Anda di halaman 1dari 15

PROPOSAL MAGANG PROGRAM MBKM (MEDEKA BELAJAR KAMPUS

MERDEKA) REKOGNISAI 20 SKS


“TINGKAT KEBERHASILAN INSEMINASI BUATAN
DI KABUPATEN PURWOREJO BERDASA RKAN DATA
DI NAS KETAHANAN PANGAN DAN PERTANIAN PURWOREJO”

Disusun oleh:

Afrigh Miftahudin (202410012)

PROGRAM STUDI PETERNAKAN


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOREJO
2023
LEMBAR PENGESAHAN
PROPOSAL MAGANG PROGRAM MBKM (MEDEKA BELAJAR KAMPUS
MERDEKA) REKOGNISAI 20 SKS
“TINGKAT KEBERHASILAN INSEMINASI BUATAN
DI KABUPATEN PURWOREJO BERDASARKAN DATA
DI DINAS KETAHANAN PANGAN DAN PERTANIAN (DKP2) KABUPATEN
PURWOREJO”

Disusun oleh:

Afrigh Miftahudin (202410012)

Proposal praktik magang telah disetujui dan disahkan

Disetujui oleh:

Ketua Program Studi Peternakan Dosen Pembimbing

Rinawidiastuti S.Pt., M.Si. Faruq Iskandar, S.Pt., M.Si

NIDN. 0619058301 NIDN. 0628028701

Mengetahui

Dekan Fakultas Pertanian

Dr. Roisu Eny Mudawaroch, S.Pt., M.P.

NIDN. 0605117102
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan
hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal magang di Dinas Ketahanan
Pangan dan Pertanian Purworejo Kegiatan magang ini bersifat wajib bagi mahasiswa
semester 6 sebagai program Magang Mbkm (Medeka Belajar Kampus Merdeka) Rekognisai
20 Sks selama 5 bulan dan sebagai salah satu persyaratan kurikuler pada program studi
Peternakan Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Purworejo. Penyelenggaraan
magang ini dirancang untuk mengenalkan mahasiswa pada dunia kerja kantoran secara nyata
serta mampu menyelesaikan masalah lapangan dengan teori yang pernah
didapatkan dari bangku perkuliahan serta meningkatkan ilmu mahasiswa agar lebih
mengenal dunia kerjanya kantoran.
Terselesainya proposal ini tentunya tidak terlepas dari bantuan dan dukungan berbagai
pihak oleh karena itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-
besarnya untuk semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan proposal ini. Penulis
mengucakan terimakasih khususnya kepada:
1. Dr.Roisu Eny Munawaroh, S.Pt. M.P., selaku Dekan Fakultas Pertanian
2. Rinawidiastuti S.Pt., M.Si., selaku ketua program studi Peternakan yang telah memotivasi dan arahan
dalam penulisan laporan magang kerja ini
3. Faruq Iskandar, S.Pt., M.Si selaku pembimbing yang memberikan pengarahan dalam penulisan
Proposal magang MBKM.
4. Orang tua, keluarga tercinta dan teman–teman yang tidak henti–hentinya membantu, baik secara
materi maupun doa sehingga penulis dapat menyelesaikan Proposal magang kerja ini.
Penulis menyadari bahwa proposal ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu segala
kritikan dan saran yang bersifat membangun dari pembaca sangat diharapkan. Penulis
berharap proposal Magang ini dapat diterima dan bisa bermanfaat bagi penulis maupun
pembaca untuk menjalankan tugas dan perannya

Purworejo, Februari 2023

Penulis
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN.......................................................................................................2

KATA PENGANTAR...............................................................................................................3

DAFTAR ISI.............................................................................................................................4

DAFTAR LAMPIRAN............................................................................................................5

BAB 1.........................................................................................................................................6

PENDAHULUAN......................................................................................................................6

1.1 Latar Belakang..................................................................................................................6

1.2 Rumusan Masalah............................................................................................................7

1.3 Tujuan Magang.................................................................................................................7

1.4 Manfaat Magang...............................................................................................................8

BAB II........................................................................................................................................9

TINJAUAN PUSTAKA.............................................................................................................9

2.1 Pengertian Inseminasi Buatan..........................................................................................9

BAB III.....................................................................................................................................11

MATERI DAN METODE.......................................................................................................11

3.1 Lokasi dan Waktu Kegiatan Magang.............................................................................11

3.2 Metode Pelaksanaan Kegiatan Magang..........................................................................11

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................13
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Data yang Di Perlukan Dalam Pelaksanaan Praktik Magang Kerja.


BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kemajuan teknologi dan meningkatnya pendidikan dikalangan masyarakat dan
peternak, menyadarkan masyarakat betapa membantunya dunia teknologi terhadap beberapa
aspek kehidupan mereka. Salah satu teknologi yang berperan besar dalam peternakan adalah
bioteknologi inseminasi buatan (IB). Teknologi ini memungkinkan hewan ternak untuk
berkembang biak tanpa melakukan kawin alam. Keefektifan metode ini membuat peternak
lebih memilih untuk mengawinkan ternaknya dengan cara ini. Seiring meningkatnya angka
inseminasi buatan, juga terjadi kemungkinan kegagalan yang bisa terjadi saat melakukan IB.

Untuk meningkatkan populasi ternak, pemerintah telah melakukan berbagai program


bioteknologi reproduksi yaitu inseminasi buatan (IB). Program inseminasi buatan merupakan
cara yang ampuh yang diciptakan oleh manusia guna meningkatkan populasi ternak dan
produksi ternak secara kuantitatif maupun kualitatif (Tolihere, 1993). Program ini
dilaksanakan diberbagai daerah dan diharapkan dapat mengambil bagian dalam usaha
pencegahan penurunan populasi ternak. IB juga bermanfaat dalam pencegahan terhadap
penyebaran penyakit kelamin menular (Partodiharjo, 1992). Sementara itu melalui program
IB akan terjalin hubungan yang lebih dekat antara dinas peternakan dengan para peternak.
Hal ini memungkinkan komunikasi dan penyebaran info teknologi bagi perkembangan dan
peningkatan ternak menjadi semakin lancar (Ismanto, 2003)

Tingkat kebutuhan daging di Indonesia terus mengalami peningkatan seiring dengan


pertambahan jumlah penduduk yang dari tahun-ke tahun terus meningkat namun tidak
diiringi dengan peningkatan jumlah populasi sapi potong sehingga untuk memenuhi
kebutuhan konsumsi daging pemerintah harus melakukan impor daging.

Saat ini konsumsi daging di Indonesia hanya mencapai 2,2 kg/perkapita/tahun dan
termasuk masih sangat rendah, menurut Direktur Sumber Daya dan Lingkungan Hidup
(SDLH) menyatakan bahwa konsumsi daging sapi Indonesia rendah dibandingkan dengan
negara lain, seperti Argentina yang mencapai 55 kg per kapita/tahun, Brazil 40 kg per
kapita/tahun, dan Jerman 40-45 kg per kapita/tahun. Sementara Singapura dan Malaysia
sebanyak 15 kg per kapita/tahun. Sementara itu, berda sarkan penelitian dari UGM dan
Asosiasi Produsen Daging dan Feedlot Indonesia (APFINDO), diperkirakan pada tahun 2015
untuk konsumsi daging sapi naik mencapai 2,56 kg per kapita per tahun sehingga jumlah total
kebutuhan daging nasional akan mencapai 653.000 ton atau setara dengan 3.657.000 ekor
sapi. Sementara, angka produksi peternak lokal hanya mampu memenuhi sebesar 406 ribu ton
atau setara dengan 2.339.000 ekor sapi sehingga masih ada sekitar 1.318.000 ekor sapi yang
harus diimpor. (Anonim, 2015).

