Oleh:
Rofikatus Zahroh (IST2003015)
Evatus Shafia (IST2003009)
2023
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
Oleh:
Rofikatus Zahroh (IST2003015)
Evatus Shafia (IST2003009)
Ach.Kholis S.Si,,M.Sc.
NIDN. 0703108802
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Allah Swt. Karena berkat rahmatnya
penulis dapat merampungkan hasil laporan kerja praktik (PKL) dengan baik.
Penulisan laporan berdasarkan hasil studi yang dilakukan di PT Mangli Djaya Raya
Jember ini ditujukan untuk memenuhi salah satu syarat penilaian program praktik
kerja lapangan yang telah dilaksanakan oleh mahasiswa Institut Sains dan Teknologi
Annuqayah. Dengan adanya laporan hasil Praktek Kerja Lapangan (PKL) da[pat
memberikan manfaat pada penulis, fakultas MIPA Institut Sains dan Teknologi
Annuqayah, dan PT Mangli Djaya Raya Jember.dalam hal penulisan hasil laporan
Praktik Kerja Lapangan (PKL) ini penulis mnenyadari bahwa dalam penulisan tidak
terlepas dari bantuan berbagai pihak baik langsung maupun tidak langsung. Oleh
karenya penulis ingin menyampaikn ucapan terimakasih kepada:
A. Bapak Mahrus Ali,M.Si. selaku dekan fakultas MIPA beserta para staf akademika
Institut Sains dan Teknologi Annuqayah yang membantu pelaksanaan Praktik
Kerja Lapangan (PKL).
B. Bapak Ach. Kholis.S.Si,.M.Sc.selaku ketua program studi Kimia yang telah
meluangkan waktu demi kelancaran PKL kami.
C. Ibu Nurul Inayah M.Sc. selaku dosen pembimbinmg praktek kerja lapangan
(PKL) kmi yang selalu mendukung dan mensupport demi lancarnya PKL kami.
D. Pimpinan PT. Mangli Djaya Raya yang telah memberikan izin kegiatan Praktik
Kerja Lapangan (PKL).
E. Ibu Fatimah Yusro, S.Si, selaku pembimbing lapangan yang telah memberi
arahan selama pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan dan Seluruh staf QC yang
telah membantu kami demi lancarnya proses praktek kerja lapangan di PT
Mangli Djaya Raya Jember.
F. Orang tua dan keluarga kami yang senantiasa memberikan semangat, support, dan
do’anya kepada kami
iii
G. Teman-teman PKL yang telah bekerja dan saling mendukung selama proses
kegiatan PKL berlangsung di PT Mangli Djaya Raya Jember.
H. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan namanya satu persatu yang telah
memberikan bimbingan dan arahan selama mengikuti Praktek Kerja Lapangan di
PT Mangli Djaya Raya Jember.
Penulis
iv
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL……………………………………....……………………...i
HALAMAN PENGESAHAN …………………………………...………………ii
KATA PENGANTAR…………..………………………….……...…………….iii
DAFTAR ISI……………………………………………………………...………v
BAB I : PENDAHULUAN………………………………………………1
1.1 Latar Belakang Program PKL……………....……………...1
1.2 Tujuan PKL ………………………………………..………2
1.3 Program Kerja PKL………………………………………...3
1.4 Waktu PKL…………………………………………………3
BAB IV : PENUTUP……………………………………………………46
4.1 Kesimpulan……………………………………………….46
4.2 Saran ……………………………………………………..46
v
BAB I
PENDAHULUAN
1
kuliah PKL yang dapat diambil oleh mahasiswanya yang mengambil mata
kuliah minimal 70% dari total SKS yang harus diambil selama kuliah.
Dengan syarat kelulusan yang ditetapkan, mata kuliah Praktek Kerja
Lapangan sudah sebagai pendorong utama bagi setiap mahasiswa agar mengenal
keadaan pada lapangan kerja. Selain itu, melalui Praktek Kerja Lapangan yang
dilakukan bisa memberi pengalaman yang berkaitan pada ilmu yang kami
pelajari dan aplikasinya dalam bidang Sistem Informasi yang kami tekuni.
Pemahaman dan pengetahuan mengenai sistem informasi pada umumnya di
Minarak Brantas Gas.Inc diharapkan bisa menunjang pengetahuan kami
mengenai keselarasan antara ilmu pengetahuan secara teoritis menggunakan
aplikasi praktis didunia kerja, sebagai akibatnya kami sebagai mahasiswa bisa
menjadi salah satu sumber daya manusia yang unggul dibidang teori dan
aplikasi demi menghadapi era globalisasi saat ini
2
a. Terwujudnya sinergi antara IST Annuqayah khususnya Fakultas
MIPA IST Annuqayahdengan institusi-institusi dan masyarakat
pengguna lulusan.
b. Terwujudnya perpaduan dharma peguruan tinggi, yaitu pendidikan
dan pengajaran serta penelitian.
c. Tercerminnya nilai-nilai pesantren yang berlandaskan ahlussunnah
wal jamaah dalam menjalankan tugas atau pekerjaan sesuai dengan
bidang dan keahliannya.
3
BAB II
KONDISI OBYEKTIF LOKASI PKL
4
tembakau Indonesia. Bersama dengan lebih dari 7000 tenaga kerja dan 25 fasilitas
yang terbesar di seluruh Indonesia. MDR memiliki reputasi dalam memberikan
layanan dan produk terbaik kepada pelanggan kami. Kami memahami bahwa
setiap pelanggan memiliki kebutuhan produk yang berbeda karena perbedaan
proses dan campuran yang terlibat di pabrik mereka. Kostumisasi produk adalah
area yang kami usahakan untuk menyediakan pelanggan kami.
