BIDANG PENELITIAN
PETERNAKAN
NIM. 1710611047
UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG
JULI, 2020
i
ii
iii
RINGKASAN
Bahan pakan sumber protein dalam ransum unggas seperti tepung ikan,
tepung daging dan bungkil kedele merupakan bahan pakan dengan harga yang
tinggi dibandingkan dengan harga bahan pakan sumber energi. Tingginya bahan
pakan tersebut disebabkan karena masih di impor dari luar negeri. Bahan pakan
tersebut sangat dibutuhkan dalam ransum unggas sehingga ketersediaannya dalam
ransum unggas sangat diperhitungkan.
Dalam penyusunan ransum unggas berpatokan kepada kebutuhan protein
kasar. Jika bahan sumber protein dalam ransum harganya murah tentu akan
menguntungkan bagi peternak. Beberapa upaya telah dilakukan untuk mencari
bahan pakan alternatif sebagai sumber protein dalam ransum. Salah satu bahan
pakan tersebut adalah pemanfaatan tepung maggot.
Tepung maggot adalah larva dari lalat dan kemudian dijadikan tepung.
Lalat yang digunakan adalah lalat yang tidak bersifat racun dan tidak mencemari
makanan manusia. Salah satu dari lalat tersebut adalah Black Soldier Fly
(Hermetia Illucens). Keunggulan dari lalat tersebut adalah tidak beracun dan
kandungan tubuhnya berasal dari apa yang dikonsumsi. Montesqrit et al (2019)
telah mendapatkan tepung maggot dengan pemberian bahan pakan yang kaya
sumber protein diperoleh tepung maggot dengan kandungan protein yang tinggi.
Penggunaan media tumbuh berupa campuran ampas tahu dan limbah darah yang
difermentasi menghasilkan tepung maggot dengan kandungan protein kasar
mendekati kandungan protein kasar pada tepung ikan. Pemberian tepung maggot
tersebut ke dalam ransum unggas untuk mensubtitusi tepung ikan belum
dilakukan. Penggantian tepung ikan yang harganya mahal dan saat sekarang di
masa pandemi covid-19 ini sangat sulit didapatkan, dengan adanya penelitian ini
tentu akan membantu masyarakat peternak ayam terutama ayam pedaging untuk
dapat bertahan beternak dalam kondisi pandemi covid-19.
Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui level optimal penggunaan
tepung maggot BSF untuk menggantikan tepung ikan dalam ransum ayam
pedaging. Metode yang akan dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut adalah
metode eksperimen dengan rancangan acak lengkap 5 perlakuan dan 4 ulangan.
Kelima perlakuan tersebut adalah pemberian atau subtitusi tepung ikan dengan
tepung maggot, dimulai dari pemberian 0, 3, 6, 9 dan 12% dalam ransum atau
menggantikan tepung ikan sebesar 0, 12,5, 25, 50, 75 dan 100%. Ternak yang
digunakan adalah ayam pedaging umur sehari sebanyak 100 ekor yang akan
dipelihara selama 5 minggu. Parameter yang diuji adalah performa produksi yaitu
konsumsi ransum, pertambahan bobot badan dan konversi ransum. Luaran dari
semua penelitian ini akan diperoleh level penggunaan tepung maggot yang
optimal menggantikan tepung ikan.
Keywords : tepung maggot, tepung ikan, performa produksi, ayam pedaging
iv
DAFTAR ISI
v
BAB6. DAFTAR PUSTAKA .................................................................18
LAMPIRAN ............................................................................................
vi
1
BAB 1. PENDAHULUAN
Pandemi covid 19 yang berlangsung sejak awal tahun 2020 sampai saat ini
menyisakan masalah besar bagi peternak kecil di bidang perunggasan. Banyak
diantara peternak tersebut yang tidak sanggup untuk melanjutkan usaha ternak
mereka. Salah satu faktor yang menyebabkan hal tersebut karena mahalnya harga
ransum dan murahnya harga jual ayam tersebut.
