Anda di halaman 1dari 16

LK 0.

1: Lembar Kerja Belajar Mandiri

Judul Modul Manajemen Ternak Ruminansia


Judul Kegiatan Belajar (KB) 1. Manajemen Pemeliharaan Ternak
2. Kandang Ternak Ruminansia
3. Manajemen Pemberian Pakan
4. Pencegahan dan Pengobatan Penyakit
Ruminansia
No Butir Respon/Jawaban
Refleksi
1 Garis besar
materi yang KB 1. Manajemen Pemeliharaan Ternak
dipelajari
 Dalam mengelola usaha peternakan perlu dikuasai sejumlah
pengetahuan dasar manajemen pemeliharaan ternak ruminansia.
Pengetahuan tentang jenis ternak, pakan ternak, fasilitas yang
dibutuhkan untuk manajemen ternak rumnansia, pencegahan
penyakit dan pengelolaan dengan menggunakan prinsip good
management practice.
 Kegiatan manajemen pemeliharaan ternak ruminansia meliputi
pemberian pakan, minum, penjagaan kebersihan kandang,
pemeliharaan kesehatan ternak, penanganan ternak, pengawinan
ternak, pemberian bantuan proses kelahiran, pengoperasian
peralatan budidaya, pemerahan, dan lain-lain.

A. Manajemen Pemeliharaan Ternak Ruminansia Berdasarkan


Umur

Manajemen Pemeliharaan Ternak Sapi Potong/Sapi Perah


 Anak sapi/pedet
1. Penanganan pedet saat lahir:
2. Pengenalan pakan yang dikonsumsi induk akan menjadi
pakan harian pedet setelah lepas sapih.
3. Penyapihan (penghentian pemberian air susu) dilakukan
apabila pedet sudah mampu mengkonsumsi konsentrat
calf starter 0.5 - 0.7 kg/ekor/hari dengan bobot pedet 60
kg atau berumur sekitar 1 - 2 bulan
4. Pengenalan pemberian hay/rumput pada pedet sejak
berumur 2 - 3 minggu.

 Sapi dara
1. Manajemen pemeliharaan sapi dara hanya dengan berat
badan tertentu, tetapi jangan sampai kegemukan karena
akan berdampak pada produksi.
2. Metode manajemen penggembalaan sapi dara ada tiga,
yaitu bersama induk, tersendiri di lapangan untuk setiap
sepuluh hari, ditambat di lapangan, dan di kandang.
3. Pemberian pakan pada sapi dara dilakukan dengan
manajemen pemeliharaan intensif berupa pemberian
hijauan dan makanan penguat, seperti jagung giling,
dedak halus, bungkil kelapa, bungkil kacang tanah, tetes,
dan lain-lain. Rumput dan hijauan diberikan 10% dari
berat badan, sedangkan pakan penguat 2 - 3 kg per ekor.
4. Sapi dara rata-rata kawin pada umur 15 - 18 bulan.
5. Lama kebuntingan sapi potong/perah selama 280 hari.
6. Manajemen sapi dara lepas sapih (umur 3 - 6 bulan),
pemberian pakan starter (calf starter) mulai digantikan
dengan formula pakan konsentrat dengan komposisi
pakan dengan kandungan protein kasar lebih dari 16%
dan total digestible nutrient (TDN) lebih dari 7%. 7.
Kandang yang digunakan kandang komunal, tail to tail
dengan kemiringan lantai kandang 2%, kandang
berukuran 12 m x 6 m x 7 m

 Sapi induk
1. Manajemen perkawinan sapi betina umumnya ditandai
dengan dewasa kelamin (birahi pertama) pada umur 1,5 -
2 tahun
2. Sapi baru melahirkan bisa dikawinkan kembali setelah 60
- 90 hari.
3. Keberhasilan dalam manajemen pemeliharaan sapi betina
sangat ditentukan oleh baiknya proses reproduksi
(perkembangbiakan) sapi induk.
4. Kekurangan nutrisi pada induk menyebabkan kelainan
pada produksi sel telur, transportasi sperma,
pembuahan, serta perkembangan janin, sehingga akan
dapat menyebabkan sapi sulit bunting.
5. Dalam manajemen pemberian pakan, nutrisi yang
diperlukan untuk sapi induk antara lain protein, serat
kasar, vitamin A, vitamin E, kalsium, yodium, zat besi,
dan fosfor

