Anda di halaman 1dari 18

PROPOSAL

PRAKTIK KERJA LAPANGAN (PKL) 1


DI KAMPUNG AIMASI DISTRIK PRAFI

Oleh :

RIZKY AGUNG WAHYUDI


NIRM : 06.03.19.061

PROGRAM STUDI PENYULUHAN PETERNAKAN DAN KESEJAHTERAAN HEWAN


JURUSAN PERTANIAN

POLITEKNIK PEMBANGUNAN PERTANIAN MANOKWARI


BADAN PENYULUHAN DAN PEMBANGUNANSDM PERTANIAN
KEMENTRIAN PERTANIAN
2021

1
LEMBAR PENGESAHAN

PROPOSAL PRAKTIK KERJA LAPANGAN 1

Judul : Manajemen Ayam Petelur

Nama Mahasiswa : RIZKY AGUNG WAHYUDI

Lokasi : Kampung Aimasi Sp 3 Distrik Prafi Kabupaten Manokwari

Papua Barat

Waktu : 3 Bulan

Pembimbing 1 : Ir. Nani Zurahmah, M. P.

Pembimbing 2 : Nurtania Sudarmi, S.Pt,. M. P.

Tahun Akademik : 2020/2021

Menyetujui:

Pembimbing I Pembimbing II

Ir. Nani Zurahmah,M. P. Nurtania Sudarmi,S.Pt.,M. P.


NIP. 19621120 199203 2 001 NIP.19870906 201902 2001

Mengetahui:

Ketua Jurusan Ketua Program Studi

Yohanis Yan Makabori, SP., M.Si Sritiasni, S.Pt., M.Si


NIP. 19620110 198203 1 007 NIP. 19641124 199203 2002

i
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena
atas limpahan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Proposal Praktik
Kerja Lapangan (PKL) 1 ini dengan baik.
Penyusunan Proposal ini dibuat untuk melengkapi kegiatan praktik yang akan
diselenggarakan oleh Politeknik Pembangunan Pertanian (POLBANGTAN) Manokwari
dan menjadi persyaratan sebelum melaksanakan praktik di lapangan, serta sebagai
panduan dalam kegiatan penyuluhan.
Dengan segala kerendahan hati, pada kesempatan ini penulis menyampaikan
rasa terima kasih kepada: Ir.Nani Zurahmah, M. P selaku pembimbing I dan Nurtania
Sudarmi, S.Pt,.M. P. selaku pembimbing II atas bimbingan, masukan, kritikan dan
sarannya. Ucapan terimakasih disampaikan pula kepada:
1. drh. Purwanta, M.Kes selaku Direktur Politeknik Pembangunan Pertanian
Manokwari.
2. Yohanis Yan Makabori, SP., M.Si selaku ketua jurusan Politeknik Pembangunan
Pertanian Manokwari.
3. Sritiasni,S.Pt,.M.Si selaku ketua prodi peternakan dan kesejahteraan hewan
politeknik pembangunan pertanian manokwari.
Akrirnya penulis menyadari bahwa Proposal ini masih jauh dari sempurna untuk
itu kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan sangat diharapkan.
Semoga proposal ini dapat bermanfaat bagi penulis dan yang berkenan membacanya.

Manokwari , april 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.....................................................................................................

LEMBAR PENGESAHAN........................................................................................... i

KATA PENGANTAR................................................................................................... ii

DAFTAR ISI................................................................................................................ ii

DAFTAR TABEL......................................................................................................... iii

DAFTAR GAMBAR..................................................................................................... iv

DAFTAR LAMPIRAN.................................................................................................. v

BAB I. PENDAHULUAN............................................................................................. 6
1.1. Latar Belakang........................................................................................... 6
1.2. Tujuan........................................................................................................ 6
1.3. Manfaat...................................................................................................... 7

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA................................................................................... 8


2.1. Ayam Petelur............................................................................................. 8
2.2. Pakan......................................................................................................... 9
2.3. Perkandangan............................................................................................10
2.4. Kesehatan Ternak......................................................................................10
2.4.1. Berak Kapur.........................................................................................11
2.4.2. Ngorok.................................................................................................11
2.5. Pencegahan Penyakit................................................................................12
2.5.1. Biosecurity............................................................................................12
2.5.2. Sanitasi................................................................................................12
2.5.3. Vaksinasi..............................................................................................12
2.6. Penanganan Penyakit................................................................................13

