Oleh :
RACHMAWATI AMARIA
NIM 201040200009
Disusun Oleh:
Sidoarjo, – - 2023
Telah disetujui,
Pembimbing Lapang Dosen Pembimbing
Mengetahui,
ii
LEMBAR PENGESAHAN
Disusun Oleh:
Sidoarjo, – - 2023
Telah disetujui :
Dosen Penguji,
Bpk/Ibu
NIK.000
iii
KATA PENGANTAR
Puji Syukur atas kehadirat Allah SWT, atas berkat limpahan rahmat
dan karunia-Nya yang telah memberikan kemudahan dan kelancaran
sehingga dapat menyelesaikan laporan Praktek Kerja Lapangan (PKL) ini
yang berjudul “Manajemen Stok Beras Di Gudang Perusahaan Umum
Bulog Sub Divisi Regional Kantor Cabang Surabaya Utara”.
Laporan PKL ini ditunjukkan dalam rangka memenuhi syarat kelulusan
untuk memperoleh gelar sarjana Program Studi Teknologi Pangan Universitas
Muhammadiyah Sidoarjo. Laporan PKL ini disusun berdasarkan hasil
pelaksanaan PKL yang telah dilakukan di bulan November 2022 di
Perusahaan Umum (Perum) BULOG. Selama pelaksanaan PKL hingga
penyusunan Laporan PKL ini, penulis banyak mendapatkan bimbingan dan
dukungan dari berbagai pihak. Penulis mengucapkan terima kasih kepada
pihak-pihak yang telah membantu, antara lain :
1. Ir. Al Machfud WDP., MM. selaku selaku Dosen Pembimbing PKL
yang telah memberikan waktu dan segenap tenaga serta saran,
kesabaran dan dukungannya sehingga laporan ini bisa terselesaikan
2. Bapak Zainul selaku pembimbing lapang, dan seluruh pegawai di
Perum BULOG Kancab Surabaya Utara yang dengan sabar
membimbing penulis selama PKL berlangsung.
3. Orang tua yang telah memberikan do’a dan dukungan terbaik dalam
segala situasi selama persiapan hingga selesainya laporan ini
4. Teman – teman tercinta Program Studi Teknologi Pangan Angkatan
2020 serta Semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu
namanya yang telah membantu secara langsung maupun tidak langsung
dalam menyelesaikan laporan PKL;
Dalam penulisan laporan PKL ini, tentu masih terdapat kesalahan,
sehingga diperlukan kritik dan saran yang membangun agar didalam
kepenulisannya dapat lebih baik dikedepannya. Demikianlah laporan ini,
mudah-mudahan dapat bermanfaat bagi kita semua.
Sidoarjo, 25 April 2023
Penulis
iv
ABSTRAK
v
DAFTAR ISI
vi
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Beberapa Spesies Serangga yang Menyerang Bahan Simpan (Rees, 2004).....................9
vii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Peta Lokasi Tempat Magang Kerja Gudang Perum BULOG Sub Divisi
Regional Surabaya Utara Kantor Cabang Surabaya Utara. Kec Buduran,
Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur
61252........................................................................................................................13
viii
DAFTAR LAMPIRAN
ix
BAB I
PENDAHULUAN
1
Perusahaan ini merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) pengganti Badan
Urusan Logistik (BULOG) yang dulu merupakan Lembaga Pemerintah Non
Departemen (LPND). Kehadirannya didasarkan Peraturan Pemerintah (PP) No. 7 tahun
2003 tentang Pendirian Perum Bulog (Amrullah, 2004).
Dalam pelaksanaan PKL di Perum Bulog mempunyai tugas antara lain
mendukung tugas pemerintah dalam rangka pengamanan stok pangan nasional, berperan
secara srategis dalam pengamanan harga pembelian gabah dan beras yang dapat
memberikan insentif bagi petani agar dapat mempertahankan kesinambungan usaha
taninya, menjamin ketersediaan stok pangan (khususnya beras) bagi masyarakat miskin,
menjalankan manajemen logistik untuk meningkatkan pelayanan kepada petani
produsen maupun konsumen dalam lingkup waktu, jumlah, kualitas dan tempat,
meningkatkan efisiensi dan efektivitas pelayanan serta menyelenggarakan kegiatan
ekonomi dibidang pangan secara berkelanjutan serta memberikan manfaat bagi
perekonomian nasional. (Amrullah, 2004).
Beras merupakan bahan pangan pokok bagi sebagian besar penduduk Indonesia
yang memberikan energi dan zat gizi yang tinggi. Beras sebagai komoditas pangan
pokok dikonsumsi oleh sebagian besar masyarakat. Bahkan preferensi masyarakat
terhadap beras semakin besar. Berdasarkan data Susenas 1990-1999, tingkat partisipasi
konsumsi beras di setiap provinsi maupun tingkatan pendapatan mencapai sekitar 97-
100 %. Ini artinya hanya sekitar 3 % rumah tangga yang tidak mengkonsumsi beras
sebagai pangan pokok terutama pangan pokok tunggal. Tingkat partisipasi konsumsi
beras yang lebih kecil 90 % hanya ditemukan di pedesaan Papua. Sebagai gambaran,
tingkat konsumsi beras rata-rata di kota tahun 1999 adalah 96,0 kg per kapita /tahun dan
didesa adalah 111,8 kg per kapita/tahun (Suharno, 2005)
Akan tetapi, penyimpanan beras di gudang BULOG sangat rentan terhadap
serangan hama-hama gudang, khususnya serangga hama gudang. Adapun beberapa
faktor yang mempengaruhi kemunculan serangga hama gudang, yaitu beberapa faktor
fisik penyimpanan beras yang terdiri dari iklim mikro, bahan simpan, dan kondisi fisik
gudang sebagai tempat penyimpanan (Pitaloka, dkk, 2012).
