Oleh :
1
LEMBAR PENGESAHAN
Papua Barat
Waktu : 3 Bulan
Menyetujui:
Pembimbing I Pembimbing II
Mengetahui:
i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena
atas limpahan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Proposal Praktik
Kerja Lapangan (PKL) 1 ini dengan baik.
Penyusunan Proposal ini dibuat untuk melengkapi kegiatan praktik yang akan
diselenggarakan oleh Politeknik Pembangunan Pertanian (POLBANGTAN) Manokwari
dan menjadi persyaratan sebelum melaksanakan praktik di lapangan, serta sebagai
panduan dalam kegiatan penyuluhan.
Dengan segala kerendahan hati, pada kesempatan ini penulis menyampaikan
rasa terima kasih kepada: Ir.Nani Zurahmah, M. P selaku pembimbing I dan Nurtania
Sudarmi, S.Pt,.M. P. selaku pembimbing II atas bimbingan, masukan, kritikan dan
sarannya. Ucapan terimakasih disampaikan pula kepada:
1. drh. Purwanta, M.Kes selaku Direktur Politeknik Pembangunan Pertanian
Manokwari.
2. Yohanis Yan Makabori, SP., M.Si selaku ketua jurusan Politeknik Pembangunan
Pertanian Manokwari.
3. Sritiasni,S.Pt,.M.Si selaku ketua prodi peternakan dan kesejahteraan hewan
politeknik pembangunan pertanian manokwari.
Akrirnya penulis menyadari bahwa Proposal ini masih jauh dari sempurna untuk
itu kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan sangat diharapkan.
Semoga proposal ini dapat bermanfaat bagi penulis dan yang berkenan membacanya.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.....................................................................................................
LEMBAR PENGESAHAN........................................................................................... i
KATA PENGANTAR................................................................................................... ii
DAFTAR ISI................................................................................................................ ii
DAFTAR GAMBAR..................................................................................................... iv
DAFTAR LAMPIRAN.................................................................................................. v
BAB I. PENDAHULUAN............................................................................................. 6
1.1. Latar Belakang........................................................................................... 6
1.2. Tujuan........................................................................................................ 6
1.3. Manfaat...................................................................................................... 7
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................17
iii
DAFTAR TABEL
Tabel
iv
DAFTAR GAMBAR
Gambar
v
BAB I
PENDAHULUAN
6
1.2. Tujuan
Tujuan dari proposal kegiatan PKL I adalah sebagai berikut :
1. Untuk memenuhi persyaratan mengikuti kegiatan PKL I.
2. Mempraktekan teori yang telah didapat di kampus kemudia di duplikasikan
langsung kepada peternakan ayam petelur.
3. Meningkatkan wawasan dan keterampilan mengenai manajemen
pemeliharaan ayam petelur di fase layer
4. Melatih mahasiswa untuk berpikir kritis terhadap masalah yang dijumpai
dilapangan
5. Memperoleh pengalaman dan meningkatkan keterampilan kerja dalam
proses pemeliharaan ayam ras petelur khususnya manajemen ayam
petelur di fase layer
6. Menambah wawasan bagi mahasiswa untuk menerapkan keterampilan
dalam melakuan manajemen ayam petelur di fase layer.
7. Untuk menumbuhkan jiwa agribisnis bagi mahasiswa di bidang peternakan.
1.3. Manfaat
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
8
satu kandang berisi satu ayam. Bentuknya jari-jari dan di pisahkan dari ayam
lainnya. Berdasarkan umur,ayam yang sudah berumur 18 minggu sudah masuk
kedalam periode bertelur. Pullet yang di pelihara sendiri dapat langsung
dimasukan ke kandang batrai atau kandang produksi, namun jika membeli
pullet diperlukan beberapa penanganan awal agar ayam tidak stre. Pullet yang
dibeli harus ditempatkan di lokasi teduh,setelah itu pindahkan ke kandang
batrai dan sebaiknya jangan ditimbang dahulu agar tidak stres. Beri air minum
secukupnya dengan campuran gula merah dan viamin C serta beri makan
starter dan grit selama 10-14 hari,(riawan,2016).