Mahalnya harga ransum karena beberapa dari bahan baku pakan tersebut
masih diimpor. Bahan baku pakan yang diimpor tersebut diantaranya adalah
bungkil kedele, tepung ikan, tepung daging dan tulang. Bahan baku pakan impor
tersebut umumnya adalah bahan pakan sumber protein. Bahan pakan sumber
protein adalah bahan pakan yang mempunyai kandungan protein kasarnya tinggi
yaitu diatas 20% dan bahan pakan tersebut sangat dibutuhkan sekali dalam
pertumbuhan, produksi dan reproduksi ternak.
Ransum dalam usaha peternakan memerlukan biaya yang sangat besar,
karena 60 – 70% dari usaha peternakan tersebut tergantung dari biaya ransum.
Jika biaya ransum dapat ditekan maka keuntungan tentu akan lebih besar. Upaya
untuk menekan biaya ransum tersebut adalah mencari bahan pakan alternatif yang
murah dan dapat menggantikan bahan baku pakan yang masih di impor. Salah
satu bahan pakan sumber protein alternatif tersebut adalah pupa (kepompong) dari
lalat BSF (black soldier fly) atau yang sering disebut dengan maggot.
Lalat tentara hitam atau black soldier fly adalah lalat yang biasa hidup di
sayur atau buah-buahan busuk. Lalat tersebut berbeda dengan lalat rumah atau
lalat hijau yang biasa hinggap di tempat makan. Lalat tersebut tidak beracun,
tidak suka hinggap di makanan dan pupa atau kepompong dari lalat tersebut
mengandung protein kasar yang tinggi dan bisa diolah menjadi tepung. Tepung
pufa tersebut atau biasa disebut juga dengan tepung maggot dapat mensubtitusi
bahan pakan sumber protein dalam ransum unggas. Kandungan zat makanan dari
pupa tersebut tergantung dari yang dikonsumsi oleh larva tersebut. Lalat tersebut
hIdup dalam waktu yang singkat mulai dari telur, larva, prapupa, pupa dan
menjadi lalat dewasa berlangsung selama lebih kurang 42 hari. Setelah menjadi
2
dewasa, lalat jantan akan mati setelah kawin dan lalat betina akan mati setelah
bertelur.
Telur yang dihasilkan oleh seekor lalat betina dapat berjumlah ratusan
ekor, dan dari telur tersebut akan berkembang menjadi larva. Dalam kondisi larva
tersebut akan mengkonsumsi media tumbuhnya sampai menjadi prapupa. Dalam
masa prapupa mereka tidak mengkonsumsi lagi dan mencari tempat pengasingan
guna mempersiapkan diri menjadi lalat dewasa. Pada saat pupa maka bisa
dimatikan dan dijadikan tepung yang tinggi kandungan gizinya yang dapat
diberikan kepada ternak.
Kandungan gizi terutama protein kasar dari pupa tersebut tergantung
media tumbuh yang dikonsumsi pada saat larva. Kalau media tumbuh sedikit
mengandung protein kasar maka kandungan protein kasar pada pupa juga rendah.
Untuk mendapatkan pupa yang tinggi kandungan protein kasar maka media
tumbuh diberikan bahan yang tinggi kandungan protein kasarnya. Montesqrit et al
(2019a) pemberian media tumbuh dengan bahan pakan konservatif yang tinggi
kandungan proteinnya seperti bungkil kedele, tepung ikan, tepung daging dan
tulang, bungkil kelapa dan ampas tahu menghasilkan tepung maggot tinggi
kandungan proteinnya, akan tetapi ini jadi kontradiktif karena bahan yang
digunakan harus dibeli walaupun penggunaannya sedikit. Berdasarkan hal
tersebut Montesqrit (2019b) mendapatkan media tumbuh dengan bahan pakan
sumber protein yang harganya murah dijadikan sebagai media tumbuh.
