berbagai masalah yang dihadapi saat melakukan pengajaran.
5. Bertukar pendapat dengan sesama rekan PPL, terutama yang memegang
materi yang sama, tentang metode mengajar yang tepat dengan kondisi
siswa.

B. Proses Penampilan
Upaya yang dilakukan untuk menanggulangi masalah-masalah yang
timbul selama proses belajar mengajar di dalam kelas adalah:

1. Sebelum memulai proses pembelajaran dikelas akan lebih baik bila penulis
sebagai praktikan berkonsultasi sebelumnya dengan guru pamong, agar segala
hal yang sudah dipersiapkan dapat secara maksimal diberikan untuk pproses
pembelajaran

12
2. Mempersiapkan terlebih dahulu segala sesuatunya sebelum menyampaikan
materi di kelas baik dalam hal penguasaan materi, metode pembelajaran yang
akan diterapkan, media yang akan dipakai dan alat evaluasi yang akan
digunakan untuk mengetahui hasil akhir dari proses belajar mengajar.
3. Menyiapkan kondisi praktikan baik fisik maupun mental.
4. Penggunaan media pembelajaran yang bervariasi
5. Penulis sebagai harus dapat mempelajari dan memahami karakter yang
berbeda-beda dari setiap siswa, sehingga dapat menyesuaikan strategi yang
tepat dalam proses belajar mengajar.
6. Pemberian reward kepada siswa untuk meningkatkan motivasi siswa.
7. Penggunaan bahasa yang sederhana namun formal dan mudah dimengerti
oleh siswa.
8. Meminta bantuan Guru Pamong, untuk dapat menilai penampilan
praktikan secara objektif.
9. Praktikan banyak membaca dan menggali informasi mengenai model dan
metode pembelajaran, materi pembelajaran, dan hal-hal lain yang
menunjang pembelajaran.
10. Penulis sebagai praktikan harus dapat mempelajari kembali tentang
strategi belajar mengajar yang benar sesuai dengan materi yang
disampaikan kepada peserta didik.
11. Berinteraksi dengan peserta didik secara lebih akrab dan komunikatif.
12. Melakukan pendekatan informal dengan peserta didik, sehingga praktikan
dapat mengungkapkan apa dan bagaimana kondisi yang diinginkan oleh
siswa pada saat kegiatan belajar mengajar berlangsung tanpa keluar dari
etika pembelajaran yang telah ditentukan.

C. Bimbingan Belajar/Ekstra Kulikuler


Partisipasi yang belum maksimal dilakukan oleh penulis sebagai
praktikan dalam kegiatan ekstrakulikuler memiliki upaya penanggulangan dari
permasalahan yang dihadapi penulis. Karena dalam hal ini, kegiatan
ekstrakurikuler pada dasarnya dilaksanakan dengan tujuan untuk menunjang
kegiatan kurikuler dan untuk meningkatkan kepribadian serta penyaluran
bakat dan minat serta keterampilan siswa. siswa di luar tugas utamanya belajar

13
di kelas. Maka wajib bagi para praktikan dalam mengikuti kegiatan
ekstrakulikuler untuk membimbing peserta didik. Salah satu cara yang dapat
dilakukan dalam menanggulangi permasalahan yang dapat ditemui dalam
kegiatan ekstrakurikuler meliputi :

1. Berusaha semaksimal mungkin untuk berpartisipasi dalam kegiatan


tersebut walaupun tidak terlalu aktif dalam mengikuti kegiatan tersebut
2. Berusaha mempelajari salah satu kegiatan yang diminati sehingga
nantinya penulis sebagai praktikan dapat menjadi seorang guru yang
bukan hanya bisa memberikan pendidikan dan pengajaran di dalam
kelas tetapi juga di luar kelas dan mampu memberikan motivasi bagi
pengembangan minat dan bakat siswa.
3. Dan yang terakhir penulis sebagai praktikan harus dapat memanage
waktu agar partisipasi dalam kegiatan ekstrakulikuler dapat berjalan
secara maksimal

D. Partisipasi dalam Kehidupan Sekolah/Tempat Latihan


Upaya yang dapat penulis lakukan dalam menanggulangi masalah
yang berhubungan dengan partisipasi kegiatan sekolah yaitu dengan membuat
jadwal kegiatan secara terstruktur dan sistematis untuk masing-masing bidang
kegiatan sehingga keterlibatan praktikan untuk mengikuti kegiatan tersebut
dapat lebih terarah dan dapat memaksimalkan managemen waktu yang baik.
Selain itu, praktikan berusaha untuk terus beradaptasi dan bersosialisasi
dengan semua pihak sekolah serta berusaha untuk tetap menjaga sikap dan
nama baik almamater. Serta penulis berupaya untuk ikut aktif dalam berbagai
kegiatan yang dilaksanakan di sekolah baik itu upacara bendera maupun piket
harian. Agar dapat berpartisipasi dan bersosialisasi dengan seluruh komponen
sekolah, praktikan berupaya untuk menanggulangi berbagai permasalahan
yang sekaligus menjadi kesulitan bagi praktikan. Adapun upaya-upaya yang
dilakukan oleh praktikan adalah sebagai berikut :
1. Mengikuti peraturan yang berlaku di SMA Negeri 13 Bandung.

