Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pakan merupakan bahan yang dapat dimakan (edible) oleh ternak.Bahan pakan ternak
ruminansia terdiri dari tanaman dan kadang kadang berasal dari ternak atau hewan yang ada
dilaut.Karena ternak ruminansia pada umumnya tergantung pada tanaman/hijauan sebagai
sumber makanannya dan ditambah dengan pakan biji-bijian/konsentrat sebagai pakan penguat
maka jenis pakan yang diberikan pada ternak harus bermutu baik dan dalam jumlah cukup.

Tingkat konsumsi adalah jumlah makanan yang terkonsumsi oleh hewan bila bahan
makanan tersebut diberikan secara adlibitum. Konsumsi merupakan faktor dasar untuk hidup
dan menentukan produksi, beberapa faktor yang mempengaruhi tingkat konsumsi adalah hewan
ternak, makanan yang diberikan (palatabilitas), dan lingkungan tempat hewan ternak dipelihara
(Rahman, 2008). Kebutuhan ternak terhadap pakan dicerminkan oleh kebutuhannya terhadap
nutrisi. Jumlah kebutuhan nutrisi setiap harinya sangat bergantung pada jenis ternak, umur, fase
(pertumbuhan, dewasa, bunting, menyusui), kondisi tubuh (normal, sakit) dan lingkungan
tempat hidupnya (temperatur, kelembaban nisbi udara) serta bobot badannya. Maka, setiap ekor
ternak yang berbeda kondisinya membutuhkan pakan yang berbeda pula.

1.1 Tujuan
Adapun tujuan dari makalah ini adalah agar mahasiswa dapat mengetahui serta memahami
faktor apa saja yang mempengaruhi konsumsi pakan ternak gembala.

1.2 Manfaat
Adapun manfaat dari makalah ini adalah supaya mahasiswa dapat memperoleh atau
menambah pengetahuan tentang faktor yang mempengaruhi konsumsi pakan ternak
khususnya ternak yang digembalakan.

1
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Konsumsi dan Pengaturan selera makan pada ternak gembala


Konsumsi merupaka faktor dasar untuk hidup dan menentukan produksi.Beberapa faktor
yang mempengaruhi tingkat konsumsi adalah :hewan ternak itu sendiri,makanan yang diberikan
(palatabilitas),dan lingkungan tempat hewan ternak dipelihara (Rahman,2008)

Pengaturan selera makan pada ternak para ahli mengemukakan 4 teori yakni Teori
Termostatik,Teori Chemostatic (Glukastatik),Teori Lipostatik (cocok untuk ruminansia),dan
Teori Aminostatik.

1. Teori Termostatik
Menurut Brobeck hewan akan makan (lapar) untuk mencegah agar suhu tubuhnya tidak
turun (hypothermia) dan berhenti makan (kenyang) untuk mencegah agar suhu tubuh tidak
naik terus (hyperthemia).Panas yang timbul dan oksidasi makanan berperan sebagai
pembawa berita kepusat syaraf (hypotalamus) untuk menyesuaikan konsumsi makanan.
2. Teori Chemostatic (Glukastatik)
Oleh Mayer (1952,1955) menyatakan bahwa metabolit dalam darah berperan sebagai
pembawa rangsangan kepusat syaraf untuk mengatur selera makan (konsumsi
makanan).Pada hipotalamus terdapat reseptor glukosa yang peka terhadap kadar glukosa
darah,sehingga nafsu makan erat hubungannya dengan kadar glukosa darah.
3. Teori Lipostatik (cocok untuk ruminansia)
Oleh Batas Etamal (1955),menyatakan bahwa selera makan dipengaruhi oleh lemak tubuh
(pool lemak tubuh mempunyai korelasinegatif dengan selera makan).bila lemak tubuh
kurang (berkurang) maka selera makan akan naik.Dalam banyak kejadian teori Lipostatik
ini nampaknya dapat diterapkan pada ternak ruminansia.Misalnya,misalnya konsumsi
makanan pada domba laktasi umumnya lebih tinggi dari pada domba kering (tidak
menghasilkan susu).
4. Teori Aminostatik
Oleh Mellinkoff Menyatakan bahwa selera makan ditentukan oleh konsentrasi asam
amino dalam plasma darah.Menurut teori ini konsumsi protein tinggi cepat menimbulkan
sensasi kenyang karena konsumsi protein tinggi akan meningkatkan kadar asam amino
dalam plasma darah (PPA),sehingga kenaikan kadar PPA akan menurunkan selera
makan.Teori ini kemudian diperbaiki oleh Happer (1964),yang menyatakan bahwa proses

