Anda di halaman 1dari 57

MANAJEMEN PAKAN

Fakultas Peternakan
Universitas Islam Lamongan
2022
Tujuan Instruksional Umum

Mengetahui prinsip dan


tatalaksana pemberian pakan
pada ternak potong baik
ruminansia besar (sapi, kerbau),
ruminansia kecil (kambing,
domba) maupun non ruminansia
(babi dan kelinci) pada berbagai
sistem pemeliharaan ternak.
PAKAN

Untuk ternak Untuk Untuk


kerja fattening breeding

Performans Performans Performans


kerja produksi reproduksi

Gain, FCR, Produktivitas


Output Daya, anak, populasi,
Karkas/Meat,
Efisiensi Kerja Feed Cost/Gain efisiensi pakan
Nutrien dan Ransum

 Mengacu pada feeding standard, mis. table NRC (National Research


Council).
 Menentukan kelas, umur, tingkat produksi dan kondisi fisiologis ternak
untuk mengetahui kebutuhannya baik untuk pokok hidup, pertumbuhan
dan produksinya serta pertambahan bobot badan yang diharapkan.
Mengetahui margin of safety atau
batas pemberian suatu bahan pakan
yang tidak membahayakan bagi
ternak yang mengkonsumsinya.
Contohnya pemberian leguminosa
tidak boleh melebihi 50% total
ransum karena akan menyebabkan
terjadinya rontok bulu.
Manajemen pakan pada sapi
 1. Manjemen pakan induk
Kebutuhan pakan induk tergantung pada kondisi
fisiologisnya, apakah induk tersebut sedang
bunting, laktasi atau dalam keadaan kering.
 2. Manajemen pakan betina pengganti
(replacement)
Sapi dara pengganti umur 14 – 15 bulan perlu
ADG sebesar 0,5 – 0,7 kg/hari, sedangkan betina
yang telah kawin perlu ADG sebesar 0,5 kg/hari
pada 120 hari pertama kebuntingannya karena
nutrisi sangat diperlukan untuk menunjang
pertumbuhannya sendiri dan pertumbuhan janin.
3. Manajemen pakan pejantan
– Pejantan yearling perlu pertambahan
bobot badan sebesar 0,7 kg/hari dan pada
saat itu siap mengawini 10 – 15 ekor
betina. Pada umur lebih dari 2 tahun, perlu
pertambahan bobot badan 0,75 kg/hari
4. Manajemen pakan bakalan
– Kebutuhan protein dan energi dari pedet
untuk calon bakalan harus ditingkatkan
sejak umur 3 bulan sampai sapih, sebab
produksi susu induk mencapai puncak
pada 2 bulan setelah lahir
A B

Masa bunting Post natal


 Program pemberian pakan untuk induk
bunting
 A = 2/3 awal kebuntingan
 pakan yang diberikan digunakan untuk
pokok hidup dan metabolisme induk.
 Pertumbuhan janin masih lambat.
 B = 1/3 akhir kebuntingan
 Pertumbuhan janin cepat
 pakan induk ditingkatkan karena pakan
digunakan selain untuk pokok hidup dan
metabolisme induk juga untuk pertumbuhan
foetus.
PAKAN DOMBA DAN KAMBING
 Manajemen pakan induk
 Untuk meningkatkan produktivitas domba dan kambing diperlukan suplemen
pakan.
 Pemberian pakan pada domba dan kambing dibedakan menurut status
fisiologis ternak
 Flusing ewes : pemberian pakan ekstra 2 – 3 minggu sebelum masa kawin
untuk meningkatkan jumlah ovum, meningkatkan litter size, meningkatkan
lamb / kid crop 10 – 20 %
PAKAN PADA DOMBA

• a. Ternak dewasa: rumput 75%, daun 25%


• b. Induk bunting: rumput 60%, daun 40%,
konsentrat 2-3 gelas
• c. Induk menyusui: rumput 50%, daun 50%
dan konsentrat2-3 gelas
• d. Anak sebelum disapih: rumput 50%, daun
50%
• e. Anak lepas sapih: rumput 60%, daun 40%
dan konsentrat 0,5–1 gelas
Manajemen pakan cempe

