PENDAHULUAN
1. Latar Belakang.
Usaha penggemukan ternak ruminansia dan non ruminansia dewasa ini sudah
merupakan suatu usaha yang dapat diandalkan untuk memenuhi kebutuhan hidup
keluarga ataupun sebagai suatu usaha yang dapat dikelola secara komersial. Namun
demikian, sebagai suatu usaha yang bergerak dalam bidang produksi, usaha
kerugian akibat pemberian ransum yang kurang sempurna. Bagi mereka yang
antara faktor lingkungan tersebut, aspek pakan mempunyai pengaruh paling besar,
walaupun potensi genetik ternak itu tinggi, namun produksi yang tinggi tidak akan
kualitas.
1
Disamping pengaruhnya yang besar terhadap produktivitas ternak, ransum juga
merupakan biaya produksi yang terbesar dalam usaha pemeliharaan ternak. Biaya
ransum ini dapat mencapai (60-70)% dari keseluruhan biaya produksi. Dengan
2. Deskripsi Singkat
Ruang lingkup materi yang dibahas dalam Modul ini meliputi : menentukan
3. Manfaat Modul
Melalui pemaparan modul ini, baik secara klasikal maupun praktek lapangan di-
peserta diklat.
4. Tujuan Pembelajaran
2
b. Tujuan Pembelajaran Khusus (TPK)
kecernaan bahan kering dan bahan organik ransum yang lebih tinggi.
5. Pokok Bahasan
tingkat produksi
3
7. Peserta
Peserta Pelatihan adalah Penyuluh Pertanian yang membina kelompok tani, yang
berasal dari 11 Propinsi sewilayah kerja Balai Besar Pelatihan Peternakan Kupang.
8. Fasilitator
Yang menyampaikan materi pada Pelatihan Agribisnis Sapi Potong bagi Penyuluh
Kementerian Pertanian;
9. Metode
a. Papan Tulis, Kertas Koran, Spidol White Board, Modul/Bahan Ajar, Kalkulator
b. Laptop, LCD
11. Waktu
10 JP (10 x 45 menit).
4
II. CARA PENGGUNAAN MODUL
kegiatan belajar, yang disusun sedemikian rupa sehingga dapat melayani kegiatan
belajar secara individu dan memudahkan setiap peserta pelatihan untuk menguasai unit
Modul ini digunakan dengan bimbingan pelatih kepada peserta secara bertahap sesuai
urutan atau langkah kegiatan dalam pencapaian tujuan pembelajaran, sehingga modul
ini dilengkapi dengan petunjuk pengajaran bagi pelatih yang memuat rencana
pengajaran modul serta perincian dari kegiatan belajar yang harus dilakukan oleh
Pada setiap sub pokok bahasan agar diproses dalam periode waktu yang berurutan,
karena setiap sub pokok bahasan saling mengkait dan merupakan satu satuan yang utuh.
Materi dari setiap sub pokok bahasan dapat diperkaya atau dimodifikasi sesuai dengan
kebutuhan dan perkembangan yang sedang dan atau yang akan terjadi. Pada penyajian
peserta sendiri maupun antara peserta dan pelatih. Dalam penggunaan media belajar,
pelatih minimal menggunakan alat bantu mengajar seperti white board, spidol, power
point, kertas koran, dan memberikan illustrasi sesuai tugas yang akan dilakukan.
Terkait dengan program, proses, hasil, dan umpan balik dalam pelatihan baik yang
pelatihan, maka pada modul Menyusun Formulasi Pakan ini dilengkapi evaluasi awal
5
Evaluasi awal dilakukan sebelum dimulainya pemberian materi kepada peserta untuk
pembelajaran
Evaluasi akhir dilaksanakan setelah semua materi pelatihan selesai diberikan. Hasil
evaluasi akhir dengan evaluasi awal dibandingkan, hal ini untuk mengetahui bahwa
evaluasi awal dan akhir sebagai fungsi umpan balik perencanaan proses belajar
6
III. KEGIATAN PEMBELAJARAN
3. Waktu : 2 x 45 menit.
4. Langkah Kerja :
7
B. Judul Pokok Bahasan : Macam-macam bahan pakan ternak dan kandungan
nutrisinya.