 Sapi jantan
1. Biasanya diseleksi sapi jantan yang memiliki keunggulan
baik dari fisik, genetik dan kualitas spermatozoanya baik
untuk dijadikan pejantan unggul, untuk menciptakan
kualitas bibit yang unggul.
2. Manajemen pemeliharaan sapi jantan yang akan
digemukkan karena dinilai kurang memiliki kualitas yang
baik untuk dijadikan pejantan dipelihara khusus untuk
diambil produksi dagingnya. Sapi-sapi ini biasanya
dikebiri (kastrasi).
3. Manajemen pemberian pakan hijauan dan konsentrat
sapi pejantan perlu diperhatikan dan terpenuhi sesuai
dengan umur dan berat badan ternak.

Pemeliharaan Ternak Kambing/Domba


 Anak kambing/domba
o Manajemen pemeliharaan anak kambing/domba
membutuhkan pakan untuk tumbuh dan berkembang,
serta perkembangan metabolisme tubuh.
o Anak kambing lahir setelah umur kebuntingan kurang
lebih 148 hari.
o Setelah lahir, anak kambing/domba harus masuk
keranjang (dikeluarkan saat menyusu) tujuannya agar
tidak terinjak oleh induknya.
o Manajemen pemeliharaan ternak kambing untuk
dibudidayakan secara semi intensif dan intensif, ternak
selalu dikandangkan dengan pemberian rumput
sebanyak 10% dan konsentrat 1% dari bobot badan
hidup.

 Kambing/domba dewasa
o Kambing/domba dewasa berumur > 4 bulan
o Pemberian pakan kambing dewasa kandungan protein >
18% dan TDN > 75%.
o Kambing dewasa pertama kali dikawinkan umur 13 - 15
bulan.

 Kambing/domba induk
o Manajemen pemeliharaan dan perkawinan pertama
kambing/domba induk perlu diperhatikan (± 12 bulan).
o Manajemen pemberian pakan peguat untuk induk
bunting sebanyak 1.5 kg/ekor/hari

 Kambing/domba pejantan
o Perkawinan pertama kambing/domba pejantan dapat
dilakukan saat umur 13 bulan.
o Agar kondisi pejantan selalu prima, harus diberi pakan
yang berkualitas tinggi.

Pemeliharaan Ternak Kerbau


 Anak kerbau
o Proses lahirnya anak kerbau 310 hari.
o Lama menyusui anak 6 - 8 bulan.
o Setelah lahir, anak kerbau dipisahkan dengan induknya
kecuali pada saat menyusui, tujuannya agar anak kerbau
tidak terinjak oleh induknya

 Kerbau dewasa
o Pemeliharaan kerbau dewasa berumur > 2.5 tahun.
o Manajemen pemberian pakan kerbau dewasa kandungan
protein > 19% dan TDN > 65%.

 Kerbau induk
o Perlu diperhatikan usia perkawinan pertama kerbau
induk (2.5 - 3 tahun).
o Pemberian pakan induk bunting harus cukup baik,
berikan pakan penguat sebanyak 4 kg/ekor/hari.

 Kerbau pejantan
o Perkawinan pertama kerbau pejantan dapat dilakukan
saat umur (± 2.5 tahun).
o Kerbau pejantan membutuhkan pakan yang berkualitas

