Segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada
kita semua serta shalawat dan salam yang senantiasa tercurahkan kepada nabi besar
Muhammad SAW, sehingga laporan PBL SPMI tentang “Sistem Penyelenggaran Makanan
Bording School” ini dapat kami susun dengan benar.
Adapun tujuan dari penulisan dari laporan ini adalah untuk memenuhi tugas dari
Bunda Yunita, SKM., M.Gizi pada mata kuliah PBL SPMI. Selain itu, laporan ini juga
bertujuan untuk menambah ilmu serta wawasan bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Saya juga mengucapkan terima kasih kepada Bunda Yunita, SKM., M.Gizi selaku
dosen di mata kuliah PBL SPMI yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat
menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang saya tekuni.
Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi
sebagian pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini. Saya menyadari,
laporan yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran
yang membangun akan saya nantikan demi kesempurnaan laporan ini.
Tim Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penyelenggaraan makanan institusi merupakan penyelenggaraan makanan
dimana tempat untuk memasak dan menghidangkan makanan berada di tempat yang
sama. Penyelenggaraan makanan di sekolah adalah suatu rangkaian kegiatan dari
perencanaan menu sampai dengan pendistribusian makanan pada siswa, dalam rangka
pencapaian status kesehatan yang optimal melalui pemberian makanan pagi, siang dan
malam. Penyelenggaraan makanan anak sekolah diselenggarakan di sekolah, dapat
dilakukan oleh sekolah itu sendiri atau aur-sourcing ke pihak jasa yang mampu
mengadakan penyelenggaraan makanan tersebut sesuai dengan peraturan yang berlaku.
Perkembangan penyelenggaraan makanan di lembaga banyak dipengaruhi oleh
aspek-aspek tradisi sosial budaya, masyarakat, kemajuan teknologi serta kemajuan di
bidang sosial ekonomi. Kebutuhan akan diselenggarakannya makanan dalam jumlah
banyak di Lembaga didasarkan atas adanya kebutuhan segolongan masyarakat akan
makanan yang tidak dapat terpenuhi karena terbatasnya waktu istirahat, padatnya waktu
kegiatan yang tidak memungkinkan untuk menyiapkan kebutuhan makan maupun
keinginan yang serba praktis, dan lain-lain (Setyowati, 2008).
Apabila suatu institusi dapat menyediakan makanan yang memenuhi prinsip-
prinsip dasar penyelenggaraan makanan, maka institusi tersebut dapat dijadikan sarana
untuk meningkatkan keadaan gizi warganya. Dalam pemenuhan kebutuhan masyarakat
yang berbeda-beda golongannya, maka muncullah berbagai pengelolaan makanan
dalam jumlah banyak yang berbeda menurut kebutuhan konsumen yang dilayani. Maka,
banyak dijumpai klasifikasi pelayanan makan banyak/ massal yang dikelola dengan
prinsip dasar kurang lebih sama. Salah satu lembaga penyelenggaraan makanan banyak
ialah penyelenggaraan makanan di sekolah (Nursafitri, 2013).
Penyelenggaraan makanan dalam jumlah banyak bertujuan untuk memuaskan
klien dengan manfaat yang setinggi-tingginya bagi lembaga. Dengan demikian,
lembaga dituntut untuk menghasilkan makanan yang berkualitas baik, pelayanan yang
cepat dan menyenangkan, gizi seimbang, menu yang bervariasi, harga sesuai dengan
pelayanan yang diberikan, standar kebersihan dan sanitasi yang tinggi. Penyelenggaraan
makanan di sekolah adalah pemberian makanan bagi anak sekolah, selama berada di
sekolah, baik sekolah pemerintah maupun sekolah swasta
Sebagai suatu sistem, penyelenggaraan makanan terdiri dari sekelompok
sub sistem atau komponen-komponen yang bekerja bersama-sama untuk mencapai
tujuan yaitu menyajikan makanan yang berkualitas bagi konsumennya. Sub sistem
terdiri dari 6 (enam) elemen meliputi: input (resourcess), thruput (process), output
(goal), control, feedback dan environtment (Perdigon, 2005).