3. Waktu : 3 x 45 menit.
4. Langkah Kerja :
8
C. Judul Pokok Bahasan : Membuat Formulasi Ransum Ternak.
3. Waktu : 6 x 45 menit.
4. Langkah Kerja :
9
D. Judul Pokok Bahasan : Strategi pemberian pakan pada ternak.
3. Waktu : 2 x 45 menit.
4. Langkah Kerja :
10
IV. LEMBAR INFORMASI
LEMBAR INFORMASI I.
Ransum merupakan salah satu faktor terpenting dalam usaha pemeliharaan ternak.
Keberhasilan maupun kegagalan usaha peternakan sapi potong banyak ditentukan oleh
pakan yang diberikan. Pakan yang diberikan kepada ternak peliharaan umumnya sesuai
pakan berkualitas rendah merupakan hal yang biasa, yang apabila terjadi secara terus-
menerus dalam waktu yang cukup lama akan berpengaruh negatif terhadap
produktivitas.
Ransum yang seimbang sesuai dengan kebutuhan ternak merupakan syarat mutlak
peternak, misalnya peningkatan berat badan yang tidak dapat memenuhi target, salah
Bahan pakan harus dapat menyediakan nutrien yang diperlukan sebagai komponen
pembangun serta pengganti sel-sel tubuh yang rusak serta menciptakan hasil
produksinya. Kebutuhan zat-zat nutrisi bagi ternak sapi dipengaruhi oleh beberapa hal
antara lain : tingkat pertumbuhan, ukuran tubuh ternak, lingkungan, jenis ternak,
ketidakserasian pakan dan kekurangan nutrien. Kebutuhan zat nutrien ini dinyatakan
Semua zat nutrien dibutuhkan dalam proporsi yang seimbang satu sama lain. Oleh
karenanya, tidak ekonomis bila memberikan sesuatu zat pakan dalam jumlah yang
11
Setelah mengetahui hal-hal tersebut barulah ditentukan jenis bahan-bahan pakan yang
tersedia atau yang dapat disediakan dan komposisi zat-zat gizi dari bahan-bahan pakan
Pakan (feed) adalah zat yang ada di alam dan dikonsumsi oleh hewan untuk
kepentingan tubuhnya yang berupa bahan pakan. Umumnya bahan pakan ternak terdiri
dari 2 (dua) macam, yaitu pakan berserat (roughages) dan pakan penguat (konsentrat).
Yang termasuk dalam kelompok bahan pakan berserat adalah hijauan (rumput alam,
rumput budidaya, leguminosa, dan tanaman lain) serta limbah pertanian (jerami padi,
daun/jerami jagung, pucuk tebu, jerami kacang tanah, dan lain-lain). Bahan pakan
konsentrat terdiri dari biji-bijian, umbi-umbian, bahan pakan asal hewan, dan limbah
industri pertanian. Untuk melengkapi kebutuhan ternak, biasanya diberi bahan pakan
tambahan (feed additive), berupa vitamin, mineral, antibiatik, hormon, dan lain-lain.
