Anda di halaman 1dari 49

LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN

MANAJEMEN STOK BERAS DI GUDANG PERUSAHAAN UMUM BULOG


SUB DIVISI REGIONAL KANTOR CABANG SURABAYA UTARA

Oleh :
RACHMAWATI AMARIA
NIM 201040200009

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN


FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SIDOARJO
2023
LEMBAR PERSETUJUAN

LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN


PERUM BULOG KANCAB SURABAYA UTARA

Disusun Oleh:

Nama : Rachmawati Amaria


NIM : 201040200009
Jurusan : Teknologi Pangan
Fakultas : Sains dan Teknologi

Sidoarjo, – - 2023

Telah disetujui,
Pembimbing Lapang Dosen Pembimbing

Zainul Ir. Al Machfud WDP., MM


NIM: 191040200021 NIK. 910044

Mengetahui,

Ketua Program Studi,


Teknologi Pangan Dosen Penguji

Lukman Hudi, S.TP., M.MT Bapak/Ibu


NIK. 212483 NIK. 000

ii
LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN


PERUM BULOG KANCAB SURABAYA UTARA

Disusun Oleh:

Nama : Rachmawati Amaria


NIM : 201040200009
Jurusan : Teknologi Pangan
Fakultas : Sains dan Teknologi

Sidoarjo, – - 2023

Telah disetujui :

Dosen Penguji,

Bpk/Ibu
NIK.000

Dekan Fakultas Ketua Program Studi


Teknologi Pangan Teknologi Pangan

Dr. Hindarto, S.Kom., MT Lukman Hudi, S.TP., M.MT


NIP. 19730730 200501 1002 NIK. 212483

iii
KATA PENGANTAR

Puji Syukur atas kehadirat Allah SWT, atas berkat limpahan rahmat
dan karunia-Nya yang telah memberikan kemudahan dan kelancaran
sehingga dapat menyelesaikan laporan Praktek Kerja Lapangan (PKL) ini
yang berjudul “Manajemen Stok Beras Di Gudang Perusahaan Umum
Bulog Sub Divisi Regional Kantor Cabang Surabaya Utara”.
Laporan PKL ini ditunjukkan dalam rangka memenuhi syarat kelulusan
untuk memperoleh gelar sarjana Program Studi Teknologi Pangan Universitas
Muhammadiyah Sidoarjo. Laporan PKL ini disusun berdasarkan hasil
pelaksanaan PKL yang telah dilakukan di bulan November 2022 di
Perusahaan Umum (Perum) BULOG. Selama pelaksanaan PKL hingga
penyusunan Laporan PKL ini, penulis banyak mendapatkan bimbingan dan
dukungan dari berbagai pihak. Penulis mengucapkan terima kasih kepada
pihak-pihak yang telah membantu, antara lain :
1. Ir. Al Machfud WDP., MM. selaku selaku Dosen Pembimbing PKL
yang telah memberikan waktu dan segenap tenaga serta saran,
kesabaran dan dukungannya sehingga laporan ini bisa terselesaikan
2. Bapak Zainul selaku pembimbing lapang, dan seluruh pegawai di
Perum BULOG Kancab Surabaya Utara yang dengan sabar
membimbing penulis selama PKL berlangsung.
3. Orang tua yang telah memberikan do’a dan dukungan terbaik dalam
segala situasi selama persiapan hingga selesainya laporan ini
4. Teman – teman tercinta Program Studi Teknologi Pangan Angkatan
2020 serta Semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu
namanya yang telah membantu secara langsung maupun tidak langsung
dalam menyelesaikan laporan PKL;
Dalam penulisan laporan PKL ini, tentu masih terdapat kesalahan,
sehingga diperlukan kritik dan saran yang membangun agar didalam
kepenulisannya dapat lebih baik dikedepannya. Demikianlah laporan ini,
mudah-mudahan dapat bermanfaat bagi kita semua.
Sidoarjo, 25 April 2023

Penulis

iv
ABSTRAK

MANAJEMEN STOK BERAS DI GUDANG PERUSAHAAN UMUM


BULOG SUB DIVISI REGIONAL KANTOR CABANG SURABAYA
UTARA. Rachmawati Amaria, 201040200009, di bawah bimbingan Ir. Al
Machfud WDP., MM.

Perusahaan Umum (Perum) BULOG merupakan salah satu perusahaan


BUMN yang bergerak di bidang logistik pangan. Dalam laporan ini diterangkan
penempatan praktikan pada Bagian Unit Regional. Pada unit usaha ini kegiatan
yang dilakukan praktikan selama melakukan kegiatan PKL antara lain:
melayani penjualan produk, merekapitulasi penjualan produk, serta membantu
melakukan urusan penerimaan, penyimpanan, perawatan, dan pengeluaran
produk komersial. Tujuan dilaksanakan Praktik Kerja Lapangan adalah agar
praktikan memperoleh wawasan, pengalaman, serta mengetahui situasi dan
kondisi dunia kerja secara nyata sehingga praktikan dapat meningkatkan
kemampuan dan keterampilan dalam dunia kerja yang sesuai bidangnya. Selama
pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan praktikan mengalami beberapa kendala
dalam pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan, namun kendala tersebut dapat
diatasi dengan bimbingan dari karyawan lain.
Bagi Indonesia, pangan sering diidentikkan dengan beras karena jenis
pangan ini merupakan makanan pokok utama. Pengalaman telah membuktikan
kepada kita bahwa gangguan pada ketahanan pangan seperti meroketnya
kenaikan harga beras pada waktu krisis ekonomi 1997/1998, yang berkembang
menjadi krisis multidimensi, telah memicu kerawanan sosial yang
membahayakan stabilitas ekonomi dan stabilitas Nasional.
Kata kunci : Beras, Perum BULOG

v
DAFTAR ISI

vi
DAFTAR TABEL

Tabel 1 Beberapa Spesies Serangga yang Menyerang Bahan Simpan (Rees, 2004).....................9

vii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Peta Lokasi Tempat Magang Kerja Gudang Perum BULOG Sub Divisi
Regional Surabaya Utara Kantor Cabang Surabaya Utara. Kec Buduran,
Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur
61252........................................................................................................................13

Gambar 2 Rekap Data Keuangan.......................................................................................13

viii
DAFTAR LAMPIRAN

ix
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Lembaga pendidikan memiliki peran yang sangat penting dalam membentuk
keterampilan dan kecakapan seseorang untuk memasuki dunia kerja. Pendidikan yang
dilakukan di perguruan tinggi masih terbatas pada pemberian teori dan praktek dalam
skala kecil dengan intensitas yang terbatas. Agar dapat memahami dan memecahkan
setiap permasalahan yang muncul di dunia kerja, maka mahasiswa perlu melakukan
kegiatan pelatihan kerja secara langsung di instansi atau lembaga yang relevan dengan
program pendidikan yang diikuti. Sehingga setelah lepas dari ikatan akademik di
perguruan tinggi yang bersangkutan, mahasiswa bisa memanfaatkan ilmu dan
pengalaman yang telah diperoleh selama masa pendidikan dan masa pelatihan kerja
untuk melanjutkan kiprahnya di dunia kerja yang sebenarnya. Sebab, untuk dapat terjun
langsung di masyarakat, tidak hanya dibutuhkan pendidikan formal yang tinggi dengan
perolehan nilai yang memuaskan, namun diperlukan juga ketrampilan (skill) dan
pengalaman pendukung untuk lebih mengenali bidang pekerjaan sesuai dengan keahlian
yang dimiliki. Salah satu program yang dapat ditempuh adalah dengan melaksanakan
PKL.
PKL adalah kegiatan akademik (intrakulikuler) yang dilakukan oleh mahasiswa
dengan melakukan praktek kerja secara langsung pada lembaga atau instansi yang
relevan dengan pendidikan yang diambil mahasiswa dalam perkuliahan. Bentuk
kegiatan yang dilakukan adalah kerja praktek dengan mengikuti semua aktifitas di
lokasi perusahaan. Kegiatan ini sesuai dengan kurikulum program Strata Satu (S1),
Fakultas Pertanian, Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida), bahwa setiap
mahasiswa diwajibkan melaksanakan kegiatan PKL yang mempunyai bobot 3 sks.
Praktik Kerja Lapangan digunakan sebagai bahan penulisan laporan sebagai salah satu
syarat untuk mencapai gelar Sarjana Strata Satu (S1). Sesuai dengan tuntutan dari
kurikulum pendidikan Strata Satu, Program Studi Teknologi Pangan, Fakultas Sains
dan Teknologi, Universitas Muhammadiyah Sidoarjo, maka untuk kegiatan PKL
mahasiswa ini dilaksanakan di Perusahaan atau instansi yang bergerak di bidang sains
dan teknologi. Salah satu yang bergerak dalam bidang tersebut adalah Perum Bulog.