B. Teknik Pemeliharaan Ternak Ruminansia


1. Intensif
Sapi dipelihara dalam kandang terus-menerus tanpa
digembalakan. Ternak sapi hanya sewaktu-waktu
dikeluarkan, yaitu pada saat membersihkan kandang dan
memandikan sapi.
Kebutuhan ternak baik berupa pakan dan air minum
harus disediakan oleh peternak sesuai dengan
kebutuhannya. Pakan yang diberikan berupa campuran
rumput, leguminosa, serta pakan penguat (konsentrat).
Sapi penggemukan tidak dijadikan tenaga kerja. Tujuan
agar pakan yang dikonsumsi sepenuhnya diubah menjadi
daging dan lemak, sehingga pertumbuhan bobot badan
meningkat secara cepat.
Agar optimal dalam pemanfaatan nutrisi pakan ternak,
sapi harus terbebas dari penyakit cacingan. Pada awal
masa penggemukan, ternak sapi terlebih dahulu
diberikan obat cacing
Untuk meningkatkan palatabilitas (nafsu makan) perlu
diberikan molases dan vitamin.
Lama proses penggemukan sangat bervariasi, tergantung
pada kualitas pakan yang diberikan serta kondisi awal
dan bobot sapi yang digemukkan. Waktu penggemukan
biasanya berkisar 3 - 10 bulan.

2. Semi Intensif
Ternak dipelihara dengan cara dikandangkan dan
digembalakan.
Membutuhkan lebih sedikit tenaga kerja dibandingkan
sistem pemeliharaan intensif dan ekstensif.
Ternak masih mampu berkecimpung bebas dan
bertingkah laris secara alami,
Ada kesempatan dalam melakukan memanajemen
kesehatan ternak

3. Ekstensif
Sapi dipelihara di luar kandang.
Sapi dibiarkan merumput hingga beristirahat di padang
penggembalaan.

C. Tatalaksana Pemeliharaan Ternak Ruminansia Berdasarkan


Umur
 Tatalaksana Pemeliharaan Pedet Pra Sapih
Susu dapat diberikan langsung dari induk maupun
diminumkan melalui botol susu maupun ember.
Pemberian susu pada pedet dilakukan dengan penyapihan
setelah umur 4 bulan karena dianggap pedet sudah anak
besar dan kuat atau umumnya dilakukan pada umur 3
bulan (12 minggu) tergantung bobot badan pedet, kecepatan
tumbuh, kesehatan dan biaya tenaga kerja
Pemberian susu pada pedet dilakukan dengan penyapihan
setelah umur 4 bulan karena dianggap pedet sudah anak
besar dan kuat atau umumnya dilakukan pada umur 3
bulan (12 minggu) tergantung bobot badan pedet, kecepatan
tumbuh, kesehatan dan biaya tenaga kerja
Pada akhir periode pemeliharaan pra sapih bobot badan
pedet mencapai 75 - 80 kg dankonsumsi rumput segar 6 – 7
kg.

 Tatalaksana Pemeliharaan Sapi Lepas Sapih


Pemberian pakan menggunakan konsentrat calf starter yaitu
sebanyak 1 kg, mulai ditingkatkan jadi 2 kg sampai pada
umur 6 bulan.
Pakan rumput dapat diberikan secara tak terbatas/ad
libitum sebanyak 1 kg sampai 5 kg pada umur 6 bulan.
Pada umur 6 - 12 bulan rumen telah berkembang dan
berfungsi maksimal sehingga konsumsi hijauan dapat
dimaksimalkan (Azis, 1997).

 Pemberian Pakan Sapi Dara


Pemberian pakan pada sapi betina lebih diperhatikan pada
saat menjelang perkawinan, melahirkan, dan fase laktasi.
Sapi dalam periode ini diharapkan tumbuh sebesar 0.7 - 0.9
kg/ekor/hari.
Perkiraan konsumsi rumput, yaitu 22 - 36 kg/ekor/hari
berikan konsentrat 2 - 3 kg/ekor/hari.

 Pemberian Pakan Sapi Laktasi


Pada fase laktasi, sapi membutuhkan pasokan pakan yang
tinggi protein dan energi.
Kemampuan konsumsi bahan kering pada sapi perah yang
sedang memproduksi susu bisa mencapai 4% dari bobot
badannya.
Tahapan laktasi dan produksi susu. Produksi susu pertama
setelah proses kelahiran yaitu 10 liter per hari. Pada saat
puncak fase laktasi kebutuhan bisa mencapai 20 liter per
hari pada pekan ke-7 pasca kelahiran dan berangsur-angsur
menurun sampai akhir fase laktasi.