Sapi-sapi yang digemukkan dengan hanya memberikan hijauan saja tanpa adanya
penambahan pakan lain berupa konsentrat tidak mungkin mencapai pertambahan bobot
badan yang tinggi. Pertambahan bobot badan yang maksimal akan dapat dicapai apabila
ransum yang diberikan terdiri dari hijauan berupa campuran rumput-rumputan dan daun
Dalam memilih bahan pakan ternak, perlu diperhatikan nilai gizi (nilai nutrisi)
bahan pakan tersebut. Nilai gizi adalah zat-zat kimia yang terdapat dalam pakan yang
berguna untuk kelangsungan hidup ternak, meliputi energi, protein, mineral, vitamin
dan air. Nutrisi tersebut dibutuhkan oleh ternak untuk menjaga metabolisme basal dan
produksi. Produksi pada ternak yang digemukan adalah dalam bentuk pertumbuhan
Diantara zat nutrisi tersebut, energi dan protein dibutuhkan dalam kuantitas yang besar
dan menjadi pertimbangan utama dalam penyusunan ransum. Namun demikian, ternak
12
membutuhkan imbangan zat-zat nutrisi yang optimal karena defisiensi salah satu zat
ransum selama ini menggunakan salah satu standar yang telah ada. Namun perlu
dikemukakan bahwa penggunaan standar yang telah ada itu belum tentu cocok dengan
Akan tetapi apabila standar itu digunakan hanyalah sebagai dasar perkiraan saja dan
Salah satu contoh standar kebutuhan zat gizi yang banyak diadopsi adalah yang
yang tercantum pada tabel 1. Namun demikian terdapat patokan yang mudah untuk
menghitung kebutuhan pakan, yaitu kebutuhan bahan kering (BK) pakan/ ekor/hari.
13
0,50 623 3,2 16 14 13
250 0,75 693 3,8 21 17 14
1,00 760 4,3 28 19 14
1,10 782 4,6 30 20 14
0,50 679 3,7 19 14 13
300 0,75 753 4,3 23 18 15
1,00 819 5,0 28 21 16
1,10 847 5,3 30 22 16
0,50 731 4,1 20 16 18
0,75 806 4,8 25 18 18
350 1,00 874 5,6 30 21 18
1,10 899 5,9 31 23 18
1,20 923 6,2 32 24 18
0,50 772 4,6 21 18 17
0,75 875 5,4 26 21 18
400 1,00 913 6,2 31 24 19
1,10 942 6,6 32 25 19
1,20 967 7,0 33 25 19
1,30 988 7,2 33 26 19
0,50 805 5,0 22 20 17
0,75 911 5,9 26 23 19
450 1,00 952 6,8 29 26 20
1,10 975 7,2 30 27 20
1,20 998 7,6 31 28 20
1,30 1.018 7,9 32 29 20
14
LEMBAR INFORMASI II.
Perlu dipahami bersama bahwa tidak ada strategi dan komposisi pakan terhebat
yang dapat diterapkan pada semua sistem usaha peternakan sapi potong yang
tersebar di berbagai lokasi usaha. Yang terhebat adalah strategi untuk mengungkap
dan mengolah bahan pakan potensial setempat menjadi produk ekonomis yang
Pakan utama ternak ruminansia adalah hijauan yaitu sekitar 60-70%, namun
sebagai sumber pakan ternak ruminansia. Limbah yang memiliki nilai nutrisi tinggi
digunakan sebagai pakan sumber energi atau protein, sedangkan limbah pertanian
yang memiliki nilai nutrisi rendah digolongkan sebagai pakan sumber serat.
produksi bahan pakan lokal pada umumnya berskala kecil dan lokasinya terpencar.
Pakan lokal selalu dikaitkan dengan harga yang murah. Beberapa hal yang perlu
harga, kemungkinan adanya faktor pembatas seperti zat racun atau anti nutrisi serta
perlu tidaknya bahan tersebut diolah sebelum digunakan sebagai pakan ternak.
15
Pakan sumber serat (hijauan), seperti rumput alam, rumput budidaya, leguminosa, dan
tanaman lain, serta limbah pertanian (jerami padi, daun/jerami jagung, pucuk tebu,
jerami kacang tanah, dan lain-lain) dibagi menjadi 3 (tiga) kelompok berdasarkan
kualitas , yakni :
energi (TDN) 40-50 %, dan kandungan Ca sekitar 0,3 %. Contoh : rumput alam
energi (TDN) >50 %, Ca > 1 % dan kaya vit.A. Contohnya : Leguminosa dan
Umbi-umbian.