Penggunaan media tumbuh berupa campuran ampas tahu dan limbah dari rumah
pemotongan hewan (darah) digunakan sebagai media tumbuh untuk larva BSF
dan setelah pupanya dijadikan tepung didapatkan kandungan protein kasarnya
tinggi yaitu sebesar 53,06% dan menyamai dengan kandungan protein kasar dari
tepung ikan.
Berdasarkan hal tersebut perlu dilakukan kajian penelitian untuk
mensubtitusi penggunaan bahan pakan sumber protein impor dengan tepung
maggot dalam ransum ayam pedaging guna membantu menciptakan ransum yang
murah bagi peternak dalam masa pasca pandemi covid 19 ini. Masa pandemi
covid 19 ini ransum komersil serta bahan baku penyusun ransum harganya jadi
lebih tinggi. Banyak faktor yang mempengaruhinya, salah satunya adalah
3
meningkatnya biaya untuk transportasi pada saat pandemi ini yang sangat
mempengaruhi harga bahan baku pakan dan ransum komersil.
Ayam pedaging dapat tumbuh dengan baik dalam waktu yang pendek
karena mengkonsumsi ransum yang kandungan nutrisinya lengkap. Kandungan
nutrisi utama yang dibutuhkan oleh ayam pedaging untuk tumbuh salah satunya
adalah kandungan protein kasar. Protein kasar yang mengandung berbagai asam
amino diperoleh dari bahan makanan yang dikonsumsi. Bahan makanan yang
mengandung tinggi proteinnya untuk ternak unggas adalah bungkil kedele, ampas
tahu, bungkil kelapa, bungkil kacang tanah, kesemuanya ini adalah bahan pakan
sumbr protein dari nabati, selain itu diperlukan juga bahan pakan protein yang
berasal dari hewani yaitu tepung ikan, tepung daging, tepung tulang, dan tepung
darah. Bahan pakan sumber protein tersebut harganya mahal apalagi bahan pakan
protein asal hewani. Salah satu bahan pakan sumber protein hewani adalah tepung
ikan. Banyak dari bahan pakan sumber protein
Harga bahan pakan berupa tepung ikan yang masih di impor dari luar
negeri menyebabkan harga pakan yang dijual dari pabrik pakan sendiri jadi mahal,
akibat ini ditambah dengan pandemi covid 19 banyak peternak yang gulung tikar
dan mendapatkan sedikit keuntungan dari usaha mereka. Penggunaan tepung
maggot sebagai sumber bahan pakan berprotein tinggi menjadi alternatif yang
sangat baik untuk membantu peternak di masa pandemi covid 19 ini. Maggot
yang diperoleh dari lalat BSF tidak membutuhkan biaya yang mahal dan waktu
yang lama serta tidak merusak lingkungan dan tidak berbahaya untuk ternak dan
masyarakat. Hal ini disebabkan karena siklus hidup dari lalat BSF tersebut
sampai menjadi pupa (maggot) hanya berlkangsung sekitar 28 sampai 30 hari.
Untuk media tumbuhnya dapat memanfaatkan limbah atau sampah yang ada
karena untuk menjadi pupa tersebut tergantung dari yang dikonsumsinya. Untuk
mendapatkan maggot dengan kandungan protein yang tinggi maka dalam media
tumbuhnya diberikan bahan yang mengandung protein yang tinggi. Kalau larva
tersebut mengkonsumsi dedak, sampah atau bahan serat lainnya maka kandungan
protein dari maggot tersebut rendah,. Untuk itu perlu diberikan media tumbuh
yang mengandung bahan pakan sumber protein. Montesqrit et al., 2019) telah
mendapatkan berbagai media tumbuh yang mengandung protein maka
4
1.2.Perumusan Masalah
1.3.Manfaat Penelitian
1.4.Tujuan Penelitian
Black soldier fly (BSF) merupakan spesies lalat dari ordo diptera, famili
stratiomyidae dengan genus hermatia. Lalat BSF merupakan lalat asli dari benua
Amerika, akan tetepi juga dapat ditemukan di Indonesia di bagian Maluku dan
Irian jaya sebagai salah satu ekosistem alami BSF (Hem,2011).