1
Perusahaan ini merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) pengganti Badan
Urusan Logistik (BULOG) yang dulu merupakan Lembaga Pemerintah Non
Departemen (LPND). Kehadirannya didasarkan Peraturan Pemerintah (PP) No. 7 tahun
2003 tentang Pendirian Perum Bulog (Amrullah, 2004).
Dalam pelaksanaan PKL di Perum Bulog mempunyai tugas antara lain
mendukung tugas pemerintah dalam rangka pengamanan stok pangan nasional, berperan
secara srategis dalam pengamanan harga pembelian gabah dan beras yang dapat
memberikan insentif bagi petani agar dapat mempertahankan kesinambungan usaha
taninya, menjamin ketersediaan stok pangan (khususnya beras) bagi masyarakat miskin,
menjalankan manajemen logistik untuk meningkatkan pelayanan kepada petani
produsen maupun konsumen dalam lingkup waktu, jumlah, kualitas dan tempat,
meningkatkan efisiensi dan efektivitas pelayanan serta menyelenggarakan kegiatan
ekonomi dibidang pangan secara berkelanjutan serta memberikan manfaat bagi
perekonomian nasional. (Amrullah, 2004).
Beras merupakan bahan pangan pokok bagi sebagian besar penduduk Indonesia
yang memberikan energi dan zat gizi yang tinggi. Beras sebagai komoditas pangan
pokok dikonsumsi oleh sebagian besar masyarakat. Bahkan preferensi masyarakat
terhadap beras semakin besar. Berdasarkan data Susenas 1990-1999, tingkat partisipasi
konsumsi beras di setiap provinsi maupun tingkatan pendapatan mencapai sekitar 97-
100 %. Ini artinya hanya sekitar 3 % rumah tangga yang tidak mengkonsumsi beras
sebagai pangan pokok terutama pangan pokok tunggal. Tingkat partisipasi konsumsi
beras yang lebih kecil 90 % hanya ditemukan di pedesaan Papua. Sebagai gambaran,
tingkat konsumsi beras rata-rata di kota tahun 1999 adalah 96,0 kg per kapita /tahun dan
didesa adalah 111,8 kg per kapita/tahun (Suharno, 2005)
Akan tetapi, penyimpanan beras di gudang BULOG sangat rentan terhadap
serangan hama-hama gudang, khususnya serangga hama gudang. Adapun beberapa
faktor yang mempengaruhi kemunculan serangga hama gudang, yaitu beberapa faktor
fisik penyimpanan beras yang terdiri dari iklim mikro, bahan simpan, dan kondisi fisik
gudang sebagai tempat penyimpanan (Pitaloka, dkk, 2012).
Iklim mikro yang berpengaruh yaitu suhu gudang penyimpanan, kelembaban
dalam gudang, cahaya dan aerasi gudang. Selain itu, faktor fisik dari bahan simpan itu

2
sendiri juga akan berpengaruh terhadap kemunculan hama gudang. Faktor fisik bahan
simpan tersebut meliputi kadar air dan kondisi butiran bahan simpan. Kondisi fisik
gudang (komponen yang ada dalam gudang, misalnya atap, ventilasi dan saluran
drainase, dan fasilitas-fasilitas penunjang lainnya) juga dapat berpengaruh terhadap
kemunculan hama gudang. Jenis hama gudang yang muncul yaitu serangga, tungau dan
tikus.
Dari beberapa jenis hama gudang tersebut, serangga hama merupakan jenis
hama gudang yang paling sering menginfestasi di tempat penyimpanan. Hal ini
disebabkan karena serangga merupakan binatang yang paling banyak jumlahnya dan
mayoritas jenis serangga berperan sebagai hama. Salah satu sifat serangga adalah suhu
tubuhnya mampu menyesuaikan dengan suhu lingkungannya. Sehingga serangga dapat
dengan mudah menyesuaikan diri dengan lingkungan tempat hidupnya, terutama jika
keadaan lingkungannya tidak mengalami perubahan secara ekstrim. Oleh karena itu
untuk mengatasi hal-hal tersebut maka perlu dilaksanakan sebuah manajemen stok beras
di gudang penyimpanan khususnya di gudang BULOG.

1.2 Tujuan
Tujuan pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan ini dibagi menjadi dua tujuan yaitu
tujuan umum dan tujuan khusus antara lain sebagai berikut :
a. Tujuan Umum

1. Untuk memberi kesempatan mahasiswa agar mendapatkan pengalaman kerja


di sektor pangan yang relevan dengan profesi yang akan diembannya
dimasyarakat.
2. Memenuhi salah satu persyaratan untuk menyelesaikan jenjang program
pendidikan sarjana strata-1 (S1) Fakultas Sains dan Teknologi Universitas
Muhammadiyah Sidoarjo.
3. Sebagai sarana studi banding antara ilmu pengetahuan dan teknologi yang
didapat selama perkuliahan dengan teknologi yang diterapkan di lapangan
serta menelaah bila terjadi perbedaan.
4. Melatih mahasiswa untuk bekerja mandiri dilapangan sesuai dengan kondisi
lapangan pekerjaan yang akan dihadapi.
5. Menambah pengalaman dan pengetahuan mahasiswa mengenai kondisi
perusahaan, permasalahan-permasalahan dan alternatif penyelesaian.
3
b. Tujuan Khusus

Untuk mempelajari serta memahami manajemen stok beras yang


diterapkan di Perum BULOG Sub Divre Surabaya Utara.

1.3 Manfaat

Manfaat dari Praktek Kerja Lapangan ini ,yaitu :


1. Bagi Perguruan Tinggi
Sebagai tambahan referensi khususnya mengenai perkembangan industri beras di
Indonesia maupun proses dan teknologi yang mutakhir, dan dapat digunakan oleh
pihak-pihak yang membutuhkan.
2. Bagi Perusahaan
Perusahaan mendapatkan masukan mengenai persediaan beras sehingga dapat
meningkatkan kualitas pabrik menjadi lebih baik.
3. Bagi Mahasiswa
Mahasiswa dapat mengetahui secara lebih mendalam tentang kenyataan yang ada
dalam dunia Industri sehingga nantinya diharapkan mampu menerapkan ilmu
yang telah didapat ke dalam bidang Industri.

4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Beras

Gambar 2.1 Beras

Beras merupakan bahan pangan pokok yang dikonsumsi oleh sebagian besar
penduduk Indonesia. Beras adalah bagian bulir padi (gabah) yang telah dipisahkan dari
sekam. Penggilingan beras berfungsi untuk menghilangkan sekam dari bijinya dan
lapisan aleuron, baik sebagian maupun seluruhnya agar menghasilkan beras yang putih
serta beras pecah sekecil mungkin. Gabah pada mulanya digiling untuk membuang
kulitnya, sehingga dihasilkan beras pecah kulit. Setelah itu akan dilakukan penyosohan
beras untuk membuang lapisan aleuron yang menempel pada beras, sehingga dihasilkan
beras sosoh. Menir merupakan kelanjutan dari beras patah menjadi bentuk yang lebih
kecil daripada beras patah (Damardjati, 2004).
Ukuran butir beras hasil penggilingan dibedakan atas beras kepala, beras patah,
dan menir. Berdasarkan persyaratan yang dikeluarkan oleh Bulog, beras kepala
merupakan beras yang memiliki ukuran lebih besar dari 6/10 bagian beras utuh. Beras
patah memiliki ukuran butiran 2/10 bagian sampai 6/10 bagian beras utuh. Menir
memiliki ukuran lebih kecil dari 2/10 bagian beras utuh atau melewati lubang ayakan
2.0 mm (Waries, 2006).
Dalam standarisasi mutu, dikenal empat tipe ukuran beras, yaitu sangat panjang
(lebih dari 7 mm), panjang (6-7 mm), sedang (5.0-5.9 mm), dan pendek (kurang dari 5
mm). Sedangkan berdasarkan bentuknya (perbandingan antara panjang dan lebar), beras
dapat dibagi menjadi empat tipe, yaitu : lonjong (lebih dari 3), sedang (s.4-3.0), agak
bulat (2.0-2.39) dan bulat (kurang dari 2). Tinggi rendahnya mutu beras tergantung
kepada beberapa factor, yaitu spesies dan varietas, kondisi lingkungan, waktu
pertumbuhan, waktu dan cara pemanenan, metode pengeringan, dan cara penyimpanan
(Hasbullah dan Rokhani, 2007).

5
Standarisasi pengolahan dan mutu beras dengan penerapan standar dari pasca
panen komoditi beras hingga distribusi adalah sebagai berikut :
(1) Perlakuan secara baik agar tidak kotor, berjamur, dan berbau busuk
(2) Pemilihan dan penyortiran hasil panen dari serangan OPT
(3) Produk bebas hama dan penyakit
(4) bebas dari bau busuk, asam atau bau yang lainnya
(5) Bebas dari bahan kimia baik dari sisa pupuk, insektisida dan fungisida
(6) Pembersihan hasil panen harus hati-hati supaya produk tidak cacat
(7) Produk hasil panen dikemas mengikuti ketentuan grading
(8)Kemasan harus dapat melindungi produk dari kerusakan dalam pengangkutan
dan penyimpanan
(9) Bahan kemasan tidak mengandung OPT
(10) Kemasan diberi label berupa tulisan yang dapat menjelaskan produk yang
dikemas ( Reza, 2004 ).

2.1.1 Kandungan Beras


Beras memiliki kandungan gizi yang terdiri dari karbohidrat, protein, lemak, air,
besi, magnesium, phosphor, potassium, seng, vitamin B1, B2, B3, B6, B9, dan serat. Beras
memiliki kandungan karbohidrat 79 g dengan kandungan energi 360 kal (Utama, 2015).
Beras putih memiliki kandungan serat yang paling rendah, baik beras putih organik
(0,5746 % b/b) maupun beras putih non organik (0,4021% b/b). Beras putih memiliki
kandungan sedikit aleuron dan kandungan amilosa sekitar 20% (Hermawan & Meylani,
2016).