2
penurunan selera makan karena kenaikan kadar PPA hanyalah suatu proses adaptasi
saja,karena kalau darah sudah jenuh dengan zat-zat makanan,makan bukan hanya PPA
melainkan zat makanan lain ini juga dapat menurunkan selera makan.

2.2. Faktor faktor yang mempengaruhi konsumsi pakan pada ternak Gembala
(Ternak Ruminansia)
Berikut faktor- faktor yang mempengaruhi tingkat konsumsi pakan pada ternak :Jenis
ternak,Temperatur lingkungan,Palatabilitas,Selera,Status fisiologi,Kandungan nutrisi
pakan,Bentuk pakan,Produksi,Insting/Naluri (Kebutuha tubuh),Sensor lapar kenyang antara
lain Kimia (kandungan glukosa dalam darah atau gula darah) dan Fisik (kapasitas rumen
atau lambung ternak).

1. Jenis ternak
Jenis ternak sangat mempengaruhi konsumsi pakan, karena kondisi fisiknya pun sudah
berbeda.
2. Temperatur lingkungan
Ternak ruminansia dalam kehidupannya menghendaki temperatur lingkungan yang
sesuai dengan kehidupannya, baik dalam keadaan sedang berproduksi maupun tidak.
Kondisi lingkungan tersebut sangat bervariasi dan erat kaitannya dengan kondisi
ternak yang bersangkutan yang meliputi jenis ternak, umur, tingkat kegemukan, bobot
badan, keadaan penutup tubuh (kulit, bulu), tingkat produksi dan tingkat kehilangan
panas tubuhnya akibat pengaruh lingkungan.Suhu yang tinggi juga dapat
menyebabkan nafsu makan menurun dan meningkatnya konsumsi air minum.Hal ini
mengakibatkan otot-otot daging lambat membesar sehingga daya tahan tubuh pun
menurun (Tilman et al,1993)
3. Palatabilitas
Menurut Kartadisastra (1997),Palatabilitas merupakan sifat performansi bahan-bahan
pakan sebagai akibat dari keadaan fisik dan kimiawi yang dimiliki oleh bahan-bahan
pakan yang dicerminkan oleh organoleptiknya seperti kenampakan, bau, rasa
(hambar, asin, manis, pahit), tekstur dan temperaturnya.Kebanyakan hewan memiliki
preferensi menyukai makanan tertentu jika memiliki kesempatan memilih.
4. Selera

