Anda di halaman 1dari 3

Pokok Bahasan : Penyusunan Ransum Hewan

Jumlah Pertemuan : 3 x 60 menit


3.1. PENDAHULUAN

Hewan dapat hidup secara sehat dan mampu bertumbuh dan berproduksi dengan baik,
jika mengkonsumsi ransum yang sesuai dengan standar kebutuhannya. Ransum hewan disusun
dari beberapa macam bahan pakan. Agar dapat menyusun ransum dengan benar maka diperlukan
pengetahuan tentang bagaimana menyusun ransum hewan dengan benar.
3.1.1. DESKRIPSI SINGKAT
Pokok bahasan ini membahas tentang teknik menyusun ransum bagi hewan dengan
berbagai metode.
3.1 2. RELEVANSI
Pengetahuan tentang penyusunan ransum bagi hewan dimiliki oleh mahasiswa yang
mengikuti matakuliah Ilmu Pakan Hewan. Dengan adanya pokok bahasan ini mahasiswa
mengerti teknik meramu ransum yang akan diberikan kepada hewan dari berbagai jenis bahan
baku yang ada.
3.1.3. KOMPETENSI KHUSUS
Setelah mengikuti kuliah ini mahasiswa diharapkan mampu menjelaskan teknik meramu
ransum yang akan diberikan kepada hewan dari berbagai jenis bahan baku yang ada.
3.2. PENYAJIAN
3.2.1. URAIAN MATERI.
Ransum adalah campuran beberapa macam bahan makanan yang diberikan kepada hewan
tertentu selama 24 jam. Ransum sempurna merupakan kombinasi bahan pakan yang bila
dikonsumsi secara normal, dapat mensuplai zat makanan kepada hewan dalam jumlah,
perbandingan dan bentuk yang sekian rupa sehingga fungsi-fungsi fisiologis dalam tubuh hewan
dapat berjalan normal.
Ransum yang hendak diberikan kepada hewan selain sempurna juga harus ekonomis
yaitu dengan harga yang sekecil mungkin. Untuk itu maka bahan-bahan makanan tersebut harus
dikombinasi dari bahan yang murah sampai bahan yang mahal agar saling melengkapi zat-zat
makanannya.
Ransum yang hendak diberikan kepada ternak, hendaknya memenuhi beberapa
persyaratan antara lain: mengandung nilai utrien yang lengkap, Palatabel, Mudah dicerna oleh
hewan, Sesuai dengan tujuan pemeliharaan dan Harganya murah dan mudah diperoleh secara
lokal.
1. Hal-hal yang harus diketahui dalam menyusun ransum hewan
Ada beberapa hal penting yang perlu diketahui sebelum kita menyusun ransum bagi hewan yaitu:
a. Standart kebutuhan hewan akan zat-zat makanan. Hal ini tergantung pada berat badan,
umur, jenis kelamin, bangsa dan periode pertumbuhan hewan. Standart kebutuhan ternak dapat
diketahui dari tabel kebutuhan ternak (Nutrient Requirements untuk masing-masing bangsa
hewan yang dikeluarkan oleh Nasional Research Coucil = NRC ). Secara umum hewan pada fase
starter membutuhkan kadar protein kasar yang lebih besar dari pada hewan dewasa.
b. Bahan pakan yang tersedia. Bahan pakan yang tersedia atau yang mudah diperoleh serta
harga masing-masing bahan pakan perlu diketahui. Hal ini penting untuk menghasilkan ransum
lengkap yang ekonomis.
c. Komposisi nutrien bahan pakan.
Komposisi nutrien bahan pakan dapat diperoeh dalam bentuk tabel-tabel yang mudah untuk
digunakan. Tabel ini diperoleh dari hasil proksimat bahan pakan. Dalam kenyataannya, kadang-
kadang setiap tabel yang kita temui selalu berbeda angka nilai nutriennya. Hal ini perlu
dimaklumi bahwa perbedaan tempat tumbuh, umur bahan pakan, kesuburan tanah, iklim maupun
bagian yang dianalisa mungkin saja tidak sama dan berpengaruh terhadap nilai nutrien yang
dikandungnya.
d. Batas toleransi pengunaan bahan pakan. Ada bahan pakan yang penggunaannya dalam
ransum perlu dibatasi karena mempengaruhi pemanfaatan ransum oleh ternak. Contoh
penggunaan tepung jika dalam ransum untuk penggemukan adalah 10% karena jika lebih akan
berpengaruh terhadap aroma daging yang dihasilkan.
d. Jumlah ransum yang diperlukan. Total ransum yang akan disusun perlu diketahui agar
dengan mudah kita menentukan komposisi bahan baku yang digunakan dan agar ransum yang
sudh disusun tersebut tidak terbuang percuma. Total ransum ini diakumulasi dari kebutuhan
jumlah konsumsi hewan perekor, jumlah hewan yang akan mengkonsumsi ransum serta lama
hari seekor hewan mengkonsumsi ransum dalam kualitas tersebut.
2. Jenis – Jenis Ransum.
a. Untuk ternak sapi perah :
1. ransum anak sapi pengganti air susu (calf milk replacer) dengan PK lebih dari 20% dan Total
digestible Nutrient (TDN) lebih dari 90%.
2. Ransum anak sapi pemula/starter ( PK 18% dan TDN 75%)
3. ransum grower ( PK 16% dan TDN 75%)
4. ransum finisher ( PK 14% dan TDN 65%)
5. ransum kering kandang sampai dengan 2 bulan menjelang partus (PK 14% an TDN 65%).
b. Domba dan kambing
1. Flushing (makanan induk sebelum dikawinkan, PK 16% dan TDN 75%)
2. ransum anak sapi pengganti air susu (calf milk replacer) dengan PK lebih dari 20% dan Total
digestible Nutrient (TDN) lebih dari 90%.
3. Ransum anak sapi pemula/starter ( PK 18% dan TDN 75%)
4. ransum grower ( PK 16% dan TDN 75%)
5. ransum finisher ( PK 14% dan TDN 65%)
6. ransum kering kandang sampai dengan 2 bulan menjelang partus (PK 14% dan TDN 65%). .
c. Ternak sapi potong:
1. Ransum sapi jantan untuk pertumbuhan dan penggemukan.
2. Ransum sapi betina untuk pertumbuhan dan penggemukan.
d. Ternak babi
1. ransum anak babi/starter ( PK 20 – 22 %, Martabat pati 70 dan serat kasar maksimal 3%).
2. ransum grower (protein kasar 17%, Martabat pati 68 dan Serat kasar maksimal 5%).
3. Ransum Fattening (Kadar protein 14% kadar martabat pti 69 dengan bahan pakan yang agak
kasar)
4. Ransum bibit (Protein kasar 14,5%, MP 64, SK 8,5%)
5. Ransum induk menyusui ( PK 18,5%, MP 66 dan SK 7%)
e. Ransum untuk unggas.
1. ransum starter ( PK 20 – 22 %, Martabat pati 70 dan serat kasar maksimal 3%).
2. ransum grower (protein kasar 17 - 18%, Martabat pati 68 dan Serat kasar maksimal 3%).
3. Ransum layer (Kadar protein 15-16% kadar martabat pati 69, maksimal 5%)
4. Ransum bibit (Protein kasar 14,5%, MP 64, maksimal 5%)
3. Metode penyusunan ransum hewan.

Anda mungkin juga menyukai