D. Sistem Pemeliharaan dan Pemberian Pakan

 Fase ternak perah yaitu pedet (sampai disapih, umur 3 - 6 bulan,


umur 6 - 12 bulan), sapi dara (1 - beranak pertama), fase
transisi, sapi laktasi, sapi kering, sapi jantan, veal dan
pembesaran jantan (Fang, 2002).
 Nutrien utama dan berperan dalam pakan ternak ruminansia
meliputi :
 Air
 Energi
 Protein
 Serat Kasar
 Vitamin dan Mineral

 Sistem penggemukan dan produksi sapi potong yang optimal


terdiri dari :
1) Pemilihan bibit/bakalan sapi potong,
2) Sistem penggemukan,
3) Pemberian pakan
4) Penyediaan kandang dan
5) Pengendalian dan pencegahan penyakit.

 Pemeliharaan Ternak Ruminansia Berdasarkan Umur


Pemeliharaan anak
 Berumur 1 - 8 bulan, pada saat minggu pertama hanya
mengonsumsi air susu atau milk replacer sebagai
pakannya terutama kolostrum yang berguna untuk
membentuk antibodi sebagai unsur pembentuk kekebalan
tubuh
 Pemeliharaan ternak ruminansia fase anak menyusu pada
induknya selama empat hari pertama sejak lahir.Secara
normal anak sapi, pedet, domba, dan kerbau akan
menyusu selama tiga jam setelah lahir.
 Frekuensi menyusu biasanya lima kali dalam 24 jam
pertama setelah lahir, selanjutnya akan meningkat 6 - 8
kali/hari setelah pedet berumur tiga hari

Sapi dara (Heifer )


 Sapi dara digunakan sebagai pengganti induk untuk
menghasilkan susu pada masa laktasi.
 Pemilihan dan seleksi indukan sapi potong dapat
dilakukan pada sapi dara umur 12 - 15 bulan.
 Secara umum ternak sapi memperlihatkan gejala birahi
pada malam dan pagi hari.

Sapi induk
 Tata laksana pemeliharaan sapi induk meliputi pemberian
ransum pakan induk yang sedang laktasi, kondisi
lingkungan yang serasi, melakukan deteksi birahi yang
baik, menentukan waktu yang tepat untuk 24 dikawinkan,
manajemen teknik perkawinan yang baik, dan pengelolaan
terhadap uterus setelah melahirkan.

KB 2. Kandang Ternak Ruminansia

 Persyaratan yang perlu diperhatikan dalam mendirikan kandang,


antara lain sebagai berikut:
(1) dapat memenuhi persyaratan kesehatan ternaknya,
(2) mempunyai ventilasi udara yang baik,
(3) efisiensi dalam manajemen pengelolaan
(4) melindungi ternak dari pengaruh iklim dan keamanan dari
pencurian, serta
(5)tidak memberikan dampak negatif atau pencemaran terhadap
lingkungan sekitarnya.

A. Fungsi Kandang
1. Sebagai tempat beraktivitas dan beristirahat
2. Menjaga keamanan ternak dari hewan lain yang mengganggu
3. Melindungi ternak dari sengatan matahari, tiupan angin yang
kencang, basah karena hujan, dan suhu dingin pada malam
hari
4. Memudahkan dalam tatalaksana pemeliharaan seperti
pengontrolan kesehatan dan pengobatan ternak sakit, serta
memudahkan dalam pemberian pakan dan minum
5. Memudahkan dalam membersihkan kotoran ternak.

B. Persyaratan Kandang Ternak Ruminansia


1. Pemilihan lokasi
 tersedianya sumber air, terutama untuk memandikan ternak,
minum, dan membersihkan kandang.
 dekat dengan sumber pakan.
 dekat dengan jalan raya, transportasi mudah untuk
pengadaan pakan dan pemasaran.
 areal yang ada dapat diperluas untuk pengembangan usaha.

2. Letak bangunan
 letak bangunan lebih tinggi dari kondisi lingkungan di
sekitarnya sehingga dapat menghindari genangan air dan
pembuangan kotoran lebih mudah
 jarak bangunan kandang dengan perumahan minimal 10
meter
 tidak mengganggu kesehatan lingkungan sekitar
 air limbah tersalur dengan baik.
 agak jauh dengan jalan umum

3. Konstruksi
 Konstruksi kandang harus kuat, mempunyai sirkulasi udara
yang baik, mudah dibersihkan, tidak lembab, dan
mempunyai tempat penampungan kotoran beserta saluran
drainasenya.

