Anda di halaman 1dari 22

PROPOSAL PANGAN TRADISIONAL

ONDE-ONDE BUAH NAGA

Disusun oleh;
Rachmawati Amaria 201040200009
Zahwa Eka Diningrat 201040200028
Revaldy Kurniawan Pratama 201040200035

PRODI TEKNOLOGI PANGAN


FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SIDOARJO
2023
PRODUK ONDE – ONDE BUAH NAGA

A. TINJAUAN PUSTAKA
a. Onde-onde

Gambar 1.
Onde – onde buah naga
Sumber : Diyanahung (2020)

Onde-onde adalah salah satu jajanan pasar yang disukai oleh semua kalangan yang

berasal dari tepung ketan yang dibentuk menjadi bulatan, biasanya isiannya berupa

kacang hijau, dilumuri wijen, dan digoreng diatas minyak panas hingga kecoklatan.

Pembuatan onde-onde pada umumnya menggunakan tepung ketan putih dengan isian

kacang hijau didalamnya (Wulandari, 2019).

Onde-onde memiliki macam-macam variasi, yang paling dikenal adalah onde-onde

yang terbuat dari tepung ketan dan di dalamnya diisi bubuk kacang hijau. Variasi yang

lain hanya dibuat dari tepung terigu dan diberi warna pada permukaannya seperti

putih, merah, atau hijau yang dikenal sebagai onde-onde gandum (Anugerah, 2017).

Onde-onde merupakan jajanan khas yang memiliki nilai historis yang tinggi.

Jajanan yang sudah ada sejak zaman majapahit ini menjadi makanan khas dari kota

Mojokerto. Onde-onde perlu dilestarikan, namun jajanan ini kian lama semakin tidak

diminati. Langkanya produk ini diduga karena minimnya peminat sehingga banyak

yang beralih produk. Minimnya peminat ini diduga karena kurangnya inovasi yang

diberikan, sehingga konsumen merasa bosan dengan jajanan tersebut. Inovasi tersebut
dilakukan dengan cara memperhatikan aspek penampilan dan kandungan gizinya.

Salah satu inovasi yang dapat diberikan dengan memperhatikan aspek penampilan dan

kandungan gizinya adalah membuat onde - onde dengan mencampurkan buah naga

merah sebagai pewarna alami warna merah pada onde – onde (Astawan, M dan Kasih,

A. L. 2008).

B. BAHAN PEMBUATAN ONDE-ONDE

1. Tepung Ketan Putih

Gambar 2.
Tepung ketan putih
Ilustrasi tepung beras/credit: Freepik.com

Bahan dasar dalam pembuatan onde-onde adalah tepung ketan putih, yang berbentuk

bulat dan dilumuri oleh wijen. Fungsi dari tepung ketan putih dalam pembuatan onde-

onde sebagai bahan dasar pembuatan onde-onde. Tepung ketan putih dipilih disbanding

tepung beras ketan hitam dikarenakan tepung ketan putih memiliki fungsi sebagai

pembuat tekstur renyah dan gurih pada kue tradisional pada umumnya (Karimah.2020).

Tepung beras ketan adalah bahan utama dalam proses pembuatan kue-kue basah khas

Indonesia. Tepung ketan mudah dijumpai dalam bentuk kering dipasar atau swalayan-

swalayan. Syarat penggunaan tepung beras ketan dalam pembuatan dodol adalah tepung

dalam keadaan halus, putih bersih, kering, bebas dari kotoran dan aromanya khas tepung

ketan (tidak apek). Keunggulan tepung beras ketan dibanding tepung-tepung lain adalah
kandungan amilopektin yang lebih tinggi. Amilopektin inilah yang menyebabkan tepung

ketan (beras ketan) lebih pulen dibandingkan dengan tepung lainnya. Makin tinggi

kandungan amilopektin pada pati maka makin pulen pati tersebut (Margareta, 2013).