ternak tidak akan banyak berguna jika tidak diikuti oleh ketersediaan informasi
yang akurat tentang nilai nutrisi bahan pakan yang akan digunakan dalam
menyusun ransum. Oleh karena itu harus juga ada usaha dalam membangun tabel
nilai nutrisi bahan pakan. Tabel bahan pakan berisikan informasi tentang : kandung
an bahan kering, bahan organik dan substansi kimia pakan (Nilai energi pakan,
Nilai Protein Pakan, Kandungan Mineral dan Vitamin). Informasi yang terpenting
adalah nilai energi dan protein pakan karena dibutuhkan oleh ternak dalam kuantitas
terbesar dan sistem evaluasi pakan dibangun berdasarkan kedua nutrien tersebut.
Hasil analisa kimia beberapa bahan pakan ternak ruminansia, seperti tercantum
pada tabel 4.
16
Tabel 4 : Hasil analisa kimia beberapa bahan pakan ternak.
17
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
Andropogon 22,1 13,2 34,2 2,1 40,5 52,0
nonodosus
Brachiaria 24,9 13,5 30,6 1,9 45,6 54,3
brizantha
Brachiaria 27,0 11,4 27,0 2,1 48,7 61,7
decumbens
Napalensis grass 28,5 7,3 36,3 1,6 47,8 -
Panicum 29,7 12,8 30,8 1,6 43,9 53,6
maximum
Panicum repens 20,4 15,9 32,7 1,6 41,3 -
Panicum 22,2 13,5 35,1 2,0 39,1 -
coloratum
Panicum muticum 29,6 12,0 33,6 1,9 40,7 -
Digiratia 23,4 13,6 33,2 1,6 47,8 55,2
decumbens
Axonopus 26,8 8,2 29,3 1,8 50,1 -
compressus
Cenchrus ciliaris 5,25 7,4 36,9 2,5 41,5 -
Chloris gayana 25,8 6,8 38,2 1,7 43,7 50,1
Cynodon dactylon 30,6 10,2 29,3 2,3 46,9 57,4
Star grass 27,1 10,7 33,5 2,0 45,1 -
Centrosema 24,1 16,8 33,2 4,0 36,5 -
pubescens
Stylosanthes spp. 21,4 15,6 31,8 2,1 41,6 -
Daun jagung 21,0 9,9 27,4 1,8 50,7 -
Daun kacang 22,6 16,7 27,7 3,7 41,8 -
kedelai
Daun kacang 22,8 13,8 25,2 4,9 46,9 -
tanah
Daun kol luar 9,9 21,5 12,9 3,3 50,0 -
Daun lamtoro 24,8 24,2 21,5 3,7 43,1 -
Pucuk tebu 25,5 5,2 2,0 34,4 50,2 -
Daun turi 28,3 29,2 17,1 3,4 40,1 -
Daun singkong 21,6 24,1 4,7 22,1 37,0 61,8
Daun pisang 23,3 16,6 23,0 5,2 43,4 73,5
Jerami padi 87,5 4,2 32,5 1,5 45,0 43,2
Kudzu 32,7 15,1 40,9 1,9 33,6 58,3
Desmodium 24,6 16,7 29,9 2,4 42,8 -
uncinatum
Batang pisang 7,5 5,9 26,8 2,2 46,9 -
18
LEMBAR INFORMASI III.
Keakuratan dalam menyusun ransum merupakan aspek vital dalam bisnis ternak
potong. Hal ini karena tampilan produksi (Productive performance) ternak yang
digemukan akan sangat tergantung pada kuantitas dan kualitas serta imbangan asupan
nutrisi oleh ternak. Dari segi nilai in-put ekonomi, biaya pakan (feed cost) mendominasi
total in-put proses penggemukan, dapat mencapai 60-70% dari keseluruhan biaya
produksi. Pada industri penggemukan yang modern dengan pakan padat energi, feed
Berbeda dengan anggapan banyak orang, bahwa menyusun ransum adalah hal
dibutuhkan adalah :
c. Jenis ransum yang disusun baik berupa ransum suplementasi dan ransum komplit
d. Nilai ekonomis ransum yang akan disusun yang tergantung pada harga bahan pakan
konsumsi bahan kering dan kebutuhan nutrisi yang meliputi energi, protein, vitamin,
dan mineral. Konsumsi bahan kering oleh ternak tergantung pada faktor ternak, pakan,
dan lingkungan.