Menurut data statistik peternakan dan kesehatan hewan di Indonesia


mencatat bahwa untuk wilayah Provinsi Sulawesi Barat jumlah produksi daging pada tahun
2009 mencapai 6.661 ton dan naik di tahun 2010 mencapai 7.150 ton angka ini terus
meningkat pada tahun 2011 14.516 ton namun angka produksi daging tersebut turun drastis di
tahun 2012 hingga mencapai 11.341 ton angka ini sedikit mengalami peningkatan pada tahun
2013 yaitu 11.656 ton hanya selisih 315 ton (Ditjennak, 2013).
Jumlah populasi sapi di indonesia seperti di Nusa Tenggara Barat,
Sulawesi, Sumatra dan Jawa masih tergolong sedikit dibandingkan dengan tingkat
konsumsinya. Gejala penurunan sapi potong di Indonesia dapat ditinjau dari sisi peternak
yang masih banyak menjual ternak betina produktif sehingga hal ini juga menjadi salah satu
pemicu menurunnya populasi ternak, salain itu Penyebab lain adalah bahwa usaha
penggemukan tradisional sapi potong oleh masyarakat semakin tidak
menarik/menguntungkan, sebaliknya usaha penggemukan intensif sapi memerlukan modal
besar. Hal ini menyebabkan ketersediaan populasi ternak menurun. Permasalahan utama yang
dihadapi oleh peternak di Indonesia antara lain ialah masih rendahnya produkstifitas pada
ternak dan juga kualitas mutu genetik ternak.
Kedaan ini bisa terjadi karena pada umumnya peternak yang ada di indonesia masih
melakukan pola kebiasaan lama dalam beternak dimana peternak masih mengandalkan pola
tradisional dalam pengembangan ternaknya dan masih belum tersentuh oleh teknologi
sehingga mempengaruhi produksi dan kualitas mutu genetik pada ternak itu sendiri.
Inseminasi merupakan sebuah teknologi terobosan baru yang saat ini marak dikembangkan di
indonesia yang bertujuan untuk meningkatkan jumlah produksi pada ternak dan kualitas mutu
genetik pada ternak.
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam pelaksanaan magang ini adalah:
1. Bagaimana Program IB pada ternak ruminansia Besar & kecil yang di laksanan di
dinas?
2. Bagiamana alur komunikasi antara peternak dengan pemerintah dinas dalam
melakukan inseminasi buatan?
3. Bagaimana Program Pemerintah dalam upaya meningkatkan populasi ternak
rumiansia?

1.3 Tujuan Magang


Tujuan dari pelaksanaan magang ini adalah:
1. Mengetahui dan mempelajari Program IB pada ternak ruminansia Besar & kecil yang
di laksanan di Dinas Dinas Ketahanan Pangan Dan Pertanian Purworejo.
2. Mengetahui dan mempelajari alur komunikasi antara peternak dengan pemerintah
dinas dalam melakukan inseminasi buatan.
3. Mengetahui Program Pemerintah dalam upaya meningkatkan populasi ternak
rumiansia.
1.4 Manfaat Magang
Manfaat dari pelaksanaan magang bagi mahasiswa adalah:
1. Mahasiswa dapat mempelajari dan mengetahui tentang proses Inseminasi Buatan
yang di lakukan dinas Ketahanan Pangan Dan Pertanian Purworejo.
2. Sebagai pembelajaran praktek langsung Inseminasi Buatan ditanganani oleh Dinas
Ketahanan Pangan Dan Pertanian Purworejo .
3. Untuk meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan serta wadah pengamatan lapangan
sebagai tugas.
4. Memperoleh ketrampilan kerja antara praktekdan teori serta faktor yang
mempengaruhi sehingga menjadi bekal terjun langsun ke masyaraka
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Inseminasi Buatan