2.1.2 Manfaat Beras


1. Mengatasi konstipasi atau sembelit.
2. Mengurangi resiko kanker usus, karena serat yang terkandung
dapat mengikat bahan karsinogenik, mengencerkan konsentrasi
karsinogen
3. Dapat menghambat terjadinya diabetes, Alzheimer, dan
mencegah penyakit jantung.
4. Mampu sebagai penurun kadar trigliderida serum.
5. Mampu menurunkan resiko kanker adeoma dalam usus
(Auliana, 2013).

6
Beras merupakan komoditas pangan pokok nomor satu di Indonesia. Sebagai
salah satu negara dengan tingkat konsumsi beras rata-rata per kapita tertinggi di
dunia, yaitu mencapai lebih dari 80 kg/kapita/tahun atau 1,57–1,67 kg/kapita/minggu
pada 2015–2017 (BPS, 2020) diikuti dengan pertumbuhan penduduk yang tinggi 1,1–
1,2% per tahun pada 2015–2017 (The World Bank, 2019), beras menjadi komoditas
strategis yang sangat menentukan ketahanan pangan nasional.

Jumlah penggilingan padi menyebar hampir merata di seluruh Indonesia, namun


jenis usaha industrinya berskala kecil. Dengan teknologi dan manajemen yang
sederhana, beras dari penggilingan padi di Indonesia belum dapat bersaing baik di
pasaran lokal maupun dunia.Kesulitan pemasaran beras dalam negeri dikarenakan
beberapa faktor sebagai berikut:
1. Mutu produk relatif rendah
2. Tingkat efisiensi produksi rendah
3. Kepercayaan konsumen terhadap beras dalam negeri yang menurun akibat
baku mutu yang tidak jelas dan terkadang tidak konsisten. Di sisi lain, pasar
beras Indonesia pada saat ini telah bergeser ke beras bermutu tinggi, berikut
kemasannya yang menarik dengan ukuran yang variatif dan cenderung
dalam bentuk kemasan kecil (5, 10 dan 20 kg) terutama di daerah perkotaan
dan kota besar (Waries, 2006).
Bersamaan dengan perkembangan perilaku konsumen, perbaikan mutu beras
harus dilakukan melalui penerapan teknologi pengolahan yang tepat. Perbaikan tersebut
dapat diukur dengan meningkatnya produktivitas, menurunnya tingkat kehilangan, dan
meningkatnya efisiensi pengolahan (Rees, 2004).

Gambar 2.2 struktur biji beras (grist, 1975)

Komponen terbesar pada beras adalah pati. Pati pada endosperm beras berbentuk
granula polyhedral berukuran 3–5 µm. Pati beras terdiri dari rangkaian satuan-satuan α-
D-glukosa, yang terdiri atas amilosa (fraksi rantai lurus) dan amilopektin (fraksi rantai
7
cabang). Ikatan antarsatuan glukosa yang utama adalah 1,4-α-glikosidik, sedangkan
pada molekul amilopektin terdapat percabangan dengan ikatan 1,6-α-glikosidik
(Hariyadi, 2008).
Berdasarkan panjang bulirnya, beras dikategorikan menjadi long grain rice yang
memiliki panjang bulir 6-7 mm, medium grain dengan panjang bulir 5–5,9 mm dan
short grain dengan panjang bulir kurang dari 5 mm. Beras jenis long grain memiliki
kandungan amilosa lebih tinggi dari kedua tipe lainnya. Amilosa menyerap air lebih
sedikit daripada amilopektin sehingga long grain rice akan lebih pera dari kedua tipe
lainnya (Hariyadi, 2008).

Berdasarkan kadar amilosanya, beras dapat dikelompokkan menjadi beras ketan


yang mengandung amilosa 0–2% dari berat kering, serta beras dengan kandungan
amilosa rendah 9– 20%, menengah 20–25% dan tinggi lebih dari 25% (Hariyadi, 2008).
Adapun klasifikasi kelas mutu beras berikut ini:
Tabel 2.3 Kelebihan Mutuh Beras
No komponen satuan kelas mutu
mutu
1 derajat sosoh % Medium Premium
(minimal)
2 kadar air % 95 95
(maksimal)
3 beras kepala % 14 14
(minimal)
4 butir patah % 75 85
(minimal)
5 total beras lainnya % 5 15
(maksimal), terdiri
dari atas butir
menir, merah,
kuning/rusak
kapar

6 butir gabah (butir/100g) 1 0


(maksimal)
7 benda lainnya % 0,05 0
(maksimal)
Sumber : Perusahaan No 3.1 (2017)

Didalam Permentan Nomor 31 Tahun 2017 dijelaskan juga bahwa kelas mutu
beras diatas menjadi dasar perubahan Standar Nasional Indonesia Beras
6128:2015.Selain berdasarkan kelas mutu beras, terdapat beras khusus. Beras khusus

8
yang dimaksud dalam Peraturan Menteri Pertanian Nomor 31 Tahun 2017 terdiri atas:
a. Beras ketan, beras merah, dan beras hitam.
b. Beras khusus dengan persyaratan. Penjelasan beras khusus sebagaimana diatas

Tabel 2.4 Beras khusus (Permentan No. 31 Tahun2017)

No. Jenis Persyaratan


1. beras untuk terdaftar di dalam pengawasan
kesehatan obat dan makanan
2. beras organik berseretifikat yang diterbitkan
oleh lembaga organik.
3. beras indeksi a. Terdaftar diktorat jendral
geografis kekayaan intelektual,
kementrian hukum hak
asasi manusia atau
b. Pelepasan oleh mentri
4. beras tentunya seretifikat yang diterbitkan
yang tidak lembaga dapat diproduksi di
berwenang di dalam negri.
negara asal
Sumber: penetapan No. 21 (2017)

9
2.2 Gudang

Gambar 2.5 Gudang Bulog

Salah satu cara untuk mempertahankan agar beras tetap dalam keadaan baik
sebelum dijual yaitu dengan penyimpanan. Yang perlu dipertimbangkan dalam
perawatan beras yaitu kualitas beras, alat pengemas, dan faktor lingkungan.
Kesalahan dalam melakukan penyimpanan beras dapat mengakibatkan terjadinya
respirasi, tumbuhnya jamur, dan serangan serangga, binatang mengerat dan bahkan
yang sering kita alami yaitu timbulnya serangan kutu beras. Tentunya itu semua akan
dapat menurunkan mutu beras (Saripudin, 2010).
Gudang merupakan sarana pendukung kegiatan produksi dan operasi industri
yang berfungsi untuk menyimpan bahan baku dan bahan kemas yang belum
didistribusikan. Selain untuk penyimpanan, gudang juga berfungsi untuk melindungi
bahan (baku dan pengemas) dari pengaruh luar dan binatang pengerat, serangga, serta
melindunginya dari kerusakan. Agar dapat menjalankan fungsi tersebut, maka harus
dilakukan pengelolaan pergudangan secara benar atau yang sering disebut dengan
manajemen pergudangan (Priyambodo, 2007).
Pasca panen padi mencakup pemanenan hasil dan pemrosesan gabah hingga siap
digunakan oleh konsumen. Penyimpanan merupakan merupakan salah satu tahap
penting karena pada proses tersebut padi mengalami proses penurunan kualitas dan
kuantitas. Setelah dipanen padi disimpan dalam bentuk gabah atau beras. Penyimpanan
diperlukan karena padi dpanen secara musiman, sementara beras dibutuhkan setiap hari
salah satu masalah selama penyimpanan beras adalah serangan hama gudang. Hama
gudang menimbulkan kerusakan pada gabah maupun beras sehingga menjadi kotor,
timbul bau, berjamur. Kondisi tersebut mengundang hama sekunder untuk merusak
beras atau gabah sehingga menambah parah tingkat kerusakan ( Anggara dan
Sudarmaji, 2009 ).

10
Menurut (Anonim, 2009) dalam peaturan pergudangan BULOG terdapat
prosedur penyimpanan meliputi :
1. Lokasi gudang
Lokasi gudang harus strategis guna kelancaran distribusi baik dari segi
transportasi lalu lintas, bebas dari banjir atau tidak ada air yang
tergenang.
2. Kondisi gudang
Untuk pengeolaan barang maka kondisi bangunan harus kokoh, rangka
gudang, dinding dibuat yang kuta supaya menjamin keamanan barang
simpanan, lantai terbuat dari beton dan pintu harus dilengkapi kunci,
mempunyai peredaran udara atau ventilasi.
3. Perlengkapan gudang
Perum BULOG mempunyai perlengkapan seperti alat timbang, alas
(flonder), alat pemadam kebakaran, alat pengambil sampel beras,
penjahit kemasan, pengayak, tangga untuk naik ke tumpukan , pagar
yang kokoh, alat penerangan listrik yang cukup.
4. Penumpukan barang
Dalam melaksanakan penyimpanan barang maka perlu dilakukan
penumpukan barang yang baik dan benar agar tumpukan barang tidak
mudah roboh dan dapat dihitung dengan mudah. Untuk ukuran timpukan
harus disesuaikan dengan kondisi barang. Dalam tumpukan barang
dibuat lorong yang berfungsi sebagai mempermudah perawatan barang,
mengatur kebersihan.