Selain susu kolostrum dari induk, cempe harus


diberikan creep feeding
Kandungan protein pada pakan creep 15 –
16%, dengan ditingkatkan menjadi 18% dapat
dilakukan penyapihan dini. Kandungan protein
pakan tergantung pada bobot badan cempe,
untuk cempe dengan BB 13,5 kg, kandungan
protein pakan 18 – 20%, BB 13,5 – 32 kg
kandungan protein pakan 14 – 16%,
sedangkan BB lebih dari 32 kg cukup 12 –
14% saja.
Pakan untuk cempe pada penyapihan
awal atau orphan (cempe yatim / piatu) :
Cempe diberi pakan creep feeding,
berupa biji-bijian halus / digiling, hijauan
yang diberikan berkualitas baik. Kalau
hijauan yang diberikan berkualitas
rendah, cempe diberi suplemen dengan
protein dan vitamin.
Pakan dari sapih sampai dengan dijual :
Bervariasi,tergantung pada kondisi
ekonomi dan klimat serta pakan yang
tersedia.
PADANG RUMPUT/ HIJAUAN

 Macam-macam padang
penggembalaan
› Padang rumput permanen
› Padang rumput jangka pendek
› Padang rumput rotasi jangka
panjang
› Padang rumput sementara
Penggembalaan
 Penggembalaan kontinyu (continous grazing)
 Efek: over grazing / under grazing.
 Penggembalaan bergilir (rotation grazing)
 Jumlah petak dihitung berdasarkan :
Waktu rumput regrowth (hari) +1
Lama waktu penggembalaan (hari)
 Contoh :
waktu regrowth = 30 hari
lama penggembalaan 1 petak sampai rumput habis = 6 hari
jumlah petak yang harus tersedia
= (30/6) + 1 = 6 petak
 Penggembalaan rotasi tertunda (deferred grazing)
 Penggembalaan jalur (strip grazing)
FASILITAS UNTUK PAKAN
COVERED FEEDER
INDIVIDUAL
FEEDER
EATING
HAYLAGE
AUTOMATIC WATERERS
CREEP FEEDER
OUTDOOR CREEP
WATER TROUGH
Jenis-jenis pakan

No Keterangan Contoh tanaman


1. Pakan sumber Rumput, dedaunan, onggok,
energi dedak padi, dedak gandum,
jagung, sorghum, ketela dan
ampas bir

2. Pakan sumber Legum, bungkil kedelai, bk.


protein Kelapa, bk. Kapok, bk. Biji
kapas, ampas tahu, ampas
kecap
3. Pakan sumber Garam dapur, kapur, tepung
mineral tulang, mineral mix
4. Pakan sumber Jagung kuning, hijauan segar,
vitamin wortel, dll
Rasio pakan rumput dan legum

Komposisi (%)
Kondisi
fisiologis Rumput Legum/dedaunan
ternak

Dewasa/kering 75 25

Bunting 60 40

Menyusui 50 50

Lepas sapih 60 40
Menghitung Daya Tampung
Cut and Carry : dipotong
langsung dari kebun/ padang diberikan
kepada ternak di kandang
Carrying Capacity : Daya tampung
padang penggembalaan (ha/UT) untuk
mencukupi kebutuhan pakan hijauan
 Stocking Rate : Jumlah ternak
yang dapat ditampung (UT/ha) suatu
padang penggembalaan
Asumsi kebutuhan hijauan segar:
35 atau 40 kg perhari, bahan
kering 9,1 kg, (air 75 – 80 %)
Perhitungan daya tampung
dengan “Cut and Carry”:
 Asumsikan kebutuhan 1 UT : 9,1 kg (BK) --- 40 kg (segar)
 Kebutuhan rumput segar1 UT /th = 360 x 40 = 14.400 kg
 Produksi hijauan kumulatif/ tahun. misal. R Gajah: 200.000 kg
 Daya tampung : 200.000/14.400 x 1 UT= 13,89 UT
 13 ekor sapi @ BB 455 kg yang dipelihara di kandang.
Pakan Induk

 Pakan induk (cow) : 60 hari sebelum dan 90 hari setelah melahirkan---


kritis
 Nutrisi tidak mencukupi : abortus, bobot lahir dan bobot sapih rendah,
kegagalan berahi kembali.
 Pada 90 – 120 hari akhir kebuntingan, memenuhi pbb 0,2 – 0,5 kg/hari,
 “overfeed” --- induk kegemukan dan sulit melahirkan.
Betina Pengganti
(Replacement)
Heifer pengganti umur 14–15 bl
perlu pbb 0,5 – 0,7 kg/hari.
Telah kawin perlu pbb 0,5 kg/hari
pada 120 hari pertama
kebuntingannya.
“over feeding” --- sulit melahirkan
dan produksi susu berkurang
Pakan Pejantan