BAB III. METODE PELAKSAAN................................................................................13


3.1. Waktu Dan Tempat........................................................................................15
3.2. Materi kegiatan..............................................................................................15
3.3. Prosedur Pelaksanaan...................................................................................15

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................17

iii
DAFTAR TABEL

Tabel

1. Tabel.1 Materi Kegiatan PKL I.........................................................................15

iv
DAFTAR GAMBAR

Gambar

1. Gambar. 1 Peternakan Ayam Petelur...................................................................14


2. Gambar. 2 Telur Ayam Yang Siap Di Pasarkan....................................................14

v
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang

Praktek Kerja Lapangan (PKL) 1 merupakan salah satu bentuk


implementasi secara sistematis dan sinkron antara program pendidikan di
sekolah dengan program penguasaan keahlian yang diperoleh melalui kegiatan
kerja secara langsung di dunia kerja untuk mencapai tingkat keahlian tertentu.

Dalam kegiatan PKL I Politeknik Pembangunan Pertanian Manokwari


membahas tentang kompetensi bagi mahasiswa dalam melakukan kegiatan
agribisnis usaha di peternakan ayam petelur kampung aimasi sp 3 ,distrik prafi,
kabupaten manokwari, papua barat. Dengan komoditas ayam petelur .

Praktek dilapangan kadang-kadang tidak sesuai dengan teory . hal ini


tersebut merupakan kenyataan yang wajar terjadi. Kegiatan ini adalah salah
satu cara untuk mengenalkan para mahasiswa untuk mengetahui praktek
sesunggunya di lapangan ,dan merupakan momentum penting untuk
mendalami dan mensinkronkan ilmu teori yang telah didapatkan dari
perkuliahan . sehingga di harapkan mahasiswa yang melaksanakannya dapat
memiliki keterampilan dan memperaktekkan teori yang di miliki.

Ayam petelur ras merupakan ayam secara genetik di seleksi untuk


memproduksi telur dengan baik . produk ayam yang berupa telur yang dapat di
konsumsi oleh masyarakat di berbagai kalangan . dengan harga telur yang
terjangkau dan pemeliharaan ayam petelur yang relatif muda, peternakan ayam
petelur adalah bisnis berbasis agribisnis yang menguntungkan Berdasarkan
uraian diatas, timbulah minat yang sangat besar untuk memilih pengusaha
ayam petelur di kampung aimasi sp3. sebagai lokasi praktek kerja lapangan
(PKL) 1. Kegiatan PKL ini diharapkan dapat memberikan kesempatan kepada
mahasiswa untuk mempelajari secara praktis tentang bagaimana cara
manajemen pemeliharaan ayam ras petelur dengan baik.

6
1.2. Tujuan
Tujuan dari proposal kegiatan PKL I adalah sebagai berikut :
1. Untuk memenuhi persyaratan mengikuti kegiatan PKL I.
2. Mempraktekan teori yang telah didapat di kampus kemudia di duplikasikan
langsung kepada peternakan ayam petelur.
3. Meningkatkan wawasan dan keterampilan mengenai manajemen
pemeliharaan ayam petelur di fase layer
4. Melatih mahasiswa untuk berpikir kritis terhadap masalah yang dijumpai
dilapangan
5. Memperoleh pengalaman dan meningkatkan keterampilan kerja dalam
proses pemeliharaan ayam ras petelur khususnya manajemen ayam
petelur di fase layer
6. Menambah wawasan bagi mahasiswa untuk menerapkan keterampilan
dalam melakuan manajemen ayam petelur di fase layer.
7. Untuk menumbuhkan jiwa agribisnis bagi mahasiswa di bidang peternakan.

1.3. Manfaat

Manfaat atau kegunaan dari kegiata PKL I yaitu:

1. Mahasiswa belajar mengetahui kondisi lapangan yang nyata dan


memadukan teori yang ada.
2. Mahasiswa memperoleh pengalaman kerja sehingga, mahasiswa
mempunyai wawasan luas, kreatifitas, serta mampu bersaing di dunia
kerja.
3. Mahasiswa memdapatkan wawasan serta keterampilan dalam usaha ayam
ras petelur dengan memahami manajemen pakan, pemeliharaan,
perkandangan dan pemasaran.