2.3 Pengelolaan Komoditas Simpanan

Menurut Anonim (2009) upaya perawatan kualitas dan kuantitas pada produk
simpanan khususnya beras sangatlah perlu untuk diperhatikan guna tercapainya
efektivitas penyimpanan. Dengan demikian pengelolaan merupakan suatu hal yang
sangat penting untuk dilaksanakan. Maka dari itu hal-hal yang perlu untuk dilaksanakan
dalam pengelolaan komoditas simpanan antara lain sebagai berikut :

11
1. Pemeriksaan dan Monitoring
Pemerikasaan terhadap kondisi umum gudang seperti ventilasi,
kebocoran, lubang bekas keratan tikus, pemeriksaan terhadap tumpukan
barang, pemeriksaan terhadap peralatan pergudangan, pemeriksaan
lingkungan (drainase,vegetasi,kebersihan dan cuaca), pemeriksaan
tingkat serangan hama guna pelaksanaan fumigasi.
2. Pelaksanaan Sanitasi
Pelaksanaan sanitasi meliputi kebersihan gudang dari kotoran insektisida.
Pelaksanaan tersebut perlu dilakukan karena dapat membahayakan
produk simpanan, kebersihan gudang harus diperhatikan guna menekan
populasi hama seperti tungau hama lainnya. Kebersihan komoditas yang
disimpan dengam memisahkan barang yang rusak dengan barang yang
baik, kebersihan disekitar gudang untuk menekan kelembaban relatif
yang merupakan sarang hama, pengaturan vegetasi tanaman tidak boleh
semak- semak karena dapat menjadi sarang tikus dan sebagainya.
3. Pengendalian Hama
Pengendalian hama dilakukan untuk mengurangi tingkat serangan hama
pada produk simpanan. Pengendalian ini menggunakan spraying,
fogging, fumigasi dan menggunakan gas karbondioksida.
4. Perawatan dengan CO2
Perawatan komoditas menggunakan gas karbondioksida merupakan
sistem penyimpanan dengan cara menyungkup komditas dengan plastik
kedap udara. Tujuan dari perlakuan ini adalah menghambat pertumbuhan
dan mencegah reinfestasi serangga hama, jamur dan mikroorganisme
lain.
5. Perbaikan Kualitas dan Pengolahan Beras Turun Mutu
Kegiatan pengolahan untuk mempebaiki kualitas beras dari kenampakan
fisiknya supaya komoditasnya tetap pada standar mutu. Apabila barang
mengalami kerusakan maka terdapat alternatif penyelesaian seperti
pengolahan kembali, pemusnahan barang, dan penjualan beras turun
mutu yang diatur pada peraturan yang berlaku.

12
2.4 Hama Gudang

Gambar 2.6 Hama gudang Bulog


Hama gudang berpotensi menyebabkan kehilangan hasil selama produk dalam
penyimpanan. Kehilangan hasil yang disebabkan oleh hama gudang dapat mencapai 10
– 15% dari isi gudang. Serangga hama gudang adalah serangga yang telah beradaptasi
pada lingkungan penyimpanan dengan baik (Syarif, 2012). Selain komoditi yang
berbeda, serangga hama gudang juga mempunyai siklus hidup yang berbeda. Salah satu
ciri spesifik dari serangga hama gudang adalah mengalami metamorfosis yang
sempurna, yaitu dari telur,larva, pupa, dan imago.
Berdasarkan hasil penggolongan taksonom, hama gudang yang penting terbatas
pada serangga, burung dan mamalia. Menurut Winarno (2006) beberapa serangga hama
penting yang sering merusak produk/bahan pangan yaitu:
a. Ordo Coleoptera (kumbang), dengan ciri khasnya yaitu imago mempunyai
sayap depan yang mengalami pengerasan (elytra) dan mengalami
metamorphosis sempurna dari telur, larva, pupa, kemudian imago.
b. Ordo Lepidoptera (ngengat) dengan ciri khasnya yaitu imago memiliki dua
pasang sayap, sehingga aktif terbang dan mengalami metamorphosis
sempurna, yaitu telur, larva, pupa, dan imago.
c. Ordo Psocoptera (psocids) dengan ciri khasnya yaitu imago tidak bersayap,
antena panjang dengan ruas yang banyak, sangat kecil dan mengalami
metamorphosis tidak sempurna.
d. Ordo Coleoptera adalah kelompok serangga yang paling banyak anggotanya
dan hampir semua relung ekologis dalam penyimpanan dapat dimamfaatkan
olehnya. Famili Bruchidae, Bostrichidae dan Curculionidae berperan
sebagai hama primer, sedangkan hama sekunder banyak yang merupakan
anggota famili Cucujidae, Silvanidae dan Tenebrionidae. Famili
Cryptophagidae, Mycetophagidae dan Ptinidae adalah pemakan cendawan
atau scavenger, sedangkan famili Staphylinidae, Carabidae dan Histeridae
menjadi predator di penyimpanan. Ada juga yang menyerang bangunan
13
penyimpanan yang terbuat dari kayu, yaitu famili Bostrichidae, Lyctidae
dan Scolytidae. Famili Trogossitidae dan Dermestidae berpupa pada
tempat-tempat yang tersembunyi (Munro, 2004).

Tabel 1 Beberapa Spesies Serangga yang Menyerang Bahan Simpan (Rees, 2004).

Nama Umum Nama Ilmiah Family


Flat grain beetle Cryptolestes pusillus (Schonh) Cucujidae
Rice weevil Sitophilus oryzae (L.) Curculionidae
Red flour beetle Tribolium castaneum (Hum.) Tenebrionidae
Confused flour beetle Tribolium cofusum duVal Tenebrionidae
Trogoderma complex Trogoderma spp. Dermestidae
Cadelle Tenebroides mauritanicus (L.) Ostomidae
Foreign grain beetle Ahasverus advena (Waltl) Cucujidae
Rice moth Corcyra cephalonica Staint Pyralidae
Angoumois grain moth Sitotroga cerealella (Olive.) Gelechiidae
Maize weevil Sitophilus zeamais Mots. Curculionidae
Lesser grain borer Rhyzopertha dominica (F.) Bostrichidae

14
BAB III
METODE PELAKSANAAN
3.1 Tempat dan Waktu

Tempat pelaksanaan praktik kerja lapangan di Gudang Perum BULOG Sub Divisi
Regional Surabaya Utara. Lokasi gudang yaitu di Perum BULOG Kantor Cabang
Surabaya Utara. Jln Hr. Moch. Mangundiprojo KM. 3,5, Jambe,
Banjarkemantren, Kec Buduran, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur 61252

Waktu pelaksanaan PKL ini dilaksanakan selama 1 (satu) bulan pada 01


November s.d. 30 November 2022. Berikut perincian tahapan dalam dalam
pelaksanaan PKL adalah sebagai berikut:

1. Tahap Persiapan Praktik Kerja Lapangan

Pada bulan Oktober 2022, praktikan melakukan kunjungan ke Perusahaan


Umum (Perum) BULOG Kantor Cabang Surabaya Utara yang jln Hr. Moch.
Mangundiprojo KM. 3,5, Jambe, Banjarkemantren, Kec Buduran untuk
melakukan konfirmasi ketersediaan tempat PKL.

Setelah mendapat konfirmasi ketersediaan tempat PKL di Perusahaan


Umum (Perum) BULOG maka praktikan mengurus surat permohonan PKL
di biro Administrasi, Akademik, dan Kemahasiswaan yang akan ditujukan
kepada Perusahaan Umum (Perum) BULOG Kancab Surabaya Utara. Setelah
surat permohonan pelaksanaan PKL selesai, kemudian praktikan mengajukan
persyaratan yang telah ditentukan untuk melaksanakan PKL di Perusahaan
Umum (Perum) BULOG Kancab Surabaya Utara yaitu surat permohonan
pelaksanaan PKL, proposal permohonan pelaksanaan PKL, dan pemberkasan
CV kepada bagian Sumber Daya Manusia (SDM) Perusahaan Umum
(Perum) BULOG Kancab Surabaya Utara. Setelah itu, praktikan menunggu
konfirmasi surat permohonan pelaksanaan PKL disetujui oleh Perusahaan
Umum (Perum) BULOG. Pada 29 Oktober 2022 Perusahaan Umum (Perum)
BULOG memberikan informasi bahwa telah menyetujui dan memberitahu
waktu pelaksanaan PKL tersebut.

2. Tahap Pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan

Praktikan melaksanakan PKL di Perusahaan Umum (Perum) BULOG


15
dimulai tanggal 01 November s.d. 30 November 2022. Kegiatan PKL
dilakukan setiap hari kerja pukul 08.00 WIB – 17.00 WIB. Untuk waktu
istirahat dimulai dari pukul 12.00 WIB – 13.00 WIB. Setiap hari jumat
dilaksanakan kegiatan Jumat Ceria, dimulai dari pukul 08.00 WIB – 09.00
WIB. kegiatan ini diselenggarakan Perum BULOG untuk memfasilitasi
karyawan untuk melakukan berbagai kegiatan olahraga seperti senam,
ataupun acara masak bersama.

3. Tahap Pelaporan Praktik Kerja Lapangan

Praktikan menyusun laporan PKL untuk memenuhi salah satu syarat


kelulusan Program Studi S1 Teknologi Pangan, Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Muhammadiyah Sidoarjo. Praktikan mempersiapkan laporan
PKL dari akhir bulan Desember 2022 dan selesai bulan Juni 2023.

