(NUT 261)
MODUL 1
PENGANTAR MANAJEMEN INSTITUSI PENYELENGGARAAN MAKANAN/ GIZI
DISUSUN OLEH
PUTRI RONITAWATI, SKM., M.Si.
2. Topik Perkuliahan
Manajemen Penyelenggaraan Makanan Institusi/massal (SPMI/M) adalah
penyelenggaraan makanan yang dilakukan dalam jumlah besar atau massal.
Batasan mengenai jumlah yang diselenggarakan di setiap negara bermacam-macam,
sesuai dengan kesepakatan masing-masing. Di Inggris dianggap penyelenggaraan
makanan banyak/ massal apabila memproduksi 1000 porsi perhari, dan di Jepang
3000-5000 porsi sehari. Sedangkan di Indonesia penyelenggaraan makanan banyak
atau massal apabila penyelenggaraan lebih dari 50 porsi sekali pengolahan.
Sehingga kalau 3 kali makan dalam sehari, maka jumlah porsi yang diselenggarakan
adalah 150 porsi sehari.
1. Conventional
Sistem Konvensional adalah sistem penyelenggaraan makanan dengan metode
tradisional, dimana proses produksi makanan (pengadaan bahan makanan sampai
dengan penyajian) dilakukan pada satu tempat yang sama. Pada sistem ini semua
jenis menu yang akan di produksi dipersiapkan di dapur dengan waktu yang relatif
singkat sesuai dengan pesanan, dan selanjutnya dilakukan penyajian pada tempat
yang tidak jauh dari tempat produksi. Karena semakin meningkatnya upah tenaga
kerja dan perkembangan IPTEK, maka sistem ini mengalami perubahan terutama
dalam teknik pembelian bahan makanan.
Pembelian yang biasanya bahan makanan mentah menjadi bahan makanan olahan,
seperti makanan kalengan atau setengah jadi yang siap diolah menjadi makanan.
Semua hal tersebut dilakukan untuk mengurangi jumlah tenaga kerja, mempercepat
waktu pengolahan, mengurangi jumlah menu yang harus dipersiapkan dan dimasak,
dan mengurangi beban kerja pegawai.
Sistem konvensional paling baik dan efektif diterapkan pada keadaan jumlah tenaga
kerja yang tersedia cukup banyak, upah tenaga kerja relatif rendah, tersedianya
bahan makanan mentah dalam jumlah yang cukup dan mudah didapat, serta
memiliki ruangan yang memadai untuk proses pengolahan. Tahap-tahap
penyelenggaraan makanan pada sistem konvensional seperti pada Gambar 1.3.
Pada Gambar 3 dapat dilihat bahwa seluruh proses produksi makanan dilaksanakan
tempat yang sama dan disajikan langsung pada konsumen, baik disajikan panas
atau dingin sesuai dengan tipe masakannya.
Institusi penyelenggara makanan massal yang umumnya menggunakan tipe
konvensional ini di Indonesia adalah: rumah makan/depot/warung, rumah sakit,
kantin sekolah (yang mengolah makanannya di rumah penjualnya) dan institusi
sosial.
2. Commissary
Commissary adalah sistem penyelenggaraan makanan banyak, dimana tempat
produksi terpisah dari tempat penyajian/pelayanan kepada konsumen. Sistem
commissary diterapkan bila daerah pelayanan belum dapat dijangkau oleh tempat
produksi. Penggunaan sistem ini dapat mengurangi investasi perusahaan
penyelenggaraan makanan, karena kebutuhan tenaga kerja jadi berkurang,
kebutuhan peralatan, gedung, biaya serta fasilitas lainnya, bila membuka usaha yang
sama di tempat atau wilayah yang berbeda. Namun perlu persiapan yang baik dalam
hal peralatan untuk penyimpanan, transportasi untuk mendistribusikan makanan ke
tempat pelayanan, serta panjangnya rantai proses produksi yang akan
mempengaruhi kualitas makanan, seperti: rasa, warna, aroma, tekstur dan
kandungan zat gizi dari makanan tersebut. Penyelenggaraan makanan yang
menggunakan sistem commissary antara lain:
a. Perusahaan penerbangan di negara maju.
b. Beberapa restoran di kota-kota besar.
c. Franchise.
d. Sekolah-sekolah atau kampus di kota-kota besar, bahkan di Indonesia juga sudah
mulai banyak yang menggunakan tipe ini.
e. Catering yang melayani pesanan makanan bagi tenaga kerja di perusahaan dan
keperluan pesta-pesta perkawinan.
3. Ready Prepared
Ready prepared adalah sistem penyelenggaraan makanan banyak, dimana produksi
dan pelayanan dilakukan pada satu tempat namun waktu persiapan terpisah dari
waktu penyajian atau makanan tidak langsung dikonsumsi. Proses pengolahan
makanan pada sistem ini dimulai dengan pembelian bahan makanan mentah atau
olahan (setengah jadi) yang siap diolah (ready to cook). Setelah semua makanan
diolah, maka dilanjutkan dengan proses penyimpanan. Jadi makanan mengalami 2
periode pemasakan, yaitu pemasakan awal sebelum penyimpanan dan pemasakan
C. Latihan Soal
D. Kunci Jawaban
1) Sistem penyelenggaraan makanan terdiri dari beberapa elemen. Elemen
tersebut terdiri dari input, proses, output, feedback dan kontrol. Elemen yang
termasuk sebagai input adalah meliputi 6 unsur yaitu: man (tenaga kerja), money
(biaya), material (Bahan makanan dan bahan lainnya), machine (peralatan),
method (prosedur kerja, peraturan-peraturan, standar-standar dan kebijakan
institusi) dan markets (konsumen). Elemen process adalah sistem pengadaan
(mulai dari perencanaan menu sampai penyimpanan), produksi atau pengolahan
(mulai dari persiapan sampai pemasakan), dan sistem distribusi makanan,
penerapan higiene sanitasi dan keselamatan kerja. Elemen output (goal) adalah
hasil akhir dari penyelenggaraan makanan yaitu makanan yang bermutu dan
sistem pelayanan atau penyajian makanan yang tepat dan efisien dan sesuai
dengan kondisi dan harapan dari konsumennya. Selain itu sistem informasi
Universitas Esa Unggul
http://esaunggul.ac.id 31 /
35
(feedback) untuk pengawasan dan pengendalian serta kondisi lingkungan kerja
sangat menentukan seluruh pelaksanaan kegiatan penyelenggaraan makanan
atau sebagai monitoring evaluasi dalam penyelenggaraan makanan institusi.
E. Daftar Pustaka