PROPOSAL
A. Latar Belakang
Pertanian Organik Terpadu Selaras Alam (POTSA) adalah sistem pertanian yang
berbasis pada lingkungan yang menguntungkan secara ekonomi dan kesehatan pada
petani karena semua prosesnya mulai dari kegiatan produksi, pemanenan dan pasca
panen menggunakan bahan-bahan organik dengan memperhatikan nilai-nilai
kearifan lokal, demi mendukung ketahanan pangan lokal yang terintegrasi.
Tujuan dari POTSA ini yaitu menciptakan sistem pertanian yang sehat yang tidak
merusak lingkungan dan bahan-bahan yang dibutuhkan juga dapat dengan mudah
ditemukan dengan harga yang murah sehingga hasil yang didapatkan adalah hasil
yang berkualitas.
POTSA ini juga menciptakan pertanian yang lebih ramah lingkungan dan mandiri
karena tidak terjebak dalam kepraktisan dari bahan-bahan yang sintetis/kimia
buatan yang diciptakan dari perusahan pupuk dan obat-obatan yang merusak
lingkungan dan kesehatan.
Salah satu implementasi dari POTSA adalah Sekolah Lapang (SeLa). Sekolah Lapang
adalah proses pembelajaran yang tidak formal bagi para pegiat pertanian untuk
meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dalam mengenali potensi, menyusun
rencana usaha, identifikasi dan mengatasi permasalahan, mengambil keputusan dan
menerapkan teknologi yang sesuai dengan sumberdaya setempat dan berwawasan
lingkungan sehingga usaha tani lebih efisien, berproduktivitas tinggi dan
berkelanjutan.
Sekolah Lapang dipandang sebagai salah satu metode dalam proses belajar
mengajar yang cukup efektif dan efisien, karena sangat cocok sebagai metode
pembelajaran bagi petani ataupun praktisi pertanian karena sifatnya yang tidak
formal. Proses belajar dilakukan di lapangan dimana tersedia obyek nyata berupa
tanaman, ternak dan potensi alam lain yang dijadikan materi pelajaran.
Sekolah Lapang-POTSA
Oleh sebab itu pelatihan pertanian organik terpadu selaras alam memberikan
kesempatan pada petani ataupun praktisi pertanian untuk menggali potensi diri dan
menyelaraskannya dengan alam sehingga petani ataupun praktisi pertanian mampu
mengambil manfaat yang optimal dari alam.
B. Tujuan
Tujuan Pelatihan ini adalah:
a. Meningkatkan pengetahuan peserta mengenai potensi diri dan alam
b. Meningkatkan pengetahuan peserta mengenai bagaimana membangun
keselarasan
c. Meningkatkan pengetahuan peserta mengenai sapta usaha tani
d. Meningkatkan pengetahuan peserta mengenai analisis usaha ekonomi agraris
e. Meningkatkan pemahaman peserta tentang usaha terpadu antara pertanian dan
peternakan
C. Sasaran
Diharapkan setelah mengikuti pelatihan ini maka peserta mampu:
a. Mengenal potensi diri dan alam
b. Membangun keselarasan antara potensi diri dan alam
c. Menerapkan sapta usaha tani
d. Menerapkan analisis usaha ekonomi agraris
e. Memadukan usaha pertanian dan peternakan-perikanan selaras alam
f. Mengembangkan usaha ekonomi kreatif agraris berbasis potensi dan kearifan
lokal.
Sekolah Lapang-POTSA
D. Bentuk Kegiatan
Kegiatan pelatihan pelayanan prima berbasis pertanian dan teknologi informasi
terdiri dari dua pekerjaan:
a. Implementasi Pelatihan
Pelatihan Indoor (dalam kelas)
Pelatihan Outdoor (open camp)
b. Pendampingan Pengolahan Pertanian Terpadu dan Ekonomi kreatif
E. Peserta
Peserta kegiatan ini adalah petani, praktisi pertanian dan masyarakat umum pegiat
pertanian
F. Materi pelatihan
Beberapa kompetensi yang akan dilatihkan dalam SeLa-POTSA yaitu :
G. Instrumen Pelatihan
Adapun instrumen pelatihan yang digunakan terbagi menjadi:
1. Pelatihan Indoor
Sarana:
a. Papan tulis
b. Flip chart
c. Overhead projector
d. Sound system
e. Teknologi multi media
Prasarana:
a. Ruang kelas
b. Lahan praktek terbuka
Sekolah Lapang-POTSA
2. Pelatihan Outdoor
A. Alat
1. Cangkul 5 buah
2. Sekop 5 buah
3. Terpal 6x4 1 buah
4. Drum plastik / ember yg ada tutup / gentong 3 buah.
5. Ember biasa 8 literan 5 buah
6. Pollybag 35 x 40 2 kg
B. Bahan
1. Tetes tebu 15 liter
2. Rimpang rempah
( Jahe, Kunyit, Temulawak, Sereh, Lengkuas, Kencur) masing masing 1/2 kg
3. Nanas 2 buah, Kelapa muda 2 buah, garam
4. Bio-organik starter 20 bungkus
5. Bibit organik
* Alat dan bahan tambahan dapat menyesuaikan dengan potensi lokal setempat.
H. Mentor
Mentor dalam kegiatan pelatihan ini antara lain:
1. Sutimin, SE (instruktur POTSA, mentor PPMT, dewan pakar MAPORINA)
2. Daniel Teguh, S.Si, MM (tim instruktur, praktisi POTSA)
I. Indikator Keberhasilan
Untuk mengukur tingkat keberhasilan pelatihan, maka peserta akan diberikan
evaluasi pelatihan yang nantinya dipergunakan sebagai rekomendasi untuk para
peserta pelatihan. Adapun evaluasi pelatihan yang dilakukan adalah:
1. Evaluasi Reaksi (Reaction)
Untuk menilai bagaimana perasaan partisipan pelatihan terhadap program
pelatihan. Mengukur reaksi yang terfokus pada perasaan partisipan
terhadap subyek pelatihan dan pelatih, menyarankan perbaikan dalam
program, dan apakah pelatihan tersebut membantu partisipan dalam
melaksanakan pekerjaan mereka secara lebih baik.
J. Jadwal Kegiatan
Kegiatan pelatihan akan diselenggarakan selama 7 (tujuh) hari berurutan, dengan
masing-masing 8 (delapan) jam latihan per hari.
K. Keluaran
Keluaran untuk kegiatan pelatihan ini adalah:
1. Penyelenggaraan pelatihan
2. Teknologi pertanian terapan yang siap pakai
3. Rancangan strategis usaha ekonomi kreatif agraris
L. Biaya Kegiatan
Biaya pelatihan (mentor fee) untuk tim instruktur adalah Rp. 12.000.000, - untuk
setiap satu paket pelatihan/angkatan. Biaya tersebut tidak termasuk dengan biaya
transportasi (tiket pesawat dan angkutan setempat), akomodasi penginapan, dan
konsumsi selama kegiatan pelatihan.
Sekolah Lapang-POTSA
SUSUNAN ACARA
Pelatihan Pertanian Organik Terpadu Selaras Alam
“Keselarasan Potensi Diri dan Alam
Melalui Usaha Ekonomi Kreatif Agraris Berkearifan Lokal”
SeLa-POTSA, Jayapura
Tanggal - 2023