3.2 Metode Pelaksanaan


Kegiatan magang dilaksanakan dengan beberapa metode, yaitu:
1) Praktek magang kerja langsung sesuai kegiatan sehari-hari yang dilakukan di
Gudang Perum BULOG Sub-Divisi Regional Surabaya Utara.
2) Pengambilan data primer yang berhubungan secara langsung dengan hama
gudang. Pengambilan data primer sebagai berikut:
a. Pemasangan Yellow Sticky Trap

yang digantung diantara tumpukan beras. Perangkap ini efektif untuk


menangkap serangga yang aktif terbang.
b. Pemasangan Pitfall trap

yang terbuat dari gelas plastik yang berperekat, diletakkan sejajar dengan
16
permukaan tumpukan karung. Perangkap ini digunakan untuk menjebak
serangga yang berjalan diatas karung.
c. Pemasangan Bait Trap yang terbuat dari campuran biji-bijian seperti
gabah, beras giling, biji kacang tanah dan kedelai yang dicampur dengan
minyak zaitun.
3) Pengumpulan data sekunder yang digunakan sebagai pelengkap data primer
untuk menyusun laporan hasil magang kerja. Metode yang digunakan yaitu
dengan mencatat dan mencari data yang diperoleh dari Perum Bulog Sub Divisi
Regional Suarabaya Utara. Pencarian data dapat dilakukan melalui studi
literatur. Selain itu dapat diperoleh melalui laporan, referensi, brosur yang telah
ada sebelumnya untuk melengkapi data primer, sehingga memudahkan
pengambilan contoh selama berada di tempat magang.
4) Diskusi dan wawancara secara langsung dengan pembimbing lapang untuk
memperoleh informasi yang lebih jelas tentang hal yang berhubungan langsung
dengan kegiatan Magang Kerja.
5) Pengambilan foto yang berhubungan/ mendukung kegiatan Magang Kerja.

17
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Profil Singkat Perusahaan

Berikut adalah nama dan alamat perusahaan:

Nama perusahaan : Perusahaan Umum Badan Urusan Logistik


Kantor Cabang SurabayUtara
Nama panggilan : Perum BULOG Kancab Surabaya Utara
Kantor Cabang : Jln. HR, Moch. Mangundiprojo KM 3,5 Buduran Sidoarjo
Telpon : (031) 8941522
Faksimili : (031) 8942190
Email : Subdrive.sby.utara.@bulog.co.id

Gambar 4.1 Logo Perusahaan BULOG


Sumber : (Bulog, 2018)

4.2 Sejarah Perusahaan

Perusahaan Umum Badan Urusan Logistik yang sering disebut Perum BULOG
telah terbentuk sejak tanggal 10 Mei 1967 yang merupakan Perusahaan Umum Milik
Negara yang bergerak di bidang logistik pangan. Ruang lingkup bisnis Perum BULOG
antara lain meliputi usaha logistik/pergudangan, survei dan pemberantasan hama,
penyediaan karung plastik, usaha angkutan, perdagangan komoditas pangan dan usaha
eceran. Sebagai perusahaan yang tetap mengemban tugas publik dari pemerintah, Perum
BULOG tetap melakukan kegiatan menjaga harga dasar pembelian untuk gabah,
stabilisasi khususnya harga pokok, menyalurkan beras untuk orang miskin (raskin) dan
pengelolaan stok pangan.
Perjalanan Perum BULOG dimulai pada saat dibentuknya BULOG pada tanggal
10 Mei 1967 berdasarkan keputusan presidium kabinet No.114/U/Kep/5/1967, dengan
tujuan pokok untuk mengamankan penyediaan pangan dalam rangka menegakkan
eksistensi Pemerintahan baru. Selanjutnya direvisi melalui Keppres No. 39 tahun 1969
tanggal 21 Januari 1969 dengan tugas pokok melakukan stabilisasi harga beras, dan
18
kemudian direvisi kembali melalui Keppres No. 39 tahun 1987, yang dimaksudkan untuk
menyongsong tugas BULOG dalam rangka mendukung pembangunan komoditas pangan
yang multi komoditas. Perubahan berikutnya dilakukan melalui Keppres No. 103 tahun
1993 yang memperluas tanggung jawab BULOG mencakup koordinasi pembangunan
pangan dan meningkatkan mutu gizi pangan, yaitu ketika Kepala BULOG dirangkap oleh
Menteri Negara Urusan Pangan.
Pada tahun 1995, keluar Keppres No. 50, untuk menyempurnakan struktur
organisasi BULOG yang pada dasarnya bertujuan untuk lebih mempertajam tugas pokok,
fungsi serta peran BULOG. Oleh karena itu, tanggung jawab BULOG lebih difokuskan
pada peningkatan stabilisasi dan pengelolaan persediaan bahan pokok dan pangan. Tugas
pokok BULOG sesuai Keppres tersebut adalah mengendalikan harga dan mengelola
persediaan beras, gula, gandum, terigu, kedelai, pakan dan bahan pangan lainnya, baik
secara langsung maupun tidak langsung, dalam rangka menjaga kestabilan harga bahan
pangan bagi produsen dan konsumen serta memenuhi kebutuhan pangan berdasarkan
kebijaksanaan umum Pemerintah. Namun tugas tersebut berubah dengan keluarnya
Keppres No. 45 tahun 1997, dimana komoditas yang dikelola BULOG dikurangi dan
tinggal beras dan gula. Kemudian melalui Keppres No. 19 tahun 1998 tanggal 21 Januari
1998, Pemerintah mengembalikan tugas BULOG seperti Keppres No. 39 tahun 1968.
Selanjutnya melalu Keppres No. 19 tahun 1998, ruang lingkup komoditas yang ditangani
BULOG kembali dipersempit seiring dengan kesepakatan yang diambil oleh Pemerintah
dengan pihak IMF yang tertuang dalam Letter of Intent (LoI).
Dalam Keppres tersebut, tugas pokok BULOG dibatasi hanya untuk menangani
komoditas beras. Sedangkan komoditas lain yang dikelola selama ini dilepaskan ke
mekanisme pasar. Arah Pemerintah mendorong BULOG menuju suatu bentuk badan
usaha mulai terlihat dengan terbitnya Keppres No. 29 tahun 2000, dimana didalamnya
tersirat BULOG sebagai organisasi transisi (tahun 2003) menuju organisasi yang bergerak
dibidang jasa logistik di samping masih menangani tugas tradisionalnya.
Pada Keppres No. 29 tahun 2000 tersebut, tugas pokok BULOG adalah
melaksanakan tugas Pemerintah di bidang manajemen logistik melalui pengelolaan
persediaan, distribusi dan pengendalian harga beras mempertahankan Harga Pembelian
Pemerintah (HPP), serta usaha jasa logistik sesuai dengan peraturan perundang-undangan
yang berlaku. Arah perubahan tesebut semakin kuat dengan keluarnya Keppres No. 166
tahun 2000, yang selanjutnya diubah menjadi Keppres No. 103/2000. Kemudian diubah

19
lagi dengan Keppres No. 03 tanggal 7 Januari 2002 dimana tugas pokok BULOG masih
sama dengan ketentuan dalam Keppers No. 29 tahun 2000, tetapi dengan nomenklatur
yang berbeda dan memberi waktu masa transisi sampai dengan tahun 2003. Akhirnya
dengan dikeluarkannya Peraturan Pemerintah RI No. 7 tahun 2003 BULOG resmi beralih
status menjadi Perusahaan Umum BULOG. (Bulog, 2018)

4.3 Tujuan Perum BULOG


Tujuan Perum BULOG adalan untuk turut serta membangun ekonomi nasional,
khususnya dalam rangka pelaksanaan pembangunan Nasional di bidang pangan, dan dapat
menyelaraskan kegiatan komersial dengan tugas dan tanggung jawab publik. 2.3 Visi dan
Misi Perum BULOG Perum BULOG divre lampung mempunyai Visi dan Misi sebagai
berikut :
4.3.1 Visi
Menjadi Perusahaan pangan yang unggul dan terpercaya dalam mendukung
terwujudnya kedaulatan pangan.
4.3.2 Misi
1) Menjalankan usaha logistik pangan pokok dengan mengutamakan
2) layanan kepada masyarakat.
3) Melaksanakan praktik manajemen unggul dengan dukungan sumber daya
manusia yang profesional, teknologi yang terdepan dan sistem yang
terintegarasi.
4) Menerapkan prinsip tata kelola perusahaan yang baik serta senantiasa
melakukan perbaikan yang berkelanjutan.
5) Menjamin ketersediaan, keterjangkauan, dan stabilitas komoditas pangan
pokok.

