Anda di halaman 1dari 40

PROPOSAL PENELITIAN

INDOFOOD RISET NUGRAHA (IRN)

OPTIMASI PENGGUNAAN TEPUNG MAGGOT BSF (BLACK


SOLDIER FLY) SEBAGAI BAHAN PAKAN SUMBER
PROTEIN YANG MURAH DALAM RANSUM AYAM
PEDAGING PADA MASA PANDEMI COVID-19

BIDANG PENELITIAN

PETERNAKAN

REVO AGSYAMERTA VENTORA

NIM. 1710611047

UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG
JULI, 2020

i
ii
iii
RINGKASAN

Bahan pakan sumber protein dalam ransum unggas seperti tepung ikan,
tepung daging dan bungkil kedele merupakan bahan pakan dengan harga yang
tinggi dibandingkan dengan harga bahan pakan sumber energi. Tingginya bahan
pakan tersebut disebabkan karena masih di impor dari luar negeri. Bahan pakan
tersebut sangat dibutuhkan dalam ransum unggas sehingga ketersediaannya dalam
ransum unggas sangat diperhitungkan.
Dalam penyusunan ransum unggas berpatokan kepada kebutuhan protein
kasar. Jika bahan sumber protein dalam ransum harganya murah tentu akan
menguntungkan bagi peternak. Beberapa upaya telah dilakukan untuk mencari
bahan pakan alternatif sebagai sumber protein dalam ransum. Salah satu bahan
pakan tersebut adalah pemanfaatan tepung maggot.
Tepung maggot adalah larva dari lalat dan kemudian dijadikan tepung.
Lalat yang digunakan adalah lalat yang tidak bersifat racun dan tidak mencemari
makanan manusia. Salah satu dari lalat tersebut adalah Black Soldier Fly
(Hermetia Illucens). Keunggulan dari lalat tersebut adalah tidak beracun dan
kandungan tubuhnya berasal dari apa yang dikonsumsi. Montesqrit et al (2019)
telah mendapatkan tepung maggot dengan pemberian bahan pakan yang kaya
sumber protein diperoleh tepung maggot dengan kandungan protein yang tinggi.
Penggunaan media tumbuh berupa campuran ampas tahu dan limbah darah yang
difermentasi menghasilkan tepung maggot dengan kandungan protein kasar
mendekati kandungan protein kasar pada tepung ikan. Pemberian tepung maggot
tersebut ke dalam ransum unggas untuk mensubtitusi tepung ikan belum
dilakukan. Penggantian tepung ikan yang harganya mahal dan saat sekarang di
masa pandemi covid-19 ini sangat sulit didapatkan, dengan adanya penelitian ini
tentu akan membantu masyarakat peternak ayam terutama ayam pedaging untuk
dapat bertahan beternak dalam kondisi pandemi covid-19.
Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui level optimal penggunaan
tepung maggot BSF untuk menggantikan tepung ikan dalam ransum ayam
pedaging. Metode yang akan dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut adalah
metode eksperimen dengan rancangan acak lengkap 5 perlakuan dan 4 ulangan.
Kelima perlakuan tersebut adalah pemberian atau subtitusi tepung ikan dengan
tepung maggot, dimulai dari pemberian 0, 3, 6, 9 dan 12% dalam ransum atau
menggantikan tepung ikan sebesar 0, 12,5, 25, 50, 75 dan 100%. Ternak yang
digunakan adalah ayam pedaging umur sehari sebanyak 100 ekor yang akan
dipelihara selama 5 minggu. Parameter yang diuji adalah performa produksi yaitu
konsumsi ransum, pertambahan bobot badan dan konversi ransum. Luaran dari
semua penelitian ini akan diperoleh level penggunaan tepung maggot yang
optimal menggantikan tepung ikan.
Keywords : tepung maggot, tepung ikan, performa produksi, ayam pedaging

iv
DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN ................................................................. ii


SURAT PERNYATAAN PESERTA ..................................................... iii
RINGKASAN ......................................................................................... iv
DAFTAR ISI .......................................................................................... v
BAB 1. PENDAHULUAN .................................................................... 1
1.1. Latar Belakang..................................................................... 1
1.2. Perumusan Masalah...............................................................4
1.3. Tujuan Penelitian...................................................................4
1.4. Manfaat Penelitian.................................................................4
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Bahan Pakan Sumber Protein dalam Ransum Unggas..........5
2.2. Tepung maggot Black Soldier Fly (BSF)............................5
2.3. Media tumbuh Maggot BSF..................................................7
2.4. Pengunaan tepung Maggot dalam Ransum Unggas..............8
BAB 3. METODE PENELITIAN ............................ ..............................11
3.1. Materi Penelitian ..................................................................11
3.1.1. Bahan Penelitian.....................................................11
3.1.2. Ternak Percobaan...................................................11
3.1.3. Kandang Penelitian dan Perlengkapan .................11
3.1.4. Persiapan ransum....................................................11
3.2. Metode Penelitian ................................................................13
3.2.1. Rancangan Penelitian............................................13
3.2.2. Analisis Data .....................................................13
3.3. Pelaksanaan penelitian...........................................................14
3.3.1 proses pembuatan tepung maggot...........................14
3.3.2 Persiapan kandang dan pemeliharaan broiler..........15

3.3.3 pemberian ransum dan air minum...........................16

3.3.4 pengacakan perlakuan danpenempatan ayam


dalam kandang..........................................................16
BAB 4. BIAYA .....................................................................................16

BAB 5. JADWAL KEGIATAN.............................................................17

v
BAB6. DAFTAR PUSTAKA .................................................................18

LAMPIRAN ............................................................................................

Lampiran 1. Justifikasi Anggaran Kegiatan..................................22

Lampiran 2. Jadwal Kegiatan .......................................................25

Lampiran 3. Biodata Mahasiswa Peneliti....................................26

Lampiran 4. Biodata Dosen Pembimbing......................................29

vi
1

BAB 1. PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang Masalah

Pandemi covid 19 yang berlangsung sejak awal tahun 2020 sampai saat ini
menyisakan masalah besar bagi peternak kecil di bidang perunggasan. Banyak
diantara peternak tersebut yang tidak sanggup untuk melanjutkan usaha ternak
mereka. Salah satu faktor yang menyebabkan hal tersebut karena mahalnya harga
ransum dan murahnya harga jual ayam tersebut.
Mahalnya harga ransum karena beberapa dari bahan baku pakan tersebut
masih diimpor. Bahan baku pakan yang diimpor tersebut diantaranya adalah
bungkil kedele, tepung ikan, tepung daging dan tulang. Bahan baku pakan impor
tersebut umumnya adalah bahan pakan sumber protein. Bahan pakan sumber
protein adalah bahan pakan yang mempunyai kandungan protein kasarnya tinggi
yaitu diatas 20% dan bahan pakan tersebut sangat dibutuhkan sekali dalam
pertumbuhan, produksi dan reproduksi ternak.
Ransum dalam usaha peternakan memerlukan biaya yang sangat besar,
karena 60 – 70% dari usaha peternakan tersebut tergantung dari biaya ransum.
Jika biaya ransum dapat ditekan maka keuntungan tentu akan lebih besar. Upaya
untuk menekan biaya ransum tersebut adalah mencari bahan pakan alternatif yang
murah dan dapat menggantikan bahan baku pakan yang masih di impor. Salah
satu bahan pakan sumber protein alternatif tersebut adalah pupa (kepompong) dari
lalat BSF (black soldier fly) atau yang sering disebut dengan maggot.
Lalat tentara hitam atau black soldier fly adalah lalat yang biasa hidup di
sayur atau buah-buahan busuk. Lalat tersebut berbeda dengan lalat rumah atau
lalat hijau yang biasa hinggap di tempat makan. Lalat tersebut tidak beracun,
tidak suka hinggap di makanan dan pupa atau kepompong dari lalat tersebut
mengandung protein kasar yang tinggi dan bisa diolah menjadi tepung. Tepung
pufa tersebut atau biasa disebut juga dengan tepung maggot dapat mensubtitusi
bahan pakan sumber protein dalam ransum unggas. Kandungan zat makanan dari
pupa tersebut tergantung dari yang dikonsumsi oleh larva tersebut. Lalat tersebut
hIdup dalam waktu yang singkat mulai dari telur, larva, prapupa, pupa dan
menjadi lalat dewasa berlangsung selama lebih kurang 42 hari. Setelah menjadi
2

