Menyusun ransum ternak adalah aplikasi pengetahuan tentang pakan, nutrien,
dan ternak guna mendapatkan ransum yang bergizi untuk di berikan dan di konsumsi oleh ternak dalam jumlah tertentu, cukup memenuhi kebutuhan untuk mencapai tujua pemeliharaannya. Oleh karena itu diperlukan lebih banyak pengetahuan, praktek secara langsung, dan pengalaman. Penyusunan ransum ternak bertujuan untuk mensuplai nutrien yang meliputi energi, protein, vitamin dan mineral agar kebutuhan ternak terpenuhi sesuai dengan tujuan pemeliharaannya. Ransum secara umum didefinisikan sebagai makanan ternak yang disediakan untuk memenuhi kebutuhannya selama 24 jam, apabila habis akan diberikan kembali, dengan perhatian khusus pada jumlah pakan yang diberikan, kualitas nutrien, dan imbangan pakan konsentrat dan hijauan (pakan ruminansia).
Informasi yang diperlukan untuk menyusun ransum
Sebelum dilakukan berbagai perhitungan untuk menyusun ransum, diperlukan berbagai informasi/langkah-langkah apa yang harus dilakukan terlebih dahulu yaitu: 1. kebutuhan nutrien untuk jenis dan tujuan pemeliharaan 2. macam bahan pakan yang akan digunakan 3. tipe ransum (ransum ayam pedaging, petelur, ruminasia atau hewan kesayangan) 4. Jumlah ransum yang akan dikonsusmsi (intake)
1.Kebutuhan nutrien untuk jenis dan tujuan pemeliharaan
Langkah pertama adalah menentukan estimasi kebutuhan nutrien setiap harinya bagi ternak yang akan diberikan ransum. Kebutuhan ini dapat diketahui dari berbagai publikasi antara lain: a. Nutrient Requirement of Domestic Animal, seperti NRC (National Research Council /America)), ARC (Animal Research Council/ Commonwealt Country) Buku ini berupa Tabel kebutuhan pakan baik dari segi kuantitas pakan dan nutrien yang yang dikonsumsi (dalam bahan kering) maupun kualitasnya. Buku tabel bahan pakan ini cukup lengkap memuat kebutuhan berbagai macam ternak yaitu; Nutrien Requirement of Poultry (unggas), Nutrien Requirement of Swine (babi), Nutrien Requirement of Horses (kuda), Nutrien Requirement of Beef Cattle (sapi potong/ternak potong), Nutrien Requirement of Sheep (domba), Nutrien Requirement of Dairy Cattle (sapi perah). b. Hasil penelitian dari berbagai pusat penelitian makanan ternak c. Berbagai buku ilmu makanan ternak Perlu diketahui bahwa estimasi kebutuhan nutrien yang tercantum di dalam publikasi-publikasi di atas adalah bukan merupakan hasil yang terbaik, ataupun satu-satunya yang harus dianut, akan tetapi dapat diubah dan dimodifikasi bila perlu agar lebih sesuai dengan kondisi dan situasi yang ada. Sebagai contoh , pada daerah beriklim dingin (sub-tropis) kebutuhan akan energi akan lebih banyak dibandingkan dengan ternak di daerah panas (tropis), sehingga perlu adamya penyesuaian yang tentunya melalui penelitian-penelitian ilmu makanan ternak.
