Anda di halaman 1dari 25

MANAJEMEN PEMBERIAN PAKAN

Manajemen pemberian pakan (MPP)


Adalah strategi pemberiaan pakan kepada kultivan agar diperoleh
pertumbuhan dan produktifitas yang tinggi tanpa dampak yang signifikan baik
kepada produk akuakultur, manusia yang mengkonsumsinya dan lingkungan.
Penerapan strategi yang tepat mendukung efisiensi pengelolaan proses
pembudidayaan.

MPP meliputi:
1. Feed Ration
2. Feeding time
3. Feeding frequency
4. Feeding Method
5. Alat pemberian pakan
6. Feeding Record
1. FEED RATION
Penentuan jumlah pakan yang harus diberikan ada beberapa
cara:
@ Feeding to excess = ad libitum
- pakan tersedia dalam jumlah yang tidak terbatas
- pakan yang tidak dikonsumsi dapat diambil– dihitung

Pada aquatic system


- pakan sisa sulit diambil
- pakan mengalami denaturasi
- konversi pakan rendah
- pakan sisa menyebabkan menurunnya kualitas air
@. Satiation
ikan diberi pakan sampai kenyang

@. Restricted – feeding rate


- X %/biomasa/hari ------ sudah dideterminasi sebelumnya
untuk menghasilkan maximum ration size
-Feeding rate terlalu kecil --- jumlah enersi dan materi yang
dikonsumsi rendah ---- pertumbuhan rendah
- Feeding rate optimal ---- pertumbuhan maksimal
- Feeding rate lebih besar dari optimal --- pertumbuhan
menurun ???
Cara menghitung kebutuhan pakan :
- Jumlah ikan 100 000 ekor
- Bobot rata-rata individu 15 gram
- Feeding rate 5% biomasa ikan/hari
- Berapa jumlah pakan yang harus diberikan per hari???
Gambar hubungan antara feeding rate dan growth rate dan
konversi pakan
Pada dasarnya, semakin besar ukuran kultivan
→feeding rate per satuan bobot tubuh semakin
kecil, sebaliknya semakin kecil ukuran kultivan
→feeding rate semakin besar. Hal ini
dikarenakan kultivan yang berukuran kecil
membutuhkan nutrisi dan energi yang lebih
banyak untuk mendukung laju pertumbuhan
yang lebih cepat dibandingkan dengan kultivan
berukuran besar
ANCO ---- UNTUK MENGONTROL APAKAH JUMLAH PAKAN YANG
DIBERIKAN SDH TEPAT ATAU BLM

Rata-rata jumlah pakan yang tidak Prediksi feeding rate


dikonsumsi yang tertinggal di anco (%)
0 Dinaikkan 5%
<5 tidak berubah
5 – 10 diturunkan 5%
10 – 25 diturunkan 10%
>25 Ditinjau ulang
2. FEEDING TIME → kapan ikan diberi makan
SIANG OR MALAM HARI ---- BERKEMBANG, PADA SAAT MATA
BELUM BERKEMBANG DENGAN SEMPURNA, IKAN
MENGKONSUMSI PAKAN PADA KONDISI TERANG. SEMAKIN
SEMPURNA MATA ---- IKAN DAPAT MENGKONSUMSI PAKAN
PADA PENCAHAYAAN YANG RENDAH

IKAN-IKAN NOKTURNAL DAPAT MENGKONSUMSI PAKAN PADA


KONDISI
GELAP -----ALAT DETEKSI : SUNGUT

CARA MENGETAHUI WAKTU MAKAN----- MELAKUKAN


PENGAMATAN ISI SALURAN PENCERNAAN SELAMA 24 JAM
3. FEEDING FREQUENCY (FREKUENSI PEMBERIAN PAKAN)
SEDIKIT (tidak terlalu sering) : Setiap pemberian pakan jumlahnya banyak -
→ TIDAK SEMUA PAKAN DAPAT DIKONSUMSI, BERGANTUNG PADA
KAPASITAS TAMPUNG LAMBUNG ----- BANYAK PAKAN SISA