dewasa, lalat jantan akan mati setelah kawin dan lalat betina akan mati setelah
bertelur.
Telur yang dihasilkan oleh seekor lalat betina dapat berjumlah ratusan
ekor, dan dari telur tersebut akan berkembang menjadi larva. Dalam kondisi larva
tersebut akan mengkonsumsi media tumbuhnya sampai menjadi prapupa. Dalam
masa prapupa mereka tidak mengkonsumsi lagi dan mencari tempat pengasingan
guna mempersiapkan diri menjadi lalat dewasa. Pada saat pupa maka bisa
dimatikan dan dijadikan tepung yang tinggi kandungan gizinya yang dapat
diberikan kepada ternak.
Kandungan gizi terutama protein kasar dari pupa tersebut tergantung
media tumbuh yang dikonsumsi pada saat larva. Kalau media tumbuh sedikit
mengandung protein kasar maka kandungan protein kasar pada pupa juga rendah.
Untuk mendapatkan pupa yang tinggi kandungan protein kasar maka media
tumbuh diberikan bahan yang tinggi kandungan protein kasarnya. Montesqrit et al
(2019a) pemberian media tumbuh dengan bahan pakan konservatif yang tinggi
kandungan proteinnya seperti bungkil kedele, tepung ikan, tepung daging dan
tulang, bungkil kelapa dan ampas tahu menghasilkan tepung maggot tinggi
kandungan proteinnya, akan tetapi ini jadi kontradiktif karena bahan yang
digunakan harus dibeli walaupun penggunaannya sedikit. Berdasarkan hal
tersebut Montesqrit (2019b) mendapatkan media tumbuh dengan bahan pakan
sumber protein yang harganya murah dijadikan sebagai media tumbuh.
Penggunaan media tumbuh berupa campuran ampas tahu dan limbah dari rumah
pemotongan hewan (darah) digunakan sebagai media tumbuh untuk larva BSF
dan setelah pupanya dijadikan tepung didapatkan kandungan protein kasarnya
tinggi yaitu sebesar 53,06% dan menyamai dengan kandungan protein kasar dari
tepung ikan.
Berdasarkan hal tersebut perlu dilakukan kajian penelitian untuk
mensubtitusi penggunaan bahan pakan sumber protein impor dengan tepung
maggot dalam ransum ayam pedaging guna membantu menciptakan ransum yang
murah bagi peternak dalam masa pasca pandemi covid 19 ini. Masa pandemi
covid 19 ini ransum komersil serta bahan baku penyusun ransum harganya jadi
lebih tinggi. Banyak faktor yang mempengaruhinya, salah satunya adalah
3

meningkatnya biaya untuk transportasi pada saat pandemi ini yang sangat
mempengaruhi harga bahan baku pakan dan ransum komersil.
Ayam pedaging dapat tumbuh dengan baik dalam waktu yang pendek
karena mengkonsumsi ransum yang kandungan nutrisinya lengkap. Kandungan
nutrisi utama yang dibutuhkan oleh ayam pedaging untuk tumbuh salah satunya
adalah kandungan protein kasar. Protein kasar yang mengandung berbagai asam
amino diperoleh dari bahan makanan yang dikonsumsi. Bahan makanan yang
mengandung tinggi proteinnya untuk ternak unggas adalah bungkil kedele, ampas
tahu, bungkil kelapa, bungkil kacang tanah, kesemuanya ini adalah bahan pakan
sumbr protein dari nabati, selain itu diperlukan juga bahan pakan protein yang
berasal dari hewani yaitu tepung ikan, tepung daging, tepung tulang, dan tepung
darah. Bahan pakan sumber protein tersebut harganya mahal apalagi bahan pakan
protein asal hewani. Salah satu bahan pakan sumber protein hewani adalah tepung
ikan. Banyak dari bahan pakan sumber protein
Harga bahan pakan berupa tepung ikan yang masih di impor dari luar
negeri menyebabkan harga pakan yang dijual dari pabrik pakan sendiri jadi mahal,
akibat ini ditambah dengan pandemi covid 19 banyak peternak yang gulung tikar
dan mendapatkan sedikit keuntungan dari usaha mereka. Penggunaan tepung
maggot sebagai sumber bahan pakan berprotein tinggi menjadi alternatif yang
sangat baik untuk membantu peternak di masa pandemi covid 19 ini. Maggot
yang diperoleh dari lalat BSF tidak membutuhkan biaya yang mahal dan waktu
yang lama serta tidak merusak lingkungan dan tidak berbahaya untuk ternak dan
masyarakat. Hal ini disebabkan karena siklus hidup dari lalat BSF tersebut
sampai menjadi pupa (maggot) hanya berlkangsung sekitar 28 sampai 30 hari.
Untuk media tumbuhnya dapat memanfaatkan limbah atau sampah yang ada
karena untuk menjadi pupa tersebut tergantung dari yang dikonsumsinya. Untuk
mendapatkan maggot dengan kandungan protein yang tinggi maka dalam media
tumbuhnya diberikan bahan yang mengandung protein yang tinggi. Kalau larva
tersebut mengkonsumsi dedak, sampah atau bahan serat lainnya maka kandungan
protein dari maggot tersebut rendah,. Untuk itu perlu diberikan media tumbuh
yang mengandung bahan pakan sumber protein. Montesqrit et al., 2019) telah
mendapatkan berbagai media tumbuh yang mengandung protein maka
4

maggotyang dihasilkan kandungan protein kasar dan asama amino esensialnya


lebih lengkap. Bahan yang digunakan berupa limbah. Penggunaan media berupa
campuran limbah tahu dan darah ternak yang difermentasi menghasilkan
kandungan proteinsebesar 53,6 % dan kandungan ini mendekati dengan
kandungan potein kasar tepung ikan lokal. Berdasarklan hal tersebut perlu dikaji
bagaimana subtitusi tepung ikan dengan tepung maggot BSF dalam ransum ayam
pedaging.

1.2.Perumusan Masalah

Masalah yang dapat dirumuskan yaitu


1. Apakah tepung maggot dari BSF dapat digunakan sebagai bahan pakan
sumber protein alternatif bagi ternak terutama ternak unggas
2. Berapakah level yang optimal dari tepung maggot BSF untuk
menggantikan tepung ikan dalam ransum ternak unggas.

1.3.Manfaat Penelitian

Penelitian ini sangat penting dilakukan untuk mendapatkan bahan pakan


sumber protein alternatif yang murah dan tinggi kandungan proteinnya untuk
dimanfaatkan dalam ransum ternak unggas. Jika berhasil maka penelitian ini
sangat bermanfaat bagi peternak karena dapat meningkatkan pendapatan mereka
disaat masa pandemi covid-19 ini karena biaya ransum yang murah dan ayam
dengan perporman produksi yang baik.
Perlu bagi pengembangan iptek untuk mendapatkan bahan pakan sumber
protein alternatif yang murah dan untuk masyarakat yang terkena dampak
pandemi covid 19 dengan mahalnya harga pakan dapat terbantu dengan
memanfaatkan bahan pakan yang murah dan bisa disediakan dengan baik.

1.4.Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui level optimal penggunaan


tepung maggot BSF untuk menggantikan tepung ikan dalam ransum ayam
pedaging.
5

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Bahan Pakan Sumber Protein dalam Ransum Unggas

Protein dimanfaatkan dalam tubuh unggas untuk reproduksi, produksi


maupun hidup pokok, sehingga kandungannya dalam ransum sangat di
perhitungkan karena akan mempengaruhi performa produksi. Beski et al. (2015)
menyatakan bahwa komponen protein berperan penting dalam memformulasikan
pakan karena diperlukan dalam pembentukan jaringan tubuh dan terlibat aktif
dalam metabolisme seperti enzim, hormon, antibodi dan lain sebagainya. Kualitas
bahan pakan unggas dilihat dari kandungan proteinnya, semakin tinggi dan
lengkap proteinnya maka pakan tersebut semakin baik (Sugiyono et al.,2015).
Ketersediaan bahan pakan sumber protein masih menjadi kendala karena
mahalnya harga akibat didatangkannya dari luar negeri seperti tepung ikan, tepung
daging dan tulang, bungkil kedelai, sehingga meningkatkan biaya produksi.
Semakin meningkatnya harga sumber-sumber protein dan adanya ancaman
ketahanan pakan ternak, tekanan lingkungan, pertambahan populasi manusia serta
meningkatnya permintaan protein di pasar menyebabkan harga protein yang
berbasis hewan semakin mahal (FAO, 2013). Berdasarkan hal tersebut perlu
dicari bahan pakan sumber protein hewani.