19
Kebutuhan protein untuk setiap jenis ternak dan tampilan yang diharapkan harus
diketahui. Energi diperlukan untuk memenuhi kebutuhan pokok hidup dan produksi.
Mineral yang perlu diperhitungkan adalah kalsium (Ca) dan fosfor (P). Kalsium
Vitamin yang paling harus diperhatikan dalam penyusunan ransum sapi adalah vitamin
A. Suplementasi vitamin A bisa jadi sangat penting pada ternak ruminansia yang
Berikut akan dijelaskan teknik menyusun ransum menurut jenis ransum yang akan
Jenis ransum seperti ini digunakan pada situasi dimana peternak hanya
defisiensi satu atau lebih nutrisi sehingga pakan tersebut tidak dapat diekstrak dan
adalah ternak tidak dapat mencerna rumput tersebut dengan optimal dan dengan
memenuhi kebutuhan nutrisi ternak untuk produksi yang optimal. Pada kondisi
20
berbeda, peternak mungkin mempunyai pakan bernilai nutrisi tinggi seperti daun
lamtoro, dan akan memberikannya kepada ternak sepuasnya. Pada situasi ini,
ternak mampu mencerna nutrisi daun lamtoro secara baik, tetapi karena
tersebut, nutrisi yang terkandung di dalam bahan pakan tersebut tidak dapat
digunakan secara optimal baik karena kekurangan atau kelebihan nutrisi tertentu.
Dengan demikian kita perlu mengetahui zat-zat nutrisi yang kekurangan (defisiensi)
atau kelebihan yang menjadi kendala pemanfaatan nutrisi dari pakan yang
diberikan. Selanjutnya kita dituntut menyusun ransum suplemen yang terdiri dari
satu bahan pakan tertentu atau lebih yang mampu menutupi defisiensi tersebut.
antara lain:
a. Kandungan energi dan protein pakan basal yang dimiliki dan kuantitas defisiensi
nutrisinya
biaya suplementasi.
Jenis ransum seperti ini terdiri dari campuran bahan pakan yang telah diketahui
sama walaupun dikonsumsi dalam kuantitas yang berbeda. Asumsi ini hanya
21
berlaku jika ternak tidak mampu memilih salah satu jenis makanan yang digunakan
dalam menyusun ransum atau diberikan dalam jumlah terbatas sehingga pakan
habis termakan.
8. Merujuk pada tabel kandungan nutrisi bahan pakan yang akurat dan harga
pasaran
dan protein) ternak yang digemukkan. Kebutuhan ternak tergantung dari berat
sapi untuk mengonsumsi ransum perlu diketahui terlebih dahulu. Kemampuan sapi
ini dipengaruhi oleh banyak faktor, seperti faktor ternak itu sendiri (umur/berat
palatabilitas), faktor luar seperti (suhu udara, kelembaban, kepadatan kandang, dan
22
sebagainya). Karena banyaknya faktor yang mempengaruhi maka tidak mungkin
mendapatkan angka yang tepat dan akurat untuk menentukan kemampuan sapi
Salah satu dari hasil penelitian itu adalah yang dikemukakan oleh MC Cullough
Kemampuan Mengonsumsi BK
Kisaran Bobot Badan (Kg)
Ransum (% dr BB)
50 - 100 3,0
kering. Dari uraian di atas terlihat bahwa semakin tinggi bobot badan sapi akan
perlu pula diketahui bahwa sapi pada umur masih muda sekali, juga mempunyai
23
keterbatasan dalam mengonsumsi bahan kering ransum apalagi ransum itu
Tabel di atas berlaku pada ransum yang diformulasi dari bahan-bahan pakan yang
berkualitas sedang dan tidak begitu tepat pada ransum yang diformulasi dari bahan-
bahan pakan yang berkualitas rendah seperti jerami padi, pucuk tebu dan
semacamnya.