Yearling (umur 1 th) perlu pbb


0,7 kg/hari dan siap
mengawini 10 – 15 ekor
betina.
Umur > 2 tahun perlu pbb 0,75
kg/hari.
Pakan Bakalan

Pedet dipelihara sampai disapih


(6-7 bulan) ---susu induk.
Sebelum disapih pedet diberikan
hijauan ---1/2 kebutuhan.
“creep feeding” sangat penting
--- rumput kurang.
Creep Feeding
 Creep feeding : 14 – 15 % PK dan 65 –
72 % TDN.
 Tujuan Creep Feeding :
 Memperoleh bobot sapih tinggi.
 Mengurangi kebutuhan susu.
 Meningkatkan efisiensi pakan.
 Mencapai fleksibilitas pemasaran.
 Memperoleh pbb yang ekonomis.
Keuntungan pedet dengan creep
feeding :

Pbb lebih tinggi 15 – 30 kg.


Cepat beradaptasi dengan
“fullfeed”
Lebih mudah mengatasi stress
penyapihan.
Saat Pemberian “creep
feeding”
Induk baru pertama atau duakali
melahirkan.
Pedet dilahirkan saat hijauan kurang.
Kualitas dan kuantitas padang gembala
menurun.
Harga pedet sedang tinggi dibanding
harga pakan.
Induk dan pedet dipelihara secara
terkurung
Pakan Penggemukan
Bakalan dipelihara dahulu sistem
“back ground” atau “stocking”
Pbb sistem background --- 0,3 - 0,7
kg/hari : pemberian hijauan dan 1
atau 2 kg biji-bijian
Sapi finishing harus mencapai pbb 0,9
– 1,2 kg/hari, ---konsentrat bermutu
tinggi
Penggunaan Perangsang
Pertumbuhan
Perangsang pertumbuhan (growth
promoter) untuk meningkatkan pbb
dan feed efisiensi
Tingkat pertumbuhan naik sebesar
10 – 15 %.
Lazimnya diimplantasikan pada
telinga.
Pakan Penggemukan di Kandang
(Drylot Fattening)
 Periode kritis di feedlot ---baru datang ke lokasi.
 Manajemen kurang, morbiditas dan mortalitas tinggi.
 Pengelolaan awal : dehorning, kastrasi, vaksinasi.
 Vitamin A dan perangsang pertumbuhan
 Hijauan segar dan air bersih ad libitum selama masa kritis.
Pemberian pakan awal
penggemukan:
 Selama 2-3 minggu --- biji-bijian 2 kg/100 kg
bobot badan, atau
 1-2 kg biji-bjian dan 0,5 kg suplemen
protein dan hijauan
 Setelah beradaptasi, biji-bijian ditingkatkan
0,5 kg/hari
 Biji-bijian ditingkatkan --- 0,7 kg/hari ---
konsumsi 2% BB
 Hijauan dikurangi sampai 10 – 15 %,
mencegah accidossis dan abses liver.
Sediakan selalu suplemen
mineral.
Ransum mengandung 70 - 74
% TDN dan 10 - 12 % protein
Air 45 - 115 liter/hari, ---
bobot badan, cuaca dan jenis
ransum.
Pakan Penggemukan di Padang
(Pastura)

Tambahan bijian 1 kg/100kg BB ---


grading choice.
biji-bijian 0,4 kg/100 kg BB, ---
dinaikkan 1 kg/100 kg BB
10 % garam dalam biji-bijian dan
campuran mineral
Daya tampung padang
penggembalaan tergantung :
 Kemiringan lahan
 Jarak dengan sumber air
 Kecepatan pertumbuhan/produksi tanaman pakan
 Kerusakan lahan
 Ketersediaan hijauan yang dapat dikonsumsi
 Nilai nutrisi pakan
 Variasi musim
 Keadaan ekologi padang penggembalaan
Pengelolaan Padang
Penggembalaan

Diperlukan untuk mencapai :


Keseragaman penggunaan rumput oleh
ternak
Tingkat pertumbuhan hijauan yang
optimal
Penggembalaan Kontinyu (Continous
grazing)

Ternak digembalakan ---- sangat


lama; sepanjang tahun atau
selama pertumbuhan.
Perlu pengaturan jumlah ternak
yang sangat tepat.
Kerugian daya tampung tidak
sesuai :
 Over grazing : ternak melebihi ambang daya tampung
 Under grazing : ternak dibawah ambang daya tampung
 Akibat under grazing :
 Spotted grazing : tidak merata, dilakukan pada tempat tertentu
 Selective grazing : hanya mengkonsumsi bagian tertentu yang paling
disukai
Bila terjadi “under grazing” :