PT. Mangli Djaya Raya adalah perusahaan yang bergerak pada sektor
perkebunan tembakau. Selain memiliki kegiatan produksi, perusahaan ini juga
melakukan kegiatan ekspor maupun impor guna memenuhi kebutuhan konsumen
domestik maupun mancanegara. Produk yang dihasilkan memiliki kualitas yang
baik yaitu tembakau kering dan rokok cerutu yang mempunyai banyak peminat di
mancanegara. Untuk meningkatkan dan mengembangkan produksi, PT. Mangli
Djaya Raya membangun pabrik pengeringan tembakau pada pertengahan Februari
2011. PT.
Organisasi adalah lembaga sosial yang terdiri dari sekumpulan orang dengan
berbagai pola interaksi yang diterapkan. Setiap perusahaan membangun struktur
organisasi berdasarkan pertimbangan yang objektif dan rasional dalam
sedemikian rupa sehingga perusahaan akan berjalan efektif dan efisien. Struktur
organisasi perusahaan merupakan suatu kerangka yang menunjukkan hubungan
antara bidang yang satu dengan bidang yang lainnya menurut skema kerja.
Dengan adanya struktur organisasi yang baik, maka akan dapat membawa
keuntungan pelaksanaan pekerjaan dan daru struktur organisasi inilah dapat
diketahui mengenai kedudukan, tanggung jawab wewenang, tugas dan
kewajiban dari masing-masing personil. Struktur organisasi PT. Mangli Djaya
Raya secara keseluruhan dapat dilihat pada gambar sebagai berikut :
5
Gambar 1 Struktur Organisasi
6
3.1.2 Denah Lokasi PKL
Kegiatan PT. Mangli Djaya Raya dilakukan di kawasan jalan raya Petung yang
termasuk dalam wilayah administrasi:
Desa : Petung
Kecamatan : Bangsalsari
Kota : Jember
7
Sebelah Utara : Jalan Raya Jember Surabaya dan peternakan ayam
8
BAB III
PELAKSANAAN PKL
9
a. Kegiatan di Laboratorium.
Mempelajari berbagai analisa kandungan suatu senyawa pada sample
tembakau seperti (Nikotin, Sugar dan Chloride), kadar air, serta cara
menggunakan alat-alat yang digunakan dalam analisa, pengenalan jenis-jenis
bahan kimia, sifat serta penggunaannya, membuat suatu larutan ataupun
media untuk kebutuhan analisa.
b. Kegiatan di luar laboratorium
Mengikuti proses pengambilan sampel untuk dilakukan cek kadar air,
NTRM (Non Tobacco Related Material), PSD (Particle Size Distribution)
dan Steam Tester yang diambil dari tempat proses tembakau.
10
Saat analisis dilakukan, dan jika kromatogram nikotin tidak stabil maka
dilakukan perubahan reagen, dengan membuat reagen baru agar reagen yang
digunakan tetap fress.
b. Solusi dari permasalahan kedua adalah dengan menunggu mesin yang sedang
diperbaiki, karena analisis yang dilakuakan pada kadar air ini adalah sampel
tembakau yang sudah masak.
c. Solusi dari permasalahan yang ke tiga ini yaitu dengan melakukan retest
(mengecek kembali kadar air dengan mengambil diposisi yang tidak sama dalam
packingan) kemudian jika hasil analisa masih belum sesuai dengan angka yang
diinginkan maka kemudian dilakukan repeat (melakukan pemprosesan dari
awal).
11
f. After, diambil dari tempat dryr
g. Sampel packing, diambil dari dalam karton/kardus
3.6.3 Analisis Kadar Air
Kadar air adalah sejumlah air yang terkandung di dalam suatu benda,
seperti tanah (yang disebut juga kelembaban tanah), bebatuan, bahan pertanian,
dan sebagainya. Kadar air digunakan secara luas dalam bidang ilmiah dan teknik
dan diekspresikan dalam rasio, dari 0 (kering total) hingga nilai jenuh air di
mana semua pori terisi air. Nilainya dapat secara volumetrik ataupun
gravimetrik (massa), basis basah maupun basis kering
Analisis kadar air adalah salah satu metode uji laboratorium kimia yang
sangat penting dalam industry pangan untuk menentukan kualitas dan ketahanan
pangan terhadap kerusakan yang mungkin terjadi. semakin tinggi kadar air suatu
pangan, akan semakin besar kemungkinan kerusakannya baik sebagai akibat
dari aktivitas biologis intrtnal maupun masuknya mikroba perusak yang akan
menyebabkan jamur dan lain sebagainya. Namun, pengurangan kadar air bahan
pangan akan mengakibatkan berkurangnya ketersediaan air untuk menunjang
kehidupan mikroorganisme dan juga untuk berlangsungnya reakis-reaksi
fisikokimia.
Penentuan kadar air dalam bahan pangan dapat ditentukan dengan dua
metode, yaitu metode langsung dan metode tidak langsung. Metode penentu
kadar air cara langsung merupakan pengukuran langsung kandungan air bahan.
Sedangkan cara tidak langsung yaitu menentukan kandungan air dengan
mengukur tahanan atau tegangan listrik yang ditimbulkan oleh air bahan, atau
dengan mengukur penyerapan gelombang mikro, sonik atau ultrasonik oleh air
bahan, atau dengan mengukur sifat spektroskopi air bahan.Analisis kadar air
cara langsung dibedakan ke dalam beberapa metode, yaitu: dengan metode
pengeringan, desikasi, termogravimetri, destilasi, dan metode Karl Fischer.
12
Untuk analisis kadar air bahan cara tidak langsung dapat digunakan metode-
metode listrik-elektronika, penyerapan gelombang mikro, penyerapan
gelombang sonik dan ultrasonik, dan metode spektroskopi.
Pada analisis kadar air cara langsung, penentuan kadar airnya didasarkan
pada penimbangan berat bahan. Selisih berat bahan segar dan berat keringnya
merupakan kadar air yang dicari yang terkandung dalam bahan yang diperiksa.
Pada metode ini pengeringan bahan dilakukan dengan menggunakan pemanasan
bahan. Kehilangan berat akibat proses pengeringan dianggap sebagai berat
kandungan air yang terdapat dalam bahan yang menguap selama pemanasan.