4. Bahan
a. Lantai
 Pembuatan lantai kandang harus didesain kuat, tahan
lama, tidak licin dan tidak terlalu kasar, mudah
dibersihkan dan mampu menopang beban yang ada
diatasnya.
 Lantai kandang dapat berupa tanah, beton atau pasir
cemen (PC) dan kayu yang kedap air.
 Kemiringan lantai berkisar antara 2 - 5%, artinya setiap
panjang lantai 1 meter maka ketinggian lantai bagian
belakang menurun sebesar 2 5 cm.

b. Kerangka kandang
 Kerangka kandang terbuat dari bahan besi beton, besi,
kayu, dan bambu yang disesuaikan dengan tujuan dan
kondisi yang ada.

c. Atap kandang
 Dinding kandang dibuat dari tembok, kayu, bambu atau
bahan lainnya, dibangun lebih tinggi dari sapi waktu
berdiri.tap kandang
 Atap kandang terbuat dari bahan genteng, seng, rumbia,
asbes dan lain-lain.
 Beberapa model atap kandang terdiri dari atap monitor,
semi monitor, gable, dan shade.
 Model atap untuk daerah dataran tinggi hendaknya
menggunakan shade gable, sedangkan untuk dataran
rendah adalah menggunakan model atap semi monitor.

d. Dinding kandang
 Dinding kandang dibuat dari tembok, kayu, bambu atau
bahan lainnya, dibangun lebih tinggi dari sapi waktu
berdiri.
 Pada daerah dataran rendah dinding kandang lebih
terbuka Sedangkan untuk daerah dataran tinggi dan
udaranya dingin atau daerah pinggir pantaidinding
kandang harus lebih tertutup

e. Lorong atau gang


 Tujuannya untuk memudahkan pengelolaan seperti
pemberian pakan, minum dan pembuangan kotoran
ternak.
 Ukuran lebar lorong disesuaikan dengan kebutuhan dan
model kandang, umumnya bekisar antara 1,2 - 1,5 meter

f. Perlengkapan kandang
a. Palungan digunakan sebagai tempat pakan dan minum
yang berada di depan ternak, terbuat dari kayu atau
tembok dengan ukuran mengikuti lebar kandang.
b. Selokan merupakan saluran untuk pembuangan
kotoran dan air kencing yang berada di belakang
kandang ternak individu.
c. Tempat penampungan kotoran ternak terletak di
belakang kandang.
d. Peralatan kandang yang sering digunakan untuk
kandang sapi potong meliputi sekop untuk
membersihkan kotoran, sapu lidi, ember, slang, sikat,
tali sapi, cangkul, sabit, dan gerobak.

C. Tipe Kandang Ternak Ruminansia Menurut Bentuk dan Fungsinya

Kandang Sapi Potong, Sapi Perah, dan Kerbau


1. Kandang individu / kandang tunggal adalah kandang yang
diisi oleh satu ternak dalam satu kandang
2. Kandang kelompok
 Manfaat dari kandang kelompok adalah efisien dalam
penggunaan tenaga kerja, terutama memandikan sapi,
pembersihan kotoran kandang, deteksi birahi, dan
perkawinan alam.Satu orang tenaga kandang mampu
menangani sekitar 50 ekor,
3. Kandang Ternak Kambing dan Domba

Jenis kandang
a. Kandang koloni adalah kandang yang tidak memiliki
penyekat, kalaupun disekat, ukuran kandang relatif luas.

b. Kandang individual adalah kandang yang disekat-sekat


sehingga tiap sekat akan berisi satu ekor ternak kambing
dan domba.
c. Kandang beranak dan menyusui adalah kandang yang
dikhususkan untuk induk yang baru saja melahirkan lalu
menyusui anaknya.

KB 3. Manajemen Pemberian Pakan

 Pakan merupakan salah satu aspek penting dalam pemeliharaan


sapi potong, karena pakan yang baik dan bermutu akan sangat
cepat menggemukan sapi potong.