7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Ayam Petelur


Ayam petelur ada dua jenis, yaitu tipe ringan dan tipe sedang . Ayam tipe
ringan khususnya di kembangkan untuk bertelur saja . Ciri ayam tersebut
badan ramping,kecil,mata bersinar,dan juga bercengger merah darah . Ayam
tipe ini di pelihara untuk di ambil telurnya sehingga bentuk ayam ini relatiif kecil
apabila di bandingkan dengan ayam tipe medium . Ayam tipe medium di
kembangkan untuk produksi telur dan di ambil dagingnya sehingga ayam ini
memiliki bobot badan lebih berat dari pada ayam tipe ringan ( rasyaf, 1994).
Ayam ayam petelur memiliki sifat nervous ( mudah terkejut) , bentuk
tubuh ramping, cuping, telinga berwarna putih, produksi telur tinggi hingga (200
butir/ekor/tahun) efisien dalam pengunaan ransum untuk membentuk telur ,
tidak memiliki sifat mengengram ( sudarmono 2003).
Fase starter pada ayam petelur adalah saat ayam umur 0-5 minggu,
biasanya saat fase starter menggunakan kandang tipe postal . fase starter atau
tahap awal pemeliharaan DOC biasannya disebut tahap pemanasan ( brooding
period). Brooding period umumnya dilakukan hingga ayam berumur 6 minggu.
Faktor penting yang harus dilakukan dalam masa pemeliharan ini adalah
mempersiapkan kandang pemanasan, mengontrol kondisi kandang. Pemberian
pakan dan minum.serta melakukan seleksi pada akhir masa brooding priod.
Fase grower merupakan ayam yang sudah memasuki umur 5-10minggu.
Tipe kandang yang dignakan dapat berupa kandang liter, namun disarankan
menggunakan kandang tipe batrai yang terbuat dari bahan kawat atau bambu
agar pertumbuhan ayam lebih seragam. Pemeliharaan ayam dara atau grower
dimulai sejam ayam berumur 6 minggu ( lepas dari masa brooding )hingga
berumur 18 mingg. Seekor ayam yang telah melewati fase grower biasa disebut
pullet. Hal yang harus di perhatikan pada fase ini adalah persiapan kandang
yang baik, mengatur pakan dan minum, mengontrol teknis pemeliharaan,
hingga melakukan program vaksinasi dan pencegahan penyakit. (riawan,2016).
Fase layer atau masa produksi (umur diatas 16 minggu) umumnya
menggunakan kandang batrai. Kandang batrai merupakan kandang yang mana

8
satu kandang berisi satu ayam. Bentuknya jari-jari dan di pisahkan dari ayam
lainnya. Berdasarkan umur,ayam yang sudah berumur 18 minggu sudah masuk
kedalam periode bertelur. Pullet yang di pelihara sendiri dapat langsung
dimasukan ke kandang batrai atau kandang produksi, namun jika membeli
pullet diperlukan beberapa penanganan awal agar ayam tidak stre. Pullet yang
dibeli harus ditempatkan di lokasi teduh,setelah itu pindahkan ke kandang
batrai dan sebaiknya jangan ditimbang dahulu agar tidak stres. Beri air minum
secukupnya dengan campuran gula merah dan viamin C serta beri makan
starter dan grit selama 10-14 hari,(riawan,2016).

2.2. Pakan
Kandungan energi pakan ayam perlu memperhatikan kandungan nutrien,
meskipun energi terpenui tetapi apabila kebutuhan nutrien lainnya belum
terpenuhi sesuai kebutuhan ternak maka efisiensi penggunaan pakan rendah.
Untuk membuat furmulasi ransum harus memperhatikan kandungan energi dan
lain-lainnya ( suprijatno dan atmomarsono,2005).
Pengaruh kosumsi pakan terhadap kandungan protein ransum ayam
petelur sangat penting. Selain tipe ayam , suhu lingkungan juga sangan
berpengaruh terhadap konsumsi ransum. Suhu lingkungan yang tinggi akan
menyebabkan ayam banyak yang minum dan mengurangi konsumsi pakan.
Akibat dari hal tersebut protein yang masuk kedalam tubuh ayam hanyak
sedikit. Untuk mengatasihal tersebut maka ransum ayam petelur di indonesia
harus mengandung protein yang tinggi( rasyaf.1994)
Ayam membutuhkan setidaknya 40 senyawa kimia esensial yang harus
ada dalam ransum ayam. Senyawa tersebut harus dalam jumlah yang cukup
dalam perbandingan optimum satu terhadap lainnya dan dalam bentuk yang
mudah di dapat untuk meransang pertumbuhan laju maksimum , produksi telur.
Apabila hal tersebut kurang di perhatikan oleh peternak maka pertumbuhan
ayam , produksi akan turun dan ayam akan mudah terserang penyakit
(anggrodi,1985).
Bentuk atap mempengarui sirkulasi udara dari luar kandang ke dalam
kandang dan sebaliknya. Oleh karena itu atap harus sesuai dengan
penggunaan kandang fase pemeliharaan ayam. Kandang yang mempunyai tipe
atap A, ruangan kandang dalam lebih panas dari pada tipe monitor. Kandang