TERLALU SERING: JUMLAH PAKAN SETIAP PEMBERIAN PAKAN SEDIKIT ---- >
KOMPETISI MENDAPATKAN PAKAN
- IKAN –IKAN KANIBAL ---- SALING MEMANGSA
-ENERSI UNTUK MENGKONSUMSI PAKAN TINGGI
Contoh: feeding rate 5% biomasa/hari
biomasa = 400g→jumlah pakan yang diberikan= 5% x 400 = 20
g/hari
Frekuensi pemberian pakan 2 kali/hari -→ jumlah pakan setiap pemberian
pakan = 10 g
Frekuensi pemberian pakan 4 kali/hari -→ jumlah pakan setiap pemberian
pakan = 5 g
4. FEEDING METHOD
Metode pemberian pakan terdiri atas metode langsung dan metode tidak langsung.
Metode langsung adalah metode pemberian pakan tanpa alat pemberian pakan atau
pemberian pakan dengan menggunakan tangan (manusia) secara langsung.
Keuntungan metode langsung:
a. pemberian pakan lebih efisien (tidak boros) atau mampu meminimalkan pakan
yang tercecer saat pemberian pakan,
b. dapat memonitor kultivan yang sementara makan,
c. dapat memonitor kondisi kultivan dan media budidaya secara keseluruhan.
Metode langsung sangat cocok diterapkan bagi kultivan yang belum terbiasa
denganlingkungan media budidayanya seperti :
a. kultivan yang menghuni wadah budidaya yang baru,
b. kultivan yang baru tiba dari transportasi,
c. kultivan pada tahap penyembuhan
Kekurangannya adalah membutuhkan tenaga kerja (energi) manusia yang lebih
banyak. Metode pemberian pakan ini pada areal budidaya yang luas adalah
kurang efisien.
Metode pemberian pakan tidak langsung adalah pemberian pakan
Dengan menggunakan alat pemberian pakan. Alat pemberian pakan
dapat menggunakan energy listrik dan energi sumber daya alam. Metode
pemberian pakan secara tidak langsung hampirsemuanya bergerak secara
otomatis. Jumlah/dosis pakan dan waktu pemberian pakan dapat dikontrol
pada alat pemberian pakan otomatis. Keuntungan metode pemberian pakan
secara tidak langsung adalah pemanfaatan tenaga manusia dapat di-
efisienkan.
Kekurangannya adalah :
a. Biaya operasioan mahal karena menggunakan energi listrik.
b. Harga alatnya mahal.
c. Tidak cocok diterapkan pada kultivan yang tidak terbiasa dengan
lingkungan media budidayanya
5. ALAT PEMBERIAN PAKAN
Peralatan yang digunakan pada saat pemberian pakan meliputi :
a. Pemberian pakan tanpa alat atau dengan tangan
Pemberian pakan tanpa alat atau dengan tangan (disebar). Metode
pemberian pakandengan tangan ini biasanya disesuaikan dengan
stadia dan umur kultivan yangdibudidayakan. Pada usaha akuakultur
skala kecil atau sedang sering digunakan tangan saat pemberian
pakan.

b. Pemberian pakan secara mekanik


Pemberian pakan dengan cara menggunakan alat bantu pakan yang
digerakkan oleh tenaga mekanik, seperti demand feeder dan
automatically feeder yang biasa digunakanpada budidaya kultivan di
kolam air deras atau budidaya sistim intensi
c. Pemberian pakan di Hatchery
Pada beberapa unit hatchery kultivan air laut atau air tawar
biasanya dibutuhkan suatu alat bantu untuk memudahkan
proses pemberian pakan. Pada stadia larva kultivan merupakan
fase kritis dimana pada fase tersebut dibutuhkan pakan yang
tepat jenis, tepat ukuran dan tepat jumlah, dimana yang
dimasukkan ke dalam pipa-pipa adalah pakan alami yang telah
dibuat sedemikian rupa sehingga pipa yang berisi pakan alami ini
masuk ke dalam wadah pemeliharaan secara otomatis
6. Feeding Record
Selain itu yang perlu diperhatikan pada MPP adalah melakukan pencatatan
pemberian pakan yang biasa disebut dengan Feeding record. Dengan
membuat suatu catatan tentang pemberian pakan pada setiap kolam
budidaya akan memudahkan untuk memantau perkembangan setiap kolam
budidaya. Adapun data yang sebaiknya dicatat pada setiap kolam dalam
manajemen pemberian pakan adalah :
1. Berat rata-rata kultivan yang ditebar pada waktu tertentu (W) dalam gram.
2. Jumlah kultivan yang ditebar dalam satu kolam (N).
3. Perkiraan kelangsungan hidup/sintasan selama periode waktu
pemeliharaan (SR) dalam % .
4. Jumlah pakan yang diberikan setiap hari (FR) dalam %.
5. Jumlah pakan harian yang diberikan pada setiap kolam (DFA). Nilai DFA
dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
DFA = W X N X SR X FR
Dimana :
W = bobot rata-rata waktu tebar (g).
N = Jumlah kultivan yang ditebar (ekor).
SR = Survival rate (%).
FR = Feeding rate (%).
Pada suatu tambak, ditebar ikan bandeng sebanyak 50.000 ekor, dengan
bobotrata-rata pada waktu tebar adalah 5 g, dengan perkiraan kelangsungan
hidup 90% dan persentase pakan harian 8% perbobot biomassa, maka
jumlah pakan harian yang harus diberikan :5 g X 50.000 ekor X 0,9 X 0,08 =
18 kg perhari