Apabila terjadi perubahan pada salah satu sub sistem akan berpengaruh
terhadap sub sistem lainnya pada food service tersebut. Elemen yang termasuk
sebagai input adalah meliputi 6 unsur yaitu: man (tenaga kerja), money (biaya), material
(bahan makanan dan bahan lainnya), machine (peralatan), method (prosedur kerja,
peraturan-peraturan, standar-standar dan kebijakan institusi) dan markets (konsumen).
Elemen process adalah sistem pengadaan (mulai dari perencanaan menu sampai
penyimpanan), produksi atau pengolahan (mulai dari persiapan sampai pemasakan),
dan sistem distribusi makanan, penerapan hygine sanitasi dan keselamatan kerja.
Elemen output (goal) adalah hasil akhir dari penyelenggaraan makanan yaitu makanan
yang bermutu dan sistem pelayanan atau penyajian makanan yang tepat dan efisien dan
sesuai dengan kondisi dan harapan dari konsumennya. Selain itu sistem informasi
(feedback) untuk pengawasan dan pengendalian serta kondisi lingkungan kerja sangat
menentukan seluruh pelaksanaan kegiatan penyelenggaraan makanan.
b. Tujuan Khusus
BAB II
PEMBAHASAN
Berikut ini merupakan contoh standar porsi dari video boarding school
Berikut ini merupakan contoh master menu dari video boarding school
Master menu yang digunakan pada hari 1 yaitu nasi putih, ayam kecap,
tumis buncis, dan buah pisang. Untuk hari ke 2 nasi goreng bakso, dan buah
semangka. Hari ke 3 nasi putih, perkedel kentang, sayur bayam, dan buah salak.
Untuk hari ke 4 mie goreng, telur dadar, dan buah melon. Dan hari ke 5 nasi putih,
tempe orek, cah kangkung, dan buah papaya.
Berikut ini merupakan contoh perhitungan anggaran biaya bahan makanan dari
video boarding school
3. Perencanaan Kebutuhan Bahan Makanan
Perhitungan Kebutuhan Bahan Makanan
Kebutuhan Bahan Makanan Sehari:
Porsi pemakaian bahan makanan dalam sehari x standar porsi x jumlah
konsumen
Kebutuhan Bahan Makanan 1 Bulan:
Porsi pemakaian bahan makanan dalam 1 siklus x standarporsi x jumlah
putaran siklus x jumlah konsumen
9. Pendistribusian Makanan
Distribusi yang digunakan di sekolah menggunakan sistem disentralisasi
yaitu dengan cara makanan yang sudah siap dimasukkan kedalam wadah besar
kemudian diantar ke sekolah dengan menggunakan mobil sesuai dengan jumlah
siswa serta guru. Di sekolah makanan kemudian dibagi-bagi oleh pihak
penyelenggara untuk dibagikan perkelas. Makana disajikan secara prasmanan
kemudian siswa menggambil sendiri di depan kelas sesuai kebutuhan.
10. Pencatatan dan Pelaporan
Pencatatan adalah kegiatan atau proses pendokumentasian suatu aktivitas
dalam bentuk tulisan. Pencatatan dilakukan diatas kertas,disketpita nama dan
pita film. Bentuk catatan dapat berupa tulisan, grafik, gambar dan suara.
Sedangkan setiap kegiatan yang dilakukan diakhiri dengan pembuatan laporan.
Laporan adalah catatan yang memberikan informasi tentang kegiatan tertentu
dan hasilnya yang disampaikan ke pihak yang berwenang atau berkaitan dengan
kegiatan tersebut.
Pencatatan dan pelaporan adalah indikator keberhasilan suatu kegiatan.
Tanpa ada pencatatan dan pelaporan, kegiatan atau program apapun yang
dilaksanakan tidak akan terlihat wujudnya. Output dari pencatatan dan
pelaporan ini adalah sebuah data dan informasi yang berharga dan bernilai bila
menggunakan metode yang tepat dan benar. Jadi, data dan informasi merupakan
sebuah unsur terpenting dalam sebuah organisasi, karena data dan informasilah
yang berbicara tentang keberhasilan atau perkembangan organisasi tersebut.
BAB III
PENUTUP