Contoh:
Seekor sapi jantan yang akan digemukkan mempunyai bobot badan 240 Kg dan
akan mampu mencapai pertambahan bobot badan 0,75 Kg/hr. Bahan pakan yang
a. Rumput lapangan dengan kandungan bahan kering 21,8 %, protein kasar 6,7
b. Rumput King Grass dengan kandungan bahan kering 22,4 %, protein kasar
c. Dedak padi dengan kandungan bahan kering 87,5 %, protein kasar 13,8 %,
d. Mineral yang terdiri dari garam dapur dan kapur (Ca CO3) dengan pemberian
masing-masing sebanyak 100 gr per hari (dicampur dalam dedak halus yang
diberikan)
Formulasi
Rumput Lapangan dan Rumput King Grass termasuk hijauan yang berkualitas
24
b. Komposisi hijauan dalam ransum yang terdiri dari Rumput Lapangan (R. L) dan
Rumput King Grass (R. K) adalah 60/100 x 8,4 Kg = 5,04 Kg bahan kering.
c. Komposisi Dedak dalam ransum adalah 40/100 x 8,4 kg = 3,36 kg bahan kering,
1,68 kg.
Kebutuhan Energi/TDN sapi jantan dengan bobot badan 250 Kg dan pertambahan
bobot badan 0,75 Kg/hr adalah 3,8 Kg. Energi/TDN yang harus dipasok dari
campuran Rumput Lapangan dan Rumput King grass adalah 3,8 kg – 1,68 kg = 2,12
kg. Kandungan energi/TDN dalam campuran Rumput Lapangan dan Rumput King
lanjut.
42,06
29,08
25
c. Komposisi R. L dalam ransum = x 5,04 kg = 2,59 kg dlm
bhn kering
segar
bhn kering
segar
Dengan demikian formulasi ransum yang dibutuhkan sapi jantan tersebut adalah:
a. R.L : 11,88 Kg
b. R.K : 10,94 Kg
e. Kapur : 100 gr
Formulasi ransum di atas perlu dicek untuk mengetahui apakah kandungan zat
gizinya sudah memenuhi kebutuhan dari sapi yang akan digemukkan atau belum,
Kebutuhan zat gizi bagi sapi yang akan digemukkan dengan bobot badan 240 Kg
dan pertambahan bobot badan 0,75 Kg/hr berdasarkan standar kebutuhan zat gizi
gr
26
Protein kasar dalam R. K. = 2,45 kg x x 1Kg = 0,331 kg =
331gr
gr
Jumlah = 969 gr
Jumlah = 4,54 kg
Ternyata formula ransum di atas bukan saja telah memenuhi kebutuhan zat gizi
sapi yang akan digemukkan itu, tetapi malah sudah berlebih. Kelebihan itu terjadi
karena kemampuan mengonsumsi bahan kering dari sapi itu diperhitungkan secara
maksimal. Kelebihan itu tidak akan merupakan masalah bagi sapi yang
27
LEMBAR INFORMASI IV.