20
4.4 Struktur Organisasi

Gambar 4.1 Struktur Organisasi Perum BULOG

Struktur Organisasi adalah suatu susunan dan hubungan antara tiap bagian serta
posisi yang ada pada suatu organisasi atau perusahaan dalam menjalankan kegiatan
operasional untuk mencapai tujuan.
4.4.1 Pimpinan Wilayah
Memiliki tugas pokok melaksanakan kebijakan perusahaan menyelenggarakan
kegiatan pengadaan, operasional, dan pelayanan publik, komersial, pengembangan
bisnis dan industri, serta pengelolaan administrasi dan keuangan di wilayah kerjanya.
Pimpinan Wilayah memiliki fungsi merencanakan, mengkordinasikan,
mengendalikan, mengendalikan, dan mengevaluasi :
21
a. Pelaksanaan kegiatan pengadaan
b. Pelaksanaan kegiatan operasional dan pelayanan publik
c. Pelaksanaan kegiatan komersial
d. Pelaksanaan kegiatan pengelolaan pengembangan bisnis dan industri
e. Pelaksanaan kegiatan pengelolaan keuangan
f. Pelaksanaan kegiatan pengelolaan SDM dan Umum
g. Pelaksanaan kegiatan pembinaan kantor cabang, kantor cabang pembantu,
gudang, dan pusat distribusi.
4.4.2 Wakil Pimpinan Wilayah
a. Membantu pimpinan wilayah dalam menyelenggarakan tugas pokok dan
fungsinya
b. Mengelola fungsi administrasi dan keuangan termasuk SDM, hukum dan
manajemen perubahan, sekretariat umum, dan humas, keuangan serta akuntansi
dan melaporkannya kepada pimpinan wilayah
c. Mewakili pimpinan wilayah apabila berhalangan. Selain itu mempunyai fungsi
membantu pimpinan wilayah dalam merencanakan, mengordinasikan,
mengendalikan, dan mengevaluasi:
a. Pelaksanaan kegiatan pengadaan
b. Pelaksanaan kegiatan operasional dan pelayanan publik
c. Pelaksanaan kegiatan komersial
d. Pelaksanaan kegiatan pengembangan bisnis dan industri
e. Pelaksanaan kegiatan pengelolaan keuangan
f. Pelaksanaan kegiatan pengelolaan SDM dan Umum.
4.4.3 Bidang Pengadaan
Memiliki tugas pokok melaksanakan kegiatan pengadaan beras, program budidaya
pertanian (on farm), pengadaan pangan lain, serta pengadaan barang dan jasa. Selain
itu, mempunyai fungsi merencanakan, mengordinasikan, mengendalikan, dan
mengevaluasi :
a. Pelaksanaan kegiatan pengadaan beras dan program budidaya pertanian (on farm)
b. Pelaksanaan kegiatan pengadaan pangan lain.
c. Pelaksanaan kegiatan pengadaan barang dan jasa. Bidang pengadaan terdiri dari :
1) Seksi Pengadaan Beras dan On Farm memiliki tugas melakukan kegiatan
penyiapan program pengadaan gabah dan beras, pengusulan atau

22
penetapan target pengadaan gabah dan beras, monitoring dan evaluasi
mitra kerja pengadaan gabah/beras, perhitungan kebutuhan yang meliputi
bahan pendukung (kemasan, karung pembungkus, benang kuralon, dan
lain-lain). Biaya pengadaan, biaya eksploitasi dan administrasi pengadaan
seperti kontrak jual beli dan dokumen lainnya, pengembangan pengelolaan
budidaya pertanian (on farm), pengembangan lumbung pangan,
monitoring, evaluasi dan pelaporan konsilidasi kegiatan pengadaan gabah
dan beras hasil produksi dalam negeri, on farm, lumbung pangan, dan
optimalisasi penggunaan sarana produksi (Saprodl) dan alat mesin
pertanian (alsintan), serta 10 pemantauan, evaluasi dan pelaporan kegiatan
pengadaan beras dan program on farm.

2) Seksi Pengadaan Pangan, mempunyai tugas melakukan kegiatan


penyiapan program pengadaan pangan lain, pengusulan atau penetapan
target pengadaan pangan lain, monitoring dan evaluasi mitra kerja
pengadaan pangan lain, perhitungan kebutuhan yang meliputi bahan
pendukung (kemasan, karung pembungkus, benang kuralon, dan lain-lain,
biaya pengadaan, biaya eksploitasi dan administrasi pengadaan seperti
kontrak jual beli dan dokumen lainnya, serta pemantauan, evaluasi dan
pelaporan kegiatan pengadaan pangan lain.

3) Seksi Pengadaan Barang dan Jasa, mempunyai tugas melakukan kegiatan


perencanaan pengadaan barang dan jasa, administrasi penyelenggaraan
pengadaan barang dan jasa, evaluasi dokumen pengadaaan, pengusulan
perubahaan HPS, serta pemantauan, evaluasi dan pelaporan kegiatan
pengadaan barang dan jasa.

4) Bidang Operasional dan Pelayanan Publik Memiliki tugas pokok


melaksanakan kegiatan perencanaan operasional dan analisis data pangan,
pengelolaan pergudangan, persediaan dan angkutan, serta perawatan dan
pengendalian mutu. Terbagi menjadi tiga bagian yaitu :

a) Seksi Perencanaan Operasional dan Data Pangan, memiliki tugas


melakukan kegiatan pengamatan dan pengumpulan data harga,

23
kondisi dan struktur pasar, tata niaga komoditas gabah, beras, dan
pangan lain; penyiapan data meliputi perkiraaan permintaan
komoditas yang dibutuhkan pasar, pasokan komoditas,
perencanaan jaringan pasokan dan penjualan; penyediaan data
statistik; koordinasi dengan instansi/pemerintah daerah terkait
kebijakan dan perencanaan penugasan pemerintah, rangkuman
penyusunan rencana kerja Kanwil serta pemantauan, evaluasi dan
pelaporan terhadap kegiatan perencanaan operasional dan data
pangan
b) Seksi Pergudangan, Persediaaan dan Angkutan mempunyai tugas
melakukan kegiatan pengelolaan pergudangan meliputi kebutuhan
kapasitas penyimpanan dan sarana gudang dan pusat distribusi;
pengajuan biaya sewa, biaya operasional dan biaya rawat ringan
(RwR) gudang dan pusat distribusi; administrasi persediaan
meliputi jumlah, posisi dan mutasi persediaaan gabah,beras, dan
pangan lain; perencanaan kegiatan operasional dan administrasi
angkutan movenas, movereg, dan mavelok dan angkutan gabah,
beras, dan pangan lain untuk mendukung kegiatan pelayanan
publik dan komersial; penyiapan pelaksanaan operasional dan
administrasi kegiatan handling, operasional, dan administrasi
pengiriman dan pengendalian distribusi produk kepada pelanggan
komersial; serta pemantauan, evaluasi dan pelaporan terhadap
kegiatan pengelolaan pergudangan persediaan dan angkutan.
c) Seksi Perawatan dan Pengendalian Mutu, mempunyai tugas
melakukan kegiatan operasional dan administrasi perawatan dan
pengendalian mutu termasuk reproses; penyiapan sarana dan
prasarana perawatan kualitas dan pestisida; perhitungan dan
pengajuan biaya perawatan kualitas; standarisasi mutu gabah, beras
dan pangan lainnya termasuk sarana penunjangnya; pengendalian
dokumen dan manajemen standarisasi mutu, sebagai manajer
teknis yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan kalibrasi dan
dokumen teknis laboratorium kalibrasi yang dibantu oleh petugas
teknis; serta pemantauan, evaluasi dan pelaporan terhadap kegiatan

24
perawatan dan pengendalian mutu (Siddik dan Halid 1983).
5.) Bidang komersial Memiliki tugas melaksanakan kegiatan penjualan grosir
dan pasar pemerintah, penjualan ritel, dan komunikasi pemasaran. Terdiri
dari :
a. Seksi Penjualan Grosir dan Pasar Pemerintah, memiliki tugas
melakukan kegiatan pengembangan outlet TPK dan jaringan, 12
perencanaan dan analisis segmentasi dan taget pasar; penyusunan
target penjualan;pengusulan penetapan harga jual; analisis kebutuhan
dan pengajuan biaya operasioanal dan biaya eksploitasi penjualan
grosir dan penjualan penjualan untuk program pemerintah;
pelaksanaan operasional penjualan; pembinaan terhadap outlet TPK
dan jaringan, grosir dan pasar pemerintah; pengelolaan administrasi
penjualan grosir dan penjualan untuk program pemerintah;
pengendalian modal dan biaya penjualan; administrasi dokumen
penagihan penjualan; monitoring kegiatan operasional dan
administrasi penjualan untuk program pemerintah; koordinasi teknis
operasional penjualan untuk program pemerintah dengan para
pihak/stakeholder terkait; sosialisasi kegiatan penjualan untuk program
pemerintah serta pemantauan, evaluasi dan pelaporan kegiatan
penjualan grosir dan pasar pemerintah.

b. Seksi Penjualan Ritel mempunyai tugas melakukan kegiatan


pengembangan jaringan RPK dan outlet offline; penyusunan target
penjualan; pengusulan penetapan harga jual; analisis kebutuhan dan
pengajuan biaya operasional dan biaya eksploitasi penjualan ritel;
pelaksanaan operasional penjualan outlet offline dan e-marketplace;
analisis manajemen jaringan untuk penjualan ritel dan RPK;
pembinaan terhadap jaringan penjualan ritel dan RPK; pengelolaan
administrasi penjualan ritel pengendalian modal dan biaya penjualan,
serta pemantauan, evaluasi dan pelaporan kegiatan penjualan ritel,
RPK dan e-marketplace.

c. Seksi Komunikasi Pemasaran, mempunyai tugas melakukan kegiatan


pemasaran dan promosi produk; perencanaan dan analisis segmentasi
25
dan target pasar grosir dan ritel; kerja sama pemasaran dan promosi
dengan pihak lain; perhitungan biaya promosi; evaluasi dan
monitpring tindak lanjut penanganan kepuasan dan keluhan
pelanggan; evaluasi terhadap pelayanan jaringan penjualan 13
pemantauan tren pasar, perilaku pelanggan dan competitor, serta
pemantauan, evaluasi dan pelaporan kegiatan pemasaran.