2. Tepung Beras

Gambar 3.
Tepung Beras
iStockphoto/tashka2000

Tepung beras merupakan salah satu alternatif bahan dasar dari tepung komposit

dan terdiri atas karbohidrat, lemak, protein, mineral dan vitamin. Tepung beras adalah

produk setengah jadi untuk bahan baku industri lebih lanjut. Untuk membuat

tepung beras membutuhkan waktu selama 12 jam dengan cara beras direndam

dalam air bersih, ditiriskan, dijemur, dihaluskan dan diayak menggunakan

ayakan 80 mesh (Hasnelly dan Sumartini, 2011).

 Pembuatan roti dari tepung beras atau campuran tepung beras dan terigu 30:70

menggunakan beras dengan kadar amilosa rendah, suhu gelatinisasi rendah, dan

viskositas gel yang rendah akan menghasilkan roti yang baik. Beras yang mengandung

kadar amilosa sedang sampai tinggi 20-27 dapat digunakan sebagai bahan baku

pembuatan beras pratanak dalam kaleng dan sup nasi dalam kaleng. Beras beramilosa

tinggi dapat digunakan sebagai bahan bakupembuatan bihun. Beras jenis ini mempunyai

stabilitas dan daya tahan untuk tetap utuh dalam pemanasan tinggi, serta mempunyai

sifat retrogradasi yang kuat, sehingga setelah dingin pasta yang terbentuk menjadi kuat,
tidak mudah hancur. Tepung beras diperoleh dari penggilingan atau penumbukan beras

dari tanaman padi Oryza sativa Linn. Tepung beras diklasifikasikan menjadi empat

berdasarkan ukuran partikelnya, yaitu butir halus 10 mesh, tepung kasar atau bubuk 40

mesh, tepung agak halus 65-80 mesh, dan tepung halus ≥ 100 mesh Hubeis 1984.

Penggilingan beras menjadi bentuk tepung dapat meningkatkan daya gunanya sebagai

penyedia kebutuhan kalori dan protein bagi manusia, serta bahan baku industri pangan,

meskipun kandungan zat gizinya menjadi lebih rendah. Ukuran partikel tepung beras

juga berpengaruh terhadap sifat-sifat fungsionalnya. Tepung yang mempunyai ukuran

lebih halus mempunyai penyerapan air yang lebih tinggi. Kerusakan pati pada tepung

yang berukuran kasar lebih rendah daripada tepung halus. Tepung jenis ini lebih banyak

digunakan untuk pembuatan roti yang menggunakan bahan 100 tepung beras, sedangkan

tepung halus yang mengalami kerusakan pati yang lebih tinggi lebih disukai untuk

tepung campuran yang mengandung 36 tepung beras. Beras kaya akan vitamin B,

juga mengandung sedikit lemak dan mineral. Protein yang terdapat di dalam tepung

beras lebih tinggi dari pada pati beras yaitu tepung beras sebesar 5,2 - 6,8% dan pati

beras 0,2 - 0,9% (Singh, et al., 2000).

Komponen utama yang ada dalam beras adalah karbohidrat. Karbohidrat

tersebut terdiri dari pati merupakan bagian besar dan bagian kecil beras adalah

gula, selulosa, hemiselulosa dan pentosa. Pati yang ada dalam beras 85-90% dari

berat kering beras, pentosa 2,0-2,5% dan gula 0,6-1,4% dari berat beras pecah

kulit. Oleh karena itu, sifat-sifat pati merupakan faktor yang dapat menentukan

sifat fisikokimia dari beras (Haryadi, 2006).