9
tipe A cocok untuk pemeliharaan ayam fase starter yang butuh keadaan lebih
hangat ( sudarmono2003).
Pemberian pakan umumnya diberikan saat pagi dan sore harik karena
suhu saat pagi dan sore hari relatif sejuk dan membeikan suasana nyaman bagi
ayam untuk makan. Jumlah pakan yang diberikan biasannya 40% pada pagi
hari dan 60% pada sore hari, sedangkan untuk siang hari tidak perlu diberikan
pakan. Standar nutrisi pakan pada ayam layer adalah kadar air maksimal 13%,
protein 16,5%, lemak 3%, serat kasar maksimal 7%, abu maksimal 14%, dan
kalsium 3,25-4,25%.(SNI 2016).

2.3. Perkandangan
Secara makro kandang berfungsi sebagai tempat tinggal ternak agar
terhindar dari pengaruh cuaca buruk (hujan,panas dan angin) ,hewan buas dan
pencurian. Secara mikro kandang berfungsi sebagai tempat untuk
menyediakan lingkungan yang nyaman agar terhindar dari stress sehingga
kesehatan ternak dapat terjaga dan produksi dapat maksimal ( suprijatno dan
atmomarsono,2005).
Prinsip dasar pembuatan kandang ayam petelur harus di perhatikan untuk
menghadapi beberapa perubahan lingkungan di lapangan. Beberapa prinsip
dasar tersebut antara lain sirkulasi udara di peternakan, kandang cukup sinar
matahari pagi dan juga sampaiterkena sinar matahari sepanjang masa,
permukaan lahan peternakan, sebaiknya kandang di bangun dengan sistem
terbuka agar hembusan angin dapat memberikan kesegaran di dalam kandang
( rasyaf,1994).

2.4. Kesehatan Ternak


Penyakit yang menyerang ayam secara umum dapat di kelompokkan
menjadi beberapa macam yaitu di sebabkan karena stres (cekaman), definisi
zat makanan, parasit penykit karena protozoa, penyakit karena bakteri,
penyakit karena virus dan penyakit cendewan ( suprijatno dan
atmomarsono,2005).
Penyebab penyakit biasannya berkaitan dengan stress( cekaman). Stres
di sebabkan karena beberapa vaktor dari lingkungan dan dari manajemen
pemeliharaan yang kurang baik. Diantarannya faktor penyebab stres yaitu

10
kedinginan, ventilasi yang buruk, popupasi yang tinggi, tidak cukup pakan dan
minum dan pengobatan yang berlebihan. Apaabila faktor tersebut bisa di
minimalisir maka kemungkinan stres sangat kecil ( akoso,1993).
Penyakit infeksius ada yang kontagius maupun non kontagius. Penyakit
kontagius adalah penyakit yang langsung di transmisi dari individu atau flock
kepada individu atau flock lain. Penyakit infeksius adalah penyakit yang di
sebabkan oleh organisme hidup. Sebagain besar penyakit infeksi unggas
adalah kontagius, seperti penyakit karena virus, bakteri, riketsia dan fungsi.
Sementara beberapa penyakit infeksi tidak kontagius seperti aspergilosis
(sujiono hadi dan setiawan, 2002).