A. Syarat Pakan Yang Baik


1. Pakan tersebut mampu memenuhi kebutuhan makanan nutrisi
yang diperlukan oleh tubuh sapi yaitu air, karbohidrat, protein,
lemak, vitamin, dan mineral.
2. Pakan tersebut disukai ternak (palatabilitas-nya tinggi).
3. Pakan yang diberikan harus bersih dan tidak tercemar oleh
kotoran atau bibit penyakit yang nantinya dapat menggangu
kesehatan sapi tersebut. Hindari pemotongan rumput pagi hari
sebelum matahari terbit karena sangat rentan terdapat telur
cacing. Alangkah baiknya rumput yang akan diberikan dijemur
terlebih dahulu di bawah sinar matahari selama beberapa jam
sebelum diberikan ke ternak.
4. Pakan yang diberikan tidak dalam keadaan yang rusak.
5. Hindari pemberian pakan berembun ataupun basah karena
memicu terjadinya kembung perut (bloat) pada sapi.

B. Jenis Pakan Hijauan dan Konsentrat


1. Hijauan
 (rumput unggul, rumput alam, leguminosa, limbah
pertanian, dan limbah agroindustri )
 Pakan hijauan dalam bentuk segar yang diberikan pada sapi
potong pada umumnya sebanyak 10 - 12% dari bobot badan
sapi tersebut.

 Rumput gajah (pennisetum purpureum)


 Rumput setaria (setaria sphacelata)
 Rumput benggala (panicum maximum)

2. Legum (Leguminoceae)
 Sentro (centrosema pubescens)
 Kalopo (calopogonium muconoides)
 Gamal (gliricidia sepium)
 Kaliandra (calliandra calothrysus)
 Turi (sesbania grandiflora)
 Lamtoro gung (leucaena leucocephala)

3. Konsentrat
 Merupakan campuran beberapa bahan pakan untuk
melengkapi kualitas gizi yang kurang dari pemberian pakan
hijauan untuk ternak.
 Bahan pakan konsentrat yang dapat diberikan pada ternak
sapi potong biasanya adalah dedak padi, bungkil kelapa,
jagung giling, bungkil kacang tanah, ampas tahu, ampas
kecap, dan lain-lain atau dapat juga memberikan konsentrat
pabrikan yang telah diformulasikan dalam pembuatannya
 Pemberian konsentrat pada sapi potong pada umumnya
sebanyak 1 - 2% dari bobot badan sapi tersebut

4. Pakan Tambahan (Feed Suplement)


 Feed suplement merupakan pakan opsional tambahan untuk
merangsang pertumbuhan ternak sapi potong agar lebih
cepat, mencegah penyakit, dan juga melengkapi ransum
pakan ternak ruminansia. contohnya premix A, premix B,
mineral B12, dan lain-lain.
 Feed suplement biasanya diberikan 1% dari total ransum
(Anonim, 2014).

C. Waktu Pemberian Pakan pada Ternak Ruminansia


D. Metode Pemberian Pakan Pada Ternak Ruminansia
1. Metode penggembalaan (pasture fattening)
Pada metode ini sapi hanya diberikan pakan hijauan berupa
rumput, konsentrat tidak diberikan sama sekali.
2.. Metode kereman (dry lot fattening)
Konsentrat merupakan pakan utama sapi potong yang akan
digemukkan dengan metode ini. Walaupun demikian hijauan
juga tetap diberikan. Perbandingan konsentrat dan hijauan
yang diberikan biasanya sekitar 4 : 6.
3. Metode kombinasi pasture fattening dan dry lot fattening
Sistem penggemukan sapi dengan kombinasi pasture dan dry
lot fattening dapat diartikan dengan menggembalakan sapi-sapi
di padang penggembalan di siang hari selama beberapa jam
dan pada sore sampai malam hari sapi 26 dikandangkan
dengan pemberian konsentrat secukupnya.