2.2. Pakan
Kandungan energi pakan ayam perlu memperhatikan kandungan nutrien,
meskipun energi terpenui tetapi apabila kebutuhan nutrien lainnya belum
terpenuhi sesuai kebutuhan ternak maka efisiensi penggunaan pakan rendah.
Untuk membuat furmulasi ransum harus memperhatikan kandungan energi dan
lain-lainnya ( suprijatno dan atmomarsono,2005).
Pengaruh kosumsi pakan terhadap kandungan protein ransum ayam
petelur sangat penting. Selain tipe ayam , suhu lingkungan juga sangan
berpengaruh terhadap konsumsi ransum. Suhu lingkungan yang tinggi akan
menyebabkan ayam banyak yang minum dan mengurangi konsumsi pakan.
Akibat dari hal tersebut protein yang masuk kedalam tubuh ayam hanyak
sedikit. Untuk mengatasihal tersebut maka ransum ayam petelur di indonesia
harus mengandung protein yang tinggi( rasyaf.1994)
Ayam membutuhkan setidaknya 40 senyawa kimia esensial yang harus
ada dalam ransum ayam. Senyawa tersebut harus dalam jumlah yang cukup
dalam perbandingan optimum satu terhadap lainnya dan dalam bentuk yang
mudah di dapat untuk meransang pertumbuhan laju maksimum , produksi telur.
Apabila hal tersebut kurang di perhatikan oleh peternak maka pertumbuhan
ayam , produksi akan turun dan ayam akan mudah terserang penyakit
(anggrodi,1985).
Bentuk atap mempengarui sirkulasi udara dari luar kandang ke dalam
kandang dan sebaliknya. Oleh karena itu atap harus sesuai dengan
penggunaan kandang fase pemeliharaan ayam. Kandang yang mempunyai tipe
atap A, ruangan kandang dalam lebih panas dari pada tipe monitor. Kandang
9
tipe A cocok untuk pemeliharaan ayam fase starter yang butuh keadaan lebih
hangat ( sudarmono2003).
Pemberian pakan umumnya diberikan saat pagi dan sore harik karena
suhu saat pagi dan sore hari relatif sejuk dan membeikan suasana nyaman bagi
ayam untuk makan. Jumlah pakan yang diberikan biasannya 40% pada pagi
hari dan 60% pada sore hari, sedangkan untuk siang hari tidak perlu diberikan
pakan. Standar nutrisi pakan pada ayam layer adalah kadar air maksimal 13%,
protein 16,5%, lemak 3%, serat kasar maksimal 7%, abu maksimal 14%, dan
kalsium 3,25-4,25%.(SNI 2016).
2.3. Perkandangan
Secara makro kandang berfungsi sebagai tempat tinggal ternak agar
terhindar dari pengaruh cuaca buruk (hujan,panas dan angin) ,hewan buas dan
pencurian. Secara mikro kandang berfungsi sebagai tempat untuk
menyediakan lingkungan yang nyaman agar terhindar dari stress sehingga
kesehatan ternak dapat terjaga dan produksi dapat maksimal ( suprijatno dan
atmomarsono,2005).
Prinsip dasar pembuatan kandang ayam petelur harus di perhatikan untuk
menghadapi beberapa perubahan lingkungan di lapangan. Beberapa prinsip
dasar tersebut antara lain sirkulasi udara di peternakan, kandang cukup sinar
matahari pagi dan juga sampaiterkena sinar matahari sepanjang masa,
permukaan lahan peternakan, sebaiknya kandang di bangun dengan sistem
terbuka agar hembusan angin dapat memberikan kesegaran di dalam kandang
( rasyaf,1994).
10
kedinginan, ventilasi yang buruk, popupasi yang tinggi, tidak cukup pakan dan
minum dan pengobatan yang berlebihan. Apaabila faktor tersebut bisa di
minimalisir maka kemungkinan stres sangat kecil ( akoso,1993).
Penyakit infeksius ada yang kontagius maupun non kontagius. Penyakit
kontagius adalah penyakit yang langsung di transmisi dari individu atau flock
kepada individu atau flock lain. Penyakit infeksius adalah penyakit yang di
sebabkan oleh organisme hidup. Sebagain besar penyakit infeksi unggas
adalah kontagius, seperti penyakit karena virus, bakteri, riketsia dan fungsi.
