LEYLA NUR’AZIZAH
E0F118012
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yanag Maha Kuasa yang
telah memberikan rahmat, taufik dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan laporan magang dengan tepat waktu.
Leyla Nur’azizah
i
DAFTAR ISI
Halaman
PRAKATA.......................................................................................................... i
DAFTAR ISI ...................................................................................................... ii
DAFTAR BAGAN............................................................................................. iii
BAB I. PENDAHULUAN.................................................................................. 1
1.1. Latar Belakang...................................................................................... 1
1.2. Tujuan................................................................................................... 2
1.3. Manfaat................................................................................................. 2
BAB II. PROSEDUR KEGIATAN.................................................................... 3
2.1. Waktu dan Tempat................................................................................ 3
2.2. Prosedur kerja....................................................................................... 3
2.3. Analisis Data......................................................................................... 4
BAB III. HASIL DAN PEMBAHASAN........................................................... 5
3.1. Keadaan Umum BPTU-HPT Sembawa............................................... 5
3.2. Kegiatan Di BPTU-HPT Sembawa...................................................... 11
3.2.1. Kegiatan Bidang Hijauan Pakan Ternak (HPT)............................ 11
3.2.2. Kegiatan Bidang Pemeliharaan...................................................... 11
3.2.3. Kegiatan Bidang Kesehatan Hewan.............................................. 12
BAB IV. PENUTUP........................................................................................... 17
4.1. Kesimpulan........................................................................................... 17
4.2. Saran...................................................................................................... 17
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................... 18
LAMPIRAN........................................................................................................ 20
ii
DAFTAR BAGAN
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
Republik Iindonesia berubah menjadi Balai Pembibitan Ternak Unggul dan
Hijauan Pakan Ternak (BPTU-HPT) Sembawa, sampai sekarang.
Balai Pembibitan Ternak Unggul dan Hijauan Pakan Ternak (BPTU-HPT)
Sembawa adalah salah satu Unit Pelaksanaan Teknis (UPT) di bawah Direktorat
Jendral Peternakan dan Kesehatan Hewan yang membidangi fungsi pembibitan
ternak unggul dan merupakan satu-satunya instansi pemerintah yang
mengembangkan pembibitan Sapi Brahman dan PO (Peranakan Ongole). Sistem
pemeliharaan ternak sapi di BPTU-HPT Sembawa menerapkan sistem
penggembalan dan rumput potong . pemeliharaan dan pengembangan ternak sapi
mengacu pada penerapan cara pembibitan yang baik.
1.2 Tujuan
Kegiatan magang ini bertujuan untuk mengasah kemampuan,
keterampilan, menambah wawasan mahasiswa sehingga mendapatkan
pengalaman dilapangan.
1.3 Manfaat
Kegiatan magang ini dilakukan sebagai sarana mengasah kemampuan,
keterampilan, menambah wawasan dan mendapatkan pengalaman, agar
mahasiswa lebih siap untuk terjun ke lapangan setelah lulus.
2
BAB II
PROSEDUR KEGIATAN
3
2.2. Analisis Data
Data yang terdapat pada laporan kegiatan magang diperoleh dari data
primer dan sekunder. Data primer diperoleh dari pihak BPTU-HPT sembawa.
Sedangkan data sekunder diperoleh dari pengamatan, tindakan langsung, dan
wawancara kepada Dokter Hewan maupun petugas lainnya.
4
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
5
Organisasi dan Tata Kerja Balai Pembibitan Ternak Unggul Sapi Dwiguna
dan Ayam (BPTU-SDA) Sembawa. Melalui keputusan Menteri Pertanian
Republik Iindonesia berubah menjadi Balai Pembibitan Ternak Unggul dan
Hijauan Pakan Ternak (BPTU-HPT) Sembawa, sampai sekarang.
Misi :
1. Mewujudkan kinerja BPTU-HPT Sembawa yang professional
2. Melaksanakan pemuliaan melalui seleksi, pengaturan perkawinan, uji
performance, serta pencatatan temak bibit sapi, ayam dan hijauan Pakan
Ternak yang berkelanjutan
3. Melaksanakan pemeliharaan yang efektif melalui penerapan teknologi
peternakan.
4. Melaksanakan distribusi dan Pelayanan Prima
Motto:
"Bibit Unggul Peternak Makmur"
Fungsi :
1. Penyusunan program, rencana kerja, dan anggaran, pelaksanaan kerja sama,
serta penyiapan evaluasi dan pelaporan .