KB 4. Pencegahan dan Pengobatan Penyakit Ruminansia


 Penyakit adalah suatu gejala tidak normal yang menyerang tubuh
hewan ternak dan menyebabkan gejala-gejala tertentu yang dapat
berakibat ringan sampai berakibat parah seperti kematian.
 Penyakit bisa disebabkan oleh faktor luar seperti bakteri, virus,
pola makan dan cuaca dan juga faktor dalam seperti genetik.

A. Program Pencegahan Penyakit pada Ruminansia


1. Sanitasi dan Desinfektan Kandang
 Sanitasi merupakan usaha pencegahan penyakit dengan
cara menghilangkan atau mengukur factor-faktor
lingkungan yang berkaitan dalam rantai perpindahan
penyakit.
 Desinfektan adalah upaya memusnahkan atau membasmi
kuman.
2. Biosecurity
 Biosecurity adalah serangkaian usaha untuk mencegah atau
mengurangi peluang masuknya suatu penyakit ke sistem
usaha ternak dan mencegah penyebaran dari suatu tempat
ketempat lain yang masih bebas.
3. Keunggulan dan Manfaat Isolasi Ternak Sakit
 Keunggulan dan manfaat isolasi bagi ternak yang sakit
adalah dapat mengurangi resiko penularan terhadap ternak
yang lain, meminimalisir penyebaran penyakit, dan menjaga
kesehatan ternak secara kondusif selama berada dikandang
isolasi.
4. Vaksinasi
 Vaksinasi merupakan salah satu tindakan ideal dalam
melakukan pencegahan penyakit hewan.

5. Jenis, Pencegahan, dan Pengobatan Penyakit pada Ruminansia


Beberapa jenis penyakit yang sering menyerang ternak ruminansia
dilapangan beserta cara pencegahan dan pengobatan antara lain
sebagai berikut:
a. Penyakit tidak mau makan
Penyebab: Ternak kemungkinan tidak mau makan karena
beberapa alasan. Pertimbangkan apakah akibat stres, cedera,
diare atau infeksi perut, perubahan diet, dan penyakit lain.
Gejala: Badannya kurus dan lemah, tingkah lakunya murung.
Pengobatan: Tergantung dari penyebabnya. Jika karena stres
(tanpa demam) obati dengan cortisone/dexamethasone, vitamin,
dan pakan hijauan yang dicincang.
b. Pincang
Penyebab: Ada banyak penyebab kepincangan, yang paling
umum adalah trauma dan infeksi pada kuku dan kaki bagian
bawah. Gejala: Amati saat hewan berjalan. Cari tanda tanda
kepincangan, dan kebengkakan atau luka luka pada teracak
dan kaki. Pengobatan: Jika kulit terluka dan/atau terjadi
demam beri antibiotik penicillin biasanya terbaik, anti-
peradangan (tolfidine atau flunixin) untuk mengurangi nyeri dan
peradangan.
c. Diare
Penyebab: Ada banyak faktor penyebab diare termasuk
perubahan diet yang mendadak, gangguan metabolisme, infeksi
bakteri/virus/parasit. Gejala: Diare tanpa disertai dengan gejala
penyakit kemungkinannya merupakan efek jangka pendek yang
biasa terjadi akibat perubahan pakan.
Pengobatan: Antibiotik (sulpha dan trimethoprim), anti-
peradangan jika terjadi demam, vitamin, dan beri pakan hijauan
yang dicincang.
d. Demam
Penyebab: Infeksi virus atau bakteri dapat menyebabkan
demam. Gejalanya suhu badan lebih dari 39.5ºC; ternak lemah,
lesu, murung serta tidak bernafsu makan. Pengobatan: Obati
semua kasus demam dengan antibiotik untuk melawan infeksi
ditambah, anti-peradangan untuk menurunkan suhu badan,
nyeri dan peradangan.
e. transit tetany
Penyebab: Transit tetany biasanya terjadi pada sapi yang lebih
tua yang datang di feedlot setelah mengalami stres perjalanan
yang lama dengan truk.Pengobatan: Segera berikan infus
kalsium/magnesium misalnya calcigol, berikan
cortisone/dexamethason, dan biarkan ternak beristirahat
dengan tenang.
f. Ephemeral fever
Penyebab: Juga dikenal dengan „penyakit tiga hari‟ yang
disebabkan oleh infeksi virus yang disebarkan oleh midges
(sejenis serangga). Ephemeral fever dapat dicegah dengan
vaksinasi.
Pengobatan: Anti-peradangan untuk menurunkan demam dan
nyeri, antibiotik untuk mencegah pneumonia (oxytetracycline
adalah yang terbaik), dan membiarkan ternak beristirahat
g. Abses atau bengkak
Penyebab: Abses disebabkan oleh infeksi bakteri melalui luka
terbuka atau cedera.
Pengobatan: Bengkaknya terinfeksi maka periksa suhu badan
hewan. Sedot bengkaknya dengan menggunakan syringe untuk
memeriksa isi cairan.
h. Sapi terbaring ‘downers’
Penyebab: Ada banyak penyebab ternak terbaring. Ternak bisa
roboh dan tidak dapat berdiri karena cedera berat, kelelahan,
bovine ephemeral fever, gangguan metabolisme, dan bunting tua
pada sapi induk.
Pengobatan: Berikan pengobatan menurut penyebabnya. Selalu
pertimbangkan penggunaan antibiotik dan dexamethosone atau
antiperadangan.
i. Anthrax
Penyebab penyakit ini adalah Bacillus antracis. Kuman anthrax
dapat membentuk spora yang tahan hidup berpuluh-puluh
tahun di tanah, tahan terhadap lingkungan yang panas, dan
bahan kimia atau desinfektan.
Pengobatan : Pemberian antibiotika berspektrum luas dan
Pemberian anti serum yang tinggi titernya (100-150 ml)
j. Brucellosis
Penyebab penyakit ini adalah bakteri/kuman brucella. Beberapa
spesies yang sering menimbulkan masalah bagi ternak
ruminansia adalah brucella melitensis yang menyerang kambing
dan brucella abortus yang menyerang sapi.
Pengobatan : belum ada pengobatan yang efektif.
k. Septicemia Epizootica (SE)
Penyebab penyakit SE disebabkan oleh kuman Pasteurella
Multocid.
Pengobatan a. Oxytetracycline dengan dosis 50 mg/10 kg BB
(sapi, kerbau, domba). b. Streptomycin dengan dosis 5 - 10
mg/kg BB (kambing, domba). c. Sulphadimidine 2 gr/ 30 kg BB