3. Kacang Hijau

Gambar 4.
Kacang Hijau
Sumber: kacang hijau (freepik)

Kacang hijau (Vigna radiate L.) merupakan tanaman kacang-kacangan yang

banyak ditanam oleh petani di Indonesia. Kacang hijau merupakan tanaman palawija

yang memiliki banyak varietas dan merupakan salah satu komoditi yang penting

karena menghasilkan bahan pangan. Tanaman kacang hijau merupakan tanaman

berumur pendek (60 hari) setelah masa tanam. Tanaman kacang hijau tumbuh dengan

ukuran yang cukup pendek, memiliki akar tunggang, batang dengan cabang yang kecil

dan tegak, berbulu, berwarna hijau dan kecoklatan, daun majemuk dengan tiga helai

daun pertangkai, bunga yang berbentuk seperti kupu-kupu dan buah yang berbentuk

polong. Biji atau buah dari tanaman kacang hijau ini berbentuk bulat dengan berat

setiap butirnya biasanya sekitar 0,5 mg – 0,8 mg serta memiliki ukuran yang lebih

kecil dibandingkan tanaman kacang yang lain seperti kedelai dan kacang tanah

(Leatemia, 2011).

Kacang hijau merupakan salah satu tanaman pangan sumber protein nabati.

Kacang hijau termasuk sumber protein sebanyak 22% sehingga menempati urutan

ketiga setelah kedelai dan kacang tanah. Kacang hijau mengandung asam amino cukup

tinggi dan beberapa vitamin yang sangat dibutuhkan oleh tubuh yakni asam amino,

tryptofan dan lysin. Dalam 100 gram biji kacang hijau mengandung tryptofan 96 mg,

lysin 197 mg, asam amino glutamat 297 mg juga mengandung beberapa vitamin

seperti vitamin B1, B2, B3, B5, B12, D, E dan vitamin K. Atas dasar indikator tersebut
maka mengonsumsi kacang hijau sangat baik untuk menjaga kesehatan jantung dan

mengurangi gangguan kesehatan orang yang mengonsumsi lemak tinggi. Klasifikasi

tanaman kacang hijau termasuk kedalam Kingdom Plantae, Divisi Magnoliophyta,

Kelas Magnoliopsida, Ordo Rosales, Spesies Vigna radiata L (Purwono dan Hartono,

2005).

4. Wijen Biji

Gambar 5. Wijen
Sumber : Fuadiy.Rizal, 2011
Wijen (Sesamum indicum L) merupakan salah satu komoditas sumber minyak

nabati. Wijen atau Sesamum indicum L. syn, dan Sesamum orientalis L. adalah semak

semusim yang termasuk dalam famili Pedaliaceae. Tanaman ini dibudidayakan sebagai

sumber minyak nabati, yang dikenal sebagai minyak wijen, yang diperoleh dari

ekstraksi bijinya. Semak wijen batangnya berkayu saat dewasa. Bunga tumbuh dari

ketiak daun, biasanya tiga namun hanya satu yang biasanya berkembang baik jadi

polong buah, seperti kampul. Polong wijen akan mudah pecah saat buah masak dan

mengering. Sifat ini telah diperbaiki melalui pemuliaan, sehingga buah tidak mudah

pecah ketika mengering. Banyaknya polong per tanaman berkisar dari 40 hingga 400

per tanaman. Biji wijen sendiri kecil-kecil dan ringan, saking kecil dan ringan, dalam 2-

6 gr terdapat 1000 biji. Warnanya tergantung varietas : putih, kuning, coklat, merah

muda, atau hitam. Tanaman wijen memang memerlukan suhu yang cukup tinggi untuk

tumbuh. Tanaman ini cukup tahan terhadap kondisi kering, meskipun hasilnya akan

turun jika kurang mendapat pengairan (Fuadiy.Rizal, 2011).


Wijen sebelum diolah biasanya disangrai terlebih dahulu. Biji wijen biasa

digunakan untuk onde-onde dan tidak perlu disangrai terlebih dahulu karena

selanjutnya akan digoreng. Minyak wijen biasa digunakan untuk bahan campuran

makanan seperdi salad, minyak wijen digunakan beberapa tetes saja agar rasa yang

didapat tidak pahit. Ampas biji wijen (setelah diekstrak minyaknya) menjadi sumber

protein dalam pakan ternak. (Werdiyaningsih. 2018).