Sapi yang akan digemukkan dan memperoleh ransum yang terdiri dari hijauan dan
konsentrat harus diatur pemberiannya agar tercapai hasil yang memuaskan. Pemberian
konsentrat dan hijauan diatur dalam suatu teknik yang memberikan tingkat kecernaan
ransum yang lebih tinggi, sebab pemberian hijauan yang hampir bersamaan waktunya
dengan pemberian konsentrat akan berakibat pada penurunan kecernaan bahan kering
Teknik pemberian ransum yang baik untuk mencapai pertambahan bobot badan
yang lebih tinggi pada penggemukan sapi potong adalah dengan mengatur jarak waktu
Ransum hendaknya tidak diberikan sekaligus dalam jumlah banyak setiap harinya,
Pada pagi hari (misalnya pukul 07.00), sebaiknya sapi diberi sedikit hijauan untuk
merangsang keluarnya saliva ( air ludah). Saliva ini berfungsi sebagai larutan buffer
(penyangga) di dalam rumen sehingga pH rumen tidak mudah naik maupun turun pada
saat sapi diberi konsentrat. Pemberian konsentrat dengan kandungan karbohidrat tinggi
akan mudah terfermentasi sehingga menghasilkan asam lemak mudah terbang yang
28
mengandung protein terdegradasi akan menghasilkan NH3 yang berpotensi meningkat-
kan pH rumen. Kondisi peningkatan atau penurunan pH rumen secara ekstrim akan
Setelah mengonsumsi sedikit rumput, sapi tersebut diberi setengah jatah konsentrat.
Misalnya, apabila jatah konsentrat yang harus diberikan 6 kg maka pada pagi hari
diberikan konsentrat sebanyak 3 kg. Dua jam kemudian, hijauan diberikan lagi.
Pada sore hari (sekitar pukul 15.00) konsentrat bagian kedua diberikan. Selanjutnya
Ternak yang tidak biasa diberikan konsentrat seringkali tidak mau memakannya.
Oleh karena itu, harus dilatih terlebih dahulu. Biasanya setelah satu minggu ternak akan
terbiasa untuk makan konsentrat. Apabila ternak mendapat konsentrat yang kering,
29
V. KESIMPULAN
ternak dan keuntungan ekonomis. Penyusunan ransum yang akurat tergantung pada
akurasi dalam memprediksi kebutuhan nutrisi ternak dan ketersediaan data tentang
VI. PENUTUP
memajukan pembangunan peternakan yang menjadi concern kita semua dalam rangka
mewujudkan peternakan yang berbasis agribisnis. Terima kasih untuk kita semua yang
telah berbuat nyata di lapangan dengan cara kita masing-masing. Semoga bermanfaat !
30
DAFTAR PUSTAKA
2. Anonim, 2007. Ransum Seimbang, Strategi Pakan pada Sapi Potong. Pusat
Penelitian dan Pengembangan Peternakan, Badan Litbang Deptan.
3. Anonim, 2007. Teknologi Inovasi ”Pakan Murah” untuk usaha Pembibitan Sapi
Potong. Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan, Badan Litbang Deptan.
4. Fikar, S. Dan Dadi Ruhyadi, 2010. Buku Pintar Beternak dan Bisnis Sapi Potong.
AgroMedia Pustaka, Jakarta.
6. Parakkasi, A., 1999. Ilmu Nutrisi dan Makanan Ternak Ruminan. Penerbit
Universitas Indonesia.
7. Rianto, E. dan Endang Purbowati, 2009. Panduan Lengkap Sapi Potong. Penebar
Swadaya, Jakarta.
31
EVALUASI AWAL
32
………………………………………………………………………………………..
………………………………………………………………………………………..
………………………………………………………………………………………..
………………………………………………………………………………………..
………………………………………………………………………………………..
………………………………………………………………………………………..
………………………………………………………………………………………..
………………………………………………………………………………………..
= SELAMAT BEKERJA =
EVALUASI AKHIR
Untuk membantu mengetahui peningkatan pengetahuan Anda setelah
mengikuti proses belajar mengajar, silahkan mengerjakan evaluasi
berikut ini
33
………………………………………………………………………………………..
4. Coba saudara sebutkan langkah-langkah dalam penyusunan ransum ternak
………………………………………………………………………………………..
………………………………………………………………………………………..
………………………………………………………………………………………..
………………………………………………………………………………………..
………………………………………………………………………………………..
………………………………………………………………………………………..
………………………………………………………………………………………..
………………………………………………………………………………………..
= SELAMAT BEKERJA =
34