Iklim mikro yang berpengaruh yaitu suhu gudang penyimpanan, kelembaban
dalam gudang, cahaya dan aerasi gudang. Selain itu, faktor fisik dari bahan simpan itu
2
sendiri juga akan berpengaruh terhadap kemunculan hama gudang. Faktor fisik bahan
simpan tersebut meliputi kadar air dan kondisi butiran bahan simpan. Kondisi fisik
gudang (komponen yang ada dalam gudang, misalnya atap, ventilasi dan saluran
drainase, dan fasilitas-fasilitas penunjang lainnya) juga dapat berpengaruh terhadap
kemunculan hama gudang. Jenis hama gudang yang muncul yaitu serangga, tungau dan
tikus.
Dari beberapa jenis hama gudang tersebut, serangga hama merupakan jenis
hama gudang yang paling sering menginfestasi di tempat penyimpanan. Hal ini
disebabkan karena serangga merupakan binatang yang paling banyak jumlahnya dan
mayoritas jenis serangga berperan sebagai hama. Salah satu sifat serangga adalah suhu
tubuhnya mampu menyesuaikan dengan suhu lingkungannya. Sehingga serangga dapat
dengan mudah menyesuaikan diri dengan lingkungan tempat hidupnya, terutama jika
keadaan lingkungannya tidak mengalami perubahan secara ekstrim. Oleh karena itu
untuk mengatasi hal-hal tersebut maka perlu dilaksanakan sebuah manajemen stok beras
di gudang penyimpanan khususnya di gudang BULOG.
1.2 Tujuan
Tujuan pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan ini dibagi menjadi dua tujuan yaitu
tujuan umum dan tujuan khusus antara lain sebagai berikut :
a. Tujuan Umum
1.3 Manfaat
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Beras
Beras merupakan bahan pangan pokok yang dikonsumsi oleh sebagian besar
penduduk Indonesia. Beras adalah bagian bulir padi (gabah) yang telah dipisahkan dari
sekam. Penggilingan beras berfungsi untuk menghilangkan sekam dari bijinya dan
lapisan aleuron, baik sebagian maupun seluruhnya agar menghasilkan beras yang putih
serta beras pecah sekecil mungkin. Gabah pada mulanya digiling untuk membuang
kulitnya, sehingga dihasilkan beras pecah kulit. Setelah itu akan dilakukan penyosohan
beras untuk membuang lapisan aleuron yang menempel pada beras, sehingga dihasilkan
beras sosoh. Menir merupakan kelanjutan dari beras patah menjadi bentuk yang lebih
kecil daripada beras patah (Damardjati, 2004).
Ukuran butir beras hasil penggilingan dibedakan atas beras kepala, beras patah,
dan menir. Berdasarkan persyaratan yang dikeluarkan oleh Bulog, beras kepala
merupakan beras yang memiliki ukuran lebih besar dari 6/10 bagian beras utuh. Beras
patah memiliki ukuran butiran 2/10 bagian sampai 6/10 bagian beras utuh. Menir
memiliki ukuran lebih kecil dari 2/10 bagian beras utuh atau melewati lubang ayakan
2.0 mm (Waries, 2006).
Dalam standarisasi mutu, dikenal empat tipe ukuran beras, yaitu sangat panjang
(lebih dari 7 mm), panjang (6-7 mm), sedang (5.0-5.9 mm), dan pendek (kurang dari 5
mm). Sedangkan berdasarkan bentuknya (perbandingan antara panjang dan lebar), beras
dapat dibagi menjadi empat tipe, yaitu : lonjong (lebih dari 3), sedang (s.4-3.0), agak
bulat (2.0-2.39) dan bulat (kurang dari 2). Tinggi rendahnya mutu beras tergantung
kepada beberapa factor, yaitu spesies dan varietas, kondisi lingkungan, waktu
pertumbuhan, waktu dan cara pemanenan, metode pengeringan, dan cara penyimpanan
(Hasbullah dan Rokhani, 2007).
5
Standarisasi pengolahan dan mutu beras dengan penerapan standar dari pasca
panen komoditi beras hingga distribusi adalah sebagai berikut :
(1) Perlakuan secara baik agar tidak kotor, berjamur, dan berbau busuk
(2) Pemilihan dan penyortiran hasil panen dari serangan OPT
(3) Produk bebas hama dan penyakit
(4) bebas dari bau busuk, asam atau bau yang lainnya
(5) Bebas dari bahan kimia baik dari sisa pupuk, insektisida dan fungisida
(6) Pembersihan hasil panen harus hati-hati supaya produk tidak cacat
(7) Produk hasil panen dikemas mengikuti ketentuan grading
(8)Kemasan harus dapat melindungi produk dari kerusakan dalam pengangkutan
dan penyimpanan
(9) Bahan kemasan tidak mengandung OPT
(10) Kemasan diberi label berupa tulisan yang dapat menjelaskan produk yang
dikemas ( Reza, 2004 ).
