ABSTRAK: Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui efek steaming up menggunakan Gliricidia
sepium selama periode kering terhadap penampilan produksi anak kambing PE . Dua belas ekor induk
kambing dipilih berdasarkan periode laktasi dengan perlakuan sebagai berikut: (1) P0 sebagai kontrol,
(2) P1 sebagai perlakuan steaming up 0,4% BK, dan (3) P2 sebagai perlakuan steaming up 0,8% BK.
Seluruh perlakuan diberikan pakan basal konsentrat 0,9% BK dan Pennisetum purpureum secara ad-
libitum. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan Anova dengan Rancangan Acak Kelompok.
Perbedaan data dianalisis dengan Uji Jarak Berganda Duncan . Perlakuan P2 menghasilkan tingkat
penurunan bobot badan dan BCS yang rendah pada saat partus dibandingkan P0 dan P1, namun tidak
menunjukkan perbedaan yang nyata (P>0,05). Bobot lahir, bobot sapih, dan PBBH anak kambing tid-
ak berbeda nyata antar perlakuan (P>0,05). Kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa steaming up
menggunakan Gliricidia sepium sebesar 0,8% berdasarkan kebutuhan BK pada periode kering menun-
jukkan laju penurunan bobot badan dan BCS yang rendah. Perlakuan steaming up juga menunjukkan
rataan bobot lahir, bobot sapih, dan PBBH tertinggi.
Kata kunci: berat lahir; berat sapih; pertambahan bobot badan harian; Peranakan Etawah.
ABSTRACT: The study was conducted to evaluate the effect of steaming up using Gliricidia sepium
in dry period on the performanceof Etawah Crossbred goats kid production . Twelve goats were
selected based on lactation period with the following treatments: (1) T0 as a control, (2) T1 as a
treatment for steaming up 0.4% DM, and (3) T2 as a steaming up 0 .8% DM. All experiment restricted
to the same basal concentrate diet 0 .9% DM and ad-libitum of Pennisetum purpureum. The obtained
data were analyzed using analysis of variance. The difference in data was analyzed by Duncan's
Multiple Distance Test. The result was T2 treatment had a low level of weight loss and BCS at
parturition compared to T0 and T1, but had no significant different (P>0 .05). Birth weight, weaning
weight, and ADG of goats kid were not significantly different between the treatments (P>0 .05). The
conclusion of this study is that steaming up using Gliricidia sepium by 0.8% based on DM needs in
the dry period showed a low decrease in the rate of body weight and low BCS . The steaming up
treatment also shows the highest birth weight, weaning weight, and highest ADG.
Keywords: average daily gain; birth weight; weaning weight; Etawah Crossbred.
Corresponding Author: career.rachmadrmwn@gmail.com
berikut:
P0 : pakan basal dan Gliricidia sepium Hasil analisis kandungan nutrien bahan
0,0% BK dari Bobot Badan. pakan dan suplemen ditampilkan pada
P1 : pakan basal dan Gliricidia sepium Tabel 1.
0,4% BK dari Bobot Badan.
P2 : pakan basal dan Gliricidia sepium
0,8% BK dari Bobot Badan.
bobot badan saat partus (Sahu, et al. 2013). sehingga skor BCS tidak turun secara dras-
Sirohi, et al. (2014) perlakuan tis. Sirohi, et al. (2014) steaming up dapat
suplementasi konsentrat selama periode meningkatkan status energi pada kambing
kering dapat mengurangi resiko kehilangan ketika partus, menurunkan laju kehilangan
bobot badan yang drastis pada awal laktasi. BCS serta menghasilkan bobot lahir anak
Praveena, et al. (2014) rataan kehilangan kambing yang lebih tinggi. Sedangkan
bobot badan induk kambing terendah rataan litter size pada induk kambing PE
terjadi pada perlakuan penambahan pada penelitian adalah P0 (1,75 ekor); P1
konsentrat pada periode kering. (1,50 ekor); dan P2 (1,50 ekor). Nilai litter
Tabel 3. Menunjukkan bahwa size tersebut lebih rendah apabila
perlakuan P0 terjadi penurunan nilai BCS dibandingkan dengan penelitian Kaunang,
sebesar 14,79%; perlakuan P1 terjadi Suyadi, dan Wahjuningsih (2012) bahwa
penurunan nilai BCS sebesar 10,47%; litter size kambing PE adalah 1,80±0,64
sedangkan perlakuan P2 terjadi penurunan ekor. Rataan litter size kambing PE
BCS sebesar 7,14%. Rendahnya ke- penelitian masih dikatakan baik.
hilangan nilai BCS diakibatkan pada saat
kambing bunting tua mendapatkan pakan Penampilan pertumbuhan anak
dengan kualitas baik yang mecukupi kebu- kambing
tuhan fisiologisnya. Kecukupan kebutuhan Penampilan pertumbuhan anak
fisologis pada kambing perah mengakibat- kambing PE selama 4 minggu ditampilkan
kan ternak tidak merombak sebagian besar pada Tabel 4.
jaringan tubuhnya untuk produksi susu,
bot lahir kembar optimal. Sirohi, et al. tertinggi dibandingkan perlakuan kontrol.
