Anda di halaman 1dari 5

LK 0.

1: Lembar Kerja Belajar Mandiri


Judul Modul Agribisnis Ternak Ruminansia Pedaging
Judul Kegiatan Belajar (KB) 1. Bibit Ternak Ruminansia Pedaging
2. Seleksi bibit ternak ruminansia Pedaging
3. Pakan ternak ruminansia pedaging
4. Bahan pakan hijauan
No Butir Refleksi Respon/Jawaban
1 Garis besar materi KB 1. Bibit Ternak Ruminansia Pedaging
yang dipelajari 1. Bibit ternak merupakan produk hasil dari
proses pengkajian dan penelitian dimana
terdapat syarat tertentu dalam
pengembangbiakannya
2. Bibit dasar atau disebut dengan istilah
foundation stock, proses seleksi bibit ini
diperoleh dari rumpun atau galur dengan nilai
pemuliaan dengan tinggi (di atas rata-rata)
3. Bibit induk atau disebut dengan istilah
breeding stock, bibit ini berasal dari proses
pengembangan foundation stock;
4. Bibit sebar atau disebut dengan istilah
commercial stock, bibit ini berasal dari proses
pengembangan breeding stock.
5. Sapi zebu (Bos indicus): Sapi di daerah tropis
6. Sapi taurin (Bos taurus) : Sapi di daerah
subtropis
7. Sapi bali adalah ternak indegenous
didomestikasi dari Bos javanicus javanicus
8. Sistem intensif : sistem pemeliharaan bibit
dengan cara dikandangkan dengan
menyediakan pakan dan minum untuk ternak.
9. Sistem semi intensif merupakan sistem
pemeliharaan bibit dengan menggabungkan
antara sistem intensif dan sistem pastura.
10. Sistem pastura merupakan sistem
pemeliharaan bibit denganpenggembalaan di
padang pastura.
11. Kambing boerka adalah salah satu hasil
perkawinan silang kambing kacang dan
kambing boer jantan
12.Domba ekor gemuk adalah domba lokal yang
banyak dipelihara awalnya di daerah Madura
kemudian menyebar ke Jawa Timur serta Jawa
Tengah dan Jawa Barat.
13. Fertile : Tingkat kesuburan (mampu
menghasilkan keturunan )
14. Perkembangan teknologi dalam
menghasilkan bibit dapat dilakukan dengan
berbagai macam cara, diantaranya kloning,
seleksi dengan marker (Marker Assisted
Selection/MAS), prediksi genetik, transfer gen,
kontrol jenis kelamin, perkawinan silang
sistematis dan komposit, identifikasi hewan

Tri Kurniawan Putra, S.Pt


(metode DNA dan biometrik), fertilisasi in vitro
dan transfer embrio, perkawinan dengan
bantuan marker, dan lain-lain.

KB 2 Seleksi Bibit Ternak Ruminansia Pedaging


15.Pemilihan bibit merupakan bagian dari
rangkaian kegiatan dalam proses produksi
ternak.
16. Seleksi bibit adalah proses pemilihan bibit
ternak baik dari mutu genetik maupun proporsi
tubuh untuk selanjutnya dikembangbiakkan
sesuai tujuan pemeliharaan
17.Seleksi buatan adalah proses seleksi dengan
campur tangan manusia dengan tujuan
tertentu.
18.Seleksi alami adalah proses Seleksi yang
berlangsung secara alami akibat kondisi alam
bukan karena perlakuan yang sengaja
dilakukan oleh manusia
19.Recording merupakan catatan keturunan
20.Breed : keturunan
21.Sapi Sumba Ongole merupakan Salah satu
rumpun sapi potong lokal Indonesia yang
wilayah sebarannya di provinsi Nusa Tenggara
Timur dan beberapa daerah lainnya, mempunyai
karakteristik bentuk fisik dan komposisi genetik
serta kemampuan adaptasi pada berbagai
lingkungan di Indonesia.
22.Sapi pesisir merupakan sapi yang termasuk
komoditas ternak ruminansia potong yang
berasal dari Sumatera Barat.
23.Sapi Aceh merupakan sapi lokal Indonesia
dengan tujuan produksi sebagai penghasil
daging
24.Sapi madura merupakan sapi lokal Indonesia
dengan tujuan produksi sebagai penghasil
daging.
25.Sapi brahman telah didomestikasi di Indonesia
dimana populasi yang ada merupakan generasi
ke-5 atau lebih dari keturunab sapi brahman
asli
26.Judging merupakan penilaian yang dilakukan
untuk melihat kualitas fisik tubuh ternak.
27. Ambing adalah bagian tubuh sapi betina yang
menonjol yang berfungsi mereprentasikan
produksi susu yang dapat dihasilkan.
28. Testis adalah Organ reproduksi pada ternak
jantan