6
Beras merupakan komoditas pangan pokok nomor satu di Indonesia. Sebagai
salah satu negara dengan tingkat konsumsi beras rata-rata per kapita tertinggi di
dunia, yaitu mencapai lebih dari 80 kg/kapita/tahun atau 1,57–1,67 kg/kapita/minggu
pada 2015–2017 (BPS, 2020) diikuti dengan pertumbuhan penduduk yang tinggi 1,1–
1,2% per tahun pada 2015–2017 (The World Bank, 2019), beras menjadi komoditas
strategis yang sangat menentukan ketahanan pangan nasional.
Komponen terbesar pada beras adalah pati. Pati pada endosperm beras berbentuk
granula polyhedral berukuran 3–5 µm. Pati beras terdiri dari rangkaian satuan-satuan α-
D-glukosa, yang terdiri atas amilosa (fraksi rantai lurus) dan amilopektin (fraksi rantai
7
cabang). Ikatan antarsatuan glukosa yang utama adalah 1,4-α-glikosidik, sedangkan
pada molekul amilopektin terdapat percabangan dengan ikatan 1,6-α-glikosidik
(Hariyadi, 2008).
Berdasarkan panjang bulirnya, beras dikategorikan menjadi long grain rice yang
memiliki panjang bulir 6-7 mm, medium grain dengan panjang bulir 5–5,9 mm dan
short grain dengan panjang bulir kurang dari 5 mm. Beras jenis long grain memiliki
kandungan amilosa lebih tinggi dari kedua tipe lainnya. Amilosa menyerap air lebih
sedikit daripada amilopektin sehingga long grain rice akan lebih pera dari kedua tipe
lainnya (Hariyadi, 2008).
Didalam Permentan Nomor 31 Tahun 2017 dijelaskan juga bahwa kelas mutu
beras diatas menjadi dasar perubahan Standar Nasional Indonesia Beras
6128:2015.Selain berdasarkan kelas mutu beras, terdapat beras khusus. Beras khusus
8
yang dimaksud dalam Peraturan Menteri Pertanian Nomor 31 Tahun 2017 terdiri atas:
a. Beras ketan, beras merah, dan beras hitam.
b. Beras khusus dengan persyaratan. Penjelasan beras khusus sebagaimana diatas
9
2.2 Gudang
Salah satu cara untuk mempertahankan agar beras tetap dalam keadaan baik
sebelum dijual yaitu dengan penyimpanan. Yang perlu dipertimbangkan dalam
perawatan beras yaitu kualitas beras, alat pengemas, dan faktor lingkungan.
Kesalahan dalam melakukan penyimpanan beras dapat mengakibatkan terjadinya
respirasi, tumbuhnya jamur, dan serangan serangga, binatang mengerat dan bahkan
yang sering kita alami yaitu timbulnya serangan kutu beras. Tentunya itu semua akan
dapat menurunkan mutu beras (Saripudin, 2010).
Gudang merupakan sarana pendukung kegiatan produksi dan operasi industri
yang berfungsi untuk menyimpan bahan baku dan bahan kemas yang belum
didistribusikan. Selain untuk penyimpanan, gudang juga berfungsi untuk melindungi
bahan (baku dan pengemas) dari pengaruh luar dan binatang pengerat, serangga, serta
melindunginya dari kerusakan. Agar dapat menjalankan fungsi tersebut, maka harus
dilakukan pengelolaan pergudangan secara benar atau yang sering disebut dengan
manajemen pergudangan (Priyambodo, 2007).
Pasca panen padi mencakup pemanenan hasil dan pemrosesan gabah hingga siap
digunakan oleh konsumen. Penyimpanan merupakan merupakan salah satu tahap
penting karena pada proses tersebut padi mengalami proses penurunan kualitas dan
kuantitas. Setelah dipanen padi disimpan dalam bentuk gabah atau beras. Penyimpanan
diperlukan karena padi dpanen secara musiman, sementara beras dibutuhkan setiap hari
salah satu masalah selama penyimpanan beras adalah serangan hama gudang. Hama
gudang menimbulkan kerusakan pada gabah maupun beras sehingga menjadi kotor,
timbul bau, berjamur. Kondisi tersebut mengundang hama sekunder untuk merusak
beras atau gabah sehingga menambah parah tingkat kerusakan ( Anggara dan
Sudarmaji, 2009 ).
10
Menurut (Anonim, 2009) dalam peaturan pergudangan BULOG terdapat
prosedur penyimpanan meliputi :
1. Lokasi gudang
Lokasi gudang harus strategis guna kelancaran distribusi baik dari segi
transportasi lalu lintas, bebas dari banjir atau tidak ada air yang
tergenang.