Siklus hidup BSF merupakan sebuah siklus metamorfosis sempurna
dengan 4 (empat) fase, yaitu telur, larva, pupa dan BSF dewasa (Popa dan Green,
2012). Menurut Tomberlin et al. (2002) bahwa siklus hidup BSF dari telur hingga
menjadi lalat dewasaberlangsung sekitar 40-43 hari, tergantung dari
kondisilingkungan dan media pakan yang diberikan.
6
Lalat BSF masih memiliki sifat yang sama dengan lalat pada
umumnya,lalat ini memakan apa saja yang mengandung bahan organik seperti
sisa makanan,sayuran,buah-buahan,daging dan bahkan bangkai. Lalat BSF
berkembang dari apa yang dimakannya,jika banyak memakan bahan media yang
mengandung protein tinggi maka kandungan protein kasar pada pupanya juga
tinggi (Tomberlinet al, 2002).Kualitas dan kuantitas media perkembangan
larvalalat sangat mempengaruhi kandungan nutrien tubuhserta keberlangsungan
hidup larva pada setiap tahap metamorfosis (Gobbi et al., 2013;Makkar et al.
2014).
Beberapa peneliti telah melakukan penelitian tentang media tumbuh
maggot BSF ini,berikut merupakan hasil penelitian dari peneliti tersebut dapat
dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Hasil penelitian pemanfaaatan berbagai bahan pakan sebagai media
tumbuh lalat black soldier fly (BSF)
0,13 kg.
Aldi et al. (2018) Bungkil kelapa sawit, Media tumbuh darah
darah ayam, limbah ayam menghasilkan
protein maggot tertinggi
yaitu (41,18%) dan
limbah ikan
menghasilkan lemak
maggot terbaik yaitu
(47,73%).
Montesqrit et al. (2019a) Tepung ikan, tepung Media tumbuh berupa
daging, bungkil kedelai, ampas tahu menghasilkan
bungkil kelapa dan ampas produksi maggot BSF
tahu. terbanyak dan tepung
daging menghasilkan
kandungan protein
tertinggi.
Montesqrit et al. (2019b) Tepung darah dan ampas Media tumbuh berupa
tahu fermentasi. campuran antara tepung
darah (50%) dan ampas
tahu fermentasi (50%)
memberikan pengaruh
baik terhadap kandungan
nutrisi maggot sehingga
kandungan bahan kering
(94,85%), protein kasar
(53,37%) dan lemak
kasar (31,28%).
Menurut Veldkamp & Bosch (2015) profil asam amino yang terkandung
dalam tepung BSF mirip dengan tepung kedelai, khususnya kandungan metionin
9
atau metionin + sistin yang merupakan asam amino esensial untuk pertumbuhan
babi dan ayam pedaging. Pemberian tepung BSF pada ransum akan memenuhi
kebutuhan asam-asam amino tersebut.
Kandungan protein pada larva BSF cukup tinggi, yaitu 44,26% dengan
kandungan lemak mencapai 29,65%. Nilai asam amino, asam lemak dan mineral
yang terkandung di dalam larva juga tidak kalah dengan sumber-sumber protein
lainnya, sehingga larva BSF merupakan bahan baku ideal yang dapat digunakan
sebagai pakan ternak (Fahmi et al. 2007).
Tepung BSF ini telah banyak digunakan sebagai pakan unggas.
Penggunaan tepung BSF tersebut dapat menggantikan penggunaan bahan pakan
sumber protein. Pemanfaatan tepung BSF sebagai pakan pada unggas telah
banyak diteliti oleh para peneliti, akan tetapi substitusi bahan pakan sumber
protein seperti tepung daging, tepung ikan atau bungkil kedele dengan tepung
maggot belum banyak dilakukan. Hasil-hasil penelitian pemanfaatan tepung
maggot untuk ternak unggas dapat dilihat pada Tabel 2.