2.2. Tepung maggot Black Soldier Fly (BSF)

Black soldier fly (BSF) merupakan spesies lalat dari ordo diptera, famili
stratiomyidae dengan genus hermatia. Lalat BSF merupakan lalat asli dari benua
Amerika, akan tetepi juga dapat ditemukan di Indonesia di bagian Maluku dan
Irian jaya sebagai salah satu ekosistem alami BSF (Hem,2011).
Siklus hidup BSF merupakan sebuah siklus metamorfosis sempurna
dengan 4 (empat) fase, yaitu telur, larva, pupa dan BSF dewasa (Popa dan Green,
2012). Menurut Tomberlin et al. (2002) bahwa siklus hidup BSF dari telur hingga
menjadi lalat dewasaberlangsung sekitar 40-43 hari, tergantung dari
kondisilingkungan dan media pakan yang diberikan.
6

Gambar 1 : Siklus hidup BSF (Popa dan Green,2012)

Tepung maggot BSF sangat berpotensi di jadikan bahan pakan sumber


protein, karena memiliki kandungan nutrisi yang tinggi,kandungan protein pada
larva BSF sekitar 44,26% dan kandungan lemak mencapai 29,65 %. Kandungan
bahan kering pada larva BSF akan meningkat dengan semakin bertambahnya
umur,yaitu 31%-34% pada umur >25 hari atau pada fase pre-pupa, dalam skala
industri, produksitepung larva dari tahap instar yang tua lebihmenguntungkan.
Rachmawati et al. (2010) menyatakanbahwa larva yang lebih besar (prepupa)
sangat idealdigunakan untuk campuran pakan atau bahan bakupelet karena
mampu memenuhi kuantitas produksi.Larva muda lebih sesuai diberikan untuk
pakan ikansecara langsung, karena bentuknya yang kecil sesuaidengan ukuran
mulut ikan.
Menurut Fahmi et al.(2007) kandungan asam amino,asam lemak dan
mineral yang terkandung dalam larva tidak kalah dengan sumber-sumber protein
lainnya, sehingga larva BSF merupakan bahan baku yang ideal yang dapat
digunakan sebagai bahan pakan.
Jika ditinjau dari aspek lingkungan,penggunaan BSF ini sangat
menguntungkan,karena BSF memiliki kemampuan mengurai materi organik
dengan sangat baik (Holmes et al.,2012) dan juga jika di lihat dari aspek
kesehatan BFS aman digunakan karena memiliki resiko penyebaran penyakit yang
lebih rendah dari pada jenis lalat lainnya (Bullock et al.2013). Adapun beberapa
keuntungan dari lalat BSF sebagai berikut :
7

• Dapat mendegradasi sampah organik menjadi nutrisi untuk


pertumbuhan nya
• Dapat mengkonversi sampah organik menjadi kompos dengan
kandungan penyubur yang tinggi.
• Larva dapat tumbuh pada berbagai bahan organik yang membusuk dari
buah-buahan dan sayuran hingga limbah dapur, limbah ikan dan
kotoran ternak, sehingga berpotensi menarik dalam mengurangi kritik
lingkungan dengan mentransformasi limbah dalam biomassa yang
berharga (Popa dan Green,2012; Nguyen et al., 2015)

2.3. Media tumbuh Maggot BSF

Lalat BSF masih memiliki sifat yang sama dengan lalat pada
umumnya,lalat ini memakan apa saja yang mengandung bahan organik seperti
sisa makanan,sayuran,buah-buahan,daging dan bahkan bangkai. Lalat BSF
berkembang dari apa yang dimakannya,jika banyak memakan bahan media yang
mengandung protein tinggi maka kandungan protein kasar pada pupanya juga
tinggi (Tomberlinet al, 2002).Kualitas dan kuantitas media perkembangan
larvalalat sangat mempengaruhi kandungan nutrien tubuhserta keberlangsungan
hidup larva pada setiap tahap metamorfosis (Gobbi et al., 2013;Makkar et al.
2014).
Beberapa peneliti telah melakukan penelitian tentang media tumbuh
maggot BSF ini,berikut merupakan hasil penelitian dari peneliti tersebut dapat
dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Hasil penelitian pemanfaaatan berbagai bahan pakan sebagai media
tumbuh lalat black soldier fly (BSF)

Peneliti Media tumbuh BSF Hasil penelitian


Syahrizal et al. (2014) Limbah kelapa sawit dan Pemberian media limbah
ampas tahu. kelapa sawit 4 kg (100%)
dan ampas tahu (0%)
menghasilkan produksi
maggot tertinggi 1,66 ±
8

0,13 kg.
Aldi et al. (2018) Bungkil kelapa sawit, Media tumbuh darah
darah ayam, limbah ayam menghasilkan
protein maggot tertinggi
yaitu (41,18%) dan
limbah ikan
menghasilkan lemak
maggot terbaik yaitu
(47,73%).
Montesqrit et al. (2019a) Tepung ikan, tepung Media tumbuh berupa
daging, bungkil kedelai, ampas tahu menghasilkan
bungkil kelapa dan ampas produksi maggot BSF
tahu. terbanyak dan tepung
daging menghasilkan
kandungan protein
tertinggi.

Montesqrit et al. (2019b) Tepung darah dan ampas Media tumbuh berupa
tahu fermentasi. campuran antara tepung
darah (50%) dan ampas
tahu fermentasi (50%)
memberikan pengaruh
baik terhadap kandungan
nutrisi maggot sehingga
kandungan bahan kering
(94,85%), protein kasar
(53,37%) dan lemak
kasar (31,28%).

2.4. Pengunaan Tepung Maggot dalam Ransum Unggas

Menurut Veldkamp & Bosch (2015) profil asam amino yang terkandung
dalam tepung BSF mirip dengan tepung kedelai, khususnya kandungan metionin
9

atau metionin + sistin yang merupakan asam amino esensial untuk pertumbuhan
babi dan ayam pedaging. Pemberian tepung BSF pada ransum akan memenuhi
kebutuhan asam-asam amino tersebut.
Kandungan protein pada larva BSF cukup tinggi, yaitu 44,26% dengan
kandungan lemak mencapai 29,65%. Nilai asam amino, asam lemak dan mineral
yang terkandung di dalam larva juga tidak kalah dengan sumber-sumber protein
lainnya, sehingga larva BSF merupakan bahan baku ideal yang dapat digunakan
sebagai pakan ternak (Fahmi et al. 2007).
Tepung BSF ini telah banyak digunakan sebagai pakan unggas.
Penggunaan tepung BSF tersebut dapat menggantikan penggunaan bahan pakan
sumber protein. Pemanfaatan tepung BSF sebagai pakan pada unggas telah
banyak diteliti oleh para peneliti, akan tetapi substitusi bahan pakan sumber
protein seperti tepung daging, tepung ikan atau bungkil kedele dengan tepung
maggot belum banyak dilakukan. Hasil-hasil penelitian pemanfaatan tepung
maggot untuk ternak unggas dapat dilihat pada Tabel 2.
10

Tabel 2. Hasil-hasil penelitian pemanfaatan tepung maggot pada ternak unggas


No Peneliti dan Jenis ternak Hasil
tahun
1 Adenji et al., Ayam Tepung maggot dpt menggantikan
2007 pedaging 100% bugkil kacang tanah tanpa
menganggu performa produksi.
2 Jubril et al Ayam petelur tepung maggot dapat menggantikan
2007 tepung ikan dalam ransum berbasis
singkong karena dapat menggantikan
bahan pakan protein hewani dari tepung
ikan tanpa gangguan pada produksi
telur dan tebal kerabang
3 Elwert et al., Ayam Susbtitusi tepung ikan dengan tepung
2010 pedaging maggot memberikan hasil yang sama
4 Widjastuti et Puyuh petelur Subtitusi 50 -75% tepung ikan dengan
al 2014 tepung maggot memberikan respon
positif terhadap performa produksi.
5 Al-Qazzaz et Ayam petelur Tepung maggot dapat menjadi sumber
al 2016 protein yang baik dalam ransum ayam
petelur serta tidak mempengaruhi aroma
dari telur
6 Cullere et al, Puyuh broiler Tepung maggot dapat menggantikan
2016 tepung kedelai dan minyak kacang
kedelai dalam ransum puyuh broiler.
7 Dengah et al., Ayam Tepung maggot dapat menggantikan
2016 pedaging tepung ikan sebesar 25% atau 3,75%
dalam ransum
11

BAB 3. METODE PENELITIAN

3.1 Materi penelitian

3.1.1 Bahan penelitian

Bahan utama yang digunakan dalam penelitian ini adalah tepung maggot
BSF (Black soldier fy ) yang ditumbuhkan dengan menggunakan media tumbuh
tepung darah dan ampas tahu,sesuai dengan penelitian sebelumnya (Montesqrit et
al. 2019b ). Selain itu digunakan jagung,dedak,bungkil kedele,tepung daging,
corn gluten meal, minyak kelapa, tepung tulang dan premiks sebagai bahan
penyusun ransum ayam pedaging.

3.1.2 Ternak penelitian

Ternak yang digunakan dalam penelitian ini yaitu ayam pedaging dari
strain Lohman sebanyak 100 ekor yang akan di pelihara selama 5 minggu.

3.1.3 Kandang penelitian dan perlengkapan

Kandang yang yang digunakan berbentuk kotak (boks) dengan alas kawat,
sebanyak 20 unit dengan ukuran 70x70x60 cm yang ditempatkan dalam ruangan.
Masing-masing unit ditempati 5 ekor ayam, dilengkapi dengan tempat pakan dan
tempat minum, thermometer ruangan, serta lampu pijar 60 watt pada
masingmasing kotak sebagai alat pemanas dan penerangan di dalam kandang.
Bagian bawah pakan diberi lembaran plastik untuk menampung makanan yang
jatuh.