2. Kondisi gudang
Untuk pengeolaan barang maka kondisi bangunan harus kokoh, rangka
gudang, dinding dibuat yang kuta supaya menjamin keamanan barang
simpanan, lantai terbuat dari beton dan pintu harus dilengkapi kunci,
mempunyai peredaran udara atau ventilasi.
3. Perlengkapan gudang
Perum BULOG mempunyai perlengkapan seperti alat timbang, alas
(flonder), alat pemadam kebakaran, alat pengambil sampel beras,
penjahit kemasan, pengayak, tangga untuk naik ke tumpukan , pagar
yang kokoh, alat penerangan listrik yang cukup.
4. Penumpukan barang
Dalam melaksanakan penyimpanan barang maka perlu dilakukan
penumpukan barang yang baik dan benar agar tumpukan barang tidak
mudah roboh dan dapat dihitung dengan mudah. Untuk ukuran timpukan
harus disesuaikan dengan kondisi barang. Dalam tumpukan barang
dibuat lorong yang berfungsi sebagai mempermudah perawatan barang,
mengatur kebersihan.
Menurut Anonim (2009) upaya perawatan kualitas dan kuantitas pada produk
simpanan khususnya beras sangatlah perlu untuk diperhatikan guna tercapainya
efektivitas penyimpanan. Dengan demikian pengelolaan merupakan suatu hal yang
sangat penting untuk dilaksanakan. Maka dari itu hal-hal yang perlu untuk dilaksanakan
dalam pengelolaan komoditas simpanan antara lain sebagai berikut :
11
1. Pemeriksaan dan Monitoring
Pemerikasaan terhadap kondisi umum gudang seperti ventilasi,
kebocoran, lubang bekas keratan tikus, pemeriksaan terhadap tumpukan
barang, pemeriksaan terhadap peralatan pergudangan, pemeriksaan
lingkungan (drainase,vegetasi,kebersihan dan cuaca), pemeriksaan
tingkat serangan hama guna pelaksanaan fumigasi.
2. Pelaksanaan Sanitasi
Pelaksanaan sanitasi meliputi kebersihan gudang dari kotoran insektisida.
Pelaksanaan tersebut perlu dilakukan karena dapat membahayakan
produk simpanan, kebersihan gudang harus diperhatikan guna menekan
populasi hama seperti tungau hama lainnya. Kebersihan komoditas yang
disimpan dengam memisahkan barang yang rusak dengan barang yang
baik, kebersihan disekitar gudang untuk menekan kelembaban relatif
yang merupakan sarang hama, pengaturan vegetasi tanaman tidak boleh
semak- semak karena dapat menjadi sarang tikus dan sebagainya.
3. Pengendalian Hama
Pengendalian hama dilakukan untuk mengurangi tingkat serangan hama
pada produk simpanan. Pengendalian ini menggunakan spraying,
fogging, fumigasi dan menggunakan gas karbondioksida.
4. Perawatan dengan CO2
Perawatan komoditas menggunakan gas karbondioksida merupakan
sistem penyimpanan dengan cara menyungkup komditas dengan plastik
kedap udara. Tujuan dari perlakuan ini adalah menghambat pertumbuhan
dan mencegah reinfestasi serangga hama, jamur dan mikroorganisme
lain.
5. Perbaikan Kualitas dan Pengolahan Beras Turun Mutu
Kegiatan pengolahan untuk mempebaiki kualitas beras dari kenampakan
fisiknya supaya komoditasnya tetap pada standar mutu. Apabila barang
mengalami kerusakan maka terdapat alternatif penyelesaian seperti
pengolahan kembali, pemusnahan barang, dan penjualan beras turun
mutu yang diatur pada peraturan yang berlaku.
12
2.4 Hama Gudang
Tabel 1 Beberapa Spesies Serangga yang Menyerang Bahan Simpan (Rees, 2004).
14
BAB III
METODE PELAKSANAAN
3.1 Tempat dan Waktu
Tempat pelaksanaan praktik kerja lapangan di Gudang Perum BULOG Sub Divisi
Regional Surabaya Utara. Lokasi gudang yaitu di Perum BULOG Kantor Cabang
Surabaya Utara. Jln Hr. Moch. Mangundiprojo KM. 3,5, Jambe,
Banjarkemantren, Kec Buduran, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur 61252
yang terbuat dari gelas plastik yang berperekat, diletakkan sejajar dengan
16
permukaan tumpukan karung. Perangkap ini digunakan untuk menjebak
serangga yang berjalan diatas karung.
c. Pemasangan Bait Trap yang terbuat dari campuran biji-bijian seperti
gabah, beras giling, biji kacang tanah dan kedelai yang dicampur dengan
minyak zaitun.
3) Pengumpulan data sekunder yang digunakan sebagai pelengkap data primer
untuk menyusun laporan hasil magang kerja. Metode yang digunakan yaitu
dengan mencatat dan mencari data yang diperoleh dari Perum Bulog Sub Divisi
Regional Suarabaya Utara. Pencarian data dapat dilakukan melalui studi
literatur. Selain itu dapat diperoleh melalui laporan, referensi, brosur yang telah
ada sebelumnya untuk melengkapi data primer, sehingga memudahkan
pengambilan contoh selama berada di tempat magang.