5. Gula pasir

Gambar 6. Gula Pasir


Sumber Image

Gula pasir adalah jenis gula yang paling mudah dijumpai, digunakan seharihari

untuk pemanis makanan dan minuman. Gula pasir berasal dari cairan sari tebu. Setelah

dikristalkan, sari tebu akan mengalami kristalisasi dan berubah menjadi butiran gula

berwarna putih bersih atau putih agak kecoklatan (Werdiyaningsih, 2018).

Gula adalah suatu karbohidrat sederhana yang menjadi sumber energi dan

komoditi perdagangan utama. Gula digunakan untuk mengubah rasa menjadi manis

untuk makanan atau minuman. Gula sederhana, seperti glukosa (yang diproduksi dari

sukrosa dengan enzim atau hidrolisis asam), menyimpan energi yang akan digunakan

oleh sel. Gula sebagai sukrosa diperoleh dari nira tebu, bit gula, atau aren. Gula

merupakan hal paling banyak digunakan dan memegang peranan penting dalam

kehidupan manusia. Berbagai makanan dan minuman menggunakan bahan dari gula

untuk pemanis misalnya untuk makanan kue, biskuit, roti, martabak manis dan
sebagainya. Karena kebutuhan gula semakin bertambah hampir 95%, maka produksi

gula semakin meningkat. Mengenai sejarah negara-negara maju gula sangat di perlukan

selamanya sehingga kebutuhan akan gula semakin meningkat (Wahyudi, 2013).

6. Garam

Svetlana Angelus/Getty Images


Garam adalah serbuk berwarna putih yang mengandung tinggi NaCl. Garam

konsumsi beryodium merupakan garam yang telah diperkaya dengan yodium yang

dibutuhkan tubuh untuk pertumbuhan dan kecerdasan. Yodium difortifikasi dalam

garam sebagai zat aditif atau suplemen dalam bentuk kalium iodat (KIO3). Garam

beryodium yang dianjurkan untuk dikonsumsi ialah garam yang telah memenuhi SNI

yaitu mengandung KIO3 sebesar 30-80 ppm (Palupi, 2008).

Garam dalam pembuatan onde-onde berfungsi untuk memberikan rasa gurih,

membangkitkan cita rasa dan aroma bahan-bahan lain. Garam merupakan salah satu

bahan kimia yang sering dimanfaatkan oleh manusia khususnya dalam bidang

konsumsi (Maulana, 2017). Fungsi penambahan garam pada adonan sebagai

pembangkit rasa dan aroma (Karimah.2020).


7. Susu

Ilustrasi logo susu. Foto: Antara

Susu adalah emulsi lemak dalam air yang mengandung gula, garam-garam mineral

dan protein dalam bentuk suspensi koloidal. Air susu mengandung unsurunsur gizi yang

sangat baik bagi pertumbuhan dan kesehatan. Komposisi unsurunsur gizi tersebut

sangat beragam tergantung pada beberapa faktor, seperti faktor keturunan, jenis hewan,

makanan yang meliputi jumlah dan komposisi pakan yang diberikan, iklim, waktu,

lokasi, prosedur pemerahan, serta umur sapi. Komposisi utama susu adalah air, lemak,

protein (kasein dan albumin), laktosa (gula susu) dan abu (Muharastri, 2008).

Susu yang dikonsumsi oleh manusia sebagian besar berasal dari sapi perah, karena

jenis ternak ini adalah penghasil susu yang potensial. Ternak lain seperti kerbau,

kambing, domba dan kuda juga menghasilkan susu, tetapi masih dalam jumlah terbatas.

Susu yang berasal dari sapi perah lazim disebut susu, sedangkan susu dari ternak yang

lain diberi sebutan sesuai dengan nama hewan penghasilnya. Sebagai contoh, susu dari

kerbau disebut susu kerbau dan susu dari kambing disebut susu kambing. Susu sapi

mengandung semua bahan yang dibutuhkan untuk pertumbuhan anak sapi yang

dilahirkan. Susu juga sebagai bahan minuman manusia yang sempurna, karena di

dalamnya mengandung zat gizi dalam perbandingan yang optimal, mudah dicerna dan

tidak ada sisa yang terbuang (Mohamad, 2002).