6. Jumlah pakan selama pemeliharaan. Dari contoh diatas maka jumlah pakan
yang dibutuhkan selama pemeliharaan 15 hari adalah 18 kg/hari X 15 hari=
270 kg

7. Frekuensi pemberian pakan dan waktu pemberian pakan. Pada contoh di


atas, jumlah pakan perhari adalah 18 kg, pakan tersebut akan diberikan
kepada benih ikan baneng sebanyak 4 kali pada waktu pukul 06.00, 10.00,
14.00 dan 19.00. Maka jumlah pakan setiap kali pemberian adalah 18 kg : 4
= 4,5 kg
Manajemen pemberian pakan pada udang yang telah dilakukukan oleh
Akiyama dalam Goddart (1996) merupakan salah satu komoditas organisma
air yang mempunyai kebiasaan makan pada malam hari dapat dilihat pada
Tabel 1
Tabel 1. Skedul pemberian pakan pada udang

Tipe Bobot Feding Time


pakan udang 06.00 10.00 14.00 18.00 20.00
Starter <3g 30% - 35% - 35%

Grower 3 – 15 g 20% 15% 15% 30% 20%

Finisher > 15 g 20% 15% 15% 30% 20%


Faktor-faktor MPP
MPP berkaitan dengan faktor internal dan eksternal. Faktor
internal adalah umur dan ukuran kultivan, serta tingkat
kesehatan kultivan dan lain-lain sedangkan faktor eksternal
adalah iklim/cuaca, parameter kualitas air dan teknologi
akuakultur dan lain-lain.
Penentuan MPP pada suatu usaha akuakultur sangat berkaitan
dengan umur kultivan. Semakin berumur kultivan,
a. semakin kecil feeding rate ?
b. semakin berkurang frekuensi pemberian pakannya?
c. semakin besar ukuran pakan yang diberikan?
DAMPAK PEMBERIAN PAKAN TERHADAP KUALITAS AIR

@ Dampak budidaya terhadap lingkungan terutama berhubungan dengan


manajemen pakan
@ Pakan yang berlebihan (overfeeding)
@ Komposisi pakan dan nilai konversi pakan berpengaruh terhadap jumlah
limbah baik fisik maupun kimia ke dalam lingkungan budidaya
@ Produk limbah utama berkaitan dengan pemberian pakan adalah pakan yang
tidak dimakan (uneaten food), pakan yang tidak dicerna yang akan masuk ke
lingkungan dalam bentuk feses dan ammonia serta karbon dioksida yang
merupakan hasil proses katabolisme
@ Pakan ikan umumnya kandungan proteinnya tinggi, hasil katabolisme protein
berupa ekskresi-N yaitu dalam ammonia yang akan masuk ke dalam air media
budidaya.
@ Katabolisme pada krustase menghasilkan tiga produk utama, yaitu: amonia, urea
dan asam urik (Dall, et al., 1990) , tetapi yang paling tinggi adalah dalam bentuk
amonia.
@ Koshio et al. (2003) mengemukakan hal yang sama bahwa pada udang penaeid
Macropetasma africanus, ekskresi nitrogen terutama dalam bentuk amonia
Gambar 1. Sumber limbah organik? dan anorganik? dalam budidaya ikan
secara intensif (Goddard, 1996) mana dalam gambar di bawah yang
merupakan sumber limbah organi dan anorganik??
Manajemen Pakan Dalam Kegiatan Budidaya

Manajemen pemberian pakan dalam kegiatan budidaya


dibutuhkan supaya budidaya berkelanjutan dapat
tercapai. Untuk pengembangan kebijakan manajemen
pemberian pakan yang sesuai sejumlah faktor harus
diperhitungkan, faktor-faktor tersebut termasuk faktor
ekonomi, sosial, biologi dan lingkungan. Hubungan antara
faktor-faktor tersebut dalam kegiatan budidaya disajikan
pada Gambar 2.

Anda mungkin juga menyukai