Inseminasi buatan adalah proses memasukkan sperma ke dalam saluran reproduksi


betina dengan tujuan untuk membuat betina jadi bunting tanpa perlu terjadi perkawinan
alami. Konsep dasar dari teknologi ini adalah bahwa seekor pejantan dapat menghasilkan
sperma hingga milyaran sel kelamin jantan (Spermatozoa) per hari, sedangkan untuk
membuahi sel telur pada betina hanya dibutuhkan satu sel spermatozoa.
Melihat potensi dari pejantan yang bisa menghasilkan milyaran sel gamet, apabila
yang unggul dapat dimanfaatkan secara efisien untuk membuahi banyak betina (Hafez,
1993). Hal tersebut juga sesuai dengan pendapat Feradis,(2010) yang menyatakan bahwa
Inseminasi Buatan adalah proses pemasukan atau penyampaian semen ke dalam kelamin
betina dengan menggunakan alat buatan mahnusia, jadi bukan secara alam (Feradis,
2010).
Program IB tidak hanya mencakup pemasukan semen ke dalam saluran reproduksi
betina, tetapi juga menyangkut seleksi dan pemeliharaan pejantan, penampungan,
penilaian, pengenceran, penyimpanan atau pengawetan (pendinginan dan pembekuan)
dan pengangkutan semen, inseminasi, pencatatan dan penentuan hasil inseminasi pada
hewan/ternak betina, bimbingan dan penyuluhan pada peternak. Dengan demikian
pengertian IB menjadi lebih luas yang mencakup aspek reproduksi dan pemuliaan. Tujuan
dari IB itu sendiri adalah sebagai satu alat yang ampuh yang diciptakan manusia untuk
meningkatkan populasi dan produksi ternak secara kuantitatif dan kualitatif (Toelihere,
1981).
Penerapan bioteknologi IB pada ternak ditentukan oleh empat faktor utama, yaitu
semen beku, ternak betina sebagai akseptor IB, keterampilan tenaga pelaksana
(inseminator) dan pengetahuan zooteknis peternak. Keempat faktor ini berhubungan satu
dengan yang lain dan bila salah satu nilainya rendah akan menyebabkan hasil IB juga
akan rendah, dalam pengertian efisiensi produksi dan reproduksi tidak optimal (Toelihere,
1993).
2.1. Tehnik Pelaksanaan Inseminasi Buatan Ternak Ruminansia
Inseminasi buatan adalah pemasukan atau penyampaian semen ke dalam saluran
kelamin betina dengan menggunakan alat-alat buatan manusia, jadi bukan secara alam
(Toelihere, 1979). Inseminasi buatan merupakan salah satu teknik untuk perbaikan mutu
genetika (Wodzicka-Tomaszewska et al., 1991). Inseminasi buatan di Indonesia mulai
diperkenalkan sekitar tahun lima puluhan, dan sekarang sudah berkembang pesat
sehingga di beberapa daerah sudah terdapat Balai Inseminasi Buatan (Syarief dan
Sumoprastowo, 1985).
Keuntungan IB pada sapi di Indonesia antara lain peningkatan mutu genetik yang
lebih cepat karena menggunakan semen dari pejantan unggul, dapat menghemat biaya
pemeliharaan pejantan lain dan penularan penyakit kelamin dari ternak yang diinseminasi
dapat dibatasi atau dicegah (Wodzicka-Tomaszewska et al., 1991). Menurut Salisbury
dan Vandemark (1961), inseminasi pada waktu yang tepat mempunyai arti yang sangat
penting, karena inseminasi pada waktu yang tepat dapat mempertinggi angka
kebuntingan. 1. Tatalaksana Inseminasi Buatan (IB) Tatalaksana dalam melakukan IB
meliputi beberapa tindakan yaitu deteksi berahi, penyiapan straw yang meliputi
pengangkutan semen beku dan thawing, serta pelaksanaan IB.
BAB III
MATERI DAN METODE
3.1 Lokasi dan Waktu Kegiatan Magang
Kegiatan Magang MBKM (Merdeka Belajar Kampus Merdeka) dilaksanakan di Dinas
Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Purworejo, yang berlokasi di Jalan Mayjen
Sutoyo No 29 – 31, Purworejo, Jawa Tengah. Pelaksanaan inseminasi buatan dilakuian di
posko IB di Jogoboyo, Purwodadi. Magang kerja ini dilaksanakan selama 4 bulan dimulai
dari tanggal 27 Februari sampai 27 Mei 2023.

3.2 Metode Pelaksanaan Kegiatan Magang


Metode yang digunakan ini yaitu Penelitian analisis pekerjaan dan aktivitas Penelitian
yang digunakan untuk menyelidiki secara terperinci aktivitas dan pekerjaan manusia.
Hasilnya digunakan untuk memberikan rekomendasi dan rekomendasi untuk keperluan masa
mendatang. Data hasil penelitian analisis pekerjaan dan aktivitas akan dianalisis, diberikan
interpretasi dan dilakukan generalisasi dalam rangka menetapkan sifat dan kriteria pekerjaan
yang baik.Pelaksanaan kegiatan magang yang dilaksanakan Dinas Ketahanan Pangan Dan
Pertanian Purworejo untuk memperoleh data yang dibutuhkan menggunakan metode kerja
sebagai berikut:
1. Observasi atau Pengamatan
aktivitas terhadap suatu proses atau objek dengan maksud merasakan dan kemudian
memahami pengetahuan dari sebuah fenomena berdasarkan pengetahuan dan gagasan yang
sudah diketahui sebelumnya, untuk mendapatkan informasi-informasi yang dibutuhkan untuk
melanjutkan suatu penelitian.
2. Partisipasi Aktif atau Praktek Langsung
Partisipasi aktif seperti ikut serta dalam proses kegiatan, dengan cara menyesuaikan jadwal
yang telah ditentukan dalam setiap kegiatan yang dilakukan oleh Dinas Ketahanan Pangan
dan Pertanian Purworejo Kegiatan tersebut meliputi kegiatan penanganan penyakit ternak
menular di Di Purworejo
3. Wawancara atau Intervew
Metode pengumpulan data dengan cara wawancara, dokumentasi dan diskusi dengan
pembimbing lapang serta semua pihak yang bersangkutan selama kegiatan. Selain itu data
yang didapat diperoleh dari pusat informasi yang berada di Dinas Ketahananan Pangan Dan
Pertanian Purworejo.