3.1.4 Persiapan ransum

Pada penelitian ini digunakan 2 jenis ransum yaitu ransum dengan


kandungan protein 23% dan energi metabolisme 3200 kkal/kg untuk ayam fase
starter (umur 1-21 hari) dan ransum yang ke 2 dengan kandungan protein kasar
20% dan energi metabolis 3100 kkal/kg untuk ayam fase grower (umur 22-35
hari)(NRC, 1994). Ransum disusun dan diaduk sendiri dengan bahan baku pakan
terdiri dari : jagung, dedak, bungkil kedele, tepung daging dan tulang (MBM),
tepung ikan, tepung maggot dan premiks.
KandunganzatmakananbahanpenyusunransumdapatdilihatpadaTabel4dankomposi
12

siransumpenelitianbesertakandunganzatmakananfase starter danfase grower


dapatdilihatpadaTabel 4 dan 5.
Tabel 4. Kandunganzatmakanan (%) danenergi metabolism (kkal/kg)
bahanpakanpenyusunransumpenelitian.
Bahan PK SK LK Ca P MEa Meta Lysa
Jagungb 8,58 2,91 3,80 0,06 0,01 3340 0,20 0,20
b
Dedakpadi 10,60 10,84 4,09 0,70 1,50 1900 0,20 0,50
Bungkilkedeleb 40,07 2,73 1,71 0,27 0,32 2540 0,70 3,20
Tepung ikanb 50.53 3,90 2,85 3,10 1,89 2580 1,80 1,00
Tepungdaging&tulangb 43,81 3,96 0,96 8,00 0,12 2500 0,30 3,60
Tepungmaggotb 40,01 7,23 22,63 1,07 0,61 3140 0,90c 2,20c
Top mix d 0,00 0,00 0,00 0,06 1,14 0 0,30 0,30
Minyakkelapa 0,00 0,00 100 0,00 0,00 8600 0,00 0,00
Tepungtulang 0,00 0,00 0,00 38,03 0,17 0 0,00 0,00
Keterangan :
a
Leesondan Summers(2001)
b
analisalaboratoriumgizi non ruminansia (2020)
c
Montesqrit et al (2019b)
d
medion (2019)
CGM (corn gluten meal)

Tabel 5. Komposisibahanpakanmasing-masingperlakuan (%)


dankandunganzatmakanan (%) sertaenergymetabolisme (kkal)
padaransumayamfase starter
Komposisibahanpakan (%)
Bahanpakan
R1 R2 R3 R4 R5
Jagung 56,00 54,00 54,00 54,00 53,00
Dedakpadi 2,50 4,50 4,50 4,50 5,50
Bungkilkedele 23,00 23,00 23,00 23,00 23,00
Tepung ikan 12,00 9,00 6,00 3,00 0,00
Tepungdagingb 6,00 6,00 6,00 6,00 6,00
tepung maggot 0,00 3,00 6,00 9,00 12,00
Topmix 0,50 0,50 0,50 0,50 0,50
Tepungtulang 0,00 0,00 0,40 0,90 1,40
Total 100,00 100,00 100,00 100,00 100.00
KandunganZatmakanan
ProteinKasar 22,98 23,02 23,02 23,03 23,05
ME 2962 2999 3065 3131 3183
SeratKasar 3,00 3,49 3,59 3,69 3,87
LemakKasar 3,02 3,88 4,73 5,59 6,44
Ca 1,06 1,02 0,95 0,89 0,84
P 0,54 0,53 0,49 0,45 0,48
Metionin 0,54 0,51 0,48 0,46 0,48
Lysin 1,68 1,60 1,52 1,43 1,50
13

3.2 Metode penelitian

Tahapan penelitian yang akan dilaksanakan adalah


1. Penyiapan media tumbuh dan pembesaran larva BSF
Telur BSF diperoleh dari usaha budidaya maggot di solok selatan,
selanjutnya telur tersebut dipelihara selama 3 hari dengan media pembesaran
berupa dedak padi sampai telur tersebut menetas. Setelah telur tersebut menetas
dipindahkan ke media pembesaran maggot yang sudah disiapkan media tumbuh
berupa campuran ampas tahu dan tepung darah yang difermentasikan (Montesqrit,
2019). Larva tersebut dipelihara selama lebih kurang 21 hari, selanjutnya larva
yang telah menjadi prepupa akan mengasingkan diri dari media tumbuh yang
tersedia. Prepupa mengasingkan diri untuk mempersiapkan menjadi lalat dewasa,
pada saat inilah prepupa tersebut diambil untuk dipersipakan menjadi tepung
maggot. Sebagian dari prepupa tersebut dipelihara sampai menjadi lalat dewasa
dan dari lalat dewasa tersebut akan didapatkan telur. Jadi telur untuk selanjutnya
tidak kita beli lagi. Prosedur pembesaran telur BSF menjadi tepung maggot dapat
dilihat pada Gambar 1.
3.2.1 Rancangan penelitian

Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode eksperimen


menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 5 perlakuan dan 4
ulangan,setiap ulangan menggunakan 5 ekor ayam pedaging. Perlakuan yang
diberikan adalah sebagai berikut :
R0 = Ransum tanpa penggunaan tepung Maggot BSF (Ransum kontrol)
R1= Ransum dengan penggunaan 3% tepung Maggot BSF
R2=Ransum dengan penggunaan 6% tepung Maggot BSF
R3=Ransum dengan penggunaan 9% tepung Maggot BSF
R4=Ransum dengan penggunaan 12% tepung Maggot BSF

3.2.2 Analisa data

Data yang diperoleh dianalisis dengan sidik ragam. Jika terdapat


perbedaan perlakuan, maka perbedaan antar perlakuan diuji dengan Duncan’s
Multiple Range Test/DMRT (Steel and Torrie, 1995).
14

3.2.3. Peubah yang Diamati

1. Konsumsi Ransum (gr/ekor)


Konsumsi ransum diperoleh dengan cara menghitung selisih antara jumlah
total ransum yang diberikan dengan jumlah sisa ransum.
Konsumsi ransum = ransum yang diberikan-ransum yang tersisa pada akhir
minggu
2. Pertambahan Bobot Badan (gr/ekor)
Pertambahan berat badan diukur dengan menimbang berat badan setiap minggu
dikurangi dengan berat seminggu sebelumnya.
PBB = BB akhir minggu –BB awal minggu
3. Konversi Ransum
Konversi ransum diperoleh dari perbanding antara total konsumsi ransum
dalam waktu tertentu dengan pertambahan berat badan selama waktu tertentu
pula.
Konversi ransum = konsumsi ransum(g)
PBB (g)

3.3 Pelaksanaan penelitian

3.3.1 proses pembuatan tepung maggot

Untuk mendapatkan tepung maggot bsf dimulai pembesaran dari


telur,telur dari black soldier fly (BSF) atau lalat tentara hitam di beli di kota Solok
seharga Rp.10.000-,/gram,kemudian telur di besarkan pada media ampas tahu +
tepung darah dengan masing-masing konsentrasi sebesar 50%+50%,sesuai dengan
perlakuan dengan penelitian sebelumnya. Wadah yang digunakan sebagai media
tumbuh telur maggot bsf yaitu baskom yang berisi campuran tepung darah dan
ampas tahuhingga umur 10 hari,setelah maggot sudah dirasa agak besar lalu
dipindahkan ke media yang lebih besar berukuran 1x1 M.
Maggot yang telah dipindahkan ke wadah yang lebih besar di beri pakan
sampai pada fase pre pupa untuk kemudian dijadikan tepung maggot. Adapun
proses untuk pembuatan tepung maggot yaitu pre pupa BSF di matikan terlebih
dahulu dengan menggunakan air hangat, kemudian di jemur dibawah terik
matahari ataumenggunakan oven dengan suhu 600C .dan selanjutnya digiling dan
15

dijadikan tepung. Alur penelitian mulai dari penyediaan tepung maggot BSF
sampai aplikasinya kedalam ransum ayam broiler dapat dilihat pada Gambar 1.