8. Minyak

Hermina Jatinegara
Minyak merupakan campuran dari ester asam lemak dengan gliserol. Jenis minyak

umumnya dipakai untuk menggoreng adalah minyak nabati seperti minyak sawit,

minyak kacang tanah, minyak wijen dan sebagainya. Minyak goreng jenis ini

mengandung sekitar 80 % asam lemak tak jenuh jenis asam oleat dan linoleat, kecuali

minyak kelapa (Sartika, 2009).

Minyak goreng adalah bahan pangan dengan komposisi utama trigliserida yang berasal

dari bahan nabati dengan tanpa perubahan kimiawi termasuk hidrogenasi, pendinginan dan

telah melalui proses rafinasi atau pemurnian yang digunakan untuk menggoreng (Sartika,2009).

Minyak goreng berfungsi sebagai penghantar panas, penambah rasa gurih, dan

penambah nilai kalori bahan pangan. Pada umumnya masyarakat banyak menggunakan

jenis minyak goreng yang berasal dari nabati, seperti: minyak kelapa sawit, kopra,

kacang kedelai, biji jagung, biji bunga matahari, biji zaitun (olive), dan lain- lain

(Karimah, 2020).

C. BAHAN MODIKASI ONDE-ONDE


a. Buah Naga

2021 ZahyMaulana/Shutterstock.
Buah naga termasuk buah pendatang baru yang cukup populer, hal ini dapat

disebabkan oleh penampilannya yang eksotik, rasanya yang manis menyegarkan dan

manfaat kesehatan yang dikandungnya. Tanaman buah naga berasal dari Meksiko,

Amerika Tengan dan Amerika Selatan, namun seiring dengan perkembangan jaman

sekarang sudah dibudidayakan di berbagai negara seperti Indonesia. Buah naga

merupakan buah pitaya berbentuk bulat lonjong seperti nanas yang memiliki sirip

warnah kulitnya merah dihiasi sulur atau sisik seperti naga. Buah ini termasuk dalam

keluarga kaktus, yang batangnya berbentuk segitiga dan tumbuh memanjat. Batang

tanaman ini mempunyai duri pendek dan tidak tajam. Bunganya seperti terompet putih

bersih, terdiri atas sejumlah benang sari berwarna kuning (Panjuantiningrum, 2009).

Adapun alasan memanfaatkan kulit buah naga dalam pembuatan onde-onde ini,

selain dalam rangka meningkatkan nilai guna dan nilai jual dari limbah, juga melihat

dari komposisi gizi dari kulit buah naga yang berpotensi untuk dijadikan sebagai bahan

baku dalam pembuatan pangan. Kulit buah naga mengandung polifenol dan lycopene

yang merupakan antioksidan alami yang dikenal dapat melawan kanker, penyakit

jantung, dan menurunkan tekanan darah. Selain itu, kulit buah naga merah memiliki

kandungan nutrisi, senyawa aktif dan serat pangan (46,7%). Serat pangan bermanfaat

untuk mengontrol berat badan, menanggulangi penyakit diabetes, mencegah gangguan

gastro intestinal, kanker kolon serta menurunkan tingkat kolestrol darah

(Feranose,2009).

Buah naga ada empat jenis yaitu buah naga daging merah, buah naga daging putih,

buah naga super merah dan buah naga daging kuning. Keempat jenis buah naga

tersebut mempunyai keunggulan masing-masing dan mempunyai ciri yang berbeda.

Daging buah naga merah memiliki kandungan antioksidan yang lebih tinggi dibanding

jenis buah baga putih. Aktifitas antioksidan pada ekstrak daging buah naga merah
(Hylocereus Polyrhizus) menghasilkan konsentrasi yang cukup tinggi sekitar 75,4%.