Pada metode ini terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi ketelitian
penentuan kadar air bahan, yaitu: yang berhubungan dengan penanganan bahan,
kondisi oven dan perlakuan bahan s etelah pengeringan. Faktor-faktor yang
berhubungan dengan penanganan bahan yang mempengaruhi analisis kadar air
meliputi:
1. Jenis bahan.
2. Ukuran bahan.
3. Partikel bahan.
Faktor-faktor yang berhubungan dengan kondisi oven yang dapat
mempengaruhi analisis kadar air meliputi:
1. Suhu oven.
2. Gradien suhu oven.
3. Kecepatan aliran dan kelembaban udara oven.
Faktor-faktor yang berhubungan dengan perlakuan bahan setelah
pengeringan yang dapat mempengaruhi analisis kadar air meliputi:
1. Sifat higroskopis bahan
2. Kelembaban udara ruang analisis
3. Kelembaban udara ruang penimbangan
13
Adapun untuk metode analisis kadar air pada tembakau di PT Mangli
Djaya Raya yaitu dengan cara langsung dengan metode pengeringan denga
menggunakan oven. Pada analisis kadar air ini, penentuan kadar airnya
didasarkan pada penimbangan berat bahan. Selisih berat bahan segar dan berat
keringnya merupakan kadar air yang dicari yang terkandung dalam bahan yang
diperiksa. Pada metode ini pengeringan bahan dilakukan dengan menggunakan
pemanasan bahan. Kehilangan berat akibat proses pengeringan dianggap sebagai
berat kandungan air yang terdapat dalam bahan yang menguap selama
pemanasan.
Analisis kadar air ini bertujuan untuk mengukur dan mengetahui kadar
air dari tembakau yang sesuai dengan permintaan customer dikarenakan jika
kadar air semakin tinggi maka akan menimbulkan aktifitas mikroorganisme
yang akan menyebabkan tembakau tersebut mudah berjamur. Akan tetapi jika
kadar air semakin rendah maka tembakau tersebut akan mudah rapuh dehingga
juga akan mengakibatkan kerusakan.
1.6.3.1. Pengukuran Kadar Air dengan Hearson Oven
Oven Tembakau Hearson adalah Oven yang menyediakan aliran
udara pra-pemanasan yang terus-menerus yang melewati panci sampel
untuk tujuan pengeringan.Unit ini terdiri dari ruang pengering berbentuk
silinder yang di dalamnya ditempatkan dudukan yang membawa 12 baki
tembaga bundar; setiap baki dirancang untuk mengambil enam panci
sampel baja tahan karat. Bagian atas ruang pengering tertutup oleh tutup
berinsulasi berengsel. Di tengah ruangan terdapat tabung distribusi udara
yang melaluinya udara yang dipanaskan sebelumnya melewati panci
untuk memfasilitasi proses pengeringan.
14
Ruang pengering tertutup dalam ruang kedua yang lebih besar
yang menyediakan reservoir air gabungan dan ketel uap yang di
dalamnya terdapat kumparan tembaga. Pemanas imersi mempertahankan
air pada titik didih. Uap surplus dibuang dari bagian atas ruangan ini ke
kondensor berpendingin udara, dengan kondensat kembali secara
gravitasi ke reservoir, sehingga mempertahankan ketinggian air.
Blower listrik di dasar oven mengalirkan udara melalui koil
tembaga yang dipanaskan; kemudian memasuki ruang pengering melalui
tabung distribusi udara. Setelah melewati wadah sampel, udara keluar ke
atmosfer melalui ventilasi yang disediakan di bagian tengah penutup.
Oven dikendalikan menggunakan sakelar on/off yang menyatu untuk
pemanas dan peniup udara. Ammeter dipasang di atas setiap sakelar
untuk menunjukkan beban gabungan. Aliran udara melalui ruang
pengering diatur oleh katup dan diukur dengan rotameter yang
dikalibrasi pada rentang 2 hingga 20 liter/menit.
1) Prinsip
Sample ditimbang sebanyak 5,0 gram dipanaskan pada
temperatur didih air selama 16 jam dengan kecepatan aliran udara
sebesar 20 liter per menit. Aliran udara harus dapat keluar dari ruang
oven melalui lubang ventilasi untuk mencegah timbulnya uap air.
Berat yang hilang dari proses pemanasan dalam oven tersebut
dibandingkan terhadap berat sample dihitung sebagai kadar air.
2) Alat dan Bahan
A. Peralatan:
1) Timbangan presisi keteltian 0.01gr.
2) Hearson Oven Unit “Astell Sciantific”.
3) Desikator unit
15
4) Wadah sample khusus untuk Hearson Oven.
5) Thermometer dengan skala hingga 150(C
B. Bahan yang digunakan:
1) Air bebas mineral
2) sampel tembakau yang sudah digrinding dan ditimbang
sebanyak 5,0 g
3) Prosedur Kerja
1. Periksa tangki air melalui indicator pipa gelas. Apabila sudah
pada level minimum, tambahkan air bebas mineral sampai tanda
batas maksimum dengan bantuan corong
2. Hubungkan kabel power pada sumber listrik.
3. Tekan tombol Blower kemudian tombol Heat hingga lampu
indicator menyala.
4. Perikasa kecepatan aliran udara melalui indicator gelas. Atur
dengan cara memutar sakelar yang berada di bagian kanan
bawah dari panel depan dengan menggunakan obeng pada skala
antara 15-20 yang menunjukkan kecepatan aliran udara
antara15-20 liter per menit.
5. Perhatikan bahwa lubang ventilasi yang berada di atas penutup
tidak tersumbat
6. Lakukan pemanasan alat minimal 4 jam dan lebih baik bila alat
selalu dalam posisi ON apabila kondisi listrik stabil sehingga
alat selalu siap digunakan. Periksa tangki air melalui indicator
pipa gelas. Apabila sudah pada posisi minimum, tambahkan air
bebas mineral sampai tanda batas maximum.