10
Bahan utama yang digunakan dalam penelitian ini adalah tepung maggot
BSF (Black soldier fy ) yang ditumbuhkan dengan menggunakan media tumbuh
tepung darah dan ampas tahu,sesuai dengan penelitian sebelumnya (Montesqrit et
al. 2019b ). Selain itu digunakan jagung,dedak,bungkil kedele,tepung daging,
corn gluten meal, minyak kelapa, tepung tulang dan premiks sebagai bahan
penyusun ransum ayam pedaging.
Ternak yang digunakan dalam penelitian ini yaitu ayam pedaging dari
strain Lohman sebanyak 100 ekor yang akan di pelihara selama 5 minggu.
Kandang yang yang digunakan berbentuk kotak (boks) dengan alas kawat,
sebanyak 20 unit dengan ukuran 70x70x60 cm yang ditempatkan dalam ruangan.
Masing-masing unit ditempati 5 ekor ayam, dilengkapi dengan tempat pakan dan
tempat minum, thermometer ruangan, serta lampu pijar 60 watt pada
masingmasing kotak sebagai alat pemanas dan penerangan di dalam kandang.
Bagian bawah pakan diberi lembaran plastik untuk menampung makanan yang
jatuh.
dijadikan tepung. Alur penelitian mulai dari penyediaan tepung maggot BSF
sampai aplikasinya kedalam ransum ayam broiler dapat dilihat pada Gambar 1.
Maggot di
TEPUNG MAGGOT BSF
blender/digiling
Anggaran biaya yang diusulkan disajikan pada Tabel 3. Total biaya yang
diusulkan adalah Rp 10.000.000 (sepuluh juta Rupiah). Rincian biaya disajikan
pada Lampiran 4.
V. JADWAL KEGIATAN
BULAN KE
RENCANA
1 2 3 4 5 6
KEGIATAN
Penandatangan
an Kontrak
Persiapan
kandang lalat
Persiapan
pembuatan
tepung maggot
Analisa
Sampel bahan
pakan
Persiapan
ransum dan
ayam
Pelaksanaan
pemberian ke
ayam
Laporan
Kemajuan
Pengolahan
data dan
pembahasan
Laporan Akhir
18
Adeniji, A. A. 2007. Effect of replacing groundnut cake with maggot meal in the
diet of broilers. Int. J. Poult. Sci. 6 (11): 822-825
Adiwinarto, G. 2005. Penampilan dan Laju Pertumbuhan Relatif Karkas dan
Komponen Karkas Dua Strain Ayam Broiler Fase Finisher (21-42 hari)
dalam Berbagai Suhu Pemeliharaan. Tesis. Program Studi Magister Ilmu
Ternak. Fakultas Peternakan. Universitas Diponegoro. Semarang.
Aldi M., Farida F., Syahrio T., dan Erwanto. 2018. Pengaruh Berbagai Media Tumbuh
Terhadap Kandungan Air, Protein Dan Lemak Maggot Yang Dihasilkan
Sebagai Pakan. Jurnal Riset dan Inovasi Peternakan Vol 2 (2):14-
20.ISSN:2598-3067.
Al-Qazzaz MFA, Ismail D, Akit H, Idris LH. 2016. Effect of using insect larvae meal
as a complete protein source on quality and productivity characteristics
of laying hens. R Bras Zootec. 45:518-523.
Amrullah, I.K. 2006. Nutrisi Ayam Broiler. Lembaga Satu Gunung Budi. Bogor.
Anggorodi H., 1994 . Ilmu Makanan Ternak Umum. Penerbit Gramedia. Jakarta.
Cahyono, B. 2004. Cara Meningkatkan Budidaya Ayam Ras Pedaging
(Broiler). Yayasan Pustaka Nusantara. Yogyakarta.
Bastari, N. A. 2012. Pengaruh Kepadatan Kandang terhadap Bobot Hidup,
Bobot Karkas, Giblet, Lemak Abdominal Broiler di Semi Closed
House. Skripsi. Jurusan Peternakan Fakultas Pertanian. Universitas
Lampung. Bandar Lampung.
