Sapi dara
1. Manajemen pemeliharaan sapi dara hanya dengan berat
badan tertentu, tetapi jangan sampai kegemukan karena
akan berdampak pada produksi.
2. Metode manajemen penggembalaan sapi dara ada tiga,
yaitu bersama induk, tersendiri di lapangan untuk setiap
sepuluh hari, ditambat di lapangan, dan di kandang.
3. Pemberian pakan pada sapi dara dilakukan dengan
manajemen pemeliharaan intensif berupa pemberian
hijauan dan makanan penguat, seperti jagung giling,
dedak halus, bungkil kelapa, bungkil kacang tanah, tetes,
dan lain-lain. Rumput dan hijauan diberikan 10% dari
berat badan, sedangkan pakan penguat 2 - 3 kg per ekor.
4. Sapi dara rata-rata kawin pada umur 15 - 18 bulan.
5. Lama kebuntingan sapi potong/perah selama 280 hari.
6. Manajemen sapi dara lepas sapih (umur 3 - 6 bulan),
pemberian pakan starter (calf starter) mulai digantikan
dengan formula pakan konsentrat dengan komposisi
pakan dengan kandungan protein kasar lebih dari 16%
dan total digestible nutrient (TDN) lebih dari 7%. 7.
Kandang yang digunakan kandang komunal, tail to tail
dengan kemiringan lantai kandang 2%, kandang
berukuran 12 m x 6 m x 7 m
Sapi induk
1. Manajemen perkawinan sapi betina umumnya ditandai
dengan dewasa kelamin (birahi pertama) pada umur 1,5 -
2 tahun
2. Sapi baru melahirkan bisa dikawinkan kembali setelah 60
- 90 hari.
3. Keberhasilan dalam manajemen pemeliharaan sapi betina
sangat ditentukan oleh baiknya proses reproduksi
(perkembangbiakan) sapi induk.
4. Kekurangan nutrisi pada induk menyebabkan kelainan
pada produksi sel telur, transportasi sperma,
pembuahan, serta perkembangan janin, sehingga akan
dapat menyebabkan sapi sulit bunting.
5. Dalam manajemen pemberian pakan, nutrisi yang
diperlukan untuk sapi induk antara lain protein, serat
kasar, vitamin A, vitamin E, kalsium, yodium, zat besi,
dan fosfor
Sapi jantan
1. Biasanya diseleksi sapi jantan yang memiliki keunggulan
baik dari fisik, genetik dan kualitas spermatozoanya baik
untuk dijadikan pejantan unggul, untuk menciptakan
kualitas bibit yang unggul.
2. Manajemen pemeliharaan sapi jantan yang akan
digemukkan karena dinilai kurang memiliki kualitas yang
baik untuk dijadikan pejantan dipelihara khusus untuk
diambil produksi dagingnya. Sapi-sapi ini biasanya
dikebiri (kastrasi).
3. Manajemen pemberian pakan hijauan dan konsentrat
sapi pejantan perlu diperhatikan dan terpenuhi sesuai
dengan umur dan berat badan ternak.
Kambing/domba dewasa
o Kambing/domba dewasa berumur > 4 bulan
o Pemberian pakan kambing dewasa kandungan protein >
18% dan TDN > 75%.
o Kambing dewasa pertama kali dikawinkan umur 13 - 15
bulan.
Kambing/domba induk
o Manajemen pemeliharaan dan perkawinan pertama
kambing/domba induk perlu diperhatikan (± 12 bulan).
o Manajemen pemberian pakan peguat untuk induk
bunting sebanyak 1.5 kg/ekor/hari
Kambing/domba pejantan
o Perkawinan pertama kambing/domba pejantan dapat
dilakukan saat umur 13 bulan.
o Agar kondisi pejantan selalu prima, harus diberi pakan
yang berkualitas tinggi.
Kerbau dewasa
o Pemeliharaan kerbau dewasa berumur > 2.5 tahun.
o Manajemen pemberian pakan kerbau dewasa kandungan
protein > 19% dan TDN > 65%.
Kerbau induk
o Perlu diperhatikan usia perkawinan pertama kerbau
induk (2.5 - 3 tahun).
o Pemberian pakan induk bunting harus cukup baik,
berikan pakan penguat sebanyak 4 kg/ekor/hari.
Kerbau pejantan
o Perkawinan pertama kerbau pejantan dapat dilakukan
saat umur (± 2.5 tahun).
o Kerbau pejantan membutuhkan pakan yang berkualitas
2. Semi Intensif
Ternak dipelihara dengan cara dikandangkan dan
digembalakan.
Membutuhkan lebih sedikit tenaga kerja dibandingkan
sistem pemeliharaan intensif dan ekstensif.
Ternak masih mampu berkecimpung bebas dan
bertingkah laris secara alami,
Ada kesempatan dalam melakukan memanajemen
kesehatan ternak
3. Ekstensif
Sapi dipelihara di luar kandang.
Sapi dibiarkan merumput hingga beristirahat di padang
penggembalaan.