KB 3 Pakan Ternak Ruminansia Pedaging

29.Pengertian pakan berdasar Peraturan Menteri


Pertanian Republik Indonesia Nomor
22/Permentan/Pk.110/6/2017 adalah pakan

Tri Kurniawan Putra, S.Pt


yang terdiri dari bahan pakan tunggal atau
campuran dari beberapa pakan baik diolah
maupun tidak.
30.Hijauan kering merupakan hijauan yang
sengaja dipanen dan dikeringkan bertujuan
untuk memperpanjang masa simpan biasa
digunakan pada daerah-daerah yang memiliki
keterbatasan produksi hijauan segar pada
musim tertentu atau keterbatasan areal lahan
tanaman pakan.
31.Jerami adalah hasil samping/limbah pertanian
tanaman pangan padi dan jagung dengan
kandungan serat kasar > 18 % dan kadar
dinding sel > 35 % (dalam BK).
32.Jerami kering merupakan jerami dari pertanian
tanaman pangan padi dan jagung yang sengaja
dikeringkan
33.Hay adalah rumput kering atau jerami kering
34.Hijauan segar adalah hijauan maupun tanaman
biji-bijian yang dipanen dan diberikan pada
ternak dalam keadaan segar
35.Fodder adalah tanaman jagung segar
36.Silase adalah hijauan segar yang diawetkan
sebagai pakan sepanjang tahun. Proses
fermentasi tersebut dapat merenggangkan
ikatan lignin dengan serat kasar sehingga
mudah dicerna oleh ternak dan dapat
meningkatkan kandungan protein kasar.
37.Molases merupakan nama lain dari tetes
limbah/hasil samping industri gula tebu
38.Bahan pakan sumber energi adalah bahan
pakan yang berasal dari semua biji-bijian yang
mempunyai kandungan protein < 20 % dan 18
% serat kasar, hasil ikutannya, buah-buahan,
dan umbi-umbian
39.Bahan pakan sumber protein adalah bahan
pakan yang mempunyai kandungan protein ≥ 20
% dan dapat berasal dari tanaman, hewan, ikan,
dan susu.
40.Mineral makro adalah sumber pakan yang
dibutuhkan ternak seperti kalsium (Ca), phospor
(P), garam (Na Cl), Sulfur (S), dan Magnesium
(Mg).
41.Mineral mikro adalah sumber pakan yang
dibutuhkan ternak digunakan dalam ransum
seperti seng (Zn), iodium (I), cobalt (Co), besi
(Fe), selenium (Se), tembaga (Cu), dan mangan
(Mn) Pakan Aditif
42.Bahan pakan sumber vitamin adalah bahan
pakan ternak yang berasal dari minyak ikan,
vitamin B komplek, vitamin B1 , Vitamin C, dan
lain-lain.
43.Nutritive feed additive digunakan untuk

Tri Kurniawan Putra, S.Pt


booster nutrisi ransum. Contohnya: asam
amino, mineral, dan vitamin.
44.Non nutritive feed additive digunakan untuk
antioksidan, meningkatkan palatabilitas
(flavoring, colorant), pengawet pakan, antibiotik,
enzim probiotik, acidifier, prebiotik, mengurangi
penggunaan air, meningkatkan efisiensi pakan,
mengoptimalkan metabolisme, meningkatkan
kesehatan usus, meningkatkan kualitas produk
ternak, pengikat pelet, serta bahan anti jamur.
45.Ad libitum : pemberian pakan secara
berlebihan