3
Selera dipengaruhi oleh kondisi internal ternak, apakah lapar atau tidak, bila dalam
keadaan lapar maka selera ternak akan naik dengan sendirinya, bahkan bila keadaan
ini sering terjadi ternak bisa mengkonsumsi lebih dari yang di butuhkan.
5. Status fisiologi
Tingkat konsumsi ternak sangat di pengaruhi status fisiologis ternak yaitu jenis
kelamin, umur, dan kondisi kesehatan ternak.
6. Kandungan nutrisi pakan
Kandungan nutrisi yang paling berpengaruh dalam pakan adalah energi, makin tinggi
energi makin sedikit pakan yang di konsumsi ternak, sebaliknya apabila semakin
rendah energi semakin banyak yang dikonsumsi ternak.
7. Bentuk pakan
Ternak ruminansia lebih menyukai pakan bentuk pellet atau dipotong daripada
hijauan yang diberikan seutuhnya. Hal ini berkaitan erat dengan ukuran partikel yang
lebih mudah dikonsumsi dan dicerna. Oleh karena itu, rumput yang diberikan
sebaiknya dipotong-potong menjadi partikel yang lebih kecil dengan ukuran 3-5 cm.
Sedangkan ternak unggas lebih suka dengan pakan dengan bentuk biji-bijian.
8. Produksi
Kemampuan ternak dalam konsumsi pakan sangat dipengaruhi dengan apa yang
sedang di produksinya, baik produksi telur, berat badan, susu, woll dan lain-lain
(Kartadisastra 1997).
9. Insting/Naluri (Kebutuhan tubuh)
Tingkah laku ternak yang kebutuhan pakan sudah terpenuhi tapi ada zat nutrisi yang
ia butuhkan tidak terdapat pada pakannya seperti kelinci yang memakan kotoran
pertamanya dipagi hari,ayam yang mematuk-matuk kerikil,sapi yang menjilat air
seninya sendiri dan lain-lain.
10. Sensor lapar kenyang
a) Kimia (kandungan glukosa dalam darah atau gula darah)
Hipotalamus mengatur berbagai pengeluaran zat makanan dari makanan dalam
saluran pencernaan,penyerapan serta transportasi zat-zat makanan.Berdasarkan teori
Khemostatik,peningkatan konsentrasi substansi tertentu memberikan signal untuk
berhenti makan,sebaliknya konsentrasi rendah menyebabkan ternak akan mulai
makan.Glukaosa merupakan indikator yang menentukan kenyang atau lapar bagi
ternak.Jika konsentrasi glukosa darah rendah dan disuntik dengan insulin maka

4
ternak akan merasa lapar.Sebaliknya setelah makan konsentrasi glukosa akan
meningkat dan ternak akan berhenti makan.
b) Fisik (kapasitas rumen atau lambung ternak)
Interaksi antara efek mekanitis makana dalam lambung atau rumen (berupa distensi
atau pengembungan lambung oleh makanan) dengan efek kimia dari makanan
berupa pelepasan hormone-hormon tertentu seperti kolesistokinin dari usus
halus,sehingga ternak akan merasa kenyang.

Kecernaan pakan akan ditentukan oleh karakteristik degradasi dan


kecepatan aliran (outflow rate) atau laju dari zat pakan tersebut meninggalkan
rumen.Sedangkan konsumsi pakan akan ditentukan oleh kecernaan pakan dan
kapasitas rumen.

5
BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Banyaknya faktor yang mempengaruhi ternak gembala untuk mengkonsumsi pakan
antara lain jenis ternak,status fisiologi (kapasitas rumen atau lambung),naluri atau insting
ternak yang kekurangan zat nutrisi tertentu,keadaan lingkungan yang menyebabkan ternak
harus mempertahankan tubuhnya,palatabilitas,tekstur,bentuk dan rasa pakan serta sensor
lapar kenyang juga mempengaruhi dorongan ternak untuk mengkonsumsi pakan.

3.2. Saran
Dengan selesainya makalah ini, penulis memiliki harapan dan membutuhkan saran
dan kritik dari para pembaca agar dapat mengambil manfaat dari isi makalah ini. Semoga
dapat bermanfaat dan membantu proses pembelajaran.

6
DAFTAR PUSTAKA

Kartasdisastra, H. R. 1997. Penyediaan dan Pengolahan Pakan Ternak Ruminansia Sapi,


Kerbau, Domba, dan Kambing. Kanisius. Yogyakarta.

https://prezi.com/m/jt676carpv_v/faktor-yg-mempengaruhi-konsumsi-pakan-ternak
ruminansia.

Anda mungkin juga menyukai