6) Bidang Pengembangan Bisnis dan Industri Memiliki tugas pokok


melaksanakan kegiatan pengelolaan pengolahan dan manajemen teknologi
informasi serta manajemen resiko. Terbagi menjadi tiga seksi yaitu :
a. Seksi Pengolahan, memiliki tugas melakukan kegiatan spesifikasi dan
kualitas produk dan kemasan sesuai permintaan dan kebutuhan pasar,
perencanaan, dan penyiapan produk jual dan produk turunan; penyusunan
harga jual produk; pengelolaan sarana dan prasarana pengolahan;
perencanaan operasional pengolahan gabah/beras dan pangan lain;
administrasi pengolahan gabah beras dan pangan lain; penyiapan kemasan
dan pengemasan; analisis dan pengajuan biaya pengolahan, pengajuan
usulan pengembangan produk serta pemantauan, evaluasi dan pelaporan
kegiatan pengolahan

b. Seksi Teknologi Informasi, memiliki tugas melakukan kegiatan pelayanan


teknologi informasi; pemantauan ketersediaan layanan; pemeliharaan
sistem aplikasi dan infrastruktur teknologi informasi; pengelolaan dan
penerapan manajemen resiko; serta memantau, mengevaluasi dan
melaporkan kegiatan pengelolaan teknologi informasi.

7) Bidang Administrasi dan Keuangan Memiliki tugas melaksanakan kegiatan


pengelolaan SDM, hukum, kepatuhan, manajemen perubahan, secretariat,
umum, humas, keuangan dan akuntansi. Kemudian terbagi menjadi 4 seksi
yaitu :
a. Seksi SDM, Hukum dan Manajemen Perubahan Memiliki tugas
melakukan kegiatan pengelolaan data dan system informasi SDM;
pendataan kebutuhan dan pengembangan SDM; 14 pengusulan rotasi,
mutasi dan promosi karyawan, pengelolaan administrasi dan kesejahteraan
26
karyawan; penerapan HI dan K3LH; pemantauan kinerja individu dan unit
kerja; penyusunan dan penelaahan perjanjian/kontrak; pelayanan
konsultansi hukum dan pengajuan pelayanan bantuan hukum;
penyelesaian pelanggaran disiplin dan TGR; pengelolaan dan penetapan
kepatuhan, sosialisasi program manajemen perubahan; serta memantau,
mengevaluasi, dan melaporkan kegiatan pengelolaan SDM, Hukum dan
manajemen perubahan.

b. Seksi Sekretariat, Umum dan Humas memiliki tugas melakukan kegiatan


pengelolaan surat menyurat, ekspedisi, dokumentasi, arsip, dokumen
perusahaan, pengelolaan kerumahtanggaan, sarana dan prasarana Kanwil
(bangunan, kendaraan dan sarana lainnya); pengajuan usulan pengadaan
sarana kantor dan sarana lainnya; monitoring pembangunan sarana dan
prasarana Kanwil; inventarisasi dan administrasi asaet tetap,; pengusulan
Replecement and Rehabilitation (PR); protokoler, administrasi, dan
perjalanan dinas; pengolahan berita dan infromasi; menjalin komunikasi
dengan media massa, masyarakat, dan pemangku kepentingan
(stakeholder); kegiatan pengelolaan arus dan isi informasi perusahaan
melalui media social; pelaksanaan TJSL dalam rangka meningkatkan citra
baik perusahaan; serta memantau, mengevaluasi, dan melaporkan kegiatan
secretariat, umum dan humas.

c. Seksi Keuangan, memiliki tugas melakukan kegiatan pengelolaan


administrasi dan verifikasi seluruh proses penerimaan dari pengeluaran
transaksi keuangan; penyusunan rencana anggaran Kanwil; penyelesaian
tagihan/piutang usaha, penanganan dan pemantauan penyelesaian klaim;
pengendalian dan realisasi anggaran; administrasi dokumen penagihan
penjualan; serta pemantauan, evaluasi dan pelaporan kegiatan pengelolaan
keuangan.

d. Seksi Akuntansi, memiliki tugas melakukan pencatatan, pengecekan,


pengoreksi, dan pengarsipan seluruh transaksi keuangan, pencatatan
transaksi buku tambahan terhadap akun/kodering uang muka,piutang,
asset tetap, hutang dan lainnya; pengecekan, perhitungan, pemungutan,
27
penyetoran, pelaporan dan penyimpanan dokumen PPN, PPH, dll.

4.5 Kegiatan Umum Perusahaan


BULOG merupakan perusahaan yang tetap mengemban tugas publik dari pemerintah,
BULOG tetap melakukan kegiatan menjaga Harga Dasar Pembelian untuk gabah,
stabilisasi harga khususnya harga pokok, menyalurkan berasa untuk orang miskin (Raskin)
dan pengelolaan stok pangan. Selain menyelenggarakn usaha logistik pangan pokok yan
tertuang dalam kegiatan pelayanan Publik dan Public Service Obligation (PSO), Perum
BULOG juga melaksanakan usaha-usaha lain berupa kegiatan Perencanaan dan
Pengembangan Usaha (PPU). Berdasarkan cakupan kegiatannya Perencanaan dan
Pengembangan Usaha dibagi menjadi 3, yaitu : Industri, Perdagangan, dan Jasa.

Gambar 4.5.1 Produk Perum Bulog

4.6 Pelaksanaan PKL


4.6.1 Bidang Kerja
Bidang ini dikepalai oleh Kabid Komersial, yang bertugas untuk menerima dan
memeriksa laporan dari Kasi lalu memparaf laporan tersebut. Di dalam bidang
Komersial terdapat tiga seksi bagian, yaitu Seksi P2M, Seksi P2A dan Seksi
Penyaluran. Tugas dari masing-masing Kasi tersebut adalah :
1. Seksi P2M (PerawatanDan Penggendalian Mutu), bertugas untuk :
a. Menerima laporan dari gudang seperti beras, jagung dan gula lalu membuat
laporan berupa DO
b. Menerima permintaan dari pemerintah atau rebbaging.
28
c. Menerima laporan tentang hama dari gudang yang merusak beras lalu
memberikan alat atau obat untuk membasmi hama tersebut.
2. Seksi P2A (Penyediaan Pergudangan Dan Muatan), bertugas untuk mengelola
setiap tindakan yang dilakukan di gudang seperti pengeluaran dan pemasukan
barang.
3. Seksi Penyaluran berugas untuk:
a. Menyalurkan bantuan kewarga yang terkena bencana alam, penyaluran dari
Bulog ada beras bersubsidi (raskin) diantar dari Bulog ke tempat tujuan.
b. Mengolah cadangan beras pemerintah untuk kegiatan bencana alam dan
operasi pasar di wilayah masing-masing pengajuan beras melalui pemerintah
daerah setempat melalui Perum Bulog.
c. Mengolah beras kelembagaan yaitu beras yang dibeli pemerintah daerah
setempat melalui perjanjian jual beli sesuai anggaran ketetapan daerah yang
dikeluarkan untuk kerapangan bencana alam.
4.6.2 Pelaksanaan Kerja
Menurut (KBBI, 2018) Arsip yaitu dokumen tertulis (surat, akta, dsb), lisan
(pidato, ceramah, dsb), atau bergambar (foto, film, dsb), biasanya dikeluarkan oleh
instansi resmi, disimpan dan dipelihara di tempat khusus untuk referensi. Adapun
pelaksanaan kegiatan selama masa praktik kerja lapangan,penulis melakukan
beberapa jenis kegiatan di antaranya sebagai berikut :
1. Melaksanakan kegiatan penjualan langsung, yang bertempat di Perum Bulog
Surabaya, meliputi produk Beras, Gula, Tepung, Telur, dan Minyak
2. Melakukan pengarsipan berkas Surat Perintah Stor (SPS), Purchase Order
(PO), Bukti Stor (BS).
3. Melakukan pemasokan barang seperti beras, gula, minyak, tepung dan telur
kedalam Distribution Centre (DC).
4. Melakukan pengemasan paket produk, yang berisikan beras, minyak, gula dan
tepung, dengan jumlah yang cukup banyak.
5. Melakukan pengantaran pesanan ke setiap RPK (Rumah Pangan Kita). RPK
adalah toko-toko yang mengambil barang di BULOG untuk di jual kembali.
6. Mengarsipkan surat masuk dan surat keluar berdasar bulan dan tahun pada
outner.
4.6.3 Kendala Yang Dihadapi

29
Adapun kendala-kendala yang dihadapi penulis pada saat mengerjakan tugasnya
sebagai berikut :
1. Pada saat melakukan penjualan langsung, banyak masyarakat yang komplain
terkait harga yang dianggap terlalu mahal.
2. Kekurangan sumber daya manusia pada saat pemasokan barang ke Distribution
Centre (DC).
3. Belum tersedianya penjualan online, sehingga pembeli pada saat penjualan
langsung di perum Bulog, hanya terbatas masyarakat sekitar saja, sehingga
penghasilan penjualan langsung tidak terlalu besar.
4. Sering terjadi pada saat pencarian data membutuhkan waktu yang lama karena
data harus dicari didalam outner.
4.6.4 Cara Mengatasi Kendala
Cara mengatasi kendala – kendala yang ada diatas yaitu dengan cara :
1. Untuk mengatasi pengarsipan agar mudah maka pencetakan berkas di filter
terlebih dahulu, sehingga lebih mudah dan cepat pada saat pengarsipan dan
penyusunan kedalam outner.
2. Memberikan Label pada beras yang ada di Distribution Centre
3. Membuat daftar harga untuk produl-produk yang dijual pada pasar murah,
sehingga mempermudah petugas dan warga dalam melihat jumlah harga.
.