Beski SSM, Swick RA, Iji PA. 2015. Specialised protein products in broiler
chicken nutrition: A review. Anim Nutr. 1:47-53.
Campbell, W. 1984. Principles of fermentation technology.Peragaman Press. New
York. Charoen Pokphand Bulletin Service. 2006. Manual Broiler
Manajemen CP 707. Charoen Pokphand Indonesia. Jakarta.
Cullere M, Tasoniero G, Giaccone V, Miotti-Scapin R, Claeys E, De-Smet S,
Dalle-Zotte A. 2016. Black soldier fly as dietary protein source for
broiler quails: apparent digestibility, excreta microbial load, feed
choice, performance, carcass and meat traits. Ani. 1-8.doi:10.1017/
S1751731116001270.
Dengah SP, J. F. Umboh, C.A. Rahasia dan Y.H.S. Kowel. 2016. Pengaruh
penggantian tepung ikan dengan tepung maggot (Hermetia Illucens) dalam
ransum terhadap performans broiler. J. Zootek. Vol 36, No 1 : 51-60
Ediwarman., Hernawati, R., Adrianto, W., dan Yonn Moreau. 2008. Penggunaan
maggot sebagai substitusi ikan rucah dalam budidaya ikan Toman (Channa
micropeltes CV.). Diakses dari
http://www.rcaprpb.com/userfiles/file/jurnal %202008/Penggunaan %20
Maggot.pdf; berita pada tanggal 26 April 2012.
Elwert C, Knips I, Katz P. 2010. A novel protein source: Maggot meal of the
Black Soldier Fly (Hermetia illucens) in broiler feed. In: Tagung
19
LAMPIRAN-LAMPIRAN
1. Peralatan penunjang
Material Justifikasi Kuantitas Satuan Harga Jumlah
Penggunaan (Rp) (Rp)
Sewa kandang Aplikasi ke 20 boks 10.000 200.000
ayam ayam
Sewa Pengeringan 50 kg 5.000 250.000
pengeringan maggot
Sewa tempat Aplikasi ke 20 buah 6.500 130.000
minum ayam
Sewa tempat Sda 20 buah 5.000 100.000
pakan
Sewa timbangan sda 50 hari 2.000 100.000
SUB TOTAL 780.000
(Rp)
bahan
Pengadaan ampas Media larva
50 kg 3.000 150.000
tahu
Pengadaan limbah Sda
50 kg 5.000 250.000
darah
Probiotik dan Sda
0,5 liter 80.000 40.000
ongkir
Plastik Sda 20 lbr 1.500 30.000
Kertas label Penanda 2 buah 5.000 10.000
Spidol permanen Sda 1 buah 10.000 10.000
Rak pembesaran Pembesaran
1 set 150.000 150.000
larva larva
Analisa proksimat Uji
lengkap kandungan 7 sampel 140.000 980.000
pakan
Beli dedak Ransum 20 kg 3.000 60.000
Ransum komersil Sda 10 kg 10.000 100.000
Beli jagung Sda 160 kg 6.500 1.040.000
Beli bungkil Sda
70 kg 10.000 700.000
kedele
Beli tepung daging Sda 20 kg 15.000 300.000
Beli tepung ikan Sda
20 kg 20.000 400.000
dan ongkir
Beli cgm dan sda
10 kg 20.000 200.000
ongkir
Beli premix Sda 1 kg 30.000 30.000
Beli tepung tulang Sda 1 kg 5.000 5.000
Beli minyak Sda
2 kg 20.000 40.000
kelapa
Desifektan/rodalonSanitasi
1 botol 30.000 30.000
kandang
Beli kapur Sda 4 kg 5.000 20.000
Beli cat Untuk
penanda 5 kaleng 10.000 50.000
ayam
Perbaikan kandang Servis
20 unit 10.000 200.000
boks kandang
Beli kertas koran Alas ayam
5 kg 10.000 50.000
bekas
Beli kardus bekas Alas ayam 5 kg 10.000 50.000
Beli bohlam Penerangan
dan
25 buah 10.000 250.000