Maggot dimatikan Maggot ditiriskan


Maggot segar dengan air panas hingga air berkurang

Maggot dioven dengan


Maggot kering selama 2 hari dengan Maggot Basah
suhu 60·C

Maggot di
TEPUNG MAGGOT BSF
blender/digiling

Gambar 1 : Skema pembuatan tepung maggot BSF

3.3.2 Persiapan Kandang dan Pemeliharaan Broiler

Adapun persiapan kandang dan pemeliharaan broiler adalah sebagai berikut :


1. melakukan sanitasi dan biosecurity sebelum kandang digunakan yaitu
terlebih dahulu membersihkan seluruh areal kandang baik di dalam
kandang maupun luar kandang kemudian dilakukan pengapuran dan di
semprot rodalon.
2. mempersiapkan perlengkapan kandang : tempat makan (feeder), tempat
minum (waterer), plastik penampung feses dan makanan tumpah,
timbangan, kantong plastik dan plastik layer.
3. Mempersiapkan lampu pijar 40dan 60 Watt sebelum DOC broiler datang,
lampu kandang dinyalakan dengan tujuan menghangatkan ruang kandang.
4. Di awal ayam masuk boks ditimbang dan setelah itu setiap minggu ayam
ditimbang untuk mendapatkan data pertambahan bobot badan, begitu juga
sisa ransum ditimbang sekali seminggu.
5. Alat-alat tulis seperti kertas, spidol, pena, dan alat penghitung kalkulator.
16

3.3.3.Pemberian Ransum dan Air minum

Ransum diberikan sesuai dengan perlakuan dan air minum diberikan


secara ad libitum. Ransum yang diberikan ditimbang dan sisanya juga ditimbang
sebagai data untuk mendapatkan konsumsi ransum.

3.3.4 Pengacakan Perlakuan dan Penempatan Ayam dalam Kandang

Penempatan ayam dalam kandang dilakuan dengan cara menimbang


sepuluh anak ayam terlebih dahulu dan dicari bobot rata-rata untuk dijadikan
bobot patokan, lalu diambil 2 level diatas bobot rata-rata dan 2 level dibawah
bobot rata-rata. Sediakan 5 kotak untuk menempatkan anak ayam sesuai dengan
bobot badannya. Anak ayam tersebut ditimbang dan dimasukkan ke dalam unit-
unit kandang yang telah diberi nomor 1-20 secara bolak-balik. Anak ayam
diambil dan diletakkan pada kandang dari berat badan terendah sampai berat
badan tertinggi.
Setiap unit kandang berisi 5 ekor anak ayam, sedangkan untuk perlakuan
diletakkan secara acak pada setiap unit kandang. Setiap ayam dalam satu unit
kandang diberi kode cat pada kepala, sayap kanan, sayap kiri, ekor dan
polos.Penempatan perlakuan menggunakan sistem lotre dengan membuat huruf A
– E. Perlakuan dimulai dari minggu ke-1 sampai minggu ke-5. Pemberian pakan
dan minum, serta pembersihan kotoran dilakuan setiap hari.

BAB 4. Anggaran Biaya

Anggaran biaya yang diusulkan disajikan pada Tabel 3. Total biaya yang
diusulkan adalah Rp 10.000.000 (sepuluh juta Rupiah). Rincian biaya disajikan
pada Lampiran 4.

Tabel 3. Rekapitulasi usulan biaya

No Mata Anggaran Biaya yang diusulkan (Rp)

1 Peralatan Penunjang 780.000


2 Pembelian bahan habis pakai 7.820.000
3 Perjalanan 700.000
4 Belanja lain-lain 700.000
Jumlah 10.000.000
17

V. JADWAL KEGIATAN

Kegiatan dilakukan secara efektif selama 6 bulan mulai awal penanda


tanganan kontrak sampai selesai penelitian yang dilakukan. Jadwal kegiatan
disajikan pada Tabel 4 berikut

BULAN KE
RENCANA
1 2 3 4 5 6
KEGIATAN
Penandatangan
an Kontrak
Persiapan
kandang lalat
Persiapan
pembuatan
tepung maggot
Analisa
Sampel bahan
pakan
Persiapan
ransum dan
ayam
Pelaksanaan
pemberian ke
ayam
Laporan
Kemajuan
Pengolahan
data dan
pembahasan
Laporan Akhir
18

BAB6. DAFTAR PUSTAKA

Adeniji, A. A. 2007. Effect of replacing groundnut cake with maggot meal in the
diet of broilers. Int. J. Poult. Sci. 6 (11): 822-825
Adiwinarto, G. 2005. Penampilan dan Laju Pertumbuhan Relatif Karkas dan
Komponen Karkas Dua Strain Ayam Broiler Fase Finisher (21-42 hari)
dalam Berbagai Suhu Pemeliharaan. Tesis. Program Studi Magister Ilmu
Ternak. Fakultas Peternakan. Universitas Diponegoro. Semarang.
Aldi M., Farida F., Syahrio T., dan Erwanto. 2018. Pengaruh Berbagai Media Tumbuh
Terhadap Kandungan Air, Protein Dan Lemak Maggot Yang Dihasilkan
Sebagai Pakan. Jurnal Riset dan Inovasi Peternakan Vol 2 (2):14-
20.ISSN:2598-3067.
Al-Qazzaz MFA, Ismail D, Akit H, Idris LH. 2016. Effect of using insect larvae meal
as a complete protein source on quality and productivity characteristics
of laying hens. R Bras Zootec. 45:518-523.
Amrullah, I.K. 2006. Nutrisi Ayam Broiler. Lembaga Satu Gunung Budi. Bogor.
Anggorodi H., 1994 . Ilmu Makanan Ternak Umum. Penerbit Gramedia. Jakarta.
Cahyono, B. 2004. Cara Meningkatkan Budidaya Ayam Ras Pedaging
(Broiler). Yayasan Pustaka Nusantara. Yogyakarta.
Bastari, N. A. 2012. Pengaruh Kepadatan Kandang terhadap Bobot Hidup,
Bobot Karkas, Giblet, Lemak Abdominal Broiler di Semi Closed
House. Skripsi. Jurusan Peternakan Fakultas Pertanian. Universitas
Lampung. Bandar Lampung.
Beski SSM, Swick RA, Iji PA. 2015. Specialised protein products in broiler
chicken nutrition: A review. Anim Nutr. 1:47-53.
Campbell, W. 1984. Principles of fermentation technology.Peragaman Press. New
York. Charoen Pokphand Bulletin Service. 2006. Manual Broiler
Manajemen CP 707. Charoen Pokphand Indonesia. Jakarta.
Cullere M, Tasoniero G, Giaccone V, Miotti-Scapin R, Claeys E, De-Smet S,
Dalle-Zotte A. 2016. Black soldier fly as dietary protein source for
broiler quails: apparent digestibility, excreta microbial load, feed
choice, performance, carcass and meat traits. Ani. 1-8.doi:10.1017/
S1751731116001270.
Dengah SP, J. F. Umboh, C.A. Rahasia dan Y.H.S. Kowel. 2016. Pengaruh
penggantian tepung ikan dengan tepung maggot (Hermetia Illucens) dalam
ransum terhadap performans broiler. J. Zootek. Vol 36, No 1 : 51-60
Ediwarman., Hernawati, R., Adrianto, W., dan Yonn Moreau. 2008. Penggunaan
maggot sebagai substitusi ikan rucah dalam budidaya ikan Toman (Channa
micropeltes CV.). Diakses dari
http://www.rcaprpb.com/userfiles/file/jurnal %202008/Penggunaan %20
Maggot.pdf; berita pada tanggal 26 April 2012.
Elwert C, Knips I, Katz P. 2010. A novel protein source: Maggot meal of the
Black Soldier Fly (Hermetia illucens) in broiler feed. In: Tagung
19