2.Macam bahan pakan yang akan digunakan
Langkah yang berikutnya dalah menentukan macam bahan pakan yang akan diberikan untuk menyusun ransum. Dalam hal ini peternak sering dihadapkan pada persoalan persediaan bahan pakan yang terbatas dan tingginya harga pakan.Lain halnya dengan ternak yang dipelihara dipadangan tidak ada persoalan. Data analisis kimia atau komposisi kandungan nutrien dari berbagai bahan pakan sebaiknya dianalisisi dahulu di laboratorium. Seandainya komposisinya belum diketahui, maka dapat dipakai data hasil analisis yang tercantum di dalam berbagai publikasi yang telah disebutkan. Telah diketahui ada beberapa macam bahan pakan yang lebih berguna bagi ternak yang satu dibanding dengan ternak yang lain. Misalnya Urea lebih berguna untuk ternak ruminansia dibandingkan ternak non-ruminansia. Tepung ikan dilain pihak lebih berguna untuk ternak non-ruminansia dibanding dengan ternak ruminansia. 3.Tipe ransum Tipe ransum mempunyai ciri khusus sesuai dengan komposisi yang diperlukan dan kandungan nutriennya. Ransum tersebut apakah merupakan ransum komplit, bentuk butiran, terutama sebagai sumber energi untuk diberikan bersama pakan hijauan atau suplemen pakan, terutama sebagai sumber protein, vitamin dan mineral. Bila pakan berupa ransum komplit bagaimana cara pemberiannya? dijatah atau diberikan secara bebas (adlibitum). Bagi ternak herbivora, pakan hijauan merupakan pakan basal, dan bila masih kurang nutrien/ zat pakannya, dapat ditambah dengan suplemen (bahan makanan pelengkap) agar terpenuhi kebutuhannya.
4.Jumlah ransum yang akan dikonsumsi (intake)
Ternak akan mengkonsumsi pakan dalam jumlah tertentu dengan konsentrasi nutrien di dalam pakannya. Sebagai contoh: agar supaya sapi mendapat 500 g protein setiap harinya, sedang pakan yang dapat dihabiskannya sebanyak 5 kg bahan kering/harinya, maka pakan harus mengandung 50:5000 X 100% = 10% protein. Akan tetapi, bila pakan yang dapat dihabiskan 4 kg/hari, maka pakannya harus mengandung 500:4000 X 100% = 12% protein. Salah satu faktor utama yang dapat mempengaruhi kondisi pakan adalah kandungan energi disamping faktor lain seperti densitas (kerapatan) dan adanya defisiensi dari beberapa nutrien pakan atau adanya bahan pakan yang tidak palatabel. Bentuk pelet dan hay akan menaikan konsumsi pakan oleh ternak ruminansia bila dibanding dengan bentuk biasa, karena pada bentuk pelet akan terjadi kerapatan pakan lebih dan nutriennya lebih kompak/ merata terdapat di setiap pakan pelet.
PEDOMAN MENYUSUN RANSUM
Yang harus diperhatikan pada waktu menggunakan tabel penyusun bahan pakan adalah; apakah komposisi pada tabel itu berdasarkan kering oven (oven dry) ataupun berdasrkan kering udara (air dy basis). Hal ini harus diketahui dan penting sekali, sebab setiap bahan pakan yang tersedia pasti mempunyai kadar air yang berbeda, oleh karena itu untuk memudahklan perhitungan agar sesuai dengan kebutuhan nutriennya, maka daftar pakan pada tabel komposisi yang belum berdasarkan bahan kering (oven dry basis/ dipanaskan105oC selama 6-8 jam) harus dikonversikan ke dalam bahan kering oven dry basis). Selanjutnya dapat dihitung ransum (ruminansia) apa yang hendak disusun berdasarkan bahan kering, lalu dihitung kembali berdasarkan komposisi dari bahan yang tersedia. Dalam menyusun ransum umumnya didasarkan atas jumlah 100%, hal ini bertujuan untuk memudahkan pada penentuan banyaknya jumlah masing-masing bahan pakan yang digunakan. Disamping itu dapat juga langsung jumlah total sebanyak 1 kg, 10 kg, 100 kg atau 1000 kg. Tujuannya agar lebih memudahkan persentase bahan pakan lain yang tersusun dalam ransum tersebut.
METODE PENYUSUNAN RANSUM
1. Metoda Trial and Error (metode coba-caba) 2. Metode Pearson’s Squere (metode bujur sangkar) 3. Metode Excat (metode eksak) 4. Metode Simultaneous Equation (metode persamaan aljabar) 5. Metode Linear programing