pemanasan
ayam
Kabel dan peting Sda 20 meter 10.000 200.000
Plastik Sda 1 kg 20.000 20.000
Karung goni bekas Sda 20 buah 2.500 50.000
24
3. Perjalanan
Material Justifikasi Kuantitas Satuan Harga Jumlah
Perjalanan (Rp) (Rp)
Perjalanan Mempersiapkan 8 kali 25.000 200.000
pengadaan bahan pakan
bahan pakan
Perjalanan ke Aplikasi ke 50 kali 5.000 250.000
kandang ayam
penelitian
Perjalanan Pengadaan 4 kali 25.000 100.000
pengadaan sarana
peralatan
Perjalanan ke Seminar lokal 1 kali 150.000 150.000
lokasi seminar
SUB TOTAL 700.000
(Rp)
4. Lain-lain
Material Justifikasi Kuantitas Satuan Harga Jumlah
(Rp) (Rp)
Biaya Publikasi hasil 1 kali 300.000 300.000
Seminar penelitian
Laporan Memperbanyak 8 eksemplar 25.000 200.000
kemajuan laporan
dan laporan
akhir
Dokumentasi Mendokumentasikan 20 lembar 10.000 200.000
hasil penelitian
SUB 700.000
TOTAL
(Rp)
BULAN KE
RENCANA
1 2 3 4 5 6
KEGIATAN
Penandatanganan
Kontrak
Persiapan
kandang lalat
Persiapan
pembuatan
tepung maggot
Analisa Sampel
bahan pakan
Persiapan ransum
dan ayam
Pelaksanaan
pemberian ke
ayam
Laporan
Kemajuan
Pengolahan data
dan pembahasan
Laporan Akhir
26
A. Identitas Diri
1 Nama Lengkap Revo Agsyamerta Ventora
4 NIM 1710611047
B. Riwayat Pendidikan
Tingkat Pendidikan Nama Sekolah Tahun masuk Tahun Selesai
SD SDN 03 Guguak 2005 2011
Dst
2
dst
I. Pernyataan Kesesuaian
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar
dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum.Apabila di kemudian hari
ternyata dijumpai ketidak-sesuaian dengan kenyataan, saya sanggup
menerima risikonya.
Pengusul,
B. Riwayat Pendidikan
Program: S1 S2 S3
Nama PT Universitas Andalas IPB Bogor IPB Bogor
Bidang Ilmu Nutrisi & Makanan Ilmu Ternak Ilmu Ternak
Ternak
Tahun Masuk 1989 1995 1998
Tahun Lulus Agustus, 1993 1998 2007
Judul Skripsi/ Silase rumput gajah Isolasi dan Pengaruh penggunaan
Tesis/Dise dengan berbagai ukuran karakterisasi enzim bahan pakan sebagai
rtasi pemotongan dan uji seluase dan bahan penyalut dalam
kecernaan secara in pengaruhnya terhadap mikroenkapsulasi
sacco kecernaan zat minyak ikan lemuru
makanan secara in dan pemanfaatannya
vitro dalam ransum ayam
petelur
Nama 1.Ir. Hermon, MAgr 1. Prof. Dr. Ir. Lily 1. Prof. Dr. Wiranda
Pembimbing/ 2. Ir. Rita Herawati SU Amalia Syofyan, MS G Piliang, MSc
Promotor 2. Dr. Ir. Nahrowi 2. Dr. Slamet
Ramli, MSc Budianto, Magr
3. Prof. Dr. Maggy 3. Dr. Drh Desianto
Thenawijaya Budi Utomo
pakan
10 Seminar WPSA The effect of the addition of fish Nantes, Mei 2015
oil microcapsules for carcass
quality and meat cholesterol
levels from local broiler duck
of west sumatera indonesia
K. Pernyataan Kesesuaian
34
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggung jawabkan secara hukum. Apabila dikemudian hari ternyata
dijumpai ketidak sesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.