(2014) steaming up dapat meningkatkan Tidak adanya perbedaan tersebut dimung-
status energi pada induk kambing bunting kinkan karena anak kambing mendapat nu-
tua ketika partus serta menghasilkan bobot trisi yang cukup dengan sistem pemeli-
lahir anak kambing yang lebih tinggi. Sa- haraan intensif. Pemeliharaan intensif dil-
hu, et al. (2013) mengemukakan bahwa akukan melalui pemberian susu sesuai
kehilangan BCS yang lebih besar pada saat dengan bobot badan anak kambing. Hasil
periode kering maupun awal laktasi juga tersebut sesuai dengan penelitian Novita,
akan mempengaruhi bobot lahir anak dkk. (2005) bahwa pertambahan bobot ba-
kambing. dan harian anak kambing kambing PE
dengan perlakuan pakan jerami terfermen-
Bobot sapih tasi adalah 96-114 g/ekor/hari. Dit-
Tabel 4. Menunjukkan bahwa rataan ambahkan Budisatria, Ibrahim , and Maha-
bobot sapih kelahiran tunggal pada perla- rani (2018) bahwa PBBH anak kambing
kuan P0, P1, dan P2 berturut-turut adalah kambing PE dengan rambut hitam-putih,
6732 g; 7021 g; dan 7292 g. Sedangkan coklat-putih, dan campuran ketiganya ber-
bobot sapih kelahiran kembar pada perla- turut-turut adalah 118 g/hari, 128 g/hari,
kuan P0, P1, dan P2 berturut-turut adalah dan 121 g/hari. Chaturvedi, Mann, and Ka-
6406 g; 6474 g; dan 6643 g. Hasil analisa rim (2014) terdapat perbedaan signifikan
statistik menunjukkan perlakuan steaming dalam pertambahan bobot badan harian
up menggunakan Gliricidia sepium tidak karena perlakuan steaming up selama 2
menunjukkan perbedaan nyata terhadap bulan pada periode kering.
bobot sapih. Namun perlakuan steaming up
memberikan hasil tertinggi dibandingkan KESIMPULAN
perlakuan kontrol. Bobot sapih sangat di- Steaming up menggunakan Gliricidia
pengaruhi oleh bobot lahir, jenis kelamin, sepium sebesar 0,8% berdasarkan kebu-
stress, dan manajemen pemeliharaan. tuhan BK pada periode kering menunjuk-
Nnadi, Kamalu, and Onah (2007) kan laju penurunan bobot badan dan BCS
mengemukakan bahwa induk kambing yang rendah. Perlakuan steaming up juga
dengan perlakuan steaming up tinggi nutri- menunjukkan rataan bobot lahir, bobot
si pada periode kering akan menghasilkan sapih, dan PBBH lebih baik dibandingkan
bobot lahir yang lebih tinggi saat lahir. perlakuan kontrol.
Bhaskar, et al. (2015) bobot lahir yang
tinggi memiliki korelasi yang positif pada UCAPAN TERIMAKASIH
bobot sapih pada umur 3 bulan. Kami mengucapkan terimaksih kepada
kepala dan staff UPT PT dan HMT Singo-
Pertambahan bobot badan harian sari yang telah membantu selama
Tabel 4. Menunjukkan bahwa rataan penelitian.
PBBH kelahiran tunggal pada perlakuan
P0, P1, dan P2 berturut-turut adalah 106 g; DAFTAR PUSTAKA
108 g; dan 113 g. Sedangkan PBBH ke- Anis, S.D., D.A. Kaligis, B. Tulung, and
lahiran kembar pada perlakuan P0, P1, dan Aryanto. 2016. Leaf quality and yield
P2 berturut-turut adalah 111 g; 112 g; dan of Gliricidia sepium (Jacq) steud under
114 g. Hasil analisa statistik menunjukkan different population density and cutting
perlakuan steaming up menggunakan Glir- interval in coconut plantation. Journal
icidia sepium tidak menunjukkan perbe- of the Indonesian Tropical Animal Ag-
daan nyata terhadap PBBH. Namun perla- riculture, 41(2), 91-98. doi:
kuan steaming up memberikan hasil 10.14710/jitaa.41.2.91-98.
Cakra, I.G.L.O dan A.A.A.S. Trisnadewi. National Research Council. 1981. Nutrient
2016. Penggantian daun gamal (Gliri- requirements of goats: angora, dairy,
cidia sepium) dengan kaliandra (Calli- and meat goats in temperate and tropi-
andra calothyrsus) dalam ransum cal countries. National Academy of
kambing terhadap kadar urea darah dan Science: USA.
deposisi nutrien. Majalah Ilmiah Pe-
National Research Council. 2001. Nutrient
ternakan, 19(3), 110-114.
requirements of dairy cattle. 7th rev. ed.
Chaturvedi, O. H., Mann, J. S. and Karim, National Academy of Science: USA.
S. A. 2010. Effect of concentrate sup-
Nnadi, P.A.; Kamalu, T.N. and Onah, D.N.
plementation to ewes grazing on com-
2007. Effect of dietary protein supple-
munity rangelands during late gestation
mentation on performance of West Af-
and early lactation. Indian J. Small
rican dwarf (WAD) does during preg-
Rum., 16(1), 97-100.
nancy and lactation. Small Ruminant
Chellapandian, M. 2016. Effect of concen- Res., 71(3), 200-204. doi:
trate supplementation on the growth 10.1016/j.smallrumres.2006.06.007.
performance and economics of
Novita, C.I., A. Sudono, I.K. Sutama, T.
Kilakarsal Sheep. Global J. Res. Analy-
Toharmat. 2005. Produktivitas Kamb-
sis, 5(6), 37-38.
ing Peranakan Etawah yang diberi ran-
Daning, D. R. A., and B. Foekh. 2018. sum berbasis jerami padi fermentasi.
Evalluation of production and nutrient Media Peternakan, 29(2), 96-106.
qualityon parts of leaves and bark
Nuraini, Budisatria I.G.S, and A. Agus.
wood Calliandra callotirsus and Gliri-
2014. Effect of the level of use of
cidia sepium. Animal Science, 16(1), 7-
booster feed on the performance of the
11.