Schweine-und Gefugelernahrung (Lutherstadt Witterberg, 23-25


Novemb 2010). Halle (Germany): Institut fur Agrar-und
Ernahrungweissenschafte. Universitat Halle-Wittenberg. p. 140-142.
Fahmi MR, Hem S, Subamia IW. 2007. Potensi maggot sebagai salah satu
sumber protein pakan ikan. Dalam: Dukungan Teknologi untuk
Meningkatkan Produk Pangan Hewan dalam Rangka Pemenuhan Gizi
Masyarakat. Prosiding Seminar Nasional Hari Pangan Sedunia XXVII.
Bogor (Indonesia): Puslitbangnak. hlm. 125-130.
Gauthier, R. 2002. Intestinal Health, The Key to Productivity (The Case of Organic
Acid). XXVII Convencion ANECA – WPDC. Puerto Vallarta. Jal.Mexico.
Gobbi P, Martínez-Sánchez A, Rojo S. 2013. The effects oflarval diet on adult life-
history traits of the BlackSoldier Fly,Hermetia
illucens(Diptera:Stratiomyidae). Eur J Entomol. 110:461-468.
Gohel V, Singh A, Vimal M, Ashwini P, Chhatpar HS. 2008. Bioprospecting and
antifugal potensial of chitinolytic microorganisms. African Journal of
Biotechnology. 5(2): 54-72.
Hem, S. 2011. Final Report: Maggot – Bioconversion ResearchProgram in Indonesia,
Concept of New Food Resources Result and Applications 2005-2011.
Perancis: Institut de Recherche pour le Développement
Holmes, L.A., Vanlaerhoven, S.L., Tomberlin, J.K. 2012. Relative Humidity Effects
on the Life History of Hermetia illucens (Diptera: Stratiomyidae).
Environmental Entomology, 41(4): 971-978.
Ichwan. 2005. Membuat Pakan Ayam Ras Pedaging, Cetakan II. PT. Agromedia
Pustaka Utama, Jakarta Islam, M.Z., Z.H. Khandaker, S.D. Chowdhury
and K.M.S. Islam. 2008. Effect of citric acid and acetic acid on the
performance of broilers. J. Bangladesh Agric. Univ. 6(2): 315-320.
Jubril A. Agunbiade, Olajide A. Adeyemi, Olukemi M. Ashiru, Hakeem A. Awojobi,
Abiodun A. Taiwo,, Daniel B. Oke+ and Adebola A. Adekunmisi. 2007.
Replacement of fish meal with maggot in cassava-based Layer’s diets. The
Journal of Poultry Science, 44:278-282
Jull, M.A. 1979. Poultry Husbandry. 3rd Edition. Tata Mc. Graw Hill Publishing Co.
Tld. New De.
Lacy and L.R. Vest. 2000. Improving feed conversion in ayam pedaging : A. guide for
growers. http://www.ces. uga.edu/pubcd.c:793-w.html.
Lesson, S. and J. D. Summers. 2001. Nutrition of the chicken, 4th Edition, pp,331-428
( University Books, P. O. Box 1326, Guelph, Ontario, Canada NIH 6N8).
NRC. 1994. Nutrient Requirement of Poultry. National Academy Press,
Washington.
Medion Bulletin Service. 2006. Manual feed additive and feed supplement
management. PT. Medion Indonesia. Jakarta.
Montesqrit, Mahata E.M. dan Amizar, R. 2018. Pemanfaatan Tepung Maggot Dari
Black Soldier Fly (Hermetia illucens) Sebagai Pengganti Bahan Pakan
20

Sumber Protein Dalam Ransum Unggas. Laporan Penelitian Dasar


Unggulan Unand KRP2GB. Padang.
Montesqrit, Mahata E.M dan Amizar R, 2019a. Pemanfaatan Bahan Pakan Sumber
Protein Sebagai Media Tumbuh Black Soldier Fly (Hermetia Illucens)
Guna Menghasilkan Tepung Maggot Kaya Protein. Prosiding Seminar
Nasional Semirata BKS PTN wilayah Barat bidang Ilmu Pertanian. Jambi
27-29 Agustus 2019.
Montesqrit, Mahata E.M, Amizar R, Adrizal dan Efrizon A. 2019b. Pengaruh Limbah
Peternakan Sebagai Media Tumbuh Larva BSF (Black Soldier
Fly/Hermetia Illucens) Terhadap Kandungan Bahan Kering, Protein Kasar
Dan Lemak Kasar Tepung Maggot BSF. Prosiding Seminar Nasional
Hasil Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat. “Membangun
Peternakan Berkelanjutan menuju Era Industri 4.0” Fakultas Peternakan
Universitas Jambi 2-3 Oktober 2019 (unpublish)
Nurtika, F. 2010. Pengaruh Penambahan Belimbing Wuluh (Averrhoa bilimbi L.)
dalam Ransum Terhadap Performan Ayam Broiler. Skripsi. Fakultas
Peternakan Universitas Padjajaran. Sumedang.
Oliver, P.A. 2004. The bio-conversion ofputrescent wasted. ESR LLC.Washington. P.
1-90
Popa, R. dan Green, T. 2012. DipTerra LCC e-Book ‘Biology and Ecology of the
Black Soldier Fly’. DipTerra LCC.
Rao, S.V.R.,D. Nagalakshmi and V.R. Reddy. 2002. Feeding to minimize heat stress.
Poultry International Volume 41No.7.
Rasyaf, M. 2008. Panduan Beternak Ayam Pedaging. Penerbit PT. Swadaya,Jakarta.
Rizal, Y. 2006. Ilmu Nutrisi Unggas. Penerbit Andalas University Press, Padang
Santoso, U. 1987. Limbah Bahan Ransum Unggas Yang Rasional. PT Bhratara Karya
Aksara dan Pemda DKI, Jakarta.
Scott, M. L., M.C. Nesheim, dan R. J. Young. 1982. Nutrition of chicken. 3rd Ed.
Publ. M.C. Scott Associates Ithaca, New York.
Siswanto, P. 2004. Pengaruh Persentase Pemberian Ransum pada Siang dan Malam
Hari terhadap Persentase Karkas, Giblet dan Lemak Abdominal Broiler
pada Frekuensi Pemberian Ransum Empat Kali. Skripsi. Fakultas
Pertanian. Universitas Lampung. Bandar Lampung.
Soeharsono. 1976. Respon Broiler Terhadap Berbagai Kondisi Lingkungan. Disertasi.
Bandung. Universitas Padjajaran. Sumedang Steel, R.G.D dan J.H. Torrie.
1995. Prinsip Dan Prosedur Statistika. Penterjemah Bambang Sumantri.
Gramedia Pustaka, Jakarta.
Steel, R. G. dan J. H. Torrie. 1995. Prinsip dan Prosedur Statistik Suatu Pendekatan
Biometrik. Edisi Ke-2, Diterjemahkan oleh Bambang Sumatri. PT.
Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Sudjatinah, J.H., Wibowo, P. Widiyaningrum. 2005. Pengaruh Pemberian Ekstrak Daun
Pepaya terhadap Tampilan Produksi Ayam Broiler. J. Indon. Trop. Anim.
21

Agric. 30 (4) December 2005. Fakultas Teknologi Pertanian dan


Peternakan. Universitas Semarang. Undip. Wahyu, J. 2004. Ilmu Nutrisi
Unggas. Cetakan ke-5. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.
Sugiyono, N., Elindratiningrum dan Primandini, Y. 2015. Determinasi energi
metabolis dan kandungan nutrisi hasil samping pasar sebagai potensi
bahan pakan lokal ternak unggas. Jurnal Agripet. 15 (1) : 41-45.
Syahrizal, Ediwarman, dan M. Ridwan. 2014. Kombinasi Limbah Kelapa Sawit Dan
ampas Tahu Sebagai Media Budidaya Maggot (Hermetia illucens) Salah
Satu Alternatip Pakan Ikan. Jurnal Ilmiah Universitas Batanghari Jambi
Vol.14 No.4.
Tomberlin, J. K., Sheppard, D. C., & Joyce, J.A. 2002. Selected life-history traits of
Black Soldier Flies (Diptera: Stratiomyidae) reared on three artificial diets.
Ann Entomol Soc Am. 95:379-386.
Veldkamp T, Bosch G. 2015. Insects: A protein-rich feed ingredient in pig and
poultry diets. Anim Front. 5:45-50.
Wardhana AH. dan Muharsini S. 2004. Studi pupa lalat penyebab Myasis, Chrysomya
bezziana di Indonesia. Dalam: Thalib A, Sendow I, Purwadaria T, Tarmudji,
Darmono, Triwulanningsih E, Beriajaya, Natalia L, Nurhayati, Ketaren PP,
et al., penyunting. Iptek sebagai Motor Penggerak Pembangunan Sistem dan
Usaha Agribisnis Peternakan. Prosiding Seminar Nasional Teknologi
Peternakan dan Veteriner. Bogor, 4-5 Agustus 2004. Bogor (Indonesia):
Puslitbangnak. hlm. 702-710.
Widjastuti, T., R. Wiradimadja dan D. Rusmana. 2014. The effect Of Substitution
Of Fish Meal By Black Soldier Fly (Hermetia Illucens) Maggot Meal
In The Diet On Production Performance Of Quail (Coturnixcoturnix
japonica). Faculty of Animal Science Padjadjaran University. Bandung.
Vol. LVII.
22

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Lampiran 1. JUSTIFIKASI ANGGARAN PENELITIAN

1. Peralatan penunjang
Material Justifikasi Kuantitas Satuan Harga Jumlah
Penggunaan (Rp) (Rp)
Sewa kandang Aplikasi ke 20 boks 10.000 200.000
ayam ayam
Sewa Pengeringan 50 kg 5.000 250.000
pengeringan maggot
Sewa tempat Aplikasi ke 20 buah 6.500 130.000
minum ayam
Sewa tempat Sda 20 buah 5.000 100.000
pakan
Sewa timbangan sda 50 hari 2.000 100.000
SUB TOTAL 780.000
(Rp)