4) Diskusi dan wawancara secara langsung dengan pembimbing lapang untuk
memperoleh informasi yang lebih jelas tentang hal yang berhubungan langsung
dengan kegiatan Magang Kerja.
5) Pengambilan foto yang berhubungan/ mendukung kegiatan Magang Kerja.
17
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Perusahaan Umum Badan Urusan Logistik yang sering disebut Perum BULOG
telah terbentuk sejak tanggal 10 Mei 1967 yang merupakan Perusahaan Umum Milik
Negara yang bergerak di bidang logistik pangan. Ruang lingkup bisnis Perum BULOG
antara lain meliputi usaha logistik/pergudangan, survei dan pemberantasan hama,
penyediaan karung plastik, usaha angkutan, perdagangan komoditas pangan dan usaha
eceran. Sebagai perusahaan yang tetap mengemban tugas publik dari pemerintah, Perum
BULOG tetap melakukan kegiatan menjaga harga dasar pembelian untuk gabah,
stabilisasi khususnya harga pokok, menyalurkan beras untuk orang miskin (raskin) dan
pengelolaan stok pangan.
Perjalanan Perum BULOG dimulai pada saat dibentuknya BULOG pada tanggal
10 Mei 1967 berdasarkan keputusan presidium kabinet No.114/U/Kep/5/1967, dengan
tujuan pokok untuk mengamankan penyediaan pangan dalam rangka menegakkan
eksistensi Pemerintahan baru. Selanjutnya direvisi melalui Keppres No. 39 tahun 1969
tanggal 21 Januari 1969 dengan tugas pokok melakukan stabilisasi harga beras, dan
18
kemudian direvisi kembali melalui Keppres No. 39 tahun 1987, yang dimaksudkan untuk
menyongsong tugas BULOG dalam rangka mendukung pembangunan komoditas pangan
yang multi komoditas. Perubahan berikutnya dilakukan melalui Keppres No. 103 tahun
1993 yang memperluas tanggung jawab BULOG mencakup koordinasi pembangunan
pangan dan meningkatkan mutu gizi pangan, yaitu ketika Kepala BULOG dirangkap oleh
Menteri Negara Urusan Pangan.
Pada tahun 1995, keluar Keppres No. 50, untuk menyempurnakan struktur
organisasi BULOG yang pada dasarnya bertujuan untuk lebih mempertajam tugas pokok,
fungsi serta peran BULOG. Oleh karena itu, tanggung jawab BULOG lebih difokuskan
pada peningkatan stabilisasi dan pengelolaan persediaan bahan pokok dan pangan. Tugas
pokok BULOG sesuai Keppres tersebut adalah mengendalikan harga dan mengelola
persediaan beras, gula, gandum, terigu, kedelai, pakan dan bahan pangan lainnya, baik
secara langsung maupun tidak langsung, dalam rangka menjaga kestabilan harga bahan
pangan bagi produsen dan konsumen serta memenuhi kebutuhan pangan berdasarkan
kebijaksanaan umum Pemerintah. Namun tugas tersebut berubah dengan keluarnya
Keppres No. 45 tahun 1997, dimana komoditas yang dikelola BULOG dikurangi dan
tinggal beras dan gula. Kemudian melalui Keppres No. 19 tahun 1998 tanggal 21 Januari
1998, Pemerintah mengembalikan tugas BULOG seperti Keppres No. 39 tahun 1968.
Selanjutnya melalu Keppres No. 19 tahun 1998, ruang lingkup komoditas yang ditangani
BULOG kembali dipersempit seiring dengan kesepakatan yang diambil oleh Pemerintah
dengan pihak IMF yang tertuang dalam Letter of Intent (LoI).
Dalam Keppres tersebut, tugas pokok BULOG dibatasi hanya untuk menangani
komoditas beras. Sedangkan komoditas lain yang dikelola selama ini dilepaskan ke
mekanisme pasar. Arah Pemerintah mendorong BULOG menuju suatu bentuk badan
usaha mulai terlihat dengan terbitnya Keppres No. 29 tahun 2000, dimana didalamnya
tersirat BULOG sebagai organisasi transisi (tahun 2003) menuju organisasi yang bergerak
dibidang jasa logistik di samping masih menangani tugas tradisionalnya.
Pada Keppres No. 29 tahun 2000 tersebut, tugas pokok BULOG adalah
melaksanakan tugas Pemerintah di bidang manajemen logistik melalui pengelolaan
persediaan, distribusi dan pengendalian harga beras mempertahankan Harga Pembelian
Pemerintah (HPP), serta usaha jasa logistik sesuai dengan peraturan perundang-undangan
yang berlaku. Arah perubahan tesebut semakin kuat dengan keluarnya Keppres No. 166
tahun 2000, yang selanjutnya diubah menjadi Keppres No. 103/2000. Kemudian diubah
19
lagi dengan Keppres No. 03 tanggal 7 Januari 2002 dimana tugas pokok BULOG masih
sama dengan ketentuan dalam Keppers No. 29 tahun 2000, tetapi dengan nomenklatur
yang berbeda dan memberi waktu masa transisi sampai dengan tahun 2003. Akhirnya
dengan dikeluarkannya Peraturan Pemerintah RI No. 7 tahun 2003 BULOG resmi beralih
status menjadi Perusahaan Umum BULOG. (Bulog, 2018)
20
4.4 Struktur Organisasi
Struktur Organisasi adalah suatu susunan dan hubungan antara tiap bagian serta
posisi yang ada pada suatu organisasi atau perusahaan dalam menjalankan kegiatan
operasional untuk mencapai tujuan.