Daging buah naga merah memiliki banyak kandungan antioksidan salah satunya fenol

dan asam askorbat yang memiliki kekuatan untuk menangkap logam sehingga dapat

menangkap ion besi penyebab timbulnya penyakit degeneratif ( Oktaviani ,2014).

Buah naga merupakan tumbuhan yang mengandung zat-zat yang dapat

meningkatkan daya tahan tubuh dan melancarkan metabolisme. Dalam suatu hasil

penelitian menunjukkan bahwa buah naga merah baik untuk sistem peredaran darah.

Secara keseluruhan buah naga merah mengandung protein, serat, karotine, kalsium dan

fosferos serta berbagai vitamin seperti vitamin B dan C (Anggraini, 2014)

D. INOVASI PANGAN

Pangan tradisional dikenal dengan tampilan dan rasanya yang sederhana. Seiring

perkembangan zaman, banyak orang yang mulai melakukan inovasi agar lebih

kekinian. Inovasi makanan sejatinya tidak bertujuan untuk mengubah atau

menghilangkan cita rasa khas dari makanan tersebut. Melainkan hanya

mengembangkan, meningkatkan, dan menambahkan variasi dengan menyesuaikan

perkembangan zaman. Dengan melakukan inovasi pada produk pangan tradisonal

dapat menciptakan pasar baru untuk menarik minat masyarakat karena tidak banyak

pesaing sehingga dapat meningkatkan keuntungan dalam bisnis kulinernya.

Inovasi pangan yang digunakan yaitu dengan memanfaatkan buah naga, yaitu

onde-onde isi cokla atau kacang dari buah naga. Onde-onde dari buah naga ini

merupakan produk diversifikasi pangan fungsional yaitu pangan dengan nilai gizi

yang baik serta banyak kandungan bermanfaat bagi tubuh. Adapun alasan

memanfaatkan buah naga dalam pembuatan onde-onde ini, selain dalam rangka

meningkatkan nilai guna, juga melihat dari komposisi gizi dari buah naga yang

berpotensi untuk dijadikan sebagai bahan baku dalam pembuatan pangan. 


Buah naga mengandung polifenol dan lycopene yang merupakan antioksidan

alami yang dikenal dapat melawan kanker, penyakit jantung, dan menurunkan

tekanan darah.  Selain itu, buah naga merah memiliki kandungan nutrisi, senyawa

aktif dan serat pangan (46,7%). Serat pangan bermanfaat untuk mengontrol berat

badan, menanggulangi penyakit diabetes, mencegah gangguan gastro intestinal,

kanker kolon serta menurunkan tingkat kolestrol darah. Kemudian, Onde-onde yang

dihasilkan memiliki warna merah muda cenderung sedikit ungu yang merupakan

warna alami dari kulit buah naga, sehingga tidak ada penambahan pewarna lain

sehingga aman dikonsumsi bagi semua kalangan


E. PROSES PEMBUATAN DAN DIAGRAM ALIR
a. Bahan yang akan digunakan

● Bahan onde - onde :

1. 100 gram Tepung Ketan


2. 1 sdm Tepung Beras
3. 1 sdm Gula Pasir
4. 50 ml Air Susu ( Stop Jika adonan Kalis)
5. 1 Buah Naga Ukuran Sedang Blender tanpa air ( jadi 200ml )
6. 75 ml Minyak sayur
7. Sejumput Garam
8. Wijen Secukupnya

● Bahan isian :

1. 75 gram Kacang Hijau

2. 50 ml Air susu

3. 50 gr Gula Pasir

4. Sejumput Garam

b. Alat yang digunakan

1. Timbangan digital
2. Mangkok adonan
3. Spatula
4. Loyang
5. Kompor
6. Blender
7. Piring
8. Kukusan
9. Kemasan onde – onde
c. Cara membuat

 Cara membuat kulit onde - onde :

1. Disiapkan alat dan bahan sesuai kebutuhan.

2. Dimasukkan tepung ketan, terigu, gula pasir, buah naga yang sudah
dihaluskan. Kemudian dimasukkan air susu sedikit demi sedikit.
3. Adonan dicampur dan diuleni hingga adonan licin dan bisa
dibentuk. Di bentuk membulat.