7. Timbang wadah sample dalam keadaan kosong dan atat
beratnya sebagai A gram.
16
8. Aduk sample dengan baik.
9. Timbang 5.0 gram sample dalam wadah sample yang telah
dinolkan terlebih dahulu dan catat beratnya sebagai B gram.
10. Susun wadah sample tersebut dalam tray ( kapasitas tray adalah
72 wadah sample)
11. Masukkan dalam ruang oven dan panaskan dalam 16 jam. Catat
terperatur dan kelembaban relatif dalam ruangan pada lembar
kerja.
12. Pindahkan wadah sample dalam tray ke desikator. Biarkan
hingga dingin dan stabil ( mencapai suhu ruang dan beratnya
sudah stabil )
13. Timbang kembali wadah yang berisi sample tersebut dan catat
beratnya sebagai C gram.
14. Lakukan 2 kali perulangan untuk setiap sample.
15. Untuk mengetahui perkiraan temperature dari oven dapat
dilakukan dengan menggantungkan thermometer pada lubang
ventilasi secara tidak permanen.
16. Untuk mematikan alat dapat dilakukan dengan cara menekan
tombol Blower kemudian tombol Heat hingga lampu indicator
padam.
17. Lepas kabel power dari sumber listrik.
18. Bersihkan alat pada bagian depan, atas dan dalam oven dari sisa
debu yang mungkin terjadi dengan kain yang bersih.
4) Perhitungan
17
Dimana :
18
b. Bahan
- Tembakau hasil grinding dengan ukuran 2 mm.
3) Prosedur Kerja
1. Kalibrasi
a. Tekan tombol ON/OFF pada alat Brabender dan tunggu hingga
indikator layar menunjukkan bahwa alat Brabender siap
dioperasikan
b. Lakukan kalibrasi alat Brabender sebelum alat Brabender
dioperasikan
c. Tekan tombol sub menu kalibrasi pada panel layar hingga terdapat
tiga jenis petunjuk kalibrasi yang harus dilakukan yaitu:
1) Zeroing: kalibrasi zeroing digunakan untuk mengkalibrasi
angka 0 agar dalam keadaan nol
Tekan tombol sub menu "zeroing" pada panel alat
Brabender
Tunggu beberapa saat hingga indikator berat huruf (g)
pada panel berhenti
Kalibrasi zeroing sukses dilakukan
2) Calibration: kalibrasi yang digunakan untuk mengkalibrasi
timbangan yang ada dalam alat Brabender
"ok/yes" pada panel untuk mengambil timbal (50 gram)
dan menutup kembali Tekan tombol arah panah ke bawah
(sub menu calibration) ada panel alat Brabender
Tunggu beberapa saat hingga panel memberikan petunjuk
bahwa timbangan dalam keadaan kosong
Setelah keluar petunjuk bahwa timbangan dalam keadaan
kosong alat Brabender akan mulai mensetting kalibrasi to
19
zero dan mulai kalibrasi hingga muncul petunjuk untuk
timbal 50 gram ke dalam timbangan
Masukkan 50 gram timbal ke dalam timbangan dan
menutup kembali pintu tempat timbangan
Tunggu hingga alat Brabender mengkalibrasi berat timbal
(50 gram) hingga muncul petunjuk pada panel bahwa
kalibrasi telah sukses
Tekan pintu timbangan pada alat Brabender
3) Pan weight calibration: kalibrasian digunakan untuk
mengkalibrasi timbangan yang ada di dalam oven ada alat
Brabender
Tekan menu "pan Carrier weight" hingga muncul
petunjuk "detemine weight" pada panel
Tekan "ok/yes" pada menu determine weight pada panel
dan periksa bahwa pan Carrier ada alat Brabender dalam
keadaan kosong
Setelah memastikan bahwa pan Carrier dalam keadaan
kosong maka tekan "ok/yes" pada panel hingga panel
akan mulai mengkalibrasi berat pan Carrier pada alat
Brabender
Tunggu beberapa saat hingga pada panel tersebut
menunjukkan kalibrasi telah berhasil dilakukan dan
tertulis berat Carrier pada panel
2. Pengubahan metode kerja
Tekan tombol "method" pada layar panel alat Brabender
Pilihlah metode "TOB" untuk melakukan pengukuran kadar
air (MC) atau mengawali proses analisa kadar air (MC)
20
Tekan tombol "ok/yes" pada layar panel alat Brabender
3. Pengukuran kadar air
Tekan perintah "measurement" pada layar panel alat
Brabender
Masukkan nama sampel yang akan dianalisa dan tekan
"ok/yes" pada layar monitor alat Brabender kemudian
masukkan wadah/pan dan keadaan kosong
Setelah berat wadah diketahui akan muncul perintah "fill the
pan" pada layar alat Brabender
Masukkan sampel tembakau yang akan dianalisis sesuai
dengan berat yang diinginkan ( berat maksimal: 5,1 g dan
berat minimal: 4,9 gram)
Pindahkan wadah/pan yang telah berisi sampel tembakau pada
oven Brabender selama 30 menit
Kandungan kadar air akan muncul pada layar panel alat
Brabender setelah 30 menit
Catatlah kandungan kadar air tersebut. Kandungan moisture
content tersebut sudah dalam bentuk persentase kadar air.
1.6.3.3.Pengukuran Kadar Air Menggunakan mesin HS 123
Adapun untuk metode analisis atau pengukuran kadar air dengan
menggunakan mesin HS 123 yaitu dengan pemanasan selama 5 menit.
Berat sampel yang dimasukkan sesuai dengan ketentuan yang ada dalam
prosedur. Analisis kadar air dengan menggunakan alat ini sangat mudah
dan efektif serta cukup mengefisien waktu.
1) Prinsip
Sample ditimbang berdasarkan berat sample yang telah
ditentukan dalam petunjuk teknis penggunaan alat mesin HS dengan
21
berat maksimal 3,3 gram yang kemudian sample dipanaskan dengan
suhu 130°C selama 5 menit. Berat yang hilang dari proses
pemanasan dalam mesin HS 123 tersebut dihitung sebagai kadar air.