Sementara beberapa penyakit infeksi tidak kontagius seperti aspergilosis
(sujiono hadi dan setiawan, 2002).
11
2.5. Pencegahan Penyakit
2.5.1. Biosecurity
Biosecurity adalah tindakan perlindungan terhadap ternak melalui
pengamatan terhadap lingkungannya dan orang yang terlibat dalam siklus
pemeliharaan. Biosecurity bukan hanyak diarahkan pada tindakan kebersihan
semata tetaoi juga jaminan keamanan pada ternak agar ternak yang di pelihara
mampu hidup lebih nyaman sehingga memberikan hasil yang optimal. Salah
satunya prinsip dasar penanggulangan penyebab penyakit adalah memutus
siklus hidup bibit penyakit, baik yang di sebabkan oleh bakteri, virus, parasit,
maupun jamur. Biosecurity adalah serangkaian program yang mencangkup
kebijakan dan praktik yang dirancang untuk mencegah masuk atau
menyebarnya agen penyakit pada ayam. biosecurity meliputi isolasi,
pengendalian lalu lintas pekerja dan tamu, serta sanitasi.
2.5.2. Sanitasi
Sanitasi merupakan tindakan pengendalian penyakit melalui kebersihan.
Sanitasi harus dilakukan secara teratur agar dapat memperoleh lingkungan
yang bersih, higienis dan sehat. Sanitasi mempunyai tujuan untuk mencegah
berkembangnya penyakit atau memotong siklus hidup mikroorganisme yang
merugikan kesehatan ayam agar kandang,peralatan, dan lingkungan tetap
bersih dan steril. Sanitasi harus dilakukan setelah panen dan melalui beberapa
tahapan, tahap pertama yaitu pencucian kandang dengan air hingga bersih dari
kotoran ayam, tahap kedua yaitu pengapuran lantai dan dinding kandang,
selanjutnya untuk menyempurnakan sanitasi dilakukan dengan penyemprotan
disinfektan (lysol, bromoquat, tepol) untuk membunuh bibit penyakit, biarkan
minimal 10 hari sebelum budidaya selanjutnya untuk memutus siklus hidup
virus dan bakteri yang tidak mati oleh perlakuan sebelumnya (ustmo,2016).
2.5.3. Vaksinasi
Vaksin adalah cairan dari bibit penyakit yang telah di lemahkan yang
dimasukan ketubuh ayam melalui air minum,tets mata,tetes hidung, maupun
injeksi. Fungsu vaksin adalah untuk menimbukan kekebalan pada tubuh ternak
ayam. Program vaksinasi pada ayam petelur adalah pada fase starter yaitu ND
CLONE dan IB pada hari 4, GUMBORO pada hari 9, AL pada hari 14, ND
12
LASOTA pada hari 19, POX pada hari 24, CORYZA pada hari 30, dan ILT pada
hari 35, fase glower program vaksinasi dilakukan sebanyak tiga kali yaitu umur
45 hari vaksin CORYZA, umur 54hari vaksin ND CLONE, dan IB serta umur 60
hari vaksin cacing. Fase layer dilakukang program vaksinasi umur 80 hari ND
CLONE dan IB, umur 90 hari CORYZA, umur 105 hari ND EDS, umur 119 hari
AL, dan 135 hari vaksin cacing, ( sumarno,2009).
13
Gambar. 1 peternakan ayam petelur.
14
BAB III
METODE PELAKSANAAN
15
3. Penyususunan proposal kegiatan PKL I oleh mahasiswa
4. Pelaksanaan PKL I di yang ditetapkan oleh polbangtan manokwari
yang wilayah kerjanya memiliki gabungan kelompok tani ( gapoktan).
Unggulan/kelompoktani maju/ pengusaha agribisnis dan telah memiliki
program penyuluhan pertanian.
5. Pengahkiran pelaksanaan PKL I yaitu penyususunan laporan dan
ujian PKL.
6. Unggulan/ kelompok tani maju/ pengusaha agribisnis dan telah
memiliki program penyuluhan pertanian pengahkiran PKL yaitu
penyusunan laporan dan ujian PKL I.
16
DAFTAR PUSTAKA
Fadilah, R,. dan polana, A. 2004. Penyakit pada ayam dan cara
mengatasinya, jakarta: argomedia pustaka.
17