Anda di halaman 1dari 4

PROPOSAL BUDIDAYA AYAM PETELUR

MAPORINA KALTIM

SUTIMIN SE.

DEMPLOT PERTANIAN ORGANIK TERPADU SELARAS ALAM


POTSA
BUDIDAYA AYAM PETELUR SKALA RUMAH TANGGA
[1000 EKOR]

Mendukung pemerintah melalui Bappenas (Badan Perencanaan Pembangunan Nasional)


dalam meluncurkan program Blue Economy untuk mengoptimalkan modalitas sumber daya
kelautan untuk transformasi ekonomi Indonesia.
Program ini memberi dorongan positif di bidang nutrisi dan makanan ternak untuk
memanfaatkan potensi rumput laut di perairan laut Indonesia untuk dijadikan bahan pakan
ternak unggas.
Rumput laut memiliki potensi sebagai bahan pakan ayam karena ketersediaan yang
melimpah, tidak bersaing dengan kebutuhan manusia, mengandung zat-zat nutrisi, tidak
bersifat toksik, kaya asam lemak omega 3, juga mengandung beberapa jenis zat bioaktif
seperti alginat, fukoidan, fukosantin, dan asam lemak tak jenuh (Poly-Unsaturated fatty
acid/PUFA) yang dilaporkan memiliki aktivitas hipokolesterolemik, antiviral, antibiotik, anti-
inflamatori, anti-trombin, antikoagulasi, antilipemik, dan stimulan. Zat bioaktif tersebut
sangat bermanfaat untuk meningkatkan kesehatan dan kualitas produk yang dihasilkan oleh
unggas.
Faktor pembatas penggunaan rumput laut ini, yaitu 1) Kandungan nutrisi dan kualitas: alginat
tinggi, protein rendah, dan energi rendah; 2) Kandungan anti nutrisi: kadar garam tinggi dan
phlorotannin; 3) Penanganan dan pengolahan: membutuhkan berbagai pengolahan khusus
sebelum digunakan sebagai pakan ternak. Faktor-faktor pembatas tersebut dapat diatasi
dengan perlakuan fisik (pencucian, pengeringan, autoklaf, perebusan dan freezing),
fermentasi dan penambahan enzim dalam pakan sebagai upaya untuk meningkatkan
ketersediaan zat nutrisi dan mendetoksifikasi senyawa antinutrisi. Juga pada rumput laut
terdapat sumber bahan berserat tinggi seperti selulosa, hemiselulosa dan lignin. Pada rumput
laut terkandungan air sebesar 3,82-4,52 %, protein 9,32-9,19 %, lemak 23,19-21,90 %, kadar
abu 2,72-2,91 %, dan nilai serat kasar 1,44-1,58 %. Rumput laut memiliki potensi sebagai
bahan pakan penyusun ransum ayam.
Spesies rumput laut coklat Sargassum yang diumpankan ke ayam petelur selama 20–30
minggu pada tingkat diet 1–12% tidak memiliki efek buruk pada berat badan, berat telur,
produksi telur, rasio konversi pakan, dan kualitas telur. Sargassum dentifolium yang diberi
pakan mentah, direbus atau diautoklaf pada kadar 3% atau 6%, bermanfaat bagi kualitas telur.
Ini menurunkan kolesterol kuning telur, trigliserida dan asam lemak n-6 dan meningkatkan
kandungan karoten dan lutein plus zeaxanthin. Merebus meningkatkan lipoprotein densitas
tinggi, sifat yang diinginkan untuk kesehatan manusia.
Rumput laut hijau Enteromorpha prolifera yang dimasukkan 1–3% menghasilkan
peningkatan produksi dan kualitas telur: meningkatkan berat, ketebalan cangkang, dan warna
kuning telur serta menurunkan kolesterol dalam kuning telur. Ini juga menghasilkan beban E.
coli yang lebih rendah di feses, menunjukkan kesehatan hewan yang lebih baik. Juga
ditemukan untuk menurunkan rasio konversi pakan.
Rumput laut hijau Enteromorpha prolifera yang diumpankan ke ayam pedaging dengan
tingkat inklusi berkisar antara 2% hingga 4% memberikan ketersediaan nutrisi terbaik dan
energi metabolis yang tinggi, yang mungkin dikaitkan dengan tingkat amilase yang tinggi di
duodenum. Itu memiliki efek positif pada asupan pakan, rasio konversi pakan dan rata-rata
pertambahan harian sambil mengurangi ketebalan lemak perut dan subkutan, sehingga
meningkatkan kualitas daging dada.
Potensi rumput laut menjadi pakan unggas ini harus dimanfaatkan lebih banyak lagi oleh para
pembudidaya rumput laut dan peternak unggas di Indonesia untuk mewujudkan kedaulatan
pakan.

PROSES KEGIATAN :
I. Persiapan kandang dan instalasi pakan dan minum.
II. Luas lahan kapasitas 1000 ekor (7 m x 15 m) termasuk penampungan pakan dan
bak minum.
III. Kebutuhan bibit 1000 ekor umur 13 minggu, 1 bulan setengah menyesuaikan
iklim setepat baru siap bertelur diumur 19 minggu.
IV. Pengadaan Pakan untuk 2 bulan.
V. Sarana dan prasarana pendukung.
VI. Tenaga kerja.

KEBUTUHAN ANGGARAN BIAYA :


I. Proses Borongan kandang siap pakai dan instalasinya kapasitas 1000 ekor
Luas lahan : P = 15 meter : L = 7 meter
1. Biaya borong kandang kapasitas 1000 ekor………… Rp 120.000.000
2. Pengadaan bibit 1000 ekor x 103.000 ……………… Rp 103.000.000
3. Pengadaan pakan untuk 2 bulan
*Komposisi Pakan Mandiri =
7.800 kg x @7000………. = Rp 54.600.000
4. Probiotik dan perlengkapan untuk kebutuhan minum 2 bulan
Rp 2.500.000
5. Tenaga kerja 1 orang (UMR setempat)

Total anggaran biaya ……………………………………… Rp 280.100.000

Analisa pendapatan : Produksi telur selama 3 bulan pertama


1. Hasil telur dengan estimasi 70% bertelur per hari produksi telur 700 butir
2. Selama 1 bulan produksi telur 700 x 30 hari = 21000 butir
3. Produksi selama 3 bulan = 2100 x 3 = 63.000 butir

Analisa Pendapatan dalam (Rp) dengan asumsi per kg isi 16 butir telur
1. Total produksi selama 3 bulan = 63.000 butir : 16 / kg = 3.937,5 kg
2. Pendapatan periode 3 bulan (dengan asumsi harga telur standar
Rp 22.500/kg) = 3.937,5 kg x Rp 22.500 = Rp 88.593.750
3. Perkiraan masa produksi ayam petelur dengan batas akhir (afkir) 24 bulan
4. Total Produksi telur selama 24 bulan x 21.000 butir/bl = 504.000 butir
5. Total Produksi dalam kg = 504.000 : 16 = 31.500 kg
6. Total pendapatan satu periode pemeliharaan 24 bulan (Rp) dengan asumsi
harga per kg tetap Rp 22.500
7. Total pendapatan dalam (Rp) selama satu periode pemeliharaan 24 bulan
31.500 kg x Rp 22.500 = Rp 708.750.000

Anda mungkin juga menyukai