4.4.1 Pimpinan Wilayah
Memiliki tugas pokok melaksanakan kebijakan perusahaan menyelenggarakan
kegiatan pengadaan, operasional, dan pelayanan publik, komersial, pengembangan
bisnis dan industri, serta pengelolaan administrasi dan keuangan di wilayah kerjanya.
Pimpinan Wilayah memiliki fungsi merencanakan, mengkordinasikan,
mengendalikan, mengendalikan, dan mengevaluasi :
21
a. Pelaksanaan kegiatan pengadaan
b. Pelaksanaan kegiatan operasional dan pelayanan publik
c. Pelaksanaan kegiatan komersial
d. Pelaksanaan kegiatan pengelolaan pengembangan bisnis dan industri
e. Pelaksanaan kegiatan pengelolaan keuangan
f. Pelaksanaan kegiatan pengelolaan SDM dan Umum
g. Pelaksanaan kegiatan pembinaan kantor cabang, kantor cabang pembantu,
gudang, dan pusat distribusi.
4.4.2 Wakil Pimpinan Wilayah
a. Membantu pimpinan wilayah dalam menyelenggarakan tugas pokok dan
fungsinya
b. Mengelola fungsi administrasi dan keuangan termasuk SDM, hukum dan
manajemen perubahan, sekretariat umum, dan humas, keuangan serta akuntansi
dan melaporkannya kepada pimpinan wilayah
c. Mewakili pimpinan wilayah apabila berhalangan. Selain itu mempunyai fungsi
membantu pimpinan wilayah dalam merencanakan, mengordinasikan,
mengendalikan, dan mengevaluasi:
a. Pelaksanaan kegiatan pengadaan
b. Pelaksanaan kegiatan operasional dan pelayanan publik
c. Pelaksanaan kegiatan komersial
d. Pelaksanaan kegiatan pengembangan bisnis dan industri
e. Pelaksanaan kegiatan pengelolaan keuangan
f. Pelaksanaan kegiatan pengelolaan SDM dan Umum.
4.4.3 Bidang Pengadaan
Memiliki tugas pokok melaksanakan kegiatan pengadaan beras, program budidaya
pertanian (on farm), pengadaan pangan lain, serta pengadaan barang dan jasa. Selain
itu, mempunyai fungsi merencanakan, mengordinasikan, mengendalikan, dan
mengevaluasi :
a. Pelaksanaan kegiatan pengadaan beras dan program budidaya pertanian (on farm)
b. Pelaksanaan kegiatan pengadaan pangan lain.
c. Pelaksanaan kegiatan pengadaan barang dan jasa. Bidang pengadaan terdiri dari :
1) Seksi Pengadaan Beras dan On Farm memiliki tugas melakukan kegiatan
penyiapan program pengadaan gabah dan beras, pengusulan atau
22
penetapan target pengadaan gabah dan beras, monitoring dan evaluasi
mitra kerja pengadaan gabah/beras, perhitungan kebutuhan yang meliputi
bahan pendukung (kemasan, karung pembungkus, benang kuralon, dan
lain-lain). Biaya pengadaan, biaya eksploitasi dan administrasi pengadaan
seperti kontrak jual beli dan dokumen lainnya, pengembangan pengelolaan
budidaya pertanian (on farm), pengembangan lumbung pangan,
monitoring, evaluasi dan pelaporan konsilidasi kegiatan pengadaan gabah
dan beras hasil produksi dalam negeri, on farm, lumbung pangan, dan
optimalisasi penggunaan sarana produksi (Saprodl) dan alat mesin
pertanian (alsintan), serta 10 pemantauan, evaluasi dan pelaporan kegiatan
pengadaan beras dan program on farm.
23
kondisi dan struktur pasar, tata niaga komoditas gabah, beras, dan
pangan lain; penyiapan data meliputi perkiraaan permintaan
komoditas yang dibutuhkan pasar, pasokan komoditas,
perencanaan jaringan pasokan dan penjualan; penyediaan data
statistik; koordinasi dengan instansi/pemerintah daerah terkait
kebijakan dan perencanaan penugasan pemerintah, rangkuman
penyusunan rencana kerja Kanwil serta pemantauan, evaluasi dan
pelaporan terhadap kegiatan perencanaan operasional dan data
pangan
b) Seksi Pergudangan, Persediaaan dan Angkutan mempunyai tugas
melakukan kegiatan pengelolaan pergudangan meliputi kebutuhan
kapasitas penyimpanan dan sarana gudang dan pusat distribusi;
pengajuan biaya sewa, biaya operasional dan biaya rawat ringan
(RwR) gudang dan pusat distribusi; administrasi persediaan
meliputi jumlah, posisi dan mutasi persediaaan gabah,beras, dan
pangan lain; perencanaan kegiatan operasional dan administrasi
angkutan movenas, movereg, dan mavelok dan angkutan gabah,
beras, dan pangan lain untuk mendukung kegiatan pelayanan
publik dan komersial; penyiapan pelaksanaan operasional dan
administrasi kegiatan handling, operasional, dan administrasi
pengiriman dan pengendalian distribusi produk kepada pelanggan
komersial; serta pemantauan, evaluasi dan pelaporan terhadap
kegiatan pengelolaan pergudangan persediaan dan angkutan.