2. Bahan Habis Pakai


Material Justifikasi Kuantitas Satuan Harga Jumlah
Penggunaan (Rp) (Rp)
Materai Tanda tangan
5 lembar 7.000 35.000
kontrak
Buku besar Log book 1 buah 20.000 20.000
Spidol Penanda 2 buah 5.000 10.000
Kertas HVS Laporan 1 rim 50.000 50.000
Tinta printer Laporan 1 set 200.000 200.000
Balpoin Laporan 2 buah 5.000 10.000
baskom Wadah
3 buah 20.000 60.000
maggot
Kayu ren Kandanglalat 2 batang 50.000 100.000
Jaring Sda 10 meter 10.000 100.000
Paku Sda 2 ons 5.000 10.000
Atap kaca Sda 1 buah 50.000 50.000
Engsel Sda 2 buah 10.000 20.000
Kertas karton Wadah larva 40 lembar 8.000 320.000
Plastik perlak Sda 1 gulung 60.000 60.000
Lem fox Sda 3 tabung 10.000 30.000
Cutter + isi Sda 1 buah 60.000 60.000
Klep kertas + isi Sda 1 set 40.000 40.000
Lakban Sda 3 buah 20.000 60.000
Terpal Wadah
1 buah 80.000 80.000
pengeringan
Pupa + ongkir Sampel 1 kg 70.000 70.000
23

bahan
Pengadaan ampas Media larva
50 kg 3.000 150.000
tahu
Pengadaan limbah Sda
50 kg 5.000 250.000
darah
Probiotik dan Sda
0,5 liter 80.000 40.000
ongkir
Plastik Sda 20 lbr 1.500 30.000
Kertas label Penanda 2 buah 5.000 10.000
Spidol permanen Sda 1 buah 10.000 10.000
Rak pembesaran Pembesaran
1 set 150.000 150.000
larva larva
Analisa proksimat Uji
lengkap kandungan 7 sampel 140.000 980.000
pakan
Beli dedak Ransum 20 kg 3.000 60.000
Ransum komersil Sda 10 kg 10.000 100.000
Beli jagung Sda 160 kg 6.500 1.040.000
Beli bungkil Sda
70 kg 10.000 700.000
kedele
Beli tepung daging Sda 20 kg 15.000 300.000
Beli tepung ikan Sda
20 kg 20.000 400.000
dan ongkir
Beli cgm dan sda
10 kg 20.000 200.000
ongkir
Beli premix Sda 1 kg 30.000 30.000
Beli tepung tulang Sda 1 kg 5.000 5.000
Beli minyak Sda
2 kg 20.000 40.000
kelapa
Desifektan/rodalonSanitasi
1 botol 30.000 30.000
kandang
Beli kapur Sda 4 kg 5.000 20.000
Beli cat Untuk
penanda 5 kaleng 10.000 50.000
ayam
Perbaikan kandang Servis
20 unit 10.000 200.000
boks kandang
Beli kertas koran Alas ayam
5 kg 10.000 50.000
bekas
Beli kardus bekas Alas ayam 5 kg 10.000 50.000
Beli bohlam Penerangan
dan
25 buah 10.000 250.000
pemanasan
ayam
Kabel dan peting Sda 20 meter 10.000 200.000
Plastik Sda 1 kg 20.000 20.000
Karung goni bekas Sda 20 buah 2.500 50.000
24

Sekam Sda 10 kg 2.000 20.000


DOC Perlakuan
1 boks 900.000 900.000
biologis
Obat-obat dan Sda
1 paket 100.000 100.000
vaksin
SUBTOTAL (Rp) 7.820.000

3. Perjalanan
Material Justifikasi Kuantitas Satuan Harga Jumlah
Perjalanan (Rp) (Rp)
Perjalanan Mempersiapkan 8 kali 25.000 200.000
pengadaan bahan pakan
bahan pakan
Perjalanan ke Aplikasi ke 50 kali 5.000 250.000
kandang ayam
penelitian
Perjalanan Pengadaan 4 kali 25.000 100.000
pengadaan sarana
peralatan
Perjalanan ke Seminar lokal 1 kali 150.000 150.000
lokasi seminar
SUB TOTAL 700.000
(Rp)

4. Lain-lain
Material Justifikasi Kuantitas Satuan Harga Jumlah
(Rp) (Rp)
Biaya Publikasi hasil 1 kali 300.000 300.000
Seminar penelitian
Laporan Memperbanyak 8 eksemplar 25.000 200.000
kemajuan laporan
dan laporan
akhir
Dokumentasi Mendokumentasikan 20 lembar 10.000 200.000
hasil penelitian
SUB 700.000
TOTAL
(Rp)

Total (keseluruhan) (Rp) : sepuluh juta rupiah

Lampiran 2. Jadwal Kegiatan


25

BULAN KE
RENCANA
1 2 3 4 5 6
KEGIATAN

Penandatanganan
Kontrak
Persiapan
kandang lalat
Persiapan
pembuatan
tepung maggot
Analisa Sampel
bahan pakan
Persiapan ransum
dan ayam
Pelaksanaan
pemberian ke
ayam
Laporan
Kemajuan
Pengolahan data
dan pembahasan
Laporan Akhir
26

Lampiran 3. Biodata Mahasiswa Peneliti

A. Identitas Diri
1 Nama Lengkap Revo Agsyamerta Ventora

2 Jenis Kelamin Laki-Laki

3 Jabatan Fungsional Mahasiswa

4 NIM 1710611047

5 Tempat dan Tanggal Lahir Guguak, 2 Desember 1998


6 E-mail revoagsya10@gmail.com

7 Nomor Telepon/HP 0822-8471-7292

Alamat Jorong Guguak, Ken. Guguak, Kec. Guguak,


8
Kabupaten Lima Puluh Kota
9 Nomor Telepon/Faks -

B. Riwayat Pendidikan
Tingkat Pendidikan Nama Sekolah Tahun masuk Tahun Selesai
SD SDN 03 Guguak 2005 2011

SMP SMP Islam Raudhatul Jannah 2011 2014

SMA SMAN 2 Payakumbuh 2014 2017

Perguruan Tinggi Universitas Andalas 2017

Dst

C. Pengalaman Penelitian dalam 3 Tahun Terakhir


Pendanaan
No. Tahun Judul Penelitian
Sumber* Jumlah
1
2
dst
27

D. Pengalaman Pengabdian kepada Masyarakat dalam 3 Tahun Terakhir

Judul Pengabdian kepada Pendanaan


No. Tahun
Masyarakat Sumber* Jumlah
1
2
dst

E. Publikasi Artikel Ilmiah dalam Jurnal dalam 3 Tahun Terakhir


Volume/Nomor/
No Judul Artikel Ilmiah Nama Jurnal
Tahun
1
2
dst

F. Pemakalah Seminar Ilmiah (Oral Presentation) dalam 3 Tahun Terakhir


No Nama Pertemuan Ilmiah/Seminar Judul Artikel Ilmiah Waktu dan Tempat
1
2
dst

G. Karya Buku Dalam 3 Tahun Terakhir


No Judul Buku Tahun Jumlah Hlm. Penerbit
1
2
dst

H. Penghargaan dalam 5 Tahun Terakhir (dari pemerintah, asosiasi atau


institusi lainnya)
No Jenis Penghargaan Institusi Pemberi Penghargaan Tahun
1
28

2
dst

I. Pernyataan Kesesuaian
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar
dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum.Apabila di kemudian hari
ternyata dijumpai ketidak-sesuaian dengan kenyataan, saya sanggup
menerima risikonya.

Padang ,29 Juli 2020

Pengusul,

(Revo Agsyamerta Ventora)


29

Lampiran 4. Biodata Dosen Pembimbing

A. Identitas DiriDosen Pembimbing

1 Nama Lengkap Dr. Montesqrit, SPt, MSi


2 Jabatan Fungsional LektorKepala/ IV a
3 NIP/NIK/No. Identitas lainnya 19701125199903001
4 NIDN 0025117001
5 Tempat dan Tanggal Lahir Bukittinggi/ 25 November 1970
6 E-mail Montesqrit@yahoo.com
7 No Telp/HP 081310689352
8 Alamat Kantor Fak. Peternakan Unand, Kampus Unand
Limau Manis – Padang 25163
9 Nomor Telepon/Fax 0751-71464, 72400/ fax. 0751-71464

B. Riwayat Pendidikan

Program: S1 S2 S3
Nama PT Universitas Andalas IPB Bogor IPB Bogor
Bidang Ilmu Nutrisi & Makanan Ilmu Ternak Ilmu Ternak
Ternak
Tahun Masuk 1989 1995 1998
Tahun Lulus Agustus, 1993 1998 2007
Judul Skripsi/ Silase rumput gajah Isolasi dan Pengaruh penggunaan
Tesis/Dise dengan berbagai ukuran karakterisasi enzim bahan pakan sebagai
rtasi pemotongan dan uji seluase dan bahan penyalut dalam
kecernaan secara in pengaruhnya terhadap mikroenkapsulasi
sacco kecernaan zat minyak ikan lemuru
makanan secara in dan pemanfaatannya
vitro dalam ransum ayam
petelur
Nama 1.Ir. Hermon, MAgr 1. Prof. Dr. Ir. Lily 1. Prof. Dr. Wiranda
Pembimbing/ 2. Ir. Rita Herawati SU Amalia Syofyan, MS G Piliang, MSc
Promotor 2. Dr. Ir. Nahrowi 2. Dr. Slamet
Ramli, MSc Budianto, Magr
3. Prof. Dr. Maggy 3. Dr. Drh Desianto
Thenawijaya Budi Utomo