2) Alat dan Bahan
a. Peralatan
- Kuas
- Pan/Wadah sampel
- Spatula
b. Bahan
- Tembakau hasil grinding dengan ukuran 2 mm.
3) Prosedur Kerja
a. Tekan tombol ON pada layar HS
b. Pilih menu 3/130
c. Masukkan wadah pan sampel HS yang kosong, tutup cover lalu
tunggu alat men-tare weight
d. Buka cover alat lalu isi sampel tembakau yang mau diuji 3
gram. +/- 10%, ratakan sampel lalu tutup cover
e. Sampel kemudian akan dipanaskan secara otomatis oleh alat
samai suhu 130°C selama 5 menit
f. Bila telah selesai alat akan menghitung secara otomatis
persentase moisture dari sampel
g. Catat hasil yang muncul
h. Buka cover lalu buang sampel yang telah dianalisa pada
pembuangan dust
i. Bersihkan pan sampel yang telah dipakai dengan kuas sebelum
dipakai untuk uji sampel lainnya
22
j. Bila analisa telah selesai maka matikan alat dengan cara
menekan tombol OFF ada layar HS 123
3.6.4 PSD ( Particle Size Distribution)
PSD Merupakan analisis phisycal yang dilakukan di PT Mangli Djaya Raya
Jember untuk memisahkan partikel berdasarkan ukuran tembakau dari yanmg
besar, sedang, dan kecil.
a. Alat dan Bahan
Adapun alat yang digunakan
a Wadah alumunium
b Timbangan
c Mesin pengayak
b. Prosedur Kerja
1. Pastikan lokasi pengambilan sampel (di area dryr)
2. Sampel diambil sebanyak 2000-3000 g
3. Dipastikan sampel tembakau hand strip atau lose leaf
4. Sampel dibawa ke laboratotium lalu diayak menggunakan
mesin PSD
5. Ukuran tembakau dipisahkan secara otomatis
6. Dihitung jumlah tembakau sesuai ukuran (1, ½, ¼, 1/8, dan
pan/debu)
c. Perhitungan
23
1.6.4.2. Steam Tester dan Ro-Tap sieve shaker
24
cover pada sieve sehingga sampel pada sieve test akan tersaring
dengan cepat.
3) Perhitungan
25
Nikotin (β-pyridil-α-N-methyl pyrrolidine) merupakan senyawa
paling banyak yang terdapat dalam tembakau. Nikotin merupakan
senyawa organic yang termasuk pada golongan alkaloid yang mana
dapat dihasilkan secara alami oleh tumbuhan. Nikotin pada rokok
memberikan kenikmatan namun juga bersifat toksik (racun) dalam tubuh
selain itu juga memberikan efek samping pada penggunanya seperti rasa
ketergantungan/ketagihan.
Nikotin pada tanaman tembakau memiliki kadar yang berbeda-
beda. Perbedaan ini dapat dipengaruhi oleh beberapa factor yaitu
varietas, jenis tanah yang digunakan sebagi media tanam, cara panen dan
kedudukan daun, dll. Tanaman tembakau setiap wilayah mempunyai
varietas tertentu dan dengan kadar nikotin yang tentunya berbeda yang
mana sifat tersebut kemudian diwariskan secara genetik. Kadar Nikotine
dalam tembakau dibagi menjadi tiga kategori, yaitu kategori rendah
dengan kadar nikotin <2%, kategori menengah 2-3% dan >3%. Nikotin
berpengaruh terhadap beratnya rasa isap pada asap rokok. Makin tinggi
kadar nikotin maka rasa isapnya semakin berat. Tembakau yang
memiliki rasa isap rendah dengan kadar nikotin rendah merupakan
tembakau yang berkualitas bagus.
Nikotin dapat ditentukan berdasarkan pemecahan molekul nicotine
dari rantai pyridine oleh Cyanogen Chloride. Cyanogen Chloride
berasal dari reaksi Antara Chloramine-T dengan potassium syanide.
Reaksi anatara nicotine dan Cyanogen Chloride membentuk kompleks
warna hijau kekuningan yang kemudian terdeteksi oleh Colorimeter pada
rentang panjang gelombang 460 nm. Penambahan intensitas warna akan
berbanding lurus secara proposional dengan kandungan nicotine pada
sampel.
26
2) Reducing Sugar
Sugar pada tembakau memiliki peranan dalam meringankan asap
rokok, namun apabila terlalu tinggi menyebabkan rasa panas dan iritasi
pada kerongkongan. Selain itu, sugar juga mempengaruhi aroma pada
tembakau.
Reducing suigar/gula pereduksi merupakan gula yang mempunyai
kemampuan untuk mereduksi. Semua monosakarida (glukosa, galaktosa
dan fruktosa), disakarida (laktosa dan maltosa), kecuali sukrosa dan pati
(polisakarida) merupakan gula pereduksi. Hal ini ditandai dengan adanya
gugus aldehid atau keton bebas pada rantai karbonnya. Senyawa yang
dapat mengosidasi atau bersifat reduktor adalah logam oksidator. Prinsip
kerjanya berdasarkan pada monosakarida yang memiliki kemampuan
untuk mereduksi suatu senyawa.
Pada tembakau saat proses menguning maka kandungan gula yang
ada di dalamnya juga akan semakin meningkat, setelah masa menguning
kandungan gula dalam tembakau tidak mengalami perubahan (stabil) dan
beberapa waktu menurun kembali . gula pereduksi pada tembakau pada
akan dioksidasi menjadi carbon dioksida dan air dan pada bagian akhir
tembakau kering gula pereduksi akan bergantung pada proses curing.
Apabila temperatur yang digunakan pada proses curing lebih tinggi
dibandingkan dengan suhu kamar maka kadar gula pereduksinya juga
akan semakin tinggi, begitupula sebaliknya.