c) Seksi Perawatan dan Pengendalian Mutu, mempunyai tugas
melakukan kegiatan operasional dan administrasi perawatan dan
pengendalian mutu termasuk reproses; penyiapan sarana dan
prasarana perawatan kualitas dan pestisida; perhitungan dan
pengajuan biaya perawatan kualitas; standarisasi mutu gabah, beras
dan pangan lainnya termasuk sarana penunjangnya; pengendalian
dokumen dan manajemen standarisasi mutu, sebagai manajer
teknis yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan kalibrasi dan
dokumen teknis laboratorium kalibrasi yang dibantu oleh petugas
teknis; serta pemantauan, evaluasi dan pelaporan terhadap kegiatan
24
perawatan dan pengendalian mutu (Siddik dan Halid 1983).
5.) Bidang komersial Memiliki tugas melaksanakan kegiatan penjualan grosir
dan pasar pemerintah, penjualan ritel, dan komunikasi pemasaran. Terdiri
dari :
a. Seksi Penjualan Grosir dan Pasar Pemerintah, memiliki tugas
melakukan kegiatan pengembangan outlet TPK dan jaringan, 12
perencanaan dan analisis segmentasi dan taget pasar; penyusunan
target penjualan;pengusulan penetapan harga jual; analisis kebutuhan
dan pengajuan biaya operasioanal dan biaya eksploitasi penjualan
grosir dan penjualan penjualan untuk program pemerintah;
pelaksanaan operasional penjualan; pembinaan terhadap outlet TPK
dan jaringan, grosir dan pasar pemerintah; pengelolaan administrasi
penjualan grosir dan penjualan untuk program pemerintah;
pengendalian modal dan biaya penjualan; administrasi dokumen
penagihan penjualan; monitoring kegiatan operasional dan
administrasi penjualan untuk program pemerintah; koordinasi teknis
operasional penjualan untuk program pemerintah dengan para
pihak/stakeholder terkait; sosialisasi kegiatan penjualan untuk program
pemerintah serta pemantauan, evaluasi dan pelaporan kegiatan
penjualan grosir dan pasar pemerintah.
29
Adapun kendala-kendala yang dihadapi penulis pada saat mengerjakan tugasnya
sebagai berikut :
1. Pada saat melakukan penjualan langsung, banyak masyarakat yang komplain
terkait harga yang dianggap terlalu mahal.
2. Kekurangan sumber daya manusia pada saat pemasokan barang ke Distribution
Centre (DC).
3. Belum tersedianya penjualan online, sehingga pembeli pada saat penjualan
langsung di perum Bulog, hanya terbatas masyarakat sekitar saja, sehingga
penghasilan penjualan langsung tidak terlalu besar.
4. Sering terjadi pada saat pencarian data membutuhkan waktu yang lama karena
data harus dicari didalam outner.
4.6.4 Cara Mengatasi Kendala
Cara mengatasi kendala – kendala yang ada diatas yaitu dengan cara :
1. Untuk mengatasi pengarsipan agar mudah maka pencetakan berkas di filter
terlebih dahulu, sehingga lebih mudah dan cepat pada saat pengarsipan dan
penyusunan kedalam outner.
2. Memberikan Label pada beras yang ada di Distribution Centre
3. Membuat daftar harga untuk produl-produk yang dijual pada pasar murah,
sehingga mempermudah petugas dan warga dalam melihat jumlah harga.
.
30
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan uraian dalam pembahasan maka dapat diambil simpulan bahwa,
Perum BULOG Sub Divisi Regional adalah perusahaan yang bergerak dibidang logistik
pangan, seperti survei dan pemberantasan hama, penyediaan karung plastik, usaha
angkutan, perdagangan komoditas pangan dan usaha eceran. Didalam Perum BULOG
Divisi Regional penulis dapat belajar bagaimana kerja didalam perusahaan yaitu:
Melaksanakan penjualan langsung di Perum Bulog, mengarsipkan berkas Surat
Perintah Stor (SPS), Purchase Order (PO), Bukti Stor (BS) ke dalam outner, Menghitung
jumlah stok beras yang ada didalam gudang, melakukakn pengemasan paket produk dan
Melakukan pengantaran pesanan ke setiap RPK (Rumah Pangan Kita).
5.2 Saran
31
DAFTAR PUSTAKA
Amrullah. 2004. Pedoman Kearsipan Perum Bulog. Jakarta: Tim Perum Bulog 2011.
Anggara, A. dan Sudarmaji. 2009. Hama Pacsa Panen Padi dan Pengendaliannya. Balai
Besar Penelitian Tanaman Padi. http://www.litbang.deptan.go.id. (online).
Diunduh pada tanggal 10 Mei 2014.
Anonim, 2009. Peraturan Pergudangan di Lingkungan Perum Bulog . Divisi Persediaan
dan Perawatan Direktorat Pelayanan Publik. 133 hal.