14
2. Menjalin koordinasi yang baik dengan praktikan lain mengenai acara dan
kegiatan yang diadakan oleh sekolah sehingga bisa mengatur jadwal antara
kepentingan praktikan dengan amanah dari sekolah.
3. Menjalin komunikasi yang baik dengan segenap warga SMA Negeri 13
Bandung.
4. Berusaha selalu tepat waktu dan berpakaian sopan.
5. Berusaha menjalankan komitmen baik komitmen diri maupun komitmen
kelompok (peserta PPL) untuk mematuhi dan menjalankan jadwal piket
dengan sebaik mungkin.
6. Menjalankan tugas yang sudah diberikan dengan sebaik mungkin. Jika ada
yang tidak dipahami, segera ditanyakan kepada pihak yang bertanggung jawab
dengan masalah tersebut agar tidak timbul kesalahpahaman.
7. Terlibat dalam setiap kegiatan sekolah, misalnya mengikuti upacara
bendera, piket harian, keikutsertaan pada saat berlangsungnya Ujian Tengah
Semester (UTS), membuat soal ulangan harian dan ujian tengah semeter
kemudian memeriksanya.

E. Proses Bimbingan
Upaya yang dilakukan penulis sebagai praktikan mengatasi masalah
dalam proses bimbingan adalah dengan melakukan proses bimbingan dan
pemberian arahan secara continue agar komunikasi dapat terus dilakukan
dengan baik sehingga dapat menimbulkan keberhasilan program kegiatan
PPL, meliputi :
1. Melakukan komunikasi dengan Guru Pamong untuk melakukan konsultasi
dengan cara tatap muka langsung maupun menghubungi lewat telepon.
2. Melakukan komunikasi dengan Dosen Pembimbing Lapangan atau
mendatangi kampus, sehingga proses bimbingan dapat terus dilanjutkan.
Selain itu komunikasi melalui telepon juga dilakukan dalam proses
bimbingan.
Dengan adanya usaha-usaha tersebut diharapkan mampu mengatasi
segala masalah dalam proses bimbingan. Karena penulis merasakan dalam
proses bimbingan baik dengan guru pamong dan dosen pembimbing PPL,

15
tidak ditemukan hambatan yang berarti, sehingga tidak membutuhkan
penanggulangan.

16
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Program Pengalaman Lapangan (PPL) merupakan suatu program yang
tidak bisa dilepaskan dalam bidang pendidikan jenjang S1 kependidikan,
karena PPL sebagai sarana calon guru atau mahasiswa menyediakan
pengalaman mengajar peserta didik dalam situasi nyata di lapangan.
Dalam upaya mencapai kompetensi secara maksimal sebagaimana
mestinya yang telah ditetapkan oleh masing-masing perguruan tinggi
dengan berbagai program studinya. Universitas Pendidikan Indonesia
(UPI), melakukan PPL sebagai salah satu pencapaian dalam kompetensi
yang diharapkan terhadap mahasiswa, sehingga setelah melakukan
program PPL bagi para mahasiswanya diharapkan yang siap mengemban
tugas dan kewajibannya sebagai guru setelah menyelesaikan jenjang S1.