Penentuan kadar sugar pada tembakau didasarkan pada gula
pereduksi. Gugus pereduksi pada rantai sugar dioksidasi oleh alkaline
potassiumferrcyanide, terdeteksi oleh colorimeter pada panjang
gelombang 420 nm dengan temperature 90⁰ C rantai sugar yang
dioksidasi oleh alkaline potassiumferricyanide mengalami perubahan
27
warna kuning dari ferrycyanide menjadi ferrocyanide yang tidak
berwarna. Warna kuning ini yang terdeteksi oleh colorimeter pada
panjang gelombang 420 nm. Pengurangan intensitas warna berbanding
lurus dengan kandungan reducing sugar pada sampel.
3) Chloride.
Tanaman tembakau merupakan tanaman yang spesifik, sehingga
penghasil tembakau dari berbagai daerah memiliki khas dan mutu yang
berbeda. Kekhasan, mutu dan kualitas dari tembakau ini dipengaruhi
oleh aspek lingkungan dan proses pemeliharaan dari petani. Kondisi
lingkungan yang berpengaruh terhadap hasil produksi dan kualitas
tembakau seperti kondisi tanah (sifat fisik dan kimia tanah), mikrolimat
(temperature dan kelembapan) disekitar pertanaman, tekstur, curah hujan
dan kelembapan tanah.
Tembakau kaya akan zat organik seperti gula dan mineral terutama
unsur chlor (Cl). Tembakau yang ditanam di dataran rendah, dataran
tinggi dan dekat sumber air memiliki kadar chloride yang berbeda.
Tembakau yang ditanam di dataran rendah memiliki kadar chloride yang
lebih tinggi. Chloride pada tembakau juga sangat dipengaruhi oleh jenis
tanah sebagai media tanam, tanah yang kekurangan unsur chlor untuk
memperbaiki kualitasnya dapat ditambah dengan pupuk yang memiliki
kandungan usur chlor (Cl). Penambahan pupuk yang mengandung
usnsur Chlor (Cl) ini yang kemudian juga berpengaruh terhadap kadar
chlor dalam tanaman tembakau.
Chlorine merupakan senyawa yang terdapat dalam tembakau yang
sangat berharga, dalam jumlah kecil 2% dalam pupuk dapat bermanfaat
meningkatkan hasil, dan faktor kualitas tertentu seperti warna, kadar air,
elastisitas, pembakaran, dan menjaga kualitas tembakau. Begitu pula
28
sebaliknya apabila kadar chlorin dalam daun tembakau tinggi
berpengaruh terhadap laju pembakaran pada rokok karena menurunkan
kapasitas menahan api dari daun tembakau. Selain itu, aroma dan rasa
diperparah saat klorin meningkat, sehingga kualitas tembakau menjadi
buruk
Chloride adalah ion yang terbentuk ketika unsur chlor
mendapatkan satu electron untuk membentuk suatu anion. Penentuan
chloride berdasarkan reaksi pelepasan ion thiocyanate dari larutan
mercuricthiocyanate yang terjadi karena terbentuknya senyawa
mercuric chloride. Karena ada kandungan ion ferric dalam reagen maka
ion thiocyanate tersebut akan membentuk senyawa ferriethiocyanate
yang berwarna merah dan terdeteksi oleh calorimeter secara kuntitatif
pada panjang gelombang 480 nm. Pembentukan larutan
ferriethiocyanate secara propopsiomal berbanding lurus dengan
kandungan chloride dalam sampel.
1. Alat dan Bahan
a. Alat ;
- Neraca Analitik
- Erlenmeyer
- Spatula
- Corong
- Kertas Saring
- Alat Shaker
- XYZ Sampler
- Colorimeter
- Pump 4
- Botol Reagen
29
- Labu Ukur
- Gelas ukur
- Pipet Volume
- Pipet Tetes
- Ball Pipet
- Batang Pengaduk
- Beaker Glass
- Magnetic Stirrer
- Hot Plate
b. Bahan :
- Sample
- Larutan Acetic Acid
- Aquades
- Standart NS
- Standart Chloride
- Brij
2. Langkah Kerja
3. Penyiapan sample
30
a) Timbang sample yang sudah di grinding sebanyak 0,25
gram secara duplo
4. Prosedur kerja
a) Washing AA3
b) Heating AA3
c) Analisa
31
9. Buka aplikasi Seal AA3
10. Klik charting. Muncul option analisa yaitu chemical
AA3, Chloride. Klik chemical AA3 (untuk analisa
nikotin-sugar)
11. Akan muncul 2 channel : Nikotin dan Sugar
12. Klik kanan set base / offsite pada channel nikotin
kemudian pada chanel sugar
13. Klik kanan autolamp pada channel nikotin, kemudian
pada channel sugar
14. Klik kanan smoothing 16 pada channel nikotin dan
sugar
15. Masukkan seluruh selang ke dalam masing-masing
reagen sesuai nama.
Nikotin : Buffer A, Buffer B, Chloramine-T,
KCN, Netral A, Netral B
Sugar : Fe(CN , NaCl, Acetic Acid
Chloride : Acetic Acid, Color Reagent
16. Tekan fast selama 5 menit, kemudian tekan normal
17. Klik kanan set base/offsite pada kedua channel
18. Masukkan larutan standart dalam cup
Standar 5 untuk cup 1, 2, 3, dan 6
Standar 1 untuk cup 4, 5, dan 10
Standar 4 untuk cup 7
Standar 3 untuk cup 8
Standar 2 untuk cup 9
32
19. Setelah itu, masukkan larutan sample ke dalam
masing-masing cup sesuai urutan yang sudah
ditentukan
20. Apabila baseline sudah stabil, klik 2 kali XYZ
sampler 1. Klik sample nomer 1 untuk meng-inject
larutan standar 5 selama 1 menit, klik wash, lalu klik
cancel
21. Setelah 8 menit channel sugar akan muncul puncak.
Klik kanan set gain pada kisaran 70-80%
22. 4 menit setelah puncak sugar keluar, puncak pada
channel nikotin akan muncul. Klik kanan set gain
pada kisaran 70-80%. Pada Chloride klik set gain
pada kisaran 40-50%
23. Klik kanan set base/offsite pada kedua channel
24. Klik set up Analysis/run…F4 Chemical AA3
New run Tulis tanggal Tray protocol Tulis
sample sebanyak yang terisi di cup XYZ sampler 1.