 Cara membuat isian :

1. Disiapkan alat dan bahan sesuai kebutuhan.


2. Direndam kacang hijau kemudian dikukus hingga empuk dan
dihaluskan selagi panas.
3. Dicampur dengan gula, garam, dan susu lalu dijerang diatas api kecil
sambil terus diaduk hingga adonan dapat dibentuk bulat dan
disisihkan.

 Cara membuat onde - onde :

1. Disediakan alat dan bahan sesuai kebutuhan.


2. Dipipihkan satu per satu adonan kulit
3. Diberi isi kacang hijau, ditutup , direkatkan dan dibentuk bulat
kembali.
4. Diusahakan jangan sampai ada bagian isi yang keluar.
5. Dicelupkan ke air matang, lalu digulingkan dipiring berisi wijen
hingga rata.
6. Digoreng dengan api kecil hingga matang kecoklatan.
 Cara penyajian :

1. Onde – onde yang sudah jadi dieletakkan kedalam kotak plastik


mika
2. Kemudian direkatkan dan disimpan dalam lemari es sebelum
disajikan
DIAGRAM ALIR

Kacang Hijau Tepung Ketan (100 gr), Tepung


Beras ( 1 sdm), Garam, Gula, Jus
Buah Naga(200 ml), Susu (50)
Dtimbang (75 gr)
Dicampur hingga rata
Direndam ( t = 15 menit)
Air Hangat,
Minyak Diuleni hingga kalis
Dikupas sayur sedikit

Ditimbang
Direbus ( t = 20 menit)
Dipipihkan
Dihancurkan
Dimasukkan bahan isian
Susu (50 ml),
Direbus lagi (t= 5 menit) Gula,garam
Dilumuri Wijen
Didinginkan
Digoreng hingga matang
(T = 60 - 100℃, t = 5-10 menit)
Ditimbang dan dibentuk bulat

Hasil

Hasil
F. KEUNGGULAN PRODUK

Buah naga mengandung polifenol dan lycopene yang merupakan antioksidan


alami yang dikenal dapat melawan kanker, penyakit jantung, dan menurunkan tekanan
darah. Selain itu, kulit buah naga merah memiliki kandungan nutrisi, senyawa aktif dan
serat pangan (46,7%). Serat pangan bermanfaat untuk mengontrol berat badan,
menanggulangi penyakit diabetes, mencegah gangguan gastro intestinal, kanker kolon
serta mengurangi tingkat kolestrol darah. Kemudian, kulit buah naga juga mengandung
pigmen warna alami yaitu antosianin yang dapat digunakan sebagai pewarna alami
makanan.
Onde-onde yang dihasilkan memiliki warna merah muda cenderung sedikit ungu
yang merupakan warna alami dari buah naga, sehingga tidak ada penambahan pewarna
lain sehingga aman dikonsumsi bagi semua kalangan.

G. LABEL KEMASAN

Keterangan : panjang 6 cm adalah label yang terlihat dibagian atas kemasaan dan
lebar 12 cm adalah label yang terlihat dibagian bawah kemasan
H. DESIGN KEMASAN

Gambar Ilustrasi design kemasan


DAFTAR PUSTAKA

Anggraini, D. Z. (2014). Pemanfaatan Ekstrak Kulit Buah Naga Merah (Hylocereus


polyrhizus sp.) Sebagai Pewarna dan Pengawet Alami Mie Basah. GRADIEN,
8(2), 819-824

Anugerah, ariescha widya. (2017). PENGARUH KUALITAS PRODUK DAN HARGA


TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN ONDE-ONDEBO LIEMJR Yanik
MOJOKERTO (Studi Pada Konsumen Toko Onde-onde Bo LiemJR Yanik
Mojokerto). Jurnal Pendidikan Tata Niaga (JPTN), 1(1)

Astawan M, Kasih AL, 2008, Khasiat Warna-warni Makanan, Jakarta, Gramedia Pustaka
Umum

Feranose, 2009, Pengaruh Pemberian Ekstrak Buah Naga Merah Terhadap Kadar Glukosa
Darah Tikus Putih, Tesis Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret,
Surakarta

Fuadiy.Rizal, 2011, Wijen, http://getitulungagung.blogspot.co.id diakses 16 Juni 2016


pukul 21.09

Haryadi. (2006). Teknologi Pengolahan Beras. Gadjah Mada University Press.

Hasnelly dan Sumartini. 2011. Kajian sifat fisiko kimia formulasi tepung komposit produk
organik. Seminar Nasional PATPI.

Karimah, L.(2020). Pengembangan Produk Onde-Onde Edamame Sebagai Produk Oleh-


Oleh (Doctoral dissertation, Fakultas Teknologi Pertanian Universitas)-
Universitas Jember.

Leatemia, A & R. Y. Yumthe. 2011. Studi Kerusakan Akibat Serangan Hama Pada Tanaman
Pangan Di Kecamatan Bula, Kabupaten Seram Bagian Timur, Provinsi Maluku.
Jurnal Agroforesti. 4 (1): 53 - 56

Margareta, Putri. 2013. Eksperimen Pembuatan Dodol Ganyong Komposit dengan Tepung
Ketan Putih Penambahan Sari Buah Parijoto. Skripsi. Jurusan teknologi Jasa dan
Produksi, Fakultas Teknik Universitas Negeri Semarang: Semarang.
Muharastri, Y. 2008. Analisis Kepuasan Konsumen Susu UHT Merek Real Good di Kota
Bogor.Skripsi. Departemen Ilmu Sosial Ekonomi Pertanian, Fakultas Pertanian
IPB.

Mohamad. 2002. Ilmu Ternak dan Pengolahan Pangan edisi 2. Gramedia Pustaka :
Yogyakarta.

Mutiara Nugraheni, 2014.“Pewarna Alami Sebagai sumber Aplikasiya pada Makanan dan
Kesehatan”.Yogyakarta : Graha Ilmu

Oktaviani., Ratnawati, D., & Anggraini, D. Z. (2014). Pemanfaatan Ekstrak Kulit Buah
Naga Merah (Hylocereus polyrhizus sp.) Sebagai Pewarna dan Pengawet Alami
Mie Basah. GRADIEN, 8(2), 819-824.

Palupi, N. 2008. Pengaruh Pengolahan Terhadap Nilai Gizi Pangan. IPB. Bogor

Panjuantiningrum, Feranose, 2009, Pengaruh Pemberian Ekstrak Buah Naga Merah


Terhadap Kadar Glukosa Darah Tikus Putih, Tesis Fakultas Kedokteran
Universitas Sebelas Maret, Surakarta

Purwono dan Hartono, R. (2005). Kacang hijau. Penerbit Penebar Swadaya. Jakarta.

Sartika, R.A.D. 2009. Pengaruh Suhu dan Lama Proses Menggoreng (Deep Frying)
Terhadap Pembentukan Asam Lemak Trans. Markara Sains 13: 23-8.

Singh G. (2000). Gastrointestinal complications of prescription and over-the-counter


nonsteroidal anti-inflammatory drugs: a view from the ARAMIS database.
American Journal of Therapy;(7):115–121.

Wahyudi. 2013. Pemanfaatan Kulit Pisang (Musa Paradisiaca) sebagai Bahan Dasar Nata
De Banana Pale dengan Penambahan Gula Aren Dan Gula Pasir. Skripsi.
Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Werdiyaningsih. 2018. Peningkatan Viabilitas (Priming) Benih Wijen (Sesamum indicum


L.) dengan Polyethylene Glycol (PEG) 6000. Skripsi. Malang: Jurusan Biologi
Universitas Islam Negeri
Wulandari, M. D. (2019). Peningkatan minat remaja terhadap jajanan tradisional ondeonde
dengan modifikasi isian .

Anda mungkin juga menyukai