KB 4 Bahan Pakan Hijauan


46.Analisis proksimat merupakan analisa skala
laboratorium untuk mengetahui protein kasar,
kadar air, serat kasar, lemak kasar dan bahan
organik
47.Bahan kering atau disebut sebagai dry matter
merupakan pakan bebas air; bila pakan
dikeringkan pada tungku dengan suhu sekitar
105° C sehingga airnya menguap, maka sisa
pengeringan itu disebut bahan kering
48.Bahan organik atau disebut juga organik matter
merupakan selisih kadar atau bobot bahan
kering dengan abu suatu pakan atau ransum;
49.Serat Kasar (SK) atau disebut sebagai crude fiber
diketahui dengan pemasakan dengan H2SO4
0,255 N (1,25 %) kemudian dilanjutkan NaOH
0,312 N (1,25 %); merupakan perkiraan kasar
karbohidrat yang sulit dicerna seperti selulosa,
lignin, dan sebagainya
50.Protein Kasar (PK) atau disebut crude protein
diketahui dengan menganalisa jumlah nitrogen
pakan. Kadar PK kemudian dihitung berdasar
faktor pengali 6,25
51.Karbohidrat merupakan gula sederhana dalam
senyawa organik
52.Bahan Organik Tanpa Nitrogen (BOTN) atau
disebut non nitrogenous organik matter diketahui
dengan mengurangi kadar bahan organik
dengan protein kasar.
53.Bahan Ekstrak Tanpa Nitrogen (BETN) atau
disebut nitrogen free extract diketahui dengan
mengurangi jumlah karbohidrat dengan kadar
serat kasar.
54.Energi bruto atau disebut gross energy dapat
diketahui dengan analisa menggunakan bom
kalorimeter. Panas yang dihasilkan pada proses
pembakaran pakan dihitung sebagai kalori atau
energi pakan tersebut
55.Total Digestible Nutrient (TDN) adalah total
energi dari pakan yang setara dengan energi dari
karbohidrat.

Tri Kurniawan Putra, S.Pt


56.Analisis Van Soest digunakan untuk
mengetahui serat berdasar tingkat
kelarutannya.
57.Digestible energy (energi dapat dicerna) adalah
jumlah energi pakan yang dapat diserap alat
pencernaan
58.Metode trial and error dilakukan dengan
mengira-ngira komposisi pakan dalam ransum
59.Metode pearson square digunakan untuk
formulasi ransum yang terdiri dari 4 bahan
pakan
60.Metode least cost formulation adalah metode
penyusunan ransum dengan menggunakan
program
61.Palabilitas merupakan tingkat kesukaan ternak
dalam memilih pakan berdasar bau, rasa, dan
rasa.
62.Jumlah konsumsi pakan adalah Jumlah pakan
yang dimakan oleh sapi dari jumlah pakan yang
diberikan di kurangi sisa pakan
63.Kecernaan adalah jumlah nutrisi yang dapat
diserap oleh tubuh.
64. Anti nutrisi merupakan senyawa dalam
hijauan yang dapat menurunkan kinerja
ternak, mengandung toksik, menyebabkan
penyakit, atau bahkan berakibat pada kematian
ternak
2 Daftar materi yang sulit 1. Perkembangan teknologi dalam menghasilkan
dipahami di modul ini bibit
2. Seleksi buatan
3. Korelasi produksi gas total dengan kandungan
VFA total
4. Cara Perhitungam Kebutuhan Pakan Ternak
5. Analisa Kandungan nutrisi pakan
6. ADF (Acid Detergent Fiber) dan NDF (Neutral
Detergent Fiber)
3 Daftar materi yang 1. Sifat Kualitatif dan kuantitatif
sering mengalami 2. Genotif dan fenotif
miskonsepsi 3. VFA ( Volatile Fatty Acids)
4. BOTN dan BETN

Tri Kurniawan Putra, S.Pt

Anda mungkin juga menyukai