Klik OK
25. Klik run Cari tanggal OK Tulis nama operator
Ok. Alat akan bergerak otomatis
26. Setelah selesai, channel akan menghilang. Klik Ok
27. Kemudian matikan colorimeter, kembalikan selang ke
dalam water brij tekan fast selama 5 menit kemudian
normal
28. Cabut kabel heater
29. Biarkan washing selama 1 jam
33
30. Tekan stop dan power off pada pump 4 Power off
pada XYZ sampler1
3. Perhitungan
- Perhitungan Nicotine
Nicotine (%) =
( )
- Perhitungan Sugar
- Perhitungan Chloride
Chloride (%) =
( )
34
Larutan Brij-35, 30% dibuat dengan melarutkan 30
gram Brij-35 dalam 100 ml aquadest panas sambil
diaduk dalam beaker glass 250 ml. Setelah homogen
dengan ditandai larutan menjadi bening pindahkan ke
dalam erlenmeyer 100 ml, tutup dengan menggunakan
aluminium foil. Untuk pembuatan larutan washing,
larutan Brij-35 sebanyak aquadest yang dibutuhkan, jika
membutuhkan 1 liter maka larutan Brij-35 yang
dibutuhkan adalah 1 ml (perbandingan 1:1). Aduk
hingga berbusa lalu diamkan selama 45 menit supaya
stabil. Larutan ini berfungsi untuk membantu proses
pelarutan senyawa kimia dalam proses analisa.
c. Buffer Solution A
- Sodium Chloride 2,35 gram
- di-Sodium Tetraborate Decahydrate 7,6 gram
- Aquades 1000 ml
- Brij-35, 30% 1 ml
Pembuatan Buffer Solution A dilakukan dengan
melarutkan 2,35 gram NaCI dan 7,6 gram di-Sodium
Tetraborate Decahydrate dengan 1000 ml aquadest lalu
setelah homogen masukkan ke dalam botol reagent.
Setelah itu tambahkan Brij-35, 30% solution sebanyak 1
ml ke dalam botol reagent lalu kocok larutan hingga
homogen. Larutan ini disebut juga larutan penyangga
yang berfungsi untuk mempertahankan nilai pH larutan
agar tidak terjadi perubahan pH yang berarti oleh karena
penambahan asam atau basa maupun pengenceran.
35
d. Buffer Solution B
- di-Sodium Hydrogen Phosphate 26 gram
- Citric Acid 10,4 gram
- Sulfanic Acid 7 gram
- Aquades 1000 ml
- Brij-35, 30% 1 ml
36
terhidrolisis sebagian dan ion OH pada larutan ini yang
mengakibatkan larutan bersifat basa.
f. Larutan Chloramine-T
- Chloramine-T 4,325 gram
- Aquades 250 ml
Pembuatan Chloramine-T dilakukan dengan
melarutkan 4,325 gram Chloramine-T dalam 250 ml
aquadest di dalam beaker glass 100 ml. Kemudian larutan
dipindahkan ke dalam labu ukur 250 ml menggunakan
corong. Bilas beaker glass hingga bersih dan bilasan
dimasukkan ke dalam labu ukur sampai tanda batas lalu
kocok hingga homogen. Saring larutan bila terdapat
endapan atau larutan berwarna keruh. Larutan ini
digunakan sebagai reagent dalam sintesis organik serta
sebagai perawatan, control, pencegahan, dan perbaikan.
g. Larutan Potassium Ferricyanide Solution atau K3Fe(CN)6
- Potassium Ferricyanide 0,15 gram
- Sodium Hydroxide 1000 ml
- Brij-35, 30% 3 tetes
Pembuatan larutan K3Fe(CN)6 dilakukan dengan
menimbang Sodium Hydroxide sebanyak 40 gram,
Potassium Ferrycyanide sebanyak 0,15 gram lalu
larutkan Sodium Hydroxide menggunakan beaker glass
500 ml, lalu setelah itu masukkan Sodium Hydroxide ke
dalam labu ukur 1000ml, tambahkan aquadest hingga
tanda tera, kocok hingga homogen. Setelah itu tuang
larutan Sodium Hydroxide sebanyak 500 ml ke dalam
37
beaker glass 1000ml untuk melarutkan Potassium
Ferrycyanide, tuang Potassium Ferrycyanide sedikit
demi sedikit, aduk menggunakan batang pengaduk,
setelah Potassium Ferrycyanide larut masukkan semua
sisa larutan Sodium Hydroxide yang ada di dalam labu
ukur ke dalam beaker glass tersebut, dan tambahkan Brij-
35, 30% sebanyak 3 tetes, lalu aduk hingga homogen
selanjutnya masukkan larutan K3Fe(CN)6 ke dalam botol
reagen. Larutan ini digunakan untuk mengurangi ukuran
titik warna tanpa mengurangi jumlahnya. Sebagai
semacam koreksi warna manual yang disebut dot etching.
h. Larutan Sodium Chloride Solution (NaCI)
- Sodium Chloride 9 gram
- Aquades 1000 ml
- Brij-35, 30% 1 ml
38
- Aquades 1000 ml
Pembuatan larutan Netral A dilakukan dengan
memasukkan 1 gram Citric Acid dan Iron (II) Sulfate-7
Hydrate 10 gram kemudian dilarutkan dalam beaker glass
500 ml. Pindahkan larutan ke dalam labu ukur 1000 ml
menggunakan corong. Kemudian bilas beaker glass dan
corong hingga bersih menggunakan aquadest dan
masukkan bilasan ke dalam labu ukur. Kemudian tera
larutan dengan aquadest hingga tanda batas. Pindahkan
larutan ke dalam botol reagent. Netral A berfungsi
sebagai penetral limbah agar saat dibuang tidak merusak
lingkungan dan larutan ini langsung masuk ke dalam
wadah pembuangan limbah.
j. Larutan Cyanide Neutralising B
- Sodium Carbonate 10 gram
- Aquades 1000 ml
Pembuatan Netral B dibuat dengan menggunakan 10
gram Sodium Carbonat yang dilarutkan ke dalam 500 ml
aquadest dalam beaker glass 500 ml. Pindahkan larutan
ke dalam labu ukur 1000 ml. Bilas beaker glass dan
corong hingga bersih dan masukkan bilasan ke dalam
labu ukur. Tambahkan aquadest hingga tanda batas.