 Menambah unit ternak sesuai daya


tampung
 Mengawetkan kelebihan hijauan
 Penggembalaan kontinyu ---- jumlah
produksi potensial hijauan semakin
berkurang
Penggembalaan Bergilir
(Rotation Grazing)

Padang penggembalaan dibagi ke


dalam beberapa petak dan
digembalakan secara bergilir
Manajemennya berdasarkan tingkat
pertumbuhan hijauan pakan,
 Jumlah petak yang harus dibentuk :

Waktu rumput kembali (hari)


= ---------------------------------------------------- + 1
Lama waktu penggembalaan (hari)

Misalnya:
waktu rumput tumbuh kembali adalah 24 hari,
Lamanya penggembalaan 4 hari
Jumlah petak disediakan : 24/4 + 1 = 7 petak.
Petak I Petak II Petak Petak Petak V Petak Petak
III IV VI VII
Hari ke Hari ke Hari ke Hari ke Hari ke Hari ke Hari ke
1-4 5-8 9 - 12 13 - 16 17 - 20 21 - 24 25 - 28
Penggembalaan Rotasi Tertunda
(Deffered Rotation)
 Bertujuan agar jenis rumput unggul tidak musnah.
 Satu atau lebih petak tidak dipergunakan ----- rumput selesai berbunga
atau berbiji,
 Selama satu tahun ternak hanya digembalakan pada petak tersebut bila
rumputnya telah berbunga, berbiji atau bertunas.
 Lebih tepat padang rumput alam (self reseedling).
Penggembalaan Rotasi Istirahat
(Rest Rotation)

 Satu petak tidak dipergunakan selama


satu tahun
 Digunakan di AS dan dikenal Hormay
system.
Manfaat sistem rotasi istirahat :

 Kesempatan rumput membentuk


dan menyimpan energi
 Menunjang pemasakan biji.
 Menunjang persemaian yang lebih
sempurna.
 Menunjang akumulasi bahan organik
rumput.
Penggembalaan Berjalur
(Strip Grazing)

Bentuk intensif dari penggembalaan


bergilir.
Unit ternak ----- satu petak
tertentu
Mengurangi kebutuhan tenaga
kerja dan tatalaksana.
Penggembalaan Intensitas Tinggi
(High Intensity Grazing)
 Padang penggembalaan ----akan diremajakan,
rusak, pergiliran tanaman
 diisi ternak dengan daya tampung sangat
tinggi (maksimal) dan tatalaksana yang sama.
 Fase cepat --- istirahat 30 hari, Fase lambat
istirahat 60-90 hari, ---- penggembalaan
dimasuki ternak kembali.
 Luas petak semakin kecil ---- padat, sehingga :
 periode singkat, distribusi kotoran dan
penginjakan merata
 Diperlukan tatalaksana yang tinggi dalam
keterampilan mengelola ternak.
Soal :
 Bagaimana cara menentukan kebutuhan nutrien
pada berbagai komoditi ternak potong.
 Bagaimana cara penyusunan ransum pada
ternak potong.
 Teknik pemberian pakan pada ternak potong.
 Sebutkan tatalaksana pakan penggemukan di
kandang.
 Sebutkan tatalaksana penggemukan di padang
rumput.
Reference.
 Barrick R. Kirby and Hobart L. Harmon. 1988. Animal
Production and Management. Mc Graw-Hill Book
Company. New York.
 Church, D.C., 1978, Digestive Physiology and Nutrition of
Ruminant, O and B Books Inc., Corvelis, Oregon.
 Reksohadiprojo, S., 1984, Pengantar Ilmu Peternakan
Tropik, Edisi Pertama, BPFE, Yogyakarta.
 Roy, J.H.B., 1980, The Calf, 4th Ed., Studies and
Agriculture and Food Science, London.
 van Soest, P.J., 1982, Nutritional Ecology of The
Ruminant, O and B Books Inc., Corvelis, Oregon.
 Sudono, A dan B. Sutardi, 1969, Pedoman Beternak Sapi
Perah, Dirjen Peternakan, Departemen Pertanian,
Jakarta.
 Sisson, S. and J.D. Grossman, 1969, The Anatomy of The
Domestic Animals, 4th Ed., W.B. Saunders Co., London.

Anda mungkin juga menyukai