C. Pengalaman Penelitian dalam 5 Tahun Terakhir


Pendanaan
No. Tahun JudulPenelitian
Sumber Jml (JutaRp)
1 2020 Pemanfaatan tepung daun jambu Mandiri 5 juta
biji, sebagai AGP dalam ransum dan PT
puyuh JCI
2 2020 Pemanfaatan tepung belimbing Mandiri 20 juta
30

wuluh dan sari belimbing wuluh dan PT


enkapsulasi sebagai AGP dalam JCI, PT
ransum ayam pedaging CPI
3 2020 Pemanfaatan tepung daun mimba Mandiri 10 juta
dan tepung daun mindi sebagai dan PT
AGP dalam ransum ayam JCI, PT
pedaging CPI
4 2020 Pemanfaatan tepung kulit bawang Mandiri 10 juta
putih sebagai AGP dalam ransum dan PT
ayam pedaging JCI, PT
CPI
5 2020 Pemanfaatan tepung maggot Mandiri 8.juta
sebagai pengganti tepung daging dan PT
dan tulang dalam ransum puyuh JCI
petelur
6 2020 Pemanfaatan tepung maggot Mandiri 10 juta
sebagai pengganti tepung daging dan PT
dan tulang dalam ransum ayam JCI
pedaging
7 2019 Pemberian sari kunyit enkapsulasi Mandiri 10 juta
secara berkala sebagai AGP dalam dan PT
ransum ayam pedaging JCI
8 2019 Pemanfaatan Daun Mimba DIPA 20 juta
(Azadirachta Indica) Untuk fakultas
Menurunkan Kandungan
Aflatoksin Pada Jagung Pipilan
Selama Penyimpanan
9 2019 Pemanfaatan minyak ikan dalam mandiri 8 juta
berbagai metode pemberian pada
puyuh petelur
10 2018- Pemanfaatan Tepung Maggot Dari BOPTN 100 juta
2019 Black Soldier Fly (Hermetia Unand
Illucens) Sebagai Pengganti Bahan
Pakan Sumber Protein Dalam
Ransum Unggas
11 2017 Pengaruh Pemberian Level Sari BOPTN 50 juta
Kunyit Enkapsulasi Sebagai Feed Unand
Aditif Alami Dalam Ransum
Unggas Guna Meningkatkan
Performa dan Menurunkan
Kolesterol
12 2016 Pemanfaatan tepung daun paitan Dikti 50 juta
(Thitonia diversifolia) sebagai (PUPT)
pakan alternatif dan kunyit
(Curcuma domestica Val) sebagai
feed aditif dalam ransum ayam
pedaging
13 2015 Pengaruh level penambahan aditif unand 50 jt
31

molases dalam ensilase daun


paitan (thitonia diversifolia)
14 2015- Potensi dan Aplikasi Suplemen Dikti 50 jt
2016 Pakan Olahan Multinutrisi (PUPT)
Berbasis Bahan Lokal Untuk
Meningkatkan Performa Sapi
Potong di Sumatera Barat.
(sebagai anggota)

D. Pengalaman Pengabdian Kepada Masyarakat dalam 5 Tahun Terakhir

No Kegiatan Instansi Tahun

1 Ibm Teknologi Penanganan Pakan Dengan Silase DP2M Dikti 2015


Ransum Komplit Berbasis Limbah Tebu Untuk
Meningkatkan Produktivitas Ternak Kambing Perah
Di Kabupaten Agam. Montesqrit, Rusmana, Aprisal

2 Pemberdayaan Masyarakat Dalam Pemanfaatan DP2M Dikti 2017


Tanaman Paitan (Thitonia Diversifolia) Sebagai
Pakan Dan Pupuk Organik Di Nagari Batagak
Kecamatan Sungai Pua Kabupaten Agam. Montesqrit
dan Yuliati SN

3 Pemberdayaan Masyarakat dalam Meningkatkan DP2M Dikti 2019


Produktivitas Sapi Pesisir dan Pengola han Ikan serta
Wisata Embung Di Nagari Taratak - Sutera
Kabupaten Pesisir Selatan

E. Publikasi Artikel Ilmiah dalam Jurnal dalam 5 Tahun Terakhir


No. Judul Artikel Ilmiah Nama Jurnal Volume/Nom
or/ /Tahun
1. Pemberdayaan masyarakat dalam Unri Conference 1/1/2019
meningkatkanproduktivitas sapi Series:
pesisir di Nagari Taratak – Community
SuteraKabupaten Pesisir Selatan Engagement.
Volume 1
2. Pengaruh Penambahan Daun Mindi pastura 8 / 2/ 2019
(Melia Azedarach Linn) terhadap
Kualitas Jagung Pipilan Selama
Penyimpanan
F. Pemakalah Seminar Ilmiah (oral presentation) dalam 5 Tahun Terakhir
32

No. Nama Pertemuan Judul Artikel Ilmiah Waktu dan


Ilmiah/Seminar/
Tempat

1 Seminar Penambahan Tepung Daun Banjar masin,


Nasional Mimba (Azadirachta Indica A.
November 2019
Lingkungan Juss) Pada JagungPipilan Yang
Lahan Basah Terkon-taminasi Aflatoksin dan
Volume 5 Pengaruh-nya Terhadap
Nomor 3 Performa Produksi Puyuh
Halaman 95-101 Petelur

2 Seminar Pengaruh Limbah Peternakan Jambi, Oktober


Nasional Sebagai Media Tumbuh Larva
2019
Fakultas BSF (Black Soldier
Peternakan Univ Fly/Hermetia Illucens)
Jambi Terhadap Kandungan Bahan
Kering, Protein Kasar Dan
Lemak Kasar Tepung Maggot
BSF

3 Seminar semirata Pemanfaatan Bahan Pakan Jambi, September


2019 Sumber Protein Sebagai Media
2019
Tumbuh Black Soldier Fly
(Hermetia Illucens) Guna
Menghasilkan Tepung Maggot
Kaya Protein

4 Seminar IsainiEffect Of Feeding Encapsulated Lombok,


Turmeric (Curcuma Domestica)
November 2018
Extract As Feed Additive On
Laying Performance Of Quail
(Coturnix Coturnix Japonica)
5. Seminar WPSA Effect of feeding mexican Beijing, 5-9
Beijing China sunflower (Thitonia diversifolia)
September 2016
leaf silage meal on broiler
production performance

6 Seminar Pemanfaatan daun paitan Bandung, 9 – 10


Nasional sebagai bahan pakan alternatif
November 2016
Pembangunan dengan penambahan berbagai
Peternakan bahan aditif dalam proses
Berkelanjutan 8 ensilase guna meningkatkan
kualitas silase

7 Semirata BKS Pengaruh level pemberian filtrat Lhokseumawe, 4


PTN wilayah air abu sekam (FAAS) dan lama
– 6 Agustus 2016
Barat thn 2016 pemeraman terhadap kualitas
daun paitan (Thitonia
diversifolia) sebagai bahan
33

pakan

8 Seminar Teknologi penanganan pakan Payakumbuh, 7


Nasional Politani dengan silase ransum komplit
Desember 2016
Payakumbuh untuk meningkatkan
produktivitas ternak kambing
perah
9 Seminar SAFE The Influence Of Drying And Ho Chi Minh
Time Of Storage Against
City, September
Content Of Nutrient Of Rice
Bran Varieties Anak Daro 2015

10 Seminar WPSA The effect of the addition of fish Nantes, Mei 2015
oil microcapsules for carcass
quality and meat cholesterol
levels from local broiler duck
of west sumatera indonesia

H. Perolehan HKI dalam 10 Tahun terakhir

No. Judul/Tema HKI Tahun Jenis Nomor P/ID

1 Formulasi ransum ayam 2017 Paten IDP000044197


petelur dengan penambahan
mikrokapsul minyak ikan
untuk memproduksi telur
omega-3

2 Proses pembuatan 2017 Paten IDP000047180


mikrokapsul minyak ikan
menggunakan bahan pakan
sebagai bahan penyalut

3 Formulasi ransum itik dengan 2018 Paten IDP 000051914


penambahan mikrokapsul
minyak ikan dan sari kunyit
enkapsulasi

4 Biokonversi Kulit Ubi Kayu 2019 Paten SID 201805254


Menjadi bahan Pakan
Sumber Energi

K. Pernyataan Kesesuaian
34

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggung jawabkan secara hukum. Apabila dikemudian hari ternyata
dijumpai ketidak sesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.

Padang, 29 Juli 2020


Dosen Pembimbing

(Dr. Montesqrit, SPt. M Si.)

Anda mungkin juga menyukai