Sapi induk
Tata laksana pemeliharaan sapi induk meliputi pemberian
ransum pakan induk yang sedang laktasi, kondisi
lingkungan yang serasi, melakukan deteksi birahi yang
baik, menentukan waktu yang tepat untuk 24 dikawinkan,
manajemen teknik perkawinan yang baik, dan pengelolaan
terhadap uterus setelah melahirkan.
A. Fungsi Kandang
1. Sebagai tempat beraktivitas dan beristirahat
2. Menjaga keamanan ternak dari hewan lain yang mengganggu
3. Melindungi ternak dari sengatan matahari, tiupan angin yang
kencang, basah karena hujan, dan suhu dingin pada malam
hari
4. Memudahkan dalam tatalaksana pemeliharaan seperti
pengontrolan kesehatan dan pengobatan ternak sakit, serta
memudahkan dalam pemberian pakan dan minum
5. Memudahkan dalam membersihkan kotoran ternak.
2. Letak bangunan
letak bangunan lebih tinggi dari kondisi lingkungan di
sekitarnya sehingga dapat menghindari genangan air dan
pembuangan kotoran lebih mudah
jarak bangunan kandang dengan perumahan minimal 10
meter
tidak mengganggu kesehatan lingkungan sekitar
air limbah tersalur dengan baik.
agak jauh dengan jalan umum
3. Konstruksi
Konstruksi kandang harus kuat, mempunyai sirkulasi udara
yang baik, mudah dibersihkan, tidak lembab, dan
mempunyai tempat penampungan kotoran beserta saluran
drainasenya.
4. Bahan
a. Lantai
Pembuatan lantai kandang harus didesain kuat, tahan
lama, tidak licin dan tidak terlalu kasar, mudah
dibersihkan dan mampu menopang beban yang ada
diatasnya.
Lantai kandang dapat berupa tanah, beton atau pasir
cemen (PC) dan kayu yang kedap air.
Kemiringan lantai berkisar antara 2 - 5%, artinya setiap
panjang lantai 1 meter maka ketinggian lantai bagian
belakang menurun sebesar 2 5 cm.
b. Kerangka kandang
Kerangka kandang terbuat dari bahan besi beton, besi,
kayu, dan bambu yang disesuaikan dengan tujuan dan
kondisi yang ada.
c. Atap kandang
Dinding kandang dibuat dari tembok, kayu, bambu atau
bahan lainnya, dibangun lebih tinggi dari sapi waktu
berdiri.tap kandang
Atap kandang terbuat dari bahan genteng, seng, rumbia,
asbes dan lain-lain.
Beberapa model atap kandang terdiri dari atap monitor,
semi monitor, gable, dan shade.
Model atap untuk daerah dataran tinggi hendaknya
menggunakan shade gable, sedangkan untuk dataran
rendah adalah menggunakan model atap semi monitor.
d. Dinding kandang
Dinding kandang dibuat dari tembok, kayu, bambu atau
bahan lainnya, dibangun lebih tinggi dari sapi waktu
berdiri.
Pada daerah dataran rendah dinding kandang lebih
terbuka Sedangkan untuk daerah dataran tinggi dan
udaranya dingin atau daerah pinggir pantaidinding
kandang harus lebih tertutup
f. Perlengkapan kandang
a. Palungan digunakan sebagai tempat pakan dan minum
yang berada di depan ternak, terbuat dari kayu atau
tembok dengan ukuran mengikuti lebar kandang.
b. Selokan merupakan saluran untuk pembuangan
kotoran dan air kencing yang berada di belakang
kandang ternak individu.
c. Tempat penampungan kotoran ternak terletak di
belakang kandang.
d. Peralatan kandang yang sering digunakan untuk
kandang sapi potong meliputi sekop untuk
membersihkan kotoran, sapu lidi, ember, slang, sikat,
tali sapi, cangkul, sabit, dan gerobak.
Jenis kandang
a. Kandang koloni adalah kandang yang tidak memiliki
penyekat, kalaupun disekat, ukuran kandang relatif luas.
2. Legum (Leguminoceae)
Sentro (centrosema pubescens)
Kalopo (calopogonium muconoides)
Gamal (gliricidia sepium)
Kaliandra (calliandra calothrysus)
Turi (sesbania grandiflora)
Lamtoro gung (leucaena leucocephala)
3. Konsentrat
Merupakan campuran beberapa bahan pakan untuk
melengkapi kualitas gizi yang kurang dari pemberian pakan
hijauan untuk ternak.
Bahan pakan konsentrat yang dapat diberikan pada ternak
sapi potong biasanya adalah dedak padi, bungkil kelapa,
jagung giling, bungkil kacang tanah, ampas tahu, ampas
kecap, dan lain-lain atau dapat juga memberikan konsentrat
pabrikan yang telah diformulasikan dalam pembuatannya
Pemberian konsentrat pada sapi potong pada umumnya
sebanyak 1 - 2% dari bobot badan sapi tersebut