30
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan uraian dalam pembahasan maka dapat diambil simpulan bahwa,
Perum BULOG Sub Divisi Regional adalah perusahaan yang bergerak dibidang logistik
pangan, seperti survei dan pemberantasan hama, penyediaan karung plastik, usaha
angkutan, perdagangan komoditas pangan dan usaha eceran. Didalam Perum BULOG
Divisi Regional penulis dapat belajar bagaimana kerja didalam perusahaan yaitu:
Melaksanakan penjualan langsung di Perum Bulog, mengarsipkan berkas Surat
Perintah Stor (SPS), Purchase Order (PO), Bukti Stor (BS) ke dalam outner, Menghitung
jumlah stok beras yang ada didalam gudang, melakukakn pengemasan paket produk dan
Melakukan pengantaran pesanan ke setiap RPK (Rumah Pangan Kita).

5.2 Saran

Berdasarkan simpulan yang diuraikan diatas, penulis memberikan saran sebagai


berikut :
1. Menambah jumlah petugas pada saat pelaksanaan pasar murah.
2. Menetapkan/menjadwalkan petugas untuk memasok produk dari mobil
kedalam DC (Distribution Center).
3. Menurunkan harga untuk produk - produk yang dijual langsung di halaman
depan Kantor BULOG.
4. Dibutuhkan konsentrasi, ketelitian dan kerapihan pada saat pengerjaan tugas-
tugasnya (menyusun DO, bukti setor, surat menyurat, nota bukti penerimaan
barang dan surat perintah angkut saat akan mengarsipkan surat)..

31
DAFTAR PUSTAKA

Amrullah. 2004. Pedoman Kearsipan Perum Bulog. Jakarta: Tim Perum Bulog 2011.
Anggara, A. dan Sudarmaji. 2009. Hama Pacsa Panen Padi dan Pengendaliannya. Balai
Besar Penelitian Tanaman Padi. http://www.litbang.deptan.go.id. (online).
Diunduh pada tanggal 10 Mei 2014.
Anonim, 2009. Peraturan Pergudangan di Lingkungan Perum Bulog . Divisi Persediaan
dan Perawatan Direktorat Pelayanan Publik. 133 hal.
Auliana, R. (2013). Bekatul Makanan Yang Menyehatkan, (April), 8–12.Dr. Ruslianti
M.Si. 2014. Kolesterol Tinggi Bukan Untuk Ditakuti. FMedia (Imprint
Agromedia Pustaka). Jakarta Selatan.
Bank, T. W. (2019, Oktober). The World Bank in Thailand. Diambil kembali dari The
World Bank: https://www.worldbank.org/en/country/thailand/overvi ew#1
BPS. 2020. Indonesia dalam angka 2020. Badan Pusat Statistik. Jakarta
Bulog, P., 2018. Perum Bulog Divre Lampung. Tersedia pada: http.bulog.co.id.
Damardjati, D. S., 2004. Struktur Kandungan Gizi Beras. Bogor: Balitbang
Pertanian
Grist, (1975). Hepatitis in clinical laboratories: a three-year survey. clin.
Path., 28, 255-259.
Hariyadi, 2008 .” Kimia danTeknologi Pati“ (Manuskripi Bahan Pengajaran),
Yogjakarta : PPS UGM Press.
Hasbullah, R. 2007. Teknik pengukuran laju respirasi produk hortikultura pada
kondisi atmosfer terkendali bagian 1: metode sistem tertutup. Jurnal
Keteknikan Pertanian. 21(4): 419-427.Munro, J.W., 2004. Pests of
Storage Product. Hutchinsou of London. 234 pp.
Hermawan Edi, Meylani Vita. 2016. Analisis Karakteristik Fisikokimia Beras Putih,
Beras Merah, Dan Beras Hitam (Oryza Sativa L., Oryza Nivara Dan
Oryza Sativa L. Indica). Volume 15, No 1:Jurnal Kesehatan Bakti Tunas
Husada.
Pitaloka, A. L., L. Santoso, dan R. Rahardian., 2012. Gambaran Beberapa Faktor Fisik
Penyimpanan Beras, Identifikasi Dan Upaya Pengendalian Serangga Hama
Gudang (Studi di Gudang BULOG 103 Demak Sub BULOG Wilayah 1
Semarang). Jurnal Kesehatan Masyarakat. http://ejournals1.undip.ac.id.
(online). Diunduh pada tanggal 10 Mei 2014.
Priyambodo, B., 2007. Manajemen Industri. Edisi Pertama. Cetakan Pertama.
32
Yogyakarta: Global Pustaka Utama. Halaman 350 hal.
Rees, D. 2004. Insect of Stored Products. Csiro Publishing. New York. p. 192.
Reza, H., 2004. Penerapan Standar Pada Pengolahan dan Mutu Beras. Prosiding.
Lokakarya Nasional. Institut Pertanian Bogor. Hal. 12-13.
Saripudin, E. 2010. Tata Cara Penyimpanan, Pengemasan Maupun Pelabelan Gabah
Atau Beras Secara Baik dan Benar. http://penatanian.blogspot.com
/2010/09/tata- cara-penyimpanan-pengemasan-maupun.html. Diunduh pada
tanggal 10 Mei 2014.
Siddik, M. dan Halid, H., 1983. Sistem Penyimpanan dan Perawatan Kualitas Bahan
Pangan di Bidang Urusan Logistik. Risalah Seminar Nasional Pengawetan
Makanan Dengan Iradiasi 6-8 Juni 1983. Pusat Penelitian dan Pengembangan
Urusan Logistik BULOG, Jakarta
Suharno, 2005. Perlindungan Tanaman. Diktat STPP. UNS Press. Surakarta. 114
hal. Syarif, R., 2012. Teknologi Penyimpanan Pangan. Arcan, Jakarta.
Utama, M.Zulman Harja. (2015).Budidaya Padi Lahan Marjinal Kiat
Meningkatkan Produksi Padi.Yogyakarta:Andi.
Waries, A. 2006. Teknologi Penggilingan Padi. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

Winarno, F.G., 2006. Hama Gudang dan Teknik Pemberantasannya. Edisi Revisi. M-
BRIO PRESS, Bogor. 201 hal.

33
34
LAMPIRAN
Lampiran 1 Peta Lokasi Tempat Magang Kerja Gudang Perum BULOG Sub Divisi
Regional Surabaya Utara Kantor Cabang Surabaya Utara. Kec Buduran,
Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur 61252

Lampiran 2 Rekap Data Keuangan


Lampiran 3 Rekap Data Serah Terima Barang

35
Lampiran 4 Menghitung Hasil Penjualan Lampiran 5 Menginput Penyaluran Barang
Pada Seksi Komersil

Lampiran 6 Menghitung Stok Beras

Lampiran 7 Ruang Penyimpanan Komersial

36
Lampiran 8 Daftar Hadir selama PKL

37
38
Lampiran 9 Surat Pengantar PKL

39
No Tanggal Kegiatan Keterangan
1 01 - 04 November Pengenalan Lingkungan Kerja Pembimbing
2022 Lapangan
2 07 – 09 November 2022 Membantu merekap Data Seksi Maneger
keuangan dari hasil penjualan keuangan dan
barang komersil administrasi
3 10 – 11 November 2022 Membantu penyusunan harga Seksi Maneger
jual produk keuangan dan
administrasi
4 14 – 15 November 2022 Membantu melaksanakan Perum BULOG
kegiatan penjualan langsung di
Rumah Pangan Kita (RPK)

16 – 17 November 2022 Melakukan Pemasokan barang Gudang


5 kedalam Distribution Centre BULOG
(DC) / Gudang

6 18 November 2022 Menghitung Jumlah Stok Barang Gudang BULOG


didalam gudang

7 21 – 22 November 2022 Membantu merawat Barang di Gudang Perum


Gudang dengan memasangkan BULOG
berbagai jebakan hama dan
melakukan sanitasi untuk
pemberantasan hama

8 23 November 2022 Membantu menyiapkan kemasan Gudang Perum


dan pengemasan barang BULOG

9 24 – 25 November 2022 Melakukan pengemasan barang Gudang Perum


yang akan disalurkan ke RPK BULOG
(tidak sampai menggunakan
mesin)

10 28 – 30 November 2022 Membantu mengarsipkan data Seksi Maneger


surat keluar masuk dan Data keuangan dan
serah terima barang ke dalam administrasi
Outner
Lampiran 10 Jadwal Pelaksanaan

40

Anda mungkin juga menyukai