2.4.1. Berak Kapur ( pullorum disease)


Berak kapur disebabkan bakteri salmonella pullorum bersifat menular.
Penyebaran penyakit ini bisa melalui kotoran yang mengandung salmonella
pullorum serta penyebaran bisa melalui proses mematuk ( kanibalisme) antara
ayam yang sehat dan peralatan yang terkontaminasi salmonella pullorum.
Gejala penyakit pada ayam dewasa kadang nampak kadang tidak. Gejala
nampak pada ayam muda antara lain ngantuk, lemah, tidak nafsu makan, dan
diare berwarna putih. Gejalah berak putih yang mudah terlihat adalah ayam
mengalami diare sehingga mengeluarkan kotoran berwarna putih dan jika
kering menjadi seperti serbuk kapur.( ustomo,2016).

2.4.2. Ngorok (cronic respiratory diease)


Ngorok (cronic respiratory diease) merupakan infeksi saluran pernapasan
yang disebabkan oleh bakteri mycoplasma gallisepticum. Gejala yang nampak
adalah ayam sering bersin, ingus keluar dari hidung, ngorok saat bernapas.
Penularan penyakit melalui pernapasan dan lendir atau lewat perantara seperti
alat-alat. Pengobatan yang dapat di lakukan adalah dengan pemberian
antibiotik sesuai dengan dosis yang di anjurkan oleh pabrik pembuat obat,
pengobatan di lakukan 3-5 hari berturut-turut dan apabila masih ada ayam yang
ngorok segera pisahkan ayam tersebut dengan ayam yang sehat . gejalah
adalah terdapat lendir di lubang hidung sehingga ayam terlihat menggeleng-
gelengkan kepalannya.( fadilah dan polana,2011).

11
2.5. Pencegahan Penyakit
2.5.1. Biosecurity
Biosecurity adalah tindakan perlindungan terhadap ternak melalui
pengamatan terhadap lingkungannya dan orang yang terlibat dalam siklus
pemeliharaan. Biosecurity bukan hanyak diarahkan pada tindakan kebersihan
semata tetaoi juga jaminan keamanan pada ternak agar ternak yang di pelihara
mampu hidup lebih nyaman sehingga memberikan hasil yang optimal. Salah
satunya prinsip dasar penanggulangan penyebab penyakit adalah memutus
siklus hidup bibit penyakit, baik yang di sebabkan oleh bakteri, virus, parasit,
maupun jamur. Biosecurity adalah serangkaian program yang mencangkup
kebijakan dan praktik yang dirancang untuk mencegah masuk atau
menyebarnya agen penyakit pada ayam. biosecurity meliputi isolasi,
pengendalian lalu lintas pekerja dan tamu, serta sanitasi.

2.5.2. Sanitasi
Sanitasi merupakan tindakan pengendalian penyakit melalui kebersihan.
Sanitasi harus dilakukan secara teratur agar dapat memperoleh lingkungan
yang bersih, higienis dan sehat. Sanitasi mempunyai tujuan untuk mencegah
berkembangnya penyakit atau memotong siklus hidup mikroorganisme yang
merugikan kesehatan ayam agar kandang,peralatan, dan lingkungan tetap
bersih dan steril. Sanitasi harus dilakukan setelah panen dan melalui beberapa
tahapan, tahap pertama yaitu pencucian kandang dengan air hingga bersih dari
kotoran ayam, tahap kedua yaitu pengapuran lantai dan dinding kandang,
selanjutnya untuk menyempurnakan sanitasi dilakukan dengan penyemprotan
disinfektan (lysol, bromoquat, tepol) untuk membunuh bibit penyakit, biarkan
minimal 10 hari sebelum budidaya selanjutnya untuk memutus siklus hidup
virus dan bakteri yang tidak mati oleh perlakuan sebelumnya (ustmo,2016).
2.5.3. Vaksinasi
Vaksin adalah cairan dari bibit penyakit yang telah di lemahkan yang
dimasukan ketubuh ayam melalui air minum,tets mata,tetes hidung, maupun
injeksi. Fungsu vaksin adalah untuk menimbukan kekebalan pada tubuh ternak
ayam. Program vaksinasi pada ayam petelur adalah pada fase starter yaitu ND
CLONE dan IB pada hari 4, GUMBORO pada hari 9, AL pada hari 14, ND

12
LASOTA pada hari 19, POX pada hari 24, CORYZA pada hari 30, dan ILT pada
hari 35, fase glower program vaksinasi dilakukan sebanyak tiga kali yaitu umur
45 hari vaksin CORYZA, umur 54hari vaksin ND CLONE, dan IB serta umur 60
hari vaksin cacing. Fase layer dilakukang program vaksinasi umur 80 hari ND
CLONE dan IB, umur 90 hari CORYZA, umur 105 hari ND EDS, umur 119 hari
AL, dan 135 hari vaksin cacing, ( sumarno,2009).