3.3 Parameter
1. Pelaksanaan Inseminasi Buatan Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten
Purworejo
2. Presentase kebuntingan dan keberhasilan Inseminasi Buatan.
3. Progam peningkatan populasi ternak ruminasia di Dinas ketahanan Pangan dan Pertanian
Purworejo
DAFTAR PUSTAKA

Alim and Nurlina 2014. Hubungan Antara Karakteristik dengan Persepsi Peternak
Sapi Potong terhadap Inseminasi Buatan. Fakultas Peternakan.
Anonim, 2004. Pegangan Untuk Inseminator Swasta. http//www.deliveri.org /guide-
lines/misc/ho12/ho123i.htm. Diakses 25 Maret 2008.

Anonim. 2015. Konsumsi Daging Orang Indonesia Masih


Rendah. http//www.antara.News.html. Diakses 22 Januari 2016.

Arman. 2005. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Produktivitas Kerja Peternak


Sapi Perah Di Kecamatan Sinjai Barat Kabupaten Sinjai. Skripsi. Fakultas
Peternakan. Universitas Hasanuddin . Makassar.

Fanani, S., Subagyo , Y.B.P., dan Lutojo. 2013. Kinerja Reproduksi Sapi Perah
Peranakan Friesian Holstein (PFH) di Kecamatan Pudak, Kabupaten
Ponorogo. Fakultas Pertanian. Universitas Sebelas Maret. Surakarta.
Feradis. 2010. Bioteknologi Reproduksi pada Ternak. Afabeta. Bandung.

Frandson, R.D. 1993. Anatomi dan Fisiologi Ternak. Ed. Ke-4. Terjemahan B.
Srigandono dan Koen Praseno. Gajah Mada University Press, Yogyakarta
Fanani, S., Subagyo , Y.B.P., dan Lutojo. 2013. Kinerja Reproduksi Sapi Perah
Peranakan Friesian Holstein (PFH) di Kecamatan Pudak, Kabupaten
Ponorogo. Fakultas Pertanian. Universitas Sebelas Maret. Surakarta.
Taiyeb, 2014. The Efforts To Improve The Pregnancy Rate Of Cattles In
Aplication Of Artificial Insemination (Ai) At Polewali Mandar West
Celebes.Tesis. Universitas Hasanuddin.

Toelihere MR, 1997. Fisiologi Reproduksi Pada Ternak. Penerbit Angkasa,


Bandung.

Toelihere, M.R. 1997. Peranan Bioteknologi Reproduksi Dalam Pembinaan


Produksi Peternakan di Indonesia. Disampaikan pada Pertemuan Teknis
dan Koordinasi Produksi (PERTEKSI) Peternak Nasional T.A. 1997/1998,
Ditjennak di Cisaru-Bogor 4-6 Agustus 1997.
Toelihere. 1981. Inseminasi Buatan pada Ternak. Penerbit Angkasa. Bandung
LAMPIRAN
Lampiran 1. Data yang Diperlukan dalam pelaksanaan praktik magang kerja
1. Keadaan Umum Perusahaan
A. Nama Dinas terkait
B. Sejarah berdirinya dinas
C. Lokasi dinas
D. Visi dan misi dinas
E. Struktur organisasi dinas
 Nama kepala Dinas dan pengurus lainnya
 Tugas dari masing – masing jabatan
 Terdapat konsultan atau tidak
F. Ketenagakerjaan
 Jumlah
 Jenis kelamin
 Pendidikan
 Asal tenaga kerja
 Terdapat bonus atau tidak
 Tugas masing – masing pekerja
 Jam kerja
G. Sarana penunjang Dinas

2. Fasilitas Dinas
a. Transportasi
b. Komunikasi
c. Bangunan
 Kantor
 Mess

Anda mungkin juga menyukai