Auliana, R. (2013). Bekatul Makanan Yang Menyehatkan, (April), 8–12.Dr. Ruslianti
M.Si. 2014. Kolesterol Tinggi Bukan Untuk Ditakuti. FMedia (Imprint
Agromedia Pustaka). Jakarta Selatan.
Bank, T. W. (2019, Oktober). The World Bank in Thailand. Diambil kembali dari The
World Bank: https://www.worldbank.org/en/country/thailand/overvi ew#1
BPS. 2020. Indonesia dalam angka 2020. Badan Pusat Statistik. Jakarta
Bulog, P., 2018. Perum Bulog Divre Lampung. Tersedia pada: http.bulog.co.id.
Damardjati, D. S., 2004. Struktur Kandungan Gizi Beras. Bogor: Balitbang
Pertanian
Grist, (1975). Hepatitis in clinical laboratories: a three-year survey. clin.
Path., 28, 255-259.
Hariyadi, 2008 .” Kimia danTeknologi Pati“ (Manuskripi Bahan Pengajaran),
Yogjakarta : PPS UGM Press.
Hasbullah, R. 2007. Teknik pengukuran laju respirasi produk hortikultura pada
kondisi atmosfer terkendali bagian 1: metode sistem tertutup. Jurnal
Keteknikan Pertanian. 21(4): 419-427.Munro, J.W., 2004. Pests of
Storage Product. Hutchinsou of London. 234 pp.
Hermawan Edi, Meylani Vita. 2016. Analisis Karakteristik Fisikokimia Beras Putih,
Beras Merah, Dan Beras Hitam (Oryza Sativa L., Oryza Nivara Dan
Oryza Sativa L. Indica). Volume 15, No 1:Jurnal Kesehatan Bakti Tunas
Husada.
Pitaloka, A. L., L. Santoso, dan R. Rahardian., 2012. Gambaran Beberapa Faktor Fisik
Penyimpanan Beras, Identifikasi Dan Upaya Pengendalian Serangga Hama
Gudang (Studi di Gudang BULOG 103 Demak Sub BULOG Wilayah 1
Semarang). Jurnal Kesehatan Masyarakat. http://ejournals1.undip.ac.id.
(online). Diunduh pada tanggal 10 Mei 2014.
Priyambodo, B., 2007. Manajemen Industri. Edisi Pertama. Cetakan Pertama.
32
Yogyakarta: Global Pustaka Utama. Halaman 350 hal.
Rees, D. 2004. Insect of Stored Products. Csiro Publishing. New York. p. 192.
Reza, H., 2004. Penerapan Standar Pada Pengolahan dan Mutu Beras. Prosiding.
Lokakarya Nasional. Institut Pertanian Bogor. Hal. 12-13.
Saripudin, E. 2010. Tata Cara Penyimpanan, Pengemasan Maupun Pelabelan Gabah
Atau Beras Secara Baik dan Benar. http://penatanian.blogspot.com
/2010/09/tata- cara-penyimpanan-pengemasan-maupun.html. Diunduh pada
tanggal 10 Mei 2014.
Siddik, M. dan Halid, H., 1983. Sistem Penyimpanan dan Perawatan Kualitas Bahan
Pangan di Bidang Urusan Logistik. Risalah Seminar Nasional Pengawetan
Makanan Dengan Iradiasi 6-8 Juni 1983. Pusat Penelitian dan Pengembangan
Urusan Logistik BULOG, Jakarta
Suharno, 2005. Perlindungan Tanaman. Diktat STPP. UNS Press. Surakarta. 114
hal. Syarif, R., 2012. Teknologi Penyimpanan Pangan. Arcan, Jakarta.
Utama, M.Zulman Harja. (2015).Budidaya Padi Lahan Marjinal Kiat
Meningkatkan Produksi Padi.Yogyakarta:Andi.
Waries, A. 2006. Teknologi Penggilingan Padi. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
Winarno, F.G., 2006. Hama Gudang dan Teknik Pemberantasannya. Edisi Revisi. M-
BRIO PRESS, Bogor. 201 hal.
33
34
LAMPIRAN
Lampiran 1 Peta Lokasi Tempat Magang Kerja Gudang Perum BULOG Sub Divisi
Regional Surabaya Utara Kantor Cabang Surabaya Utara. Kec Buduran,
Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur 61252
35
Lampiran 4 Menghitung Hasil Penjualan Lampiran 5 Menginput Penyaluran Barang
Pada Seksi Komersil
36
Lampiran 8 Daftar Hadir selama PKL
37
38
Lampiran 9 Surat Pengantar PKL
39
No Tanggal Kegiatan Keterangan
1 01 - 04 November Pengenalan Lingkungan Kerja Pembimbing
2022 Lapangan
2 07 – 09 November 2022 Membantu merekap Data Seksi Maneger
keuangan dari hasil penjualan keuangan dan
barang komersil administrasi
3 10 – 11 November 2022 Membantu penyusunan harga Seksi Maneger
jual produk keuangan dan
administrasi
4 14 – 15 November 2022 Membantu melaksanakan Perum BULOG
kegiatan penjualan langsung di
Rumah Pangan Kita (RPK)
40