Kemudian pindahkan larutan ke dalam botol reagent.
Fungsi larutan ini sebagai penetral limbah agar saat
dibuang tidak merusak lingkungan dan larutan ini
langsung masuk ke dalam wadah pembuangan limbah.
k. Larutan Induk Nikotin
39
Pembuatan larutan induk nikotin dilakukan dengan
menimbang 0,7907 gram Nicotine Hydrogen Tartrate,
lalu larutkan ke dalam beaker glass 50ml dengan larutan
pengestrak Acetic Acid 5%. Setelah itu, tuang larutan ke
dalam labu ukur 100 ml dan tambahkan larutan
pengekstrak Acetic Acid 5% hingga tanda tera. Kocok
larutan hingga homogen, biarkan larutan di dalam labu
ukur dan simpan dalam lemari pendingin agar
konsentrasinya tidak berubah dan larutan tidak cepat
rusak.
l. Larutan Induk Sugar
40
ke dalam lemari pendingin agar konsentrasinya tidak
berubah dan larutan tidak cepat rusak.
n. Larutan Standart Nikotin dan Sugar
41
kertas saring seluruhnya. Jika tembakau terlalu basah
untuk digiling, tembakau dapat dikeringkan pada suhu
tidak melebihi 40 ºC. Kemudian sampel di timbang
sebanyak 0,25 gram, lalu diekstrak menggunakan zat
pelarut Acetic Acid 5% sebanyak 50ml. Selanjutnya
masukkan ke dalam alat shaker selama 10 menit. Saring
ekstrak melalui kertas saring.
Larutan yang dibutuhkan dalam analisa nikotin adalah
larutan Buffer A, Buffer B, Chloramine-T dan KCN.
Sedangkan larutan yang dibutuhkan dalam analisa sugar
adalah larutan NaCI dan K3Fe(CN)6. Untuk larutan Acetic
Acid masuk ke dalam alat XYZ Sampler, dan larutan
Netral A, Netral B masuk ke dalam limbah.
42
20 ml : 11,0969 mg/50 15 ml : 37,5000
ml mg/50 ml
20 ml : 50,0000
mg/50 ml
43
berbeda karena berfungsi untuk mendapatkan kalibran
atau tolak ukur suatu larutan.
Konsentrasi deret standar Chloride
BM Natriumchlorida : 58.44
BM Chlorida : 35.50
2 ml : 0.4996 mg/50
ml
5 ml : 1.2489 mg/50
ml
10 ml : 2.4979 mg/50
ml
15 ml : 3.7468 mg/50
ml
20 ml : 4.9958 mg/50
ml
44
3.6.5 Stuffing.
45
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Pada bagian akhir dari Laporan Praktik Kerja Lapangan ini bahwa penulis
menarik kesimpulan dari pengalaman yang telah diperoleh selama satu bulan
melakukan kegiatan Praktik Kerja Lapangan di PT. MANGLI DJAYA RAYA
penulis menyimpulkan:
Tembakau dari custamer yang masuk pada PT. MANGLI DJAYA RAYA akan
melalui proses hdrying sehingga tembakau yang awalnya kotor ketika sudah
melewati bebagai proses di PT. MANGLI DJAYA RAYA akan bersih dan
matang/masak. Pada proses ini tembakau dilakukan berbagai pengujian sesuai
dengan permintaan customer seperti uji kadar air, uji kadar Nikotion, Sugar dan
Chloride ataupun uji PSD, NTRM dan Steam Tester.
4.2 Saran
4.2.1 Bagi Mahasiswa
Bagi mahasiswa yang melakukan kerja di laboratorium hendaknya
mengetahui terlebih dahulu Standar Operasional Prosedur (SOP) di
Laboratorium yag akan digunakan. Sehingga saat melakukan kerja di
laboratorium tidak terlalu gugup.
4.2.2 Bagi Fakultas
Memberi bekal materi, fisik maupun mental agar lebih ditingkatkan
terutama untuk pembinaan mental mahasiswa.
Pemantauan terhadap mahasiswa yang sedang PKL maupun yang baru akan
melaksanakan PKL agar lebih ditingkatkan lagi untuk meyakinkan pihak
perusahaan terhadap program PKL ini.
46
Sebaiknya pihak fakultas ikut terjun ke lapangan untuk melihat kerja siswa
PKL agar dapat mengetahui secara langsung mahasiswa yang kompeten.
Berharap hubungan antara pihak sekolah dan industri dapat di tingkatkan,
4.2.3 Bagi Perusahaan
Bagi Perusahaan hendaknya memberikan motivasi dan dukungan terhadap
karyawan, sehingga kinerjanya lebih baik dan dapat meningkatkan
produktivitas perusahaan yang dapat memberikan dampak yang baik bagi
peusahaan.
Menetapkan area bertanggung jawab dalam bekerja. Setiap karyawan pada
masing-masing bidang kerja dituntut agar dapat mempertanggungjawabkan
setiap tugas yang diberikan oleh perusahaan. Sehingga karyawan diharapkan
mampu mnyelesaikan tugas dengan baik dan tepat waktu.
Menyediakan area kantin yang berfungsi sebagai mestinya sehingga
karyawan lebih efisien waktu dan lebih focus pada kinerjanya.
47