Pada pelaksanaan Program Pengalaman Lapangan (PPL), tak jarang


ditemui masalah-masalah yang dapat mengganggu efektivitas sehingga
pelaksanaan program belum maksimal pelaksanaannya. Masalah-masalah
tersebut dapat timbul dari intern maupun ekstern praktikan itu sendiri.
Masalah yang timbul itu antara lain menyangkut rencana pelaksanaan
pembelajaran (RPP), penampilan mengajar, bimbingan belajar dan
ekstrakurikuler, partisipasi dalam kehidupan sekolah, dan proses
bimbingan baik dengan Guru Pamong maupun dengan Dosen
Pembimbing.
Secara umum masalah yang dialami penulis sebagai praktikan dapat
diatasi dengan baik. Belajar dari masalah-masalah tersebut, penulis justru
dapat mengambil hikmah dan menjadikannya pelajaran yang sangat
berharga bahwa kondisi di lapangan tidak sepenuhnya selaras dengan teori
yang didapat di bangku perkuliah. Maka dari itu penulisan harus
senantiasa belajar untuk menjadi lebih baik.
Selama pelaksanaan PPL, penulis telah dihadapkan berbagai macam
permasalahan baik dari persiapan dan cara mengajar, urusan administrasi
17
pendidikan, proses bimbingan, proses adaptasi, proses interaksi dan
sosialisasi dengan seluruh warga sekolah. Dengan adanya permasalahan
tersebut menjadikan praktikan lebih berpengalaman untuk menjadi guru
profesional.
Dari hasil praktik PPL di SMA Negeri 13 Bandung, penulis telah
mendapatkan banyak pengalaman dan pembelajaran berharga serta tidak
ternilai harganya. Pengalaman dan pembelajaran yang didapatkan penulis
selama melaksanakan kegiatan PPL dapat menjadi bekal untuk penulis,
segalahal peengalaman dan pembelajaran dapat disimpulkan dalam beberapa
hal di antaranya :
1. Kompetensi Personal/Pribadi, di antaranya dalam menunjukkan atau
memberi contoh sikap dan keteladanan kepada peserta didik. Penulis
banyak memetik hikmah ketika berkomunikasi dan berinteraksi dengan
peserta didik dan seluruh warga SMA Negeri 13 Bandung
2. Penulis mendapatkan pengetahuan dan pengalaman dalam
merencanakan, mengorganisasikan, melaksanakan, dan memanege
pembelajaran.
3. Penulis dapat mempraktekkan model, metode pembelajaran, dan media
pembelajaran yang telah dipelajari di bangku kuliah sesuai dengan situasi
belajar dan mengajar di kelas.
4. Memberikan kesadaran terhadap penulis bahwa mengajar serta mendidik
merupakan suatu hal yang tidak mudah dilakukan, karena membutuhkan
suatu pengetahuan dan keterampilan yang tepat, persiapan yang matang,
baik itu penguasaan materi, keahlian, pengalaman, kepercayaan diri,
keberanian dalam menghadapi berbagai hambatan dalam melakukan
kegiatan belajar mengajar yang mampu mencapai tujuan yang
diinginkan.
5. Penulis dapat lebih memahami karakter setiap individu, khususnya
peserta didik.
6. Penulisan dapat memilih dan menggunakan bahasa yang sesuai dengan
karakter dan tingkat kemampuan peserta didik baik secara individu
maupun secara kelompok.

18
7. Kompetensi Pedagogik, yaitu kemampuan dalam mengelola
pembelajaran peserta didik. Dengan PPL, penulis dapat belajar melalui
pengalaman dalam merencanakan program belajar mengajar,
melaksanakan interaksi atau mengelola proses belajar mengajar, dan
kemampuan melakukan penilaian/evaluasi.
8. Penulis mendapat pelajaran tentang peran guru disekolah, peran guru di
kelas dan peran guru di lingkungan sosialnya.

B. Saran
Setelah menarik kesimpulan mengenai pengalaman dalam melaksanakan
kegiatan PPL, penulis memiliki saran yang dapat diberikan untuk beberapa
pihak khususnya pembaca laporan ini. saran yang penulis berikan sebagai
masukan bagi perkembangan dan penngkatan keberhasilan kegiatan PPL
yang akan datang, meliputi :

1. Untuk UPT-PPL UPI


a. Mengkonfirmasikan segala informasi yang berhubungan dengan
kegiatan PPL kepada pihak sekolah, seperti para peserta PPL tidak
diantar oleh dosen pembimbing atau pun pihak universitas pada saat
pertama datang ke sekolah sehingga tidak pihak sekolah mengerti
b. Meningkatkan koordinasi dan komunikasi antara pihak UPT-PPL
UPI dengan pihak Sekolah maupun Dosen dan juga mahasiswanya.
c. Melakukan pengawasan secara berkelanjutan dan berkala selama
PPL dilaksanakan.
d. Meningkatkan pembinaan dan pembekalan bagi calon praktikan agar
saat terjun ke lapangan tidak banyak menemui kendala.
2. Untuk Sekolah SMA Negeri 13 Bbandung
Mengadakan diskusi/pertemuan antara pihak sekolah dan praktikan
secara periodik guna memecahkan masalah yang ada atau sebagai
sarana silaturahmi dan sharing. Serta meningkatkan prestasi siswa
melalui kegiatan ekstrakulrikuler yang terdapat di SMA Negeri 13
Bandung..
3. Untuk Praktikan

19
a. Ikut aktif dalam setiap kegiatan dan membina tali silaturahmi dengan
seluruh aktivitas sekolah agar lebih dekat.
b. Peserta PPL harus dapat beradaptasi dengan situasi dan kondisi
sekolah sehingga mempermudah kelancaran pelaksanaan kegiatan
PPL.
c. Harus mampu meningkatkan ketrampilan dalam segi penguasaan
materi, penyusunan rencana pembelajaran, penggunaan metode,
media dan model pembelajaran, pengelolaan kelas, pendekatan
dengan siswa dan sebagainya.

20
DAFTAR PUSTAKA
Indah, W. I., Najjah, S., Ilmu, F., & Dan, T. (2014). Pengaruh Nilai Micro Teaching
Terhadap Kemampuan Mengajar Praktek Pengalaman Lapangan (PPL) Mahasiswa
S1 Program Studi Tadris Biologi Angkatan 2010 Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan
Keguruan IAIN Walisongo Semarang.

21

Anda mungkin juga menyukai