2.6. Penanganan Penyakit


Karantina merupakan suatu upaya pemindahan ayam ke tempat khusus
(kandang karantina) untuk diobati untuk sementara waktu. Karantina adalah
memisahkan suatu ayam dari kelompoknya untuk beberapa waktu yang jika
ayam dirasa sudah membaik dapat dikembalikan kembali ke kelompoknya.
Obat dan vitamin merupakan hal yang sangat di butuhkan, terutama saat ayam
terkena penyakit. Pemberian obat dan vitamin umumnya dicampurkan dengan
air minum ayam dan diberikan saat ayam baru tiba, sebelum dan sesudah
vaksinasi, dan dalam cuaca buruk.

13
Gambar. 1 peternakan ayam petelur.

Gambar. 2 telur ayam yang siap di pasarkan

14
BAB III
METODE PELAKSANAAN

2.7. Waktu Dan Tempat


praktek kerja lapangan (PKL) I mahasiswa politeknik pembangunan
pertanian manokwari dalam dunia agribisnis manajemen peternakan ayam ras
petelur fase layer. berlangsung selama 90 hari terhitung mulai april 2021
sampai dengan juli 2021. Di kampung aimasi sp3 distrik prafi, kabupaten
manokwari, provinsi papua barat.

2.8. Materi Kegiatan


Materi kegiatan yang dilakukan pada saat praktek kerja lapangan (PKL) I
di kampung aimasi distrik prafi kabupaten manowari papua barat.

Tabel.1 materi kegiatan PKL I

kegiatan april Mei Juli

Melakukan perkenalan tentang dunia


agribisnis ditempat usaha .

Menerapkan manajemen perkandangan,


pakan,penyakit, pengobatan ,biosecurity,
sanitasi dan vaksinasi

Melakukan analisi usaha ayam petelur

2.9. prosedur pelaksanaan

kegiatan praktek kerja lapangan (PKL) I. Dilaksanakan tahapan kegiatan


dan metode pelaksanaan sebagai berikut.

1. Pembekalan bagi mahasiswa dengan pembimbing dikampus


polbangtan manokwari
2. Pelepasan mahasiswa praktek kerja lapangan (PKL) I

15
3. Penyususunan proposal kegiatan PKL I oleh mahasiswa
4. Pelaksanaan PKL I di yang ditetapkan oleh polbangtan manokwari
yang wilayah kerjanya memiliki gabungan kelompok tani ( gapoktan).
Unggulan/kelompoktani maju/ pengusaha agribisnis dan telah memiliki
program penyuluhan pertanian.
5. Pengahkiran pelaksanaan PKL I yaitu penyususunan laporan dan
ujian PKL.
6. Unggulan/ kelompok tani maju/ pengusaha agribisnis dan telah
memiliki program penyuluhan pertanian pengahkiran PKL yaitu
penyusunan laporan dan ujian PKL I.

16
DAFTAR PUSTAKA

Anggrodi, R., 1985. Kemajuan mutahir dalam ilmu makanan ternak


indonesia. UUI pres. Jakarta.

A.S sudarnomo, 2003. Pendoman pemeliharaan ayam ras petelur. Kanisius.


Yogyakarta.

Fadilah dan polana, 2011. Manajemen perkandangan.

Fadilah, R,. dan polana, A. 2004. Penyakit pada ayam dan cara
mengatasinya, jakarta: argomedia pustaka.

Rasyaf , M. 1993. Manajemen pemeliharaan ayam petelur, kanisius.


Yogyakarta.

Rasyaf, M 1994. Beternak ayam petelur. Penebar swadaya. jakarta.

Sujiono, H. dan Setiawan,2002. Ayam petelur.penebar swadaya. Jakarta.


Sumarno. 2009. Manajemen pemeliharan ayam petelur.

Suprijatna, E. U, Atmomarsono. R, kartasudjana, 2005. Ilmu dasar ternak


unggas. Penebar swadaaya. Jakarta.

Ustomo, E. 2016, kanapa 99% gagal beternak ayam petelur. Penerbit


swadaya : jakarta hal. 130-131.

17

Anda mungkin juga menyukai