Penyakit Akibat Virus


a. Penyakit ingusan (malignant catrrahal fever/MCF)
Penyebab :
o al chephaline virus-1 (ACV-1) adalah hepes virus,
merupakan anggota dari subfamily Gamma herpesviridae,
family herpesviridae.
o Sheep associated agent (SAA) adalah agen yang belum
diketahui secara jelas klasifikasinya dan diperkirakan
ditularkan oleh domba.
b. Penyakit mulut dan kuku (PMK)
Penyakit ini disebabkan oleh virus dan digolongkan ke dalam
entero virus dari keluarga Piciornaviridae. Virus ini terbagi
menjadi tujuh tipe yang bebeda, yaitu O, A, C, SAT 1, SAT 2,
SAT 3, dan Asi 1. Virus ini labil terhadap asam dan basa serta
sensitive terhadap panas.
Pengobatan : belum ada obat efektif untuk mengobati ternak
yang menderita PMK.
c. Bovine epheral fever (BEF)
Penyebab penyakit ini adalah virus dari genus yang tidak ada
namanya, tetapi termasuk dalam keluarga Rhabdoviridae dari
virus RNA
Pengobatan Sampai saat ini belum ada pengobatan yang
efektif, namun demikian pemberian antibiotik berspektrum
luas perlu dianjurkan untuk mencegah infeksi sekunder dan
pemberian vitamin untuk menghindari stress.
` Daftar 1. Pemberian Pakan Sapi Laktasi
materi yang 2. Membedakan jenis-jenis rumput
sulit 3. Jenis Penyakit gejala dan Pengobatan ternak
dipahami di
modul ini
3 Daftar 1. Pakan Ternak (Feed Suplemen dan feed additive)
materi yang 2. Program Pencegahan Penyakit
sering 3. Penyakit Ternak Ruminansia
mengalami
miskonsepsi

Anda mungkin juga menyukai