6
2. Pelaksanaan pemeliharaan, produksi dan pemuliaan bibit ternak
unggul.Pelaksanaan uji performance dan uji zuriat ternak unggul.
3. Pelaksanaan recording pembibitan ternak unggul.
4. Pelaksanaan pelestarian plasma nutfah.
5. Pelaksanaan pengembangan bibit ternak unggul .
6. Pemberian bimbingan teknis pemeliharaan, produksi, dan pemuliaan
ternak unggul.
7. Pemeliharaan dan pemeriksaan kesehatan hewan, dan pelaksanaan diagnosa
penyakit hewan.
8. Pelaksanaan pengawasan mutu pakan ternak
9. Pengelolaan pakan ternak dan hijauan pakan ternak
10. Pemberian informasi, dokumentasi, penyebaran, dan distribusi hasil
produksi bibit ternak unggul bersertifikat dan hijauan pakan ternak
11. Pelaksanaan evaluasi kegiatan pembibitan ternak unggul dan hijauan
pakan ternak unggul
12. Pemberian pelayanan teknis pemeliharaan bibit ternak unggul
13. Pemberian pelayanan teknis pemuliaan dan produksi bibit ternak unggul
14. Pengelolaan sarana dan prasarana teknis
15. Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga Kantor BPTU-HPT
B. Lokasi
Pusat kegiatan Balai Pembibitan Ternak Unggul dan Hijauan Pakan Ternak
(BPTU-HPT) Sembawa terletak pada 103,180 LS dan 104,080 BT, berlokasi di
Kecamatan Sembawa Kabupaten Banyuasin Provinsi Sumatera Selatan , lokasi ±
2 km dari jalan raya berdampingan dengan Balai penelitian Sembawa dan Sekolah
Pertanian Pembangunan (SPP) Negeri Sembawa dan berdekatan dengan Balai
Inseminasi Buatan Daerah (BIBD) Sumatera Selatan.
Luas area keseluruhan BPTU-HPT Sembawa kurang lebih 268,04 Ha, ini
berdasarkan surat Keputusan Gubernur Kepala Daerah TK.1 Sumatera Selatan
SK.DA Nomor : 593.3/226/III/1984 tanggal 14 November 1984 sebagai hak pakai
dan sertifikat tanah Nomor: 9053570 tanggal 13 september 1985.
7
C. Susunan Organisasi
Berdasarkan peraturan Menteri Pertanian Republik Indonesia
Nomor : 56/Permentan/OT/5/2013 tanggal 24 mei 2013 Tentang Organisasi dan
tata kerja BPTU-HPT Sembawa terdiri atas (a) Kepala Balai; (b) Subbagian Tata
Usaha; (c) Seksi Pelayanan teknis (d) Seksi Prasarana Dan Sarana Teknis (e)
Seksi Informasi dan Jasa Produksi (f) Kelompok Jabatan Fungsional (Pengawasan
Bibit Ternak, Pengawas Mutu Pakan, Para Medik).
KEPALA BALAI
KELOMPOK JABATAN
FUNGSIONAL
MEDIK DAN
WASBITNAK WASTUKAN
PARAMEDIK
Jenis Ternak
8
Jenis Hijauan Pakan Ternak
1. Rumput 2. Leguminosa
a) Kingress a) Gamal (Gliricida speum)
b) Gajah Mini/ Odot b) Indigopera sp
c) BD (Brachiaria decumbens) c) Lamtoro (Leucaena
d) Setaria Spacielata leucocephala)
e) Panicum maximum d) Turi (Sesbania grandiflora)
e) Klitoria (Clitoria ternatea)
f) Sentro (Centrosema pubescens
1. Teknologi Reproduksi
9
1. Penjualan Produk : Bibit Sapi, Bibit Ayam, Telur Tetas, Rumput
Leguminosa(Hijauan Pakan Ternak) dan hasil samping : Telur konsumsi dan
pupuk bokasi
2. Pelayanan jasa : Teknis, Konsultasi, penelitian, pelatihan magang,
pengembangan sentra bibit, pembinaan kelompok tani, kunjungan/ Bimtek dll.
Penjualan Produk
Sapi Bibit
Telur Tetas
z
Bimbingan Teknis
Magang/PKL/Penelitian/Kunjungan
10
11
3.2. Kegiatan di BPTU-HPT Sembawa
3.2.1. Kegiatan Bidang Hijauan Pakan Ternak (HPT)
Kegiatan di bagian HPT yaitu menggembalakan sapi ke padangan
melakukan perawatan di kebun rumput seperti penanaman, penyiraman, dan
pemanenan rumput menggunakan grammower.
Ketika di gudang pakan kami mengaduk konsentrat dan melakukan
distribusi pakan ke setiap kandang. Pada kegiatan pengawetan hijauan pakan kami
memfermentasikan pembuatan silase kotak untuk persiapan musim kemarau yan
akan datang. Silase merupakan pakan ternak yang masih memiliki kadar air tinggi
sebagai hasil awetan hijuan makan ternak yang melalui proses fermentasi yang
dibantu oleh mikroorganisme anaerob.
Pada bagian pemupukan kami melakukan pembuatan pupuk bokasi dan
penyebaran pupuk kimia. Serta melakukan pembenihan leguminosa dan rumput-
rumput seperti rumput Brachiaria Decumbens (BD), Brachiaria Humidicola
(BH), Mombaca, kinggrass.
Hijauan pakan ternak adalah semua bentuk bahan pakan berasal dari
tanaman atau rumput termasuk leguminosa baik yang belum dipotong maupun
yang dipotong dari lahan dalam keadaan segar (Akoso, 1996).
12
Pengamatan birahi dilakukan pada pagi hari , apabila ada yang birahi maka
segera dilaporkan pada petugas untuk di IB pada sore harinya. Pemeriksaan
kebuntingan dilakukan oleh petugas dan kami di ajari untuk palpasi.
Palpasi rektal dilakukan untuk belajar mencari dan mengenali serviks agar
bisa melakukan inseminasi buatan. Inseminasi merupakan teknologi tepat guna
dalam bidang pembiakkan ternak, karena banyaknya manfaat dari hasil IB yaitu
meningkatkan mutu genetik sapi, mengatur jarak kebuntingan, mengurangi
penyebaran penyakit kelamin dan berbagai manfaat lainnya.
Langkah kerja proses inseminasi buatan sebagai berikut
- Memasukkan sapi yang akan di IB ke dalam kandang jepit
- Lalu siapkan alat dan bahan untuk inseminasi buatan
- Mengambil Straw yang akan digunakan kemudian di thawing ke dalam air
hangat (suhu 370c) selama 15 detik.
- Straw yang telah di thawing dimasukan ke dalam Insemination Gun dan
gunting ujung Straw.
- Memasang plastik Sheath ke Insemination Gun
- Kemudian ambil posisi siap untuk IB setelah itu melakukan palpasi melalui
rektum untuk mengetahui status reproduksi.
- Vulva di bersihkan menggunakan tisu dan Insemination Gun di masukan ke
cervix kemudian ditembakkan ke dalam cervix.
Uji performance dilakukan untuk mengetahui pertumbuhan sapi dan
mendata populasinya. Uji performance dilakukan dengan melakukan pengukuran
pada tinggi pundak, tinggi pinggul, panjang badan, lingkar dada, berat badan, dan
lingkar skortum.
13
bangun yang akan mempengaruhi konsumsi pakan dan minum yang berakibat
pada penuruan bobot badan dan bisa berakibat pada kematian.
Program Post Partus adalah program pemberian obat pada indukan sapi
yang baru melahirkan agar sapi tidak mengalami kelemahan. Obat yang diberikan
pada indukan sapi yaitu vitol ADE 10 ml, calcidex 50 ml intracin 40 ml dan
fluxiside 40 ml. Pada sapi pedet yang baru dilahirkan tali pusar di potong 3 cm
dari pangkal pusar kemudian diberikan povidone dan di semprot gusanex.
Retensi Plasenta adalah suatu kondisi tertahannya plasenta karena vili
kotiledon fetus masih bertaut dengan kripta karunkula induk dan gagal
melepaskan diri antara keduanya. Dalam keadaan normal kotiledon fetus biasanya
keluar 3 sampai 8 jam setelah melahirkan. Menurut (Manan, 2002) Jika plasenta
tidak keluar 8 sampai 12 jam maka dapat dikategorikan bahwa ternak sapi tersebut
telah mengalami retensi plasenta. sedangkan menurut Sammin et al., (2009)
plasenta yang tidak keluar dalam 12 jam berarti ternak tersebut telah mengalami
retensio sekundinae. Shenavai et al., (2010) menyatakan bahwa plasenta yang
tidak keluar lebih dari 24 jam setelah melahirkan maka dianggap sebagai kondisi
patologis yang disebut retensio sekundinae.
Terjadinya retensio sekundinae diakibatkan karena gangguan pemisahan dan
pelepasan villi fetalis (kotiledon) dari kripta maternal koronkula (Kurniawan,
2007). Menurut Islam et al (2013) pada dasarnya retensi sekundinae atau Retensi
Plasenta adalah kegagalan pelepasan villi kotiledon foetal dari kripta karankula
maternal. Pada sapi, retensi plasenta dapat disebabkan beberapa faktor yaitu:
a. Gangguan mekanis (hanya 0,3% kasusnya), yaitu selaput fetus yang
sudah terlepas dari dinding uterus, tetapi tidak dapat terlepas dan keluar dari alat
kelamin karena kanalis servikalis yang terlalu cepat menutup, sehingga selaput
fetus terjepit.
b. Gangguan pelepasan sekundinae yang berasal dari karankula induk. Ini
adalah kasus yang paling sering terjadi dan dapat mencapai 98%. Hal ini
disebabkan karena induk kekurangan kekuatan untuk mengeluarkan sekundinae
setelah melahirkan. Kekurangan kekuatan pada induk diakibatkan karena pada
saat partus atau melahirkan, induk mengalami perejanan yang cukup lama sampai
pedet keluar. Akibat dari perejanan tersebut, terjadi atoni uteri (uterus tidak
14
berkontraksi). Selanjutnya proses pathogenesis akan dijelaskan pada bagian
berikutnya.
Gejala yang terlihat pada kasus retensio sekundinae adalah adanya plasenta
yang menggantung diluar alat kelamin (Hardjopranjoto, 1995) dan ada juga yang
menetap dalam uterus atau vagina. Pemeriksaan melalui uterus dapat dilakukan
dalam waktu 24 sampai 36 jam setelah melahirkan. Kesulitan dalam memasukan
tangan kedalam uterus dan serviks biasanya terjadi setelah 48 jam setelah
melahirkan.
Menurut Toelihere ,(1985) kontraksi serviks akan terhambat jika plasenta
berada didalam serviks. Sekitar 75 sampai 80% sapi dengan retensio sekundinae
tidak menunjukkan gejala sakit dan sekitar 20 sampai 25% memperlihatkan
gejala-gejala metritis seperti anoreksia, depresi, suhu badan tinggi, Pulsus
meningkat dan berat badan turun (Toelihere, 1985).
Sapi yang akan mengalami retensi plasenta biasanya mengalami penurunan
sistem imun nonspesifik yang terjadi 1 sampai 2 minggu sebelum melahirkan
(Kimura et al., 2002). Hewan yang mengalami masalah keseimbangan energi
negatif atau suboptimal kadar vitamin E pada minggu terakhir sebelum
melahirkan akan lebih rentan untuk mengalami retensio sekundinae (LeBlanc et
al., 2004). Kejadian retensi plasenta berhubungan erat dengan faktor lingkungan,
fisiologis dan nutrisi. Penderita retensi plasenta tidak menunjukkan tanda-tanda
sakit dan hanya 20-25 % yang menunjukkan gejala sakit. Gejala yang terjadi
berupa peningkatan pulsus, respirasi cepat, temperatur meningkat, vulva bengkak
dan merah, anoreksia, diare, depresi, produksi susu dan berat badan menurun
(Hemayatul, 2012).
Menurut Rista (2011) bahwa Patologi kejadian retensio sekundinae adalah
kegagalan pelepasan vili kotiledon fetal dari kripta karunkula maternal. Setelah
fetus keluar dan korda umbilikalis putus, tidak ada darah yang mengalir ke vili
fetal sehingga vili tersebut berkerut dan mengendur terhadap kripta karankula.
Uterus mengalami atoni uteri (uterus tidak berkontraksi) akibat dari proses
perejanan saat partus, meyebabkan sejumlah darah yang mengalir ke uterus tidak
terkendali. Pada saat itu karunkula tidak berdilatasi, menyebabkan kotiledon yang
tadinya mengendur terhadap karankula tetap terjepit karena suplai darah yang
15
tidak terkendali. Akibat dari semua itu vili kotiledon tidak lepas dari kripta
karankula sehingga terjadi retensi plasenta.
Diagnosa retensi plasenta dilapangan didasarkan pada anamnesa dari
pemilik hewan, gejala klinis, dan pemeriksaan intra vaginal. Berdasarkan
anamnesa biasanya pemilik hewan ataupun petugas kandang melaporkan bahwa
plasenta belum kelahiran 8 jam pasca melahirkan. Dari gejala klinis, dapat dilihat
adanya selaput plasenta yang masih menggantung pada daerah vulva. Palpasi intra
vaginal untuk memastikan penyebab dari terjadinya retensi plasenta (Hanafi,
2011).
Metode pengobatan yang digunakan untuk kasus Retensi Plasenta pada sapi
yaitu pengeluaran plasenta secara manual dan pemberian antibiotik intrauterin
sistemik dengan atau tanpa oksitosin dan PGF 2α (Drillich et al., 2006). Menurut
Lukman et al. (2007), tujuan pengobatan adalah untuk mendorong terjadi
kontraksi uterus sehingga menyebabkan keluarnya plasenta. Mekanisme kerja
oksitosin yaitu Oksitosin yang beredar akan berefek jika terdapat reseptor pada
membran sel otot polos sehingga merangsang pelepasan sel yang akan
menyebabkan kontraksi uterus. oksitosin terikat pada reseptornya, yaitu membran
sel Myometrium. Oksitosin bekerja dengan menimbulkan depolarisasi potensial
membrane sel. oksitosin merangsang frekuensi dan kekuatan kontraksi otot polos
uterus. oksitosin mempunyai waktu paruh yang sangat singkat, yaitu dalam
beberapa menit (2-5 menit) karena itu pemberiannya harus diulang untuk
mempertahankan kadarnya didalam plasma (Theresia, 2004) . Obat antibiotika
lain pada retensi plasenta adalah oksitetrasiklin dalam kapsul sebanyak 250 mg,
dimasukkan empat kapsul kedalam uterus ( Lukman et al., 2007).Diare sering
menyerang anak sapi. Penderita diare akan mengalami kekurangan cairan yang
mengandung garam mineral atau elektrolit sehingga terjadi dihidrasi yang dapat
menyebabkan kematian. Penanganan dilakukan dengan memberi injeksi intertrim
LA 4 ml dan Vitol ADE 3 ml.
Abses merupakan kumpulan nanah yang berada dalam jaringan tubuh yang
biasanya pada daerah kulit dan menimbulkan luka yang cukup serius karena
infeksi dari bakteri pembusuk. Gejala khas abses adalah peradangan, merah,
16
hangat, bengkak, sakit, bila abses membesar biasanya di ikuti gejala demam,
selain itu bila ditekan terasa adanya terowongan ( Boden 2005).
Nekropsi merupakan penentuan kausa penyakit dengan melakukan
diskripsio lesi makroskopis dan mikroskopis dari jaringan dan denganmelakukan
pemeriksaan serologis dan mikrobiologis yang memadai.
17
BAB IV
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
Balai Pembibitan Ternak Unggul dan Hijauan Pakan Ternak (BPTU-HPT)
Sembawa adalah salah satu Unit Pelaksanaan Teknis (UPT) di bawah Direktorat
Jendral Peternakan dan kesehatan Hewan yang membidangi fungsi pembibitan
ternak unggul. Melaksanakan kegiatan magang disana memberi pengalaman yang
sangat banyak dan belum pernah saya temui di bangku perkuliahan.
4.2. Saran
Adapun saran setelah melaksanakan kegiatan magang di BPTU-HPT
Sembawa yaitu semoga untuk yang akan datang mahasiswa lebih mempersiapkan
materi yang cukup sebelum turun ke lapangan.
18
DAFTAR PUSTAKA
19
Hardjopranjoto, S. 1995. Ilmu Kemajiran Pada Ternak. Surabaya. Airlangg
a University Press.
Manan, D. 2001. Ilmu Kebidanan pada Ternak. Direktorat Pembinaan Penelitian
dan Pengabdian pada Masyarakat DIKTI. Jakarta.
Toelihere, M.R. 1985. Ilmu Kebidanan pada Ternak Sapi dan Kerbau. Penerbit
Universitas Indonesia (UI-Press). Jakarta.
20
LAMPIRAN
21
Pengambilan Darah
Sumber. Azizah 2020
Injeksi Intramuscular
Sumber. Azizah 2020
22
Injeksi Subcutan
Sumber. Azizah 2020
23
Pembuatan Silase Kotak
Sumber. Azizah 2020
24
Uji Performance
Sumber. Azizah 2020
Pemilahan Indigofera
Sumber. Azizah 2020
25
Pemberian Kolostrum pada Pedet
Sumber. Azizah 2020
Palpasi Rektal
Sumber. Azizah 2020
26
Nekropsi pada Pedet Jantan
Sumber. Azizah 2020
27
Penyerahan Plakat Di Bagian Kantor
Sumber. Azizah 2020
28
Penyerahan Plakat Di Bidang Keswan
Sumber. Azizah 2020
29
Kegiatan